Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENGETAHUAN
Makalah
oleh
Afrizaldi Firdani
1204108010088
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”.
Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam di
program studi teknik pertambangan Fakultas teknik Universitas Syiah Kuala.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Irwandi, S.H.,M.H., selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan
Agama Islam dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau
ketentuan Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa
seluruh isi jagat raya, baik di langitmaupun di bumi, selalu berada dalam keadaan
islam, artinya tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan
manusia untuk meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu
manusia takkan mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu
pengetahuan. Itulah sebabnya, kata alam dan ilmumempunyai akar huruf yang
sama: ain-lam-mim.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi. Iptek atau Ilmu Pengetahuan dan Teknolgi,
merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dalam kehidupan kita.
Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya manusia mempunyai suatu
anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya kepada kita, manusia, tidak
untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran. Dengan akal
pikirantersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal yang baik dan
benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan teknologi, dapat
kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa halyang penting.
Tidak semua sains dan teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk
kita. Terkadang ada pula yang menggunakan bahan – bahan berbahaya bagi
kesehatan lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan
hasil penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di
bumi, seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf : 56).
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah sangat
dekat kepada orang –orang yang berbuat baik.”
Kita sebagai manusia, tak lepas dari tanggung jawab kita sebagai khalifah
dimuka bumi. Dimana kita ditugaskan untuk menjaga bumi dan seluruh isinya
agar tetap asri. Ada alasan mengapa Allah menciptakan kita sebagai khalifah
dibumi ini?!!, yaitu karena manusia memiliki akal untuk berfikir dan mengenali
lingkungannya. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Bahkan malaikat pun pernahprotes lantaran Adam memiliki jabatan sebagai
khalifah. Seperti yang dikatakan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al-Baqarah : 34
“Dan ingatlah tatkala kami berkata kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada
Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis enggan dia dan menyombongkan diri,
karena dia adalah dari golongan makhluk yang kafir.”
Dengan surat tersebut menjelaskan bahwa kemampuan berfikir itulah yang
membuat manusia dijadikan sebagai khalifah dimuka bumi ini jika dibandingkan
dengan malaikat yang kita ketahui sebagai makhluk yang maksum dari dosa. Bisa
disimpulkan bahwa untuk menjadi khalifah tidak hanya bertasbih menyebut asma-
Nya tapi jugakemampuannya dalam mengenali lingkungannya dan berfikir. Ini
adalah karunia yang besar bagi kita. Seharusnya kita bersyukur dan mampu
memanfaatkannya dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut
(1) Bagaimanakah perkembangan sains dan teknologi, serta karakteristik
dansumbernya ?
(2) Bagaimanakah pandangan islam terhadap akal dan wahyu?
(3) Bagaimanakah motivasi islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan ?
C. Tujuan
Tujuan dalam masalah ini adalah sebagai berikut
(1) Untuk mengetahui perspektif serta motivasi islam dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan.
(2) Untuk kepentingan teoritis, yaitu untuk menambah khazanah keilmuan tentang
Ilmu pengetahuan dalam islam sehingga dapat mewarnai menambah pengtahuan
mahasiswa, serta diharapkan dapat memberi informasi tambahanatau pembanding
bagi peneliti lain dengan masalah sejenis.
(3) Untuk kepentingan praktis, yaitu kontribusi terhadap pemikiran Islam serta
menghadirkan Islam secara lebih komprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Akal
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akal adalah daya pikir untuk memahami
sesuatu atau kemampuan melihat cara-cara memahami lingkungannya. Dalam
penelitian ini, yang dimaksud dengan akal adalah gabungan dari dua pengertian di
atas, yang disampaikan oleh ibn Taimiyah dan menurut kamus, yakni daya pikir
untuk memahami sesuatu, yang di dalamnya terdapat kemungkinan bahwa
pemahaman yang didapat oleh akal bisa salah atau bisa benar. Untuk selanjutnya,
dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata akal.
