Você está na página 1de 23

ANTENATAL CARE

A. Anatomi

1. Organ Genetalia Eksterna


Alat reproduksi eksterna yaitu alat reproduksi yang terletak dan tampak
dari luar. Organ reproduksi eksterna pada wanita sering disebut
vulva,mencakup semua organ yang dapat terlihat dari luar.
Organ genetalia eksterna terdiri dari :
a. Vulva (pukas) atau pudenda,meliputi seluruh struktur eksternal yang
dapat dilihat mulai dari pubis sampai perineum,yaitu mons
veneris,labia mayora dan labia minora,klitoris,selaput darah
(hymen),vestibulum,muara uretra,berbagai kelenjar,dan struktur
vascular.
b. Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang menonjol diatas
simfisis dan pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut
kemaluan.
c. Labia mayora (bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri,lonjong
mengeceil kebawah,terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan
yang ada di mons veneris. Labia mayora analog dengan skrotum
pada pria.
d. Labia minora (bibir-bibir kecil/nymphaea) adalah suatu lipatan tipis
dan kulit sebelah dalam bibir besar. Kulit yang meliputi bibir kecil
mengandung banyak glandula sebasea (kelenjar-kelenjar lemak) dan
juga ujung2 saraf yang menyebarkan bibir kecil sangat sensitive.
e. Klitoris kirakira sebesar kacang hijau,tertutup oleh reputium klitoribis
dan terdiri atas glens klitoribis,porpus klitoribis,dan dua krura yang
menggantungkan klitoris ke os pubis. Glens klitoribis terdiri atas
jaringan yang dapat mengembang,penuh dengan saraf,sehingga
sangat sensitive.
f. Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dan depan
kebelakang dan dibatasi didepan oleh klitoris,kanan dan kiri oleh
kedua bibir kecil dan dibelakang oleh perineum (fourchette).
g. Bulbus vestibule sinistra et dekstra merupakan pengumpulan vena
terletak dibawah selaput lender vestibulum,dekat namus ossis pubis
panjangnya 3-4 cm,lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1,5 cm. Bulbus
vestibule mengandung banyak pembuluh darah sebagian tertutup
oleh muskulus iskio karvernosus dan muskulus konstriktor vagina.
h. Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran berbeda-beda. Pada
seorang virgo selalu dilindungi oleh labia mayora yang baru dapat
dilihat jika bibir kecil ini dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput
dara (hymen). Hymen ini mempunyai bentuk berbeda-beda,dan yang
semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang-lubang atau yang
bersekat (septum)
i. Perineum terletak antara vulva dan anus,panjang nya rata rata 4cm.
jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis
dan diafragma urogenitalis.

2. Organ Genitalia Interna


a. Vagina (liang senggama)
Vagina adalah saluran yang berbentuk tabung yang menghubungkan
vulva dengan rahim. Ukuran vagina sekitar 6,0-7,5 cm meliputi
dinding anterior dan 9-11 cm meliputi dinding posterior. Fungsi vagina
adalah sebagai saluran untuk keluarnya menstruasi dari rahim,tempat
senggama,jalan lahir.
PH vagina normal berkisar 4-5,sehingga menyebabkan cairan
menjadi sedikit asam. Hal ini,memberikan proteksi terhadap
penyebaran. Dinding vagina yang berlipat-lipat yang berjalan sirkulair
disebut rugae. Dinding vagina terdiri atas 3 lapisan yaitu : lapisan
mukosa yang merupakan kulit,lapisan otot dan lapisan jaringan otot.
Bagian dari leher rahim yang menonjol kedalam vagina disebut
porsio. Sedangkan daerah disekitar serviks disebut Forniks. Forniks
dibagi menjadi 4 kuadran yaitu Forniks anterior,posterior,lateral
kanan dan kiri.

