Você está na página 1de 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran melalui seluruh
tubuh. Pada saat itu jantung menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh
tubuh, serta membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Jika jantung tidak
dirawat dengan baik maka akan menyebabkan beberapa gangguan pada sistem kardiovaskuler.
Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit pada sistem
kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun dan seharusnya
dapat dicegah. Berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia
tahun 2013 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang. Oleh sebab itu perawat masa
kini di tuntut untuk dapat menguasai dan mengaplikasikan metode pendekatan pemecahan
masalah (problem solving approach) didalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.
Salah satu yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pengkajian fisik, pengkajian fisik
adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh pasien baik secara lokal atau (head to
toe) guna memperoleh informasi atau data dari keadaan pasien secara komprehensif untuk
menegakkan suatu diagnosa keperawatan maupun kedokteran. Pengkajian fisik dalam
keperawatan pada dasarnya mengunakan cara-cara yang sama dengan ilmu kedokteran yaitu:
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Maka dari itu, perawat harus mempunyai pengetahuan
dan keterampilan mengkaji.

1.2 TUJUAN

1. Tujuan Umum
Dapat memahami dan melakukan pengkajian fisik pada klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pengkajian dan mengimplementasikan hasil
pengkajian fisik yang sudah dilakukan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler
1.3 SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan, dan sistematika penulisan
Bab II : Anatomi Fisiologi
Berisi tentang anatomi fisiologi sistem kardiovaskuler
Bab III : Analisa Pengkajian Fisik
Berisi tentang analisa fisik sistem kardiovaskuler secara keseluruhan (head to toe)
Bab IV : Penutup
Berisi tentang kesimpulan hasil analisa dan saran-saran yang penulis berikan untuk lebih
memaksimalkan kinerja sistem baru
Daftar Pustaka
Berisi tentang judul-judul buku dan referensi yang terkait dalam makalah ini
BAB II
ANATOMI FISIOLOGI

Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran melalui seluruh
tubuh. Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, dan berongga. Jantung memiliki
ukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya. Jantung pada manusia dewasa memiliki
ukuran panjang 12 cm dan lebar 8-9 cm dan diameter anteroposterior 6 cm. Jantung memiliki
berat yang berbeda, pada laki-laki 380-340 gram dan pada wanita 230-280 gram.
Jantung berada di dalam thoraks, terletak di antara kedua paru-paru dan dibelakang
sternum, dan lebih menghadap ke kiri daripada ke kanan. Jantung memiliki dua bagian luar yaitu
basis dan apeks, basis jantung terletak di atas mengarah ke bahu kanan, pada sebuah garis yang
ditarik dari tulang rawan iga ketiga kanan, 2 cm dari sternum, ke atas tulang rawan iga kedua
kiri, 1 cm dari sternum. Puncaknya di bawah mengarah ke panggul kiri, terletak di sebelah kiri
antar iga kelima dan ke enam atau di dalam ruang intercostal kelima kiri, 4 cm dari garis medial.
Sedangkan bagian dalam jantung dipisahkan oleh sebuah septum atau sekat menjadi dua belah,
yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi lagi dalam dua ruang, yang atas disebut
atrium, dan yang bawah ventrikel. Letak atrium dextra di dalam bagian superior kanan jantung,
secara normal tekanan atrium dextra lebih kecil dibanding tekanan atrium sinistra. Atrium dextra
memiliki tebal dinding 2 mm dan volume 57 cc. Sedangkan atrium sinistra terletak pada bagian
superior kiri jantung. berukuran lebih kecil dari atrium dextra, tetapi dindingnya lebih tebal 3
mm. Atrium dextra dan atrium sinistra terdapat 2 bagian yaitu atrium proparia dan auricula. Di
setiap sisi ada hubungan antara atrium dan ventrikel melalui lubang atrio-ventrikuler dan pada
setiap lubang tersebut terdapat katup (Valvula). Katup yang kanan disebut trikuspidalis. Katup
trikuspidalis mempunyai tiga cupis : anterior, posterior, dan septal. Jika tekanan darah dalam
atrium dextra lebih besar daripada tekanan darah di atrium sinistra, cuspis katup trikuspidalis
terbuka dengan darah mengalir dari atrium dextra ke ventrikel dextra. Sedangkan jika tekanan
darah dalam ventrikel dextra lebih besar dari tekanan darah di atrium dextra, cuspis akan
menutup dan mencegah aliran balik ke atrium dextra. Katup yang kiri disebut mitral
(bikuspidalis). Katup mitral mempunyai dua cupis : anterior dan posterior. Katup mitralis
membuat suara yang paling mudah terdengar pada apeks jantung di ICS V 1-2 cm medial linea
midclavicular kiri. Katup atrioventrikuler mengizinkan darah mengalir hanya ke satu jurusan,
yaitu dari atrium ke ventrikel dan menghindarkan darah mengalir kembali dari ventrikel ke
atrium.
Jantung tersusun atas otot yang bersifat khusus. Otot jantung hanya ditemukan pada
jantung. Otot ini bergaris seperti pada otot sadar. Perbedaanya terdapat pada serabutnya yang
bercabang dan mengadakan anastomose (bersambungan satu sama lain, tersusun memanjang
seperti pada otot bergaris, berciri merah khas, dan tidak dapat dikendalikan kemauan). Otot
jantung memiliki kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis, konduktivitas
dihantarkan melalui setiap serabut otot jantung secara halus, dan ritmis tanpa tergantung pada
ada tidaknya rangsangan saraf.
Jantung terbungkus oleh sebuah membrane yang di sebut pericardium. Membrane itu
terdiri atas dua lapis : pericardium visceral adalah membrane serus yang lekat sekali pada
jantung, dan pericardium parietal adalah lapisan fibrus yang terlipat keluar dari basis jantung
dan membungkus jantung sebagai kantong longgar. Di tengah jantung terdapat miokardium yang
merupakan lapisan otot tengah. Di sebelah dalam jantung dilapisi oleh endothelium yang disebut
endokardium. Dinding otot jantung tidak sama tebalnya. Dinding ventrikel paling tebal dan
dinding disebelah kiri lebih tebal dari dinding ventrikel sebelah kanan, hal ini dikarenakan
kekuatan kontraksi ventrikel kiri jauh lebih besar daripada yang kanan. Dinding atrium tersusun
atas otot yang lebih tipis. Sebelah dalam dinding ventrikel ditandai berkas-berkas otot yang tebal
dan beberapa berbentuk puting yang disebut otot-otot papilaris. Pada tepi bawah otot-otot ini
terkait benang-benang tendon tipis yang disebut kordae tendinae. Benang-benang ini mempunyai
kaitan kedua yaitu pada tepi bawah katup atrio ventrikuler. Kaitan ini menghindarkan kelopak
katup terdorong masuk ke dalam atrium, bila ventrikel berkontraksi.
Pembuluh darah yang tersambung dengan jantung. Jantung memiliki banyak pembuluh
darah yang mempunyai fungsi masing-masing, yaitu :
a. Vena kava superior dan inferior berfungsi menuangkan darahnya ke dalam atrium kanan
Lubang vena kava inferior dijaga oleh
b. Arteri pulmonalis berfungsi membawa darah keluar dari ventrikel kanan
c. Empat vena pulmonalis berfungsi membawa darah dari paru-paru ke atrium kiri
d. Aorta berfungsi membawa darah keluar dari ventrikel kiri
Selain pembuluh darah juga terdapat katup, katup tersebut di antaranya :
a. Katup semilunar eustakhius adalah katup yang menjaga lubang vena kava inferior
b. Katup semilunar merupakan katup yang menjaga lubang aorta dan arteri pulmonalis
c. Katup aortic merupakan katup antara ventrikel kiri dan aorta. Katup aortic berfungsi
menghindarkan darah mengalir kembali dari aorta ke ventrikel kiri.
d. Katup pulmonaris merupakan katup antara ventrikel kanan dan arteri pulmonaris. Katup