Akal secara bahasa dari mashdar Ya’qilu, ‘Aqala, ‘Aqlaa, jika dia menahan dan
memegang erat apa yang dia ketahui.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, ‘Kata akal, menahan, mengekang, menjaga
dan semacamnya adalah lawan dari kata melepas, membiarkan, menelantarkan,
dan semacamnya. Keduanya nampak pada jisim yang nampak untuk jisim yang
nampak, dan terdapat pada hati untuk ilmu batin, maka akal adalah menahan dan
memegang erat ilmu, yang mengharuskan untuk mengikutinya. Karena inilah
maka lafadz akal dimuthlakkan pada berakal dengan ilmu.
Syaikh Al Albani berkata, “Akal menurut asal bahasa adalah At Tarbiyyah yaitu
sesuatu yang mengekang dan mengikatnya agar tidak lari kekanan dan kekiri. Dan
tidak mungkin bagi orang yang berakal tersebut tidak lari ke kanan dan kiri
kecuali jika dia mengikuti kitab dan sunnah dan mengikat dirinya dengan
pemahaman salaf.”
Al Imam Abul Qosim Al Ashbahany berkata, ”akal ada dua macam yaitu : thabi’i
dan diusahakan. Yang thabi’i adalah yang datang bersamaan dengan yang
kelahiran, seperti kemampuan untuk menyusu, makan, tertawa bila senang, dan
menangis bila tidak senang. Kemudian seorang anak akan mendapat tambahan
akal di fase kehidupannya hingga usia 40 tahun. Saat itulah sempurna akalnya,
kemudian sesudah itu berkurang akalnya sampai ada yang menjadi pikun.
Tambahan ini adalah akal yang diusahakan. Adapun ilmu maka setiap hari juga
bertambah, batas akhir menuntut ilmu adalah batas akhir umur manusia, maka
seorang manusia akan selalu butuh kepada tambahan ilmu selama masih
bernyawa, dan kadang dia tidak butuh tambahan akal jika sudah sampai
puncaknya. Hal ini menunjukan bahwa akal lebih lemah dibanding ilmu, dan
bahwasanya agama tidak bisa dijangkau dengan akal, tetapi agama dijangkau
dengan ilmu.
4. Definisi Wahyu
Wahyu sendiri dalam al-Qur’an disebut dengan kata al-wahy yang memiliki
beberapa arti seperti kecepatan dan bisikan. Wahyu adalah nama bagi sesuatu
yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabiNya,
sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz al-Qur’an (as- Shieddiqy: 27).
Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata
wahyu.
Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi
dan rasul melalui mimpi dan sebagainya. Wahyu adalah sesuatu yang
dimanifestasikan, diungkapkan. Ia adalah pencerahan, sebuah bukti atas realitas
dan penegasan atas kebenaran. Setiap gagasan yang di dalamnya ditemukan
kebenaran ilahi adalah wahyu, karena ia memperkaya pengetahuan sebagai
petunjuk bagi manusia (Haque, 2000: 10). Allah sendiri telah memberikan
gambaran yang jelas mengenai wahyu ialah seperti yang digambarkan dalam al-
Qur’an surat al-Maidah ayat 16 yaitu:
“Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-
Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-
Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.
Pengertian wahyu dalam penelitian di sini adalah kitab al-Qur’an yang di
dalamnya merupakan kumpulan-kumpulan dari wahyu yang membenarkan
wahyu-wahyu sebelumnya (taurat, injil, zabur) dan diturunkan oleh Allah hanya
kepada Nabi Muhammad SAW selama hampir 23 tahun (Haque, 2000: 19).
Wahyu, menurut Kamus Al-Mufrâdât fî Ghara`ibi`l-Qur`ân, makna aslinya adalah
al-‘Isyaratu`s-sarî’ah. Artinya, isyarat yang cepat yang dimasukkan ke dalam hati
seseorang atau ilqâ’un fi`r-rau`i, maksudnya yang disampaikan dalam hati.