b. Uterus (rahim)
Merupakan suatu organ muscular berbentuk seperti pir yang terletak
diantara kandung kencing dan rectum. Fungsi dari uterus adalah :
1) Setiap bulan,berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan
ditandai adanya perubahan dan pelepasan dari endometrium.
2) Selama kehamilan sebagai tempat implantasi,terensi dan nutrisi
konseptus.
3) Saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus,isi konsepsi dikeluarkan.
4) Ukuran uterus berbeda-beda tergantung pada usia,pernah
melahirkan atau belum. Ukuran uterus pada anak anak 2-3
cm,nuli para 6-8 cm dan multi para 8-9 cm. Uterus terdiri atas 2
bagian utama yaitu serviks dan korpus uteri.
a) Serviks uteri
Merupakan bagian terbawah uterus,yang terdiri dari pars
vaginalis dan pars supravaginalis. Komponen utama dalam
serviks uteri adalah otot polos,jalinan jaringan ikat kolagen
dan glikosamin dan elastin. Bagian luar didalam rongga
vagina yaitu portio cervicis uteri dengan lubang ostium uteri
externum,yang melapisi epitel skuamokolumnar mukosa
serviks dan ostium uteri internum.
b) Korpus uteri
Korpus uteri terdiri dari : paling luar lapisan
serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum
uteri di intraabdomen,tengah lapisan muscular atau
myometrium berupa otot polos 3 lapis (dari luar ke dalam
arah serabut otot longitudinal,anyaman dan sirkular),serta
dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding kavum
uteri,menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh
hormone-hormon ovarium. Posisi korpus intra abdomen
mendatar dengan fleksi ke anterior,fondus uteri berada
diatas vesica urinary. Hubungan antara kavum uteri dan
kanalis servikalis kedalam vagina disebut ostium uteri
externum. Isthmus adalah bagian uterus antar korpus dan
serviks uteri,yang diliputi oleh peritoneum viserale.
Isthmus,akan melebar selama kehamilan dan disebut
segmen bawah rahim. Organ yang berbatasan dengan
uterus adalah sebagai berikut :
1. Sebelah atas : rongga rahim berhubungan dengan tuba
palovi
2. Sebelah bawah : berbatasan dengan saluran leher
rahim (kanalis servikalis)
3. Dinding rahim terdiri atas 3 lapisan yaitu : lapisan serosa
(perimetrium) terletak paling luar,lapisan otot
(myometrium) terletak ditengah,lapisan mukosa
(endometrium) terletak didalam.

Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi


dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh :

1. Tonus rahim sendiri.


2. Tekanan intra abdominal
3. Otot-otot dasar panggul
4. Ligamentum-ligamentum

Ligamentum-ligamentum uterus adalah sebagai berikut :

1. Ligamentum latum : ligamentum latum terletak disebalah


kanan dan kiri uterus,meluas sampai kedinding panggul
dan dasar panggul,sehingga uterus seolah-olah
menggangtung pada tuba.
2. Ligamentum rotundum : ligament rotundum terletak
dibagian atas lateral dari uterus,kaudal dari insersi tuba.
Ligament ini menahan uterus antar fleksi.
3. Ligamentum infundibolu pelvikum : ada 2 yaitu dibagian
kiri dan kanan dari infubulum dan ovarium. Ligamentum
ini menggantungkan uterus pada dinding panggul.
4. Ligamentum kardinale : terdapat di kiri dan kanan dari
serviks setinggi ostium internum kedinding panggul.
5. Ligamentum sakro uterium : terdapat dikiri dan kanan
dari serviks sebelah belakang ke sacrum mengelilingi
rectum.
6. Ligamentum vesiko uternum : terletak pada daerah
uterus kekandung kencing.

Letak uterus adalah sebagai berikut :

1. Anter fleksi (menekan kedepan),merupakan letak


fisiologis
2. Retro fleksi (menghadap kebelakang)
3. Anter versio (uterus terdorong kedepan)
4. Retro versio (uterus terdorong kebelakang)
5. Torsio (uterus yang memutar)

Pembuluh darah yang mengaliri uterus adalah arteri uterine


dan arteri ovarika.

c) Tuba falopi
Tuba falopi terdapat pada tepi atas ligamentum
latum,berjalan kearah lateral,konus uteri kanan dan kiri.
Panjang tuba falopi adalah 12 cm,dan diameter 3-8mm.
fungsi dari tuba falopi adalah menangkap dan membawa
ovum dari ovarium ke uterus,dan tempat terjadinya konsepsi.
Tuba falopi terdiri atas 4 bagian yaitu :
a. Pars interstisialis : merupakan bagian tuba yang berjalan
dari dinding uterus mulai dari osteum tuba
b. Pars ismika : merupakan bagian tuba setelah keluar
dinding uterus. Pars ismika merupakan bagian yang
lurus dan sempit
c. Pars ampularis : merupakan bagian tuba antara pars
ismika dengan infundibulum. Pars ampularis merupakan
bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, pars
ampularis merupakan tempat terjadinya konsepsi.
d. Infundibulum : merupakan bagian ujung dari tuba
dengan umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi dari
fimbrae untuk menangkap ovum yang matang. Lubang
dari fimbrae disebut ostium abdominale tuba.

d) Ovarium (indung telur)


Ovarium homolog dengan testis pada pria. Ovarium
berbentuk oval dan terletak pada dinding panggul bagian
lateral yang disebut fossa ovarium. Ovarium ada 2 yaitu
terletak dikiri dan kanan uterus. Ovarium dihubungkan oleh
ligamentum ovari propium dan dihubungkan dengan dinding
panggul dengan perantara ligamentum infundibulo pelvikum.
Fungsi ovarium adalah sebagai berikut :
a. Mengeluarkan hormone progesterone dan estrogen
b. Mengeluarkan telur setiap bulan

Ukuran ovarium sekitar 2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0,9-1,5 cm.