ini berfungsi menghindarkan darah mengalir kembali ke dalam ventrikel kanan
Penyaluran darah dan saraf ke jantung di awali oleh arteri koronaria kanan dan kiri yang
pertama-tama meninggalkan aorta dan kemudian bercabang menjadi arteri-arteri lebih kecil.
Arteri kecil ini mengitari jantung dan menghantarkan darah ke semua bagian organ ini. Darah
yang kembali dari jantung terutama dikumpulkan oleh sinus koronaria dan langsung kembali ke
dalam atrium kanan.
Gerakan jantung bersifat ritmik tetapi dipengaruhi oleh saraf parasymphatis dan saraf
sympatis.
1. Saraf parasymphatis
a. Nodus SA : memperlambat frekuensi rhytme nodus
b. Miocardium : memperlambat kontraksi
c. Fasciculus atrioventrikularis : memperlambat penghantaran impuls
d. Arteri coronaria : vasokonstriksi
2. Saraf symphatis
a. Nodus SA : mempercepat frekuensi rhytme nodus
b. Miocardium : memperkuat kontraksi
c. Fasciculus atrioventrikularis : mempercepat penghantaran impuls
d. Arteri coronaria : vasodilatasi
Secara normal jantung selalu mendapat hambatan dari vagus. Tetapi bila tonus vagus
ditiadakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh sewaktu bergerak cepat atau dalam keadaan hati
panas, irama debaran jantung bertambah. Sebaliknya pada waktu tubuh istirahat dan keadaan
jiwa tenang, iramanya lebih perlahan.
Siklus jantung merupakan kejadian-kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran
darah. Gerakan jantung berasal dari nodus sinus-atrial, kemudian kedua atrium berkontraksi.
Gelombang kontraksi ini bergerak melalui berkas his, kemudian ventrikel berkontraksi. Gerakan
jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi (sistol) dan pengenduran (diastole). Kontraksi dari
kedua atrium terjadi serentak dan disebut sistol atrial, sedangkan pengendurannya disebut
diastole atrial. Sedangkan kontraksi dan pengenduran ventrikel disebut sistol dan diastole
ventrikuler. Lama kontraksi ventrikel adalah 0,3 detik dan tahap pengendurannya selama 0,5
detik. Dengan cara ini jantung berdenyut terus-menerus selama hidupnya. Dan otot jantung
mendapat istirahat sewaktu diastole ventrikuler. Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan
kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Ventrikel kiri merupakan kontraksi yang terkuat
karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah arteri
sistemik, meskipun ventrikel kanan juga memompa volume drah yang sama, tetapi tugasnya
hanya mengirimkannya ke sekitar paru-paru.
Selama jantung bergerak dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan katup-katup
yang menutup secara pasif. Bunyi pertama disebabkan karena kenutupnya katup atrio-ventrikuler
dan kontraksi ventrikel, terdengar panjang dan rata, terdengar seperti “lub”. Bunyi kedua
disebabkan karena menutupnya katup aortic dan pulmoner sesudah kontraksi ventrikel, terdengar
pendek dan tajam, terdengar seperti “duk”. Debaran jantung (debaran apeks) adalah pukulan
ventrikel kiri pada dinding anterior yang terjadi selam kontraksi ventrikel. Debaran ini dapat
diraba, dan sering terlihat pada ruang intercostals kelima kiri, kira-kira 4cm dari garis tengah
sternum.
Denyut arteri merupakan suatu gelombang yang teraba pada arteri bila dipompa keluar
jantung. Denyut ini mudah di raba pada arteri radialis, arteri temporalis, atau arteri dorsalis pedis.
Kecepatan denyut jantung seseorang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh penghidupan,
pekerjaan, makanan, umur, dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung.
Jantung mempunyai dua sirkulasi, yaitu :
1. Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar yaitu aliran darah dari ventrikel kiri melalui
arteri, arteriola, dan kapiler kembali ke atrium kanan melalui vena
2. Sirkulasi pulmonal atau peredaran darah kecil yaitu aliran dari ventrikel kanan melalui
paru-paru ke atrium kiri
BAB III
ANALISA PENGKAJIAN FISIK GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER
Head to toe Hasil Hasil kelainan Ditemukan Analisa
normal pada pasien
Kepala dan leher:
1. Wajah Bibir Pucat di bibir dan Anemia Cop menurunsuplay
lembab dan kulit wajah darah ke jaringan
tidak pucat menurunanemia
Mulut Sianosis pada Anemia Cop menurunsuplay
lembab dan mukosa mulut, darah ke jaringan
tidak pucat bibir dan lidah menurunanemia
2. Mata Konjungtiv Konjungtiva Anemia Cop menurunsuplay
a berwarna anemis darah ke jaringan
merah menurunanemia
muda
Konjungtiv Konjungtiva Kelainan VSD tek.ventrikel
a berwarna kebiruan jantung kanan
merah kongenital meningkatvol.
muda (VSD) Darah ke paru
meningkatkerusakan
pada PD eksudasi
cairan dan
dibrisudem paru
difusi paru menurun
g. Pertukaran gas
analisa gas darah
Edeme Gagal Cop menurun
periorbital g. jantung peningkatan
visus RAASretensi air dan
garamedema
periorbital 
kerusakan pada PD 
visus tidak simetris
Arcus Arcus senilis pada Manifes: Peningkatan
senilis pada kornea hiperkoleste tek.ventrikel
kornea rolemia kananvol. Darah ke
paru meningkat
vol.darah sistemik
menurun O2 ke
jaringan turung.
Metabolisme 
hiperkolesterolemia
3. Hidung Pernafasan Pernafasan cuping Gagal Gagal jantung kiri
hidung jantung kiri, peningkatan tek. Vena
dengan pulmonalpeningkata
manifes: n tekanan kapiler
dispnea atau pulmonal kongesti
orthopnea pulmonal dispnea
4. Leher Distensi Distensi vena Gagal Peningkatan tekanan
vena jugularis lebih jantung VCS peningkatan
jugularis 3- dari 3-5 cm kanan JVP
5 cm