5. Fungsi Wahyu
a) Wahyu merupakan sumber pokok ajaran Islam.
b) Wahyu sebagai landasan berpikir. Semua produk pemikiran (ilmu, teori,
konsep dan gagasan) tidak boleh lepas dari wahyu, baik makna tersirat maupun
tersurat.
c) Wahyu sebagai landasan berbuat, bersikap, berperilaku dalam semua segi
kehidupan.
Akal dan wahyu kalau diletakkan secara fungsionalis, maka keduanya saling
memiliki fungsi. Akal memiliki fungsi untuk memahami wahyu, karena wahyu
ditulis dengan bahasa Arab, dan tidak setiap orang dapat memahami teks Arab.
Wahyu (Al Qur’an sebagai hudan, untuk memahami hudan diperlukan akal.
Wahyu memiliki fungsi mengarahkan kerja akal dan memberikan informasi
kandungan wahyu yang memerlukan bukti empiris, bahkan dengan observasi,
eksperimen, penyelidikan dan penelitian, yang ini semua dikerjakan dengan akal
pikiran.
Dari salah satu hadits nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud : "Dari Abu Darda'
berkata, saya mendengar Rasulallah SAW bersabda : 'Kelebihan seseorang alim
dari seseorang 'abid (banyak ibadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-
bintang".
Menurut hadits ini orang yang berilmu melebihi dari orang yang banyak ibadah
laksana bulan melebihi bintang-bintang. Ilmu manfaatnya tidak terbatas, bukan
hanya bagi pemiliknya. Tapi ia membias ke orang lain yang mendengarkannya
atau yang membaca karya tulisnya. Sedangkan ibadah manfaatnya terbatas hada
pada sipelakunya.
Ilmu atasar dan pengaruhnya tetap abadi dan lestari selama masih ada orang yang
memanfaatkannya, meskipun sudah beberapa ribu tahun. Tetapi orang yang
melakukan shalat, puasa, zakat, haji, bertasbih, bertakbir dll tetap diberi pahala
oleh Allah SWT, akan tetapi semua ini segera berakhir dengan berakhirnya
pelaksanaan dan kegiatan.
Sabda Nabi : "Jika manusia meninggal dunia, semua amalnya terputus kecuali tiga
: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang selalu mendo'akan
kedua orang tuanya" (HR. Muslim).
Marilah kita perhatikan intisari ajaran Al-Qur’an tentang sains dan teknologi.
Pertama, Allah menciptakan alam semesta dengan haqq (benar) kemudian
mengaturnya dengan hukum-hukum yang pasti (Al-A`raf 54, An-Nahl 3, Shad
27).
Menurut Surat Ali Imran 191-194, seorang ilmuwan atau intelektual Muslim harus
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Senantiasa dalam kondisi zikir, memelihara komitmen kepada ajaran Allah.
b. Mengembangkan daya fikir dalam menalari ciptaan Allah.
c. Memanfaatkan potensi dan kesempatan yang disediakan Allah.
d. Menjauhi perilaku menyimpang dari ajaran Allah.
e. Siap membela kebenaran dan keadilan serta memberantas kezaliman.
f. Teguh beriman kepada Allah dan Rasul dalam sikap dan perilaku.
g. Menyadari kekhilafan dan berusaha meningkatkan kemampuan diri.
h. Ikhlas berkorban mempersembahkan bakti hanya kepada Allah.
i. Berwawasan masa depan untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Terdapat tiga alasan pokok, mengapa kita perlu menguasai iptek, yaitu :
i. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-
negara barat. Ini fakta, tidak bisa dipungkiri.
ii. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di
negara-negara Islam. Ini fakta yang tak dapat dipungkiri.