Berat ovarium kurang lebih 4-8 gram. Pada seorang
wanita,terdapat 100.000 folikel primer. Folikel tersebut setiap
bulan akan matang dan keluar, terkadang 2 folikel matang
dan keluar bersamaan. Folikel primer ini akan berkembang
menjadi folikel de Graaf. Folikel de graaf yang matang terdiri
atas : ovum,stratum,granulosum,teka internus, dan teka
eksternus.

A. Fisiologi
1. Menstruasi

Wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secra teratur
mengeluarkan darah dari lata kandungannnya yang disebut menstruasi
(haid). Siklus menstruasi terjadi karena selaput lendir dari hari ke hari
mengalami perubahan yang berulang-ulang dan dalam satu bulan
mengalamai empat masa :

a. Stdaium Menstruasi (deskumasi)


Pada masa ini endometrium terlepas dari dinding rahim disertai
dengan perdarahan,hanya lapisan tipis yang tinggal disebut stratum
basale (berlangsung selama empat hari) dan banyaknya perdarahan
selama haid kira-kira 50 cc.

b. Stadium Post-menstruasi (regenerasi )

Luka yayng terjadi karena endometrium terlepas bernagsur-angsur


ditutup kembali oleh selaput lendir yang terjadi dari sel epitel kelenjar
endometrium. Pada masa ini tebal endometrium kira-kira 0,5 mm
(berlangsung selama empat hari)

c. satdium inter-menstruasi(proliferasi)

Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi ttebal kira-kira 3,5 mm.
Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain
(berlangsung kira-kira 4-15 hari dari hari pertama haid)

d. stadium pra-interaksi(sekresi)

Tebal dari endometrium tetap namin bbentuk kelenjar berubah menjadi


panjang dan berliku-liku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium
telah tertimbun glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai makanan
untukke sel telur.

Dalam ovarium banyak mengandug sel-sel telur muda yang dikelilingi


sel gepeng. Bangunan ini disebut folikel premodial. Sebelum pubertas
ovarium masih dalam keadaan istirahat. Oada waktu pubertas karena
pengarruh hormon dari lobus anterior hipofisis yaitu follicle stimulating
hormone (FSH) Folikel premordial mulai tumbuh walaupun hanya satu
yang masak kemudian pecah dan yang lainnya mati.

2. Hormon
a. Hormon estrogen
Hormon esterogen disekresi oleh sel-sel trache intrafolikel
ovarium,korpus lotum,dan plasenta. Sebagian kecil dihasilkan oleh
korteks adrenal. Estrogen mempermudah pertumbuhan folikel ovariium
dan menngkatkan tuba uterin,jumlah otot uterus,dan kadar protein
kontraktil uterus. Estrogen mempengaruhi organ endrokin dengan
menurunkan sekresi FSH. Dalam Beberapa keadaan menghambat
sekresi LH dan pada keaadaan lalin meningkatkan LH. Estrogen
meninkatkan meningktakan pertumbuhan duktus-duktus yang terdapat
pada kelenjar mamae dan merupakan hormon feminisme
wanita,terutama disebabkan oleh hormon androgen. Kerja estrogen
pada uterus, vagina, dan beberapa jaringan lainya menyangkut
interaksi dan reseptor protein dalam sitoplasma sel

b. Hormon Progesteron
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Hormon ini bertanggung
jawab atas perubahan endometrium dan perubahan siklik dan serviks
dan vagina. Progesteron juga berpengaruh anti-estrogenik pada sel-sel
miometrium. Selain itu juga menurunkan kepekaan otot endometrium,
sensivitas miometrium terhadap oksitosin, dn aktifitas listrik spontan
miometrium sambil meningkatakan potensial membran, serta
bertanggung jawab meningkatakan suhu basal tubuh pada saat
ovulasi. Efek progesteron terhadap tuba falopi meningkatkan sekresi
dan mukosa. Pada kelenjar mamae progesteron meningkatkan
perkembangan lohulus dan alveolus kelenjar mamae.

c. Hormon perangsang folikel (FSH)


Mulai ditemukan pada gadis usia 11 tahun dan jumlahnya terus
menerus bertambah sampai dewasa. FSH dibentuk oleh lobus anterior
kelenjar hipofisis. Pembentukan FSH ini akan berkirang pada
pembentukan/pemberian estrogen dalam jumlah yang cukup, yaitu
ketika keadaan hamil.

d. Hormon Lutein (LH)


Bekerja sama dengan FSH menyebabkan terjadinya sekresi estrogen
dari folikel de Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi
progesteron dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam jumlah
yang cukup besar akan menyebabbkan pengurangan produksi FSH
sedangkan produksi LH bertambah hingga tercapai suatu rasio
produksi FSH dan LH yang terdapat merangsang terjadinya ovulasi.
e. Hormon Prolaktin
Hormon prolaktin (Luteotropin, LTH ) ditemukan pada wanita yang
mengalami menstruasi, terbanyakpada urin wanita hamil, masa
lakatasi dan monopause. Hormon ini dibentuk oleh sel alfa (asidofil)
dari lobus anterior kelenjar hipofisis. Fungsi hormon ini adalah untuk
mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum. Kelenjar
hipofisis dirangsang dan di atur oleh pusat yang lebih tinggi yaitu
hipotalamus untuk menghasilkan faktor peleps gonadotropin.

3. Ovulasi

Pada wanita siklus seksual normal 28 hari sesudah terjadinya


menstruasi. Sebelum ovulasi dinding luar folikel yang menonjol akan
membengkak dengan cepat dan daerah kecil bagian tengah kapsul yang
disebut stigma akan menonjol seperti putting. Dalam 30 menit kemudian
cairan mulai mengalir dari stigma sekitar 2 menit. Kemudian folikel
menjadi lebih kecil karena kehilanagan cairannya. Stigma akan robek
cukup besar dan cairan akan lebih kental yang terdapat dibagian tengah
folikel mengalami evaginasi keluar dan kedalam abdomen. Cairan kental
ini membawa ovum yang dikelilingi oleh beberapa ratus sel granulosa
kecil yang disebut korona radiata.

Hormon lutein (LH) diperlukan untuk pertumbuhan akhir folikel dan


ovulasi. Kecepan sekresi LH oleh kelenjar hipofisis anterior meningkat
dengan cepat. FSH juga meningkat kira – kira 2-3 kali lipat pada saat
bersamaan. Permulaan ovulasi menunjukkan LH dalam jumlah besar
yang menyebabkan sekresi hormon steroid folikular yang mengandung
sejumlah kecil progesterone. Ovulasi berlangsung dalam 2 peristiwa :

1. Kapsul folikel mulai melepaskan enzim proteolitik dari lisozim yang


mengakibatkan pelarutan dinding kapsul, mengakibatkan
membengkaaknya seluruh folikel dan degenerasi dari stigma.
2. Terjadinya pertumbuhan pembuluh darah baru yang berlangsung
cepat kedalam dinding folikel. Pada saat yang sama prostaglandin
menjadi vasodilatasi dan akan disekresi dalam jaringan folikular.
Kedua efek ini selanjutnya akan mengakibatkan transudasi plasma
kedalam folikel yang berperan pada pembengkakan folikel. Akhirnya
pembengkak dan degenerasi stigma mengakibatkan pecahnya folikel
disertai dengan pengeluaran ovum.

4. Pembuahan

Pembuahan adalah penyatuan antara sperma dan sel telur yang telah
dewasa/matang sehingga terbentuk zigot. Dengan menyatunya sperma
kedalam ovum terjadi pembuahan yaitu terjadinya individu baru. Pristiwa
ini menjadikan pasangan kedua kromosom gamet, pihak jantan dan pihak
betina yang semula haplon, sehingga zigot terjadi dalam susunan diplon.
Setelah terjadi pembuahan zigot mengalami pertumbuhan (embriologi).

Awal pembuahan terjadi ketika sperma bergerak bersentuhan dengan sel


telur dan sperma akan terkait oleh pengaruh semacam sekresi yang di
keluarkan oleh seltelur. Perjalanan sperma ke tempat pembuahan :

a. Dalam tubuh laki – laki. Sperma dan sedikit plasma, mani mani keluar
tubulus seminiferus masuk kedalam vas deferens karena adanya
tekanan volume dalam tubulus. Volume meningkat karena
meningkatnya getaran sel sartoli berupa plasma dan merembesnya
cairan dari runagan antara tubuli sehingga dihasilkan penumpukan
sperma. Dalam vas diferen sperma bergerak perlahan dan
berlangsung beberapa hari. Gerakan ini disebabkan oleh
meningkatnya produksi tubulus (sperma dan plasma) sehingga
mendesak yang didepan untuk maju dan gerakan mengayun silia
dinding vas eferen sperma sendiri. Gerakan ini disebabkan oleh :
1) Tekanan volume meningkat dari vas diferen
2) Kerutan otot dinding epidedimis
3) Penumpukan getaran kelenjar dinding epididymis berupa plasma
4) Kerutan otot dinding vas deferens, secara pristaltik,
menyebabkan kerja pompa mengisap sehingga mani mengalir
maju kea rah dista.

Dari duktus epididymis mani masuk ke vas deferens. Mani


bergerak karena kerutan otot dinding ketika koltus atau rangsangan
seks yang kuat. Setelah menerima getah vesika seminalis berupa
plasma pada muara vas deferens, jumlah plasma dan mani
meningkat. Setelah menerima, saluran seminalis saluran otot vas
deferens lebih tebal sehingga memperkuat kerutan. Bagian vas
deferens yang gembung disebut ampula. Bagian ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara, setelah menerima seluruh
vesika seminalis vas deferens disebut duktus ejakulatorius. Bagian ini
memiliki klaoisan otot yang lebih tebal dari sebelumnya dan berkerut
dengan kencang waktu koitus atau atau oleh rangsangan seks yang
kuat.

b. Dalam tubuh wanita : mani dihantarkan kedalam tubuh wanita melalui


penis ketika koitus. Tempat pembuahan atau tempat pertemuan
sperma dan ovum sering terjadi di 1/3 bagian lateral tuba falopi.
Sperma dalam tubuh wanita sesudah ejakulasi, ditampung pada
bagian atas vagina dan untuk sampai ke tuba, sperma dipengaruhi
oleh beberapa factor :
1) Gerakan aktif sperma dengan bantuan ekornya
2) Kekuatan antiperistaltik kelamin wanita atau daya aspirasi uterus
3) Daya ejakulasi

Tidak terdapatnya factor – factor diatas merupakan salah satu


penyebab kemandulan. Kecepatan sperma dalam tubuh wanita 2,7
mm/menit. Perjalanan sperma itu beberapa puluh menit untuk sampai
ketempat pembuahan (30 menit – 3 jam). Perjalanan sperma terjadi
dari infundibulum sampai ke tempat pembuahan memakan waktu
beberapa menit. Gerakan sperma ini oleh kegiatan mengayun
flagelumnya. Ketahanan sperma dalam tubuh wanita dalam saluran
kelamin adalah 1 – 3 hari. Hal ini memegang peranan yang
menentukan dalam perhitungan masa kesuburan atau masa pantang.

B. Definisi

Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk


memeriksan keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 1996).
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai
suatu manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan
baik (Hanifa Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).

C. Persediaan Alat dan Bahan

PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
A. Tahap Para Interaksi
1. Patikan tindakan sesuai dengan advis dalan catatan
medis klien
2. Siapkan alat - alat
a. Bak instrumen berisi sepasang sarung tangan
b. Com tertutup berisi kapas DTT (6 buah)
c. Penlight (senter)
d. Metlin / pita meter
e. Laenec / Doppler
f. Refleks Hammer
g. Jam tangan
h. Perlak dan pengalas
i. Bengkok
3. Baki beralas berisi :
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Thermometer axilla
d. Lila
e. Com terbuka berisi tissue
f. Botol / gelas berisi air klorin, dan air bersih
g. Baju bumil untuk ganti pasien
h. Baskom berisi air klorin untuk rendam sarung
tangan
i. 1 Tempat sampah medis (kuning), 1 Tempat
sampah non medis/kering (hitam)
j. Timbangan BB dan pengukuran tinggi badan

B. Sikap & Perilaku


PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya dan


perkenalkan diri.
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan di
lakukan kepada pasien dan keluarga
3. Beri kesempatan pasien untuk betanya
4. Atur posisi klien agar nyaman
5. Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
6. Teruji sabar dan teliti
C. Tahap Kerja
1. Jelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya
prosedur pemeriksaan janin
2. Memposisikan pasien senyaman mungkin
3. Informasikan kepada pasien tentang prosedur
pemeriksaan yang akan di jalaninya serta tujuan
dilakukan pemeriksaan tersebut yaitu :
a. Untuk mengkaji pertumbuhan, ukuran dan
kesejahteraan janin
b. Mendeteksi posisi dan presentasi janin
c. Mendeteksi adanya penyimpangan dari keadaan
normal
4. Minta persetujuan dari pasien disertai dengan
penandatanganan informed consent
5. Lakukan anamnesa (pengkajian data subyektif)
A. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat menstruasi
b. Tanda-tanda kehamilan
c. Pergerakan janin
d. Keluhan yang dirasakan selama kehamilan
e. Pola makan
f. Pola eliminasi
g. Pola aktifitas sehari-hari
h. Imunisasi
PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
Kontrasepsi yang pernah digunakan

B. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang


lalu
a. Riwayat jumlah kehamilan
b. Jumlah anak hidup
c. Jumlah kelahiran premature
d. Jumlah keguguran
e. Jenis persalinan dan penolong persalinan
Komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

C. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan keluarga
b. Prilaku kesehatan

D. Riwayat Social
a. Status perkawinan
b. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
c. Dukungan keluarga
d. Keluarga yang tinggal serumah
Kebudayaan dan adat istiadat yang mempengaruhi
kehamilan

6 Pasien / Klien dianjurkan ganti baju untuk dilakukan


pemeriksaan dan pemeriksa meminta ibu untuk BAK
(jika ibu ingin)
Sementara pasien / Klien ganti baju, pemeriksa
menyiapkan alat untuk pemeriksaan kehamilan dan
dekatkan alat ke tempat pemeriksaan
7 Lakukan pemeriksaan TTV ( TD , N,S ,P ) , TB, BB,
LILA
8. Gunakan sampiran untuk menjaga privacy klien
9. Cuci tangan
10. Pasien kembali dari ganti pakaian lalu pasien
dianjurkan untuk naik ke tempat tidur untuk dilakukan
PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
pemeriksaan
11 Lakukan pemeriksaan (head to toe)
1. Kepala
a. Keadaan rambut (Rambut hitam, coklat, pirang, ,
mudah rontok)
b. Higiene kepala (kulit kepala kotor, berbau, bisa
ditemui lesi seperti vesicula, pustula, crusta
karena varicella, dermatitis, dan jamur
2. Muka
a. Dilihat oedema atau tidak dan terdapat
hiperpigmentasi atau tidak seperti cloashma
gravidarum.
3. Mata
a. Sclera, icterus atau tidak
b. Konjungtiva , anemis atau tidak
c. Dengan cara 2 jari menarik palpebrae, pasien
disuruh melihat ke atas
4. Hidung (pakai senter)
a. Diperiksa septum hidung, ditengah atau tidak,
ada benda asing, sekret hidung, jernih,
purulent, perdarahan, peradangan mukosa,
polip.
5. Telinga
a. Simetris atau tidak, canalis bersih atau tidak,
pengeluaran cairan bercerumen atau bernanah.
Membran tympani utuh dengan posisi baik akan
memantulkan refleks cahaya politzer pada
penyinaran lampu senter.
6. Mulut
a. Rongga mulut diperiksa bau mulut, radang
mukosa (stomatitis), dan adanya apthae, ada
atau tidak labio/palato/gnato schizis.
b. Gigi-geligi diperiksa adanya, caries,
PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
perdarahan, abses, benda asing (gigi palsu),
keadaan gusi, meradang/ginggivitis.
c. Lidah kotor atau tidak.
d. Tonsil/pharynk diperiksa apakah ada
peradangan dan pembengkakan
7. Leher
a. Lakukan palpasi
Kelenjar thyiroid inspeksi atas, bentuk dan
besarnya. Palpasi dengan cara satu tangan dari
samping atau dua tangan dari arah belakang,
jari-jari meraba permukaan kelenjar dan pasien
diminta menelan, normalnya tidak dirasakan
perbedaan dengan jaringan sekitarnya/Kelenjar
getah bening ada pembesaran atau tidak
dengan cara lakukan palpasi menggunakan jari
telunjuk dan jari tengah pada daerah di
belakang telinga bagian bawah.
8. Dada
a. Payudara dan fungsi pernapasan
1) Periksa payudara dan ketiak
Lihat dan palpasi payudara : bentuk,
kesimetrisan, benjolan bentuk putting
2) Inspeksi dan palpasi daerah ketiak : adanya
benjolan / pembesaran kelenjar getah
bening
3) Ibu diminta berbaring dengan lengan kiri di
atas kepala, kemudian lakukan palpasi
payudara kiri. secara sistematis sampai
axilla, catat adanya massa, benjolan yang
membesar, atau retraksi/dimpling. Ulangi
prosedur tersebut untuk payudara kanan.
4) Perhatikan bagian areola dan papilla untuk
dilihat kondisinya (kering, pecah, pendek,
PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
rata).
5) Apakah ada bagian yang nyeri tekan..Pijat
daerah areola,lihat ada / tidak pengeluaran
colostrums
b. Auskultasi
Mendengarkan dengan menggunakan
stetoskop, caranya pasien diminta bernapas
cukup dalam dengan mulut terbuka dan
letakkan stetoskop secara sistematik dari atas
ke bawah dengan membandingkan kiri-kanan.
Normalnya suara napas vesiculer (bersifat
halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi).
9. Abdomen
a. Inspeksi bentuk abdomen, membesar sesuai
usia kehamilan /tidak, ada/tidaknya luka operasi
bekas SC, linea alba/linea nigra, striae
gravidarum.
b. Palpasi
Tentukan TFU dengan cara :
1) Pasien tidur terlentang dengan kaki di tekuk
2) Pemeriksa menghadap ke arah muka pasien
3) Uterus di ketengahkan dengan 2 tangan,
setelah fundus uteri di dapat di fiksasi
4) Ukur fundus dengan tangan jika UK: < 24
mggu sedangkan UK : > 24 mggu ukur
dengan menggunakan pita ukur
LEOPOLD I
Tentukan bagian janin yang terdapat di fundus, dengan
cara tangan kanan kiri meraba bagian fundus.

LEOPOLD II
Untuk menentukan bagian apa yang terdapat di
PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
samping kanan dan kiri perut ibu.
Dengan tekhnik :
a. Pemeriksa menghadap ke arah muka pasien
b. Untuk memeriksa bagian kanan janin, tangan kiri
memfiksasi dan tangan kanan meraba bagian
janin.
c. Untuk memeriksa bagian kiri janin, tangan kanan
memfiksasi dan tangan kiri meraba bagian janin.

LEOPOLD III
Untuk menentukan bagian apa yang terdapat pada
bagian bawah perut dan apakah bagian terbawah janin
sudah masuk PAP
Dengan tekhnik :
Satu tangan pemeriksa di fundus uteri dan satu tangan
lagi di pinggir atas sympisis dengan ibu jari pada
bagian kanan dan 4 jari yang lainnya di sebelah kiri
kemudian di goyangkan dan bagian apa yang teraba di
bagian bawah. Jika masih dapat digoyangkan berarti
belum masuk PAP, jika tidak dapat digoyangkan berarti
sudah masuk PAP.

LEOPOLD IV
Untuk menentukan sampai seberapa bagian terbawah
janin masuk PAP.
Dengan tehnik :
Kaki di luruskan , Posisi pemeriksa menghadap ke kaki
pasien (Dilakukan jika perlu yaitu pada pemeriksaan ini
dilakukan bila kepala sudah masuk PAP)
a. jika 5/5 yang teraba berarti kepala belum masuk
PAP
b. 4/5 yang teraba berarti kepala sudah masuk PAP
1/5
PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
c. 3/5 yang teraba berarti kepala sudah masuk PAP
2/5
d. 2/5 yang teraba berarti kepala sudah masuk PAP
3/5
e. 1/5 yang teraba berarti kepala sudah masuk PAP
4/5
Ket :
 Ciri Kepala : Bulat, keras, melenting (syarat belum
masuk PAP) Bulat, keras (sudah masuk PAP)
 Ciri Bokong : Agak bulat, lunak, tidak melenting
 Ciri Punggung : memanjang, keras, seperti papan
 Ciri ekstremitas : Bagian – bagian kecil janin, jari -
jari.
§
1) Auskultasi
Menghitung Djj 1 menit penuh, di punktum maksimum
kuadaran kanan/kiri, atas/bawah.
Dengan tekhnik :
Pemeriksa menghadap kearah kaki pasien
Letakkan lenek di bagian kuadran, kemudian kita
meraba nadi ibu kemudian mendengarkan Djj setelah
kita dapatkan maka hasilnya DJJ lebih cepat dari nadi
Ibu (berarti DJJ tepat).
2) Extremitas
§ Lakukan pemeriksaan dengan cara inspeksi dan palpasi
kaki pada daerah pretibia dan punggung kaki /
metatarsalia untuk mengetahui oedem / tidak., varises
Anogenital, pemeriksaan dengan cara :
a. Atur posisi pasien dorsal recumbent
b. Pasangkan perlak dan alas di bawah bokong pasien
c. Siapkan dan dekatkan alat ke dekat pasien
d. Cuci tangan dan pasang hand scound
1) Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
Inspeksi vulva : adakah cairan pervaginaan ( secret
), amati warna dan bau.
Palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari
klitoris, uretra, kelenjar skene, kelenjar bartholini
2) Lakukan pemeriksaan anus bersamaan
pemeriksaan genetalia, lihat adakah kelainan,
misalnya hemorrhoid (pelebaran vena) di
anus dan perineum, lihat kebersihannya di Lakukan
Vulva Hygiene jika di perlukan.
3) Alat-alat dirapikan (alat yang sudah dipakai
dimasukkan ke klorin)
4) Pemeriksa mencuci hand scoun yang dikenakan
langsung ke dalam larutan klorin.
5) Pasien dirapikan kembali
6) Cuci tangan (pemeriksa mencuci tangannya
memakai sabun dengan air yang mengalir)
7) Pasien di suruh duduk bersila
8) Lakukan pemeriksaan perkusi pada daerah
pinggang sejajar dengan lumbal III kiri dan
kanan,kaji apakah klien merasa nyeri atau tidak
9) Pasien di anjurkan duduk di pinggir tempat tidur
dengan kaki terjuntai kemudian dilakukan
pemeriksaan refleks patella kanan dan kiri.
Normalnya +/+
10) Pasien di suruh ganti baju dan pemeriksa
membereskan tempat tidur
12 Pemberian Konseling :
1. Informasikan hasil pemeriksaan
2. Berikan kebutuhan / Pendidikan Kesehatan sesuai
dengan masalah pasien
3. Berikan Informasi tentang gizi ( bila perlu )
4. Anjuran untuk senam hamil ( bila perlu )
5. Informasikan persiapan persalinan ( bila Umur
PENILAIAN Ket
NO KOMPONEN
1 2 3
Kehamilan ± 36 minggu – 40 minggu )
6. Jelaskan tentang ASI Eksklusif
7. Jelaskan tentang Perawatan Payudara
8. Jelaskan tentang KB ( Jenis, Metode, Cara
Penggunaan Kegunaan , Efek samping )
9. Jelaskan tentang tanda bahaya pada kehamilan
10. Berikan Informasi mengenai Tanda – tanda
Persalinan
11. Berikan Vitamin atau obat yang di butuhkan
12. Anjuran kunjungan ulang berikutnya