Arteri Arteri karotis: Stenosis Terjadi penyempitan


karotis: adanya bunyi bruit aorta di aorta kekakuan
tidak pada PDbuka tutup
katup sulitventrikel
adanya
kanan naik
bunyi bruit mekanisme hukum
starling
Kelenjar Kelenjar tiroid: Gangguan T3 dan T4 naik laju
tiroid: terjadi metabolism metabolism naik
normal pembesaran bila e: proses tubuh terkait
hipertiroidis kardio naik HR
pasien menelan
me naik BP naik
hipertiroid
Thorax

1. Paru-paru Inspeksi: a. Bentuk cekung a. Udema Vol ventrikel kiri


simetris paru naik vol atrium
naikpeningkatan
tekanan pada paru
peningkatan tekanan
hidrostatik
ekstravasasi
cairanudema paru
b. Bentuk b. Efusi Vol ventrikel kiri
tampak pleura naik vol atrium
cembung di naikpeningkatan
tekanan pada paru
intercosta
peningkatan tekanan
hidrostatik
ekstravasasi
cairanudema paru
c. Bentuk c. Efusi paru Vol ventrikel kiri
cembung di os naik vol atrium
costae naikpeningkatan
tekanan pada paru
peningkatan tekanan
hidrostatik
ekstravasasi
cairanudema paru
Palpasi: Penurunan taktil Efusi pleura Vol ventrikel kiri
kesimetrisa fremitus dan naik vol atrium
n pneumotora naikpeningkatan
ks tekanan pada paru
pengemban
peningkatan tekanan
gan dinding hidrostatik
dada saat ekstravasasi
inspirasi cairanudema paru
dan
ekspirasi

Perkusi: Bunyi pekak Efusi pleura Vol ventrikel kiri


bunyi naik vol atrium
resonan naikpeningkatan
tekanan pada paru
peningkatan tekanan
hidrostatik
ekstravasasi
cairanudema paru
Auskultasi: a. krekels a. halus a.b. AMIbeban
CHF jantung ↑ :
a. Vesikul -halus -sedang ›CHFgagal jantung
er udema paru kananbendungan
-sedang -kasar vena sistemik
b. Bronkov adanya ↑splenomegali/hepat
esikuler -kasar cairan di omegalimendesak
dalam diafragma
b. ronkhi
c. bronkial bronkus ›CHFgagal jantung
c. mengi / b. udema kiripeningkatan
paru tekanan vena
wheezing
c. asma pulmonalpeningkata
n tekanan kapiler
pulmonal edema
paru
c. gagal jantung
kanan aliran darah
ke paru meningkat
udema paru
pertukaran gas
terganggu salurana
nafas tersumbat
mengi
2. Jantung Inspeksi: a. Barrel chest a. Asma a. gagal jantung
datar dan kanan aliran darah
simetris ke paru meningkat
udema paru
pertukaran gas
terganggu salurana
nafas tersumbat
mengi
b. Bentuk b.Kelainan b. kerja ventrikel
cembung di os jantung meningkatvol
costae kongenital ventrikel
meningkatkardiome
gali
Palpasi: Denyut jantung Ictus cordis kerja ventrikel
teraba di teraba tidak bergeser meningkatvol
ICS V mid teratur dari IC 4,5 ventrikel
linea mid meningkatkardiome
clavicula
clavicula gali
arah sinistra
sinistra

Perkusi: Bunyi pekak Kardiomega kerja ventrikel


bunyi redup li meningkatvol
ventrikel
meningkatkardiome
gali
Auskultasi: a. S3/gallop a. - a.terjadi
b. karenapenurunan
a. S1 b. S4/murmur Kardiomega kapasitas
li ventrikel/bertambahny
b. S2 a volume diastolic
ventrikel
b. kerja ventrikel
meningkatvol
ventrikel
meningkatkardiome
gali
Abdomen

1. Kuadran I Inspeksi:  Tidak simetris Hepatomega Gagal jantung


(hepar) li kananpeningkatan
 Simetris  Adanya tekanan
pembesaran diastolikvolume
 Tidak ada vena abdomen atrium kanan ↑reflak
pembesar ke VCItekanan
an pada  Adanya massa hidrostatik
↑↑semipermiabel
vena ekstravasasi cairan
hepar hepatomegali
Perkusi:  Adanya suara Hepatomega Gagal jantung
timpani li kananpeningkatan
Adanya tekanan
suara pekak  Terdapat bunyi diastolikvolume
redup pada atrium kanan ↑reflak
ke VCItekanan
kasus asites
hidrostatik
↑↑semipermiabel
ekstravasasi cairan
hepar hepatomegali
Palpasi:  Hepar teraba Hepatomega Gagal jantung
hepar tidak li kananpeningkatan
teraba tekanan
diastolikvolume
atrium kanan ↑reflak
ke VCItekanan
hidrostatik
↑↑semipermiabel
ekstravasasi cairan
hepar hepatomegali
2. Kuadran Inspeksi: Tidak simetris Splenomega Gagal jantung
II (lien) simetris li kananpeningkatan
tekanan
diastolikvolume
atrium kanan ↑reflak
ke VCItekanan
hidrostatik
↑↑semipermiabel
ekstravasasi cairan
lien splenomegali
Auskultasi: Tidak terdengar Splenomega Gagal jantung
terdengar bising usus li kananpeningkatan
bising usus tekanan
diastolikvolume
5-30/menit
atrium kanan ↑reflak
ke VCItekanan
hidrostatik
↑↑semipermiabel
ekstravasasi cairan
lien splenomegali
Perkusi: Tidak ada suara Splenomega Gagal jantung
adanya timpani li kananpeningkatan
bunyi tekanan
diastolikvolume
timpani atrium kanan ↑reflak
ke VCItekanan
hidrostatik
↑↑semipermiabel
ekstravasasi cairan
lien splenomegali
Palpasi: Adanya Splenomega Gagal jantung
limfa tidak pembesaran pada li kananpeningkatan
teraba limfa tekanan
diastolikvolume
atrium kanan ↑reflak
ke VCItekanan
hidrostatik
↑↑semipermiabel
ekstravasasi cairan
lien splenomegali
3. Kuadran Inspeksi: Tidak simetris Gagal ginjal Cop turun aliran
IV simetris darah ke ginjal turun
(ginjal) iskemik pada ginjal
penurunan GFR
gagal ginjal
Palpasi: Nyeri jika ditekan Gagal ginjal Cop turun aliran
tidak ada darah ke ginjal turun
nyeri saat iskemik pada ginjal
penurunan GFR
diraba
gagal ginjal
Ekstremitas dan
Integumen
1. Pergelang Inspeksi: Adanya sianosis Gagal Cop turun aliran
an tangan kulit tidak jantung darah sistemik turun
dan sianosis aliran darah ke
telapak ekstremitas turun
tangan sianosis
Palpasi: Kulit kasar, Gagal Gagal jantung
lembab, bersisik, udema jantung kananpeningkatan
turgor ekstremitas tekanan
diastolikvolume
baik/elastic,
atrium kanan ↑reflak
tidak ada ke VCItekanan
edema hidrostatik
↑↑semipermiabel
ekstravasasi cairan
ekstremitas atas
udema ekstremitas
2. Pergelang Inspeksi: Adanya sianosis Gagal Cop turun aliran
an kaki Inspeksi: jantung darah sistemik turun
dan kulit tidak aliran darah ke
telapak sianosis ekstremitas turun
kaki sianosis
Palpasi: Kulit kasar, Gagal Gagal jantung
lembab, bersisik, udema jantung kananpeningkatan
turgor ekstremitas tekanan
diastolikvolume
baik/elastic,
atrium kanan ↑reflak
tidak ada ke VCItekanan
edema hidrostatik
↑↑semipermiabel
ekstravasasi cairan
ekstremitas atas
udema ekstremitas

Você também pode gostar