iii. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan
IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat
Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
2. Alam semesta:
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk memikirkan alam semesta (QS
3/190-192) dan mengambil berbagai hukum serta manfaat darinya, diantara ayat2
yang telah dibuktikan oleh pengetahuan modern seperti :
a) Ayat tentang asal mula alam semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).
b) Ayat tentang urutan penciptaan (QS 79/28-30): Kegelapan (nebula dari kumpulan
H dan He yang bergerak pelan), adanya sumber cahaya akibat medan magnetik
yang menghasilkan panas radiasi termonuklir (bintang dan matahari) pembakaran
atom H menjadi He lalu menjadi C lalu menjadi O baru terbentuknya benda padat
dan logam seperti planet (bumi) panas turun menimbulkan kondensasi baru
membentuk air baru mengakibatkan adanya kehidupan (tumbuhan).
c) Ayat bahwa bintang2 merupakan sumber panas yang tinggi (QS 86/3), matahari
sebagai contoh tingkat panasnya mencapai 6000 derajat C.
d) Ayat tentang teori ekspansi kosmos (QS 51/47).
e) Ayat bahwa planet berada pada sistem tata surya terdekat (sama ad-dunya) (QS
37/6).
f) Ayat yang membedakan antara planet sebagai pemantul cahaya (nur/kaukab)
dengan matahari sebagai sumber cahaya (siraj) (QS 71/16).
g) Ayat tentang gaya tarik antar planet (QS 55/7).
h) Ayat tentang revolusi bumi mengedari matahari (QS 27/88).
i) Ayat bahwa matahari dan bulan memiliki waktu orbit yang berbeda2 (QS 55/5)
dan garis edar sendiri2 yang tetap (QS 36/40).
j) Ayat bahwa bumi ini bulat (kawwara-yukawwiru) dan melakukan rotasi (QS
39/5).
k) Ayat tentang tekanan udara rendah di angkasa (QS 6/125).
l) Ayat tentang akan sampainya manusia (astronaut) ke ruang angkasa (ini bedakan
dengan lau) dengan ilmu pengetahuan (sulthan) (QS 55/33).
m) Ayat tentang jenis-jenis awan, proses penciptaan hujan es dan salju (QS 24/43).
n) Ayat tentang bahwa awal kehidupan dari air (QS 21/30).
o) Ayat bahwa angin sebagai mediasi dalam proses penyerbukan (pollen) tumbuhan
(QS 15/22).
p) Ayat bahwa pada tumbuhan terdapat pasangan bunga jantan (etamine) dan bunga
betina (ovules) yang menghasilkan perkawinan (QS 13/3).
q) Ayat tentang proses terjadinya air susu yang bermula dari makanan (farts) lalu
diserap oleh darah (dam) lalu ke kelenjar air susu (QS 16/66), perlu dicatat bahwa
peredaran darah baru ditemukan oleh Harvey 10 abad setelah wafatnya nabi
Muhammad SAW.
r) Ayat tentang penciptaan manusia dari air mani yang merupakan campuran
(QS 76/2), mani merupakan campuran dari 4 kelenjar, testicules (membuat
spermatozoid), vesicules seminates (membuat cairan yang bersama mani),
prostrate
(pemberi warna dan bau), Cooper & Mary (pemberi cairan yang melekat dan
lendir).
s) Ayat bahwa zyangote dikokohkan tempatnya dalam rahim (QS 22/5), dengan
tumbuhnya villis yang seperti akar yang menempel dpada rahim.
t) Ayat tentang proses penciptaan manusia melalui mani (nuthfah) zygote yang
melekat (‘alaqah) segumpal daging/embryo (mudhghah) dibungkus oleh tulang
dalam misenhyme (‘izhama) tulang tersebut dibalutoleh otot dan daging (lahma)
(QS 23/14).
3. Diri manusia:
Allah SWT memerintahkan agar manusia memperhatikan tentang proses
penciptaannya, baik secara fisiologis/fisik (QS 86/5) maupun psikologis/jiwa
manusia tersebut (QS 91/7-10).