D. Rasional Tindakan
1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Rasional : dengan memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan
keluarga, ibu dapat mengetahui keadaan dirinya dan janinnya sehingga
ibu dapat lebih kooperatif terhadap nasehat yang diberikan.
2. Anjurkan ANC yang teratur
Rasional : ANC yang teratur da teliti dapat mendeteksi secara dini
adanya komplikasi yang akan memperburuk keadaan Ibu Hamil.
3. Ajarkan Ibu untuk menghitung gerakan Janinnya
Rasional : untuk mengetahui keadaan janin dalam kandungan ,
karena dengan berhentinya gerakan janin, memberi tanda yang buruk
kemungkinan kematian janin dalam Rahim, dan juga agar Ibu dapat
mengetahui bahwa gerakan janinnya akan berubah, dari gerakan lambat
pada kehamilan dini sampai gerakan menyentak pada periode lanjut.
4. Berikan health education tentang:
a. Nutrisi:
1) Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang,
seperti makanan yang kaya akan karbohidrat, protein, kalsium
Rasional : dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
akan memenuhi nutrisi yang diperlukan
2) Anjurkan ibu banyak konsumsi sayur sayuran dan buah buahan
Rasional : sayur dan buah banyak mengandung vitamin dan
mineral yang berperan sebagai koenzim dalam proses metabolism
b. Personal hyegiene
Anjurkan ibu menjaga kebersihan genitalia dan rajin mengganti
pakaian dalam ketika ibu merasa lembab
Rasional : hal ini untuk mencegah perkembangan mikroorganisme
c. Istirahat
Rasional : istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi fisik ibu, selain
itu dapat mengurangi beban kerja jantung yang mengalami
peningkatan kerja karena kehamilan dan juga akan menghemat
penggunaan energy senagai bekal untuk persiapan menghadapi
persalinan.
5. Ajarkan ibu tanda tanda bahaya dalam kehamilan
Rasional: dengan memberitahukan tanda tanda bahaya dalam kehamilan
, ibu akan mengerti dan melaksanakan anjuran bidan jika ibu mengalami
salah satu dari tanda bahaya dalam kehamilan.
6. Diskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan .pemilihan tempat
persalinan, penentuan penolong persalinan, biaya persalinan, dengan
mengingat SURGAKU ( serahkan urusan rumah tangga pada keluarga )
dan BERDOA (, donor, ongkos, angkut ) Rasional : dengan diskusi
persiapan ibu, baik fisik, psikis, dan financial sehingga ibu akan
menghadapi persalinan tanpa rasa cemas yang berlebihan.
7. Anjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya yaitu pad
atanggal 12 Maret 2012
8. Rasional : untuk mengetahui hasil tindakan yang telah diberikan dan
memantau keadaan ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA

Amanda Sullivan,dkk. (2009). Panduan Pemeriksaan Antenatal. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC

Geoffry Chamberlain, (2013). ABC of Antenatal Care. Jakarta : Buku Kedokteran


EGC

Istri Bartini, (2012). ANC : Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal (ASKEB
1). Yogyakarta : Nuha Medika

Mandriwati, (2012). Asuhan Kebidanan Antenatal : Penuntun Belajar. Jakarta :


Buku Kedokteran EGC

Mufdlilah, (2009). Antenatal Care Focused. Yogyakarta : Nuha Medika

Syaifuddin,H. (2014). Anatomi Fisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Você também pode gostar