4. Sejarah:
Allah SWT memerintahkan manusia agar melihat kebenaran wahyu-Nya
melalui lembar sejarah (QS 12/111). Jika manusia masih ragu akan kebenaran
wahyu-Nya dan akan datangnya hari pembalasan, maka perhatikanlah kaum Nuh,
Hud, Shalih, Fir’aun, dan sebagainya, yang kesemuanya keberadaannya
dibenarkan dalam sejarah hingga saat ini.
Bila diteliti bahwa ayat pertama turun adalah (Iqra’, artinya baca) QS. 96,
Al ‘Alaq 1-5. Membaca dan menulis, adalah “jendela ilmu pengetahuan”.
Dijelaskan, dengan membaca dan menulis akan mendapatkan ilmu pengetahuan
yang sebelumnya tidak diketahui (‘allamal-insana maa lam ya’lam). Ilham dan
ilmu belum berakhir. Wahyu Allah berfungsi sebagai sinyal dan dorongan kepada
manusia untuk mendalami pemahaman sehingga mampu membaca setiap
perubahan zaman dan pergantian masa. Adapun keistimewaan ilmu, menurut
wahyu Allah, antara lain :
1) Yang mengetahui pengertian ayat-ayat mutasyabihat hanyalah Allah dan orang-
orang yang dalam ilmunya (QS.2:7)
2) Orang berilmu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (QS.3:18)
3) Di atas orang berilmu, masih ada lagi yang Maha Tahu (QS.12:76)
4) Bertanyalah kepada ahli ilmu kalau kamu tidak tahu, (QS.16:43, dan 21:7)
5) Jangan engkau turuti apa-apa yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu
(QS.17:36)
6) Kamu hanya mempunyai ilmu tentang ruh sedikit sekali (QS.17:85)
7) Memohonlah kepada Allah supaya ilmu bertambah (QS.20:114)
8) Ilmu mereka (orang yang menolak ajaran agama) tidak sampai tentang akhirat
(QS.27:66)
9) Hanyalah orang-orang berilmu yang bisa mengerti (QS.29:43)
10) Yang takut kepada Tuhan hanyalah orang-orang berilmu (QS.35:28)
11) Tuhan meninggikan orang-orang beriman dan orang-orang berilmu beberapa
tingkatan (QS.58:11)
12) Tuhan mengajarkan dengan pena (tulis baca) dan mengajarkan kepada manusia
ilmu yang belum diketahuinya (QS.96:4-5)
A. Kesimpulan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan
yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya,
dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Akal adalah kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan
makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal
yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia.
Wahyu sendiri dalam al-Qur’an disebut dengan kata al-wahy yang memiliki
beberapa arti seperti kecepatan dan bisikan. Wahyu adalah nama bagi sesuatu
yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam dada nabi-nabiNya,
sebagaimana dipergunakan juga untuk lafadz al-Qur’an (as- Shieddiqy: 27).
Untuk selanjutnya, dalam penelitian ini hanya terbatas pada penggunaan kata
wahyu.
Wahyu adalah petunjuk dari Allah yang diturunkan hanya kepada para nabi dan
rasul melalui mimpi dan sebagainya. Wahyu adalah sesuatu yang
dimanifestasikan, diungkapkan.
Alquran dan Al Sunnah merupakan sumber ilmu pengetahuan yang utama dalam
islam.
Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan mewajibkan kepada
ummatnya untuk senantiasa mencari ilmu.
B. Saran
Sebagai umat islam kita harus selalu menggali ilmu pengetahuan yang berguna bagi
umat manusia.
Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh untuk kepentingan dan kemaslahatan
umat manusia.
Menjadikan Al Quran dan Al Sunnah sebagai pegangan hidup karena keduanya
merupakan sumber ilmu yang paling utama.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Ravertz, Jerome R. 2007. Filsafat Ilmu: Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan.