Você está na página 1de 29

20/09/2017

DASAR-DASAR AQIDAH
ISLAM: IMAN KEPADA KITAB-
KITAB DAN ROSUL-ROSUL
ALLAH SWT.

PRINSIP-PRINSIP IMAN KEPADA KITAB-


KITAB ALLAH
• “Kitab” berarti, “sesuatu yang ditulis”.
• Yang dimaksud disini adalah kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT
kepada para Rasul-Nya sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh
manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
• Prinsip-prinsip beriman kepada kitab-kitab Allah SWT.:
 Mengimani bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar diturunkan oleh Allah
SWT.
 Mengimani kitab-kitab yang sudah kita kenali namanya seperti Al Qur‟an,
Taurat , Injil, dan Zabur . Adapun kitab-kitab yang tidak kita ketahui namaya,
kita mengimaninya secara global.
 Membenarkan hal-hal yang diberitakan oleh kitab-kitab tersebut, seperti
berita-berita yang ada di dalam Al Qur‟an, dan berita kitab-kitab terdahulu
yang belum diganti atau belum diselewengkan.
 Mengerjakan seluruh hukum yang belum dinasakh (dihapus) serta rela dan
tunduk pada hukum itu, baik kita memahami hikmahnya maupun tidak.

1
20/09/2017

SELURUH KITAB TERDAHULU TELAH


DINASAKH OLEH AL QURAN KARIM

48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan


membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain
itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang
Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-
Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah
kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (Al-
Maidah).

2
20/09/2017

BERIMAN KEPADA ROSUL-ROSUL ALLAH


SWT.
• Iman kepada Kitab-kitab Allah juga terkait dengan iman kepada Rosul-
rosul Allah. Rosul Allah yang membawa kitab-kitab Allah SWT.
• “Rasul” berarti orang yang diutus untuk menyampaikan sesuatu.
• Yang dimaksud “Rasul” disini adalah orang yang diberi wahyu syara‟ untuk
disampaikan kepada umatnya.

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu


sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-
nabi yang berikutnya…” (QS. An Nisa‟: 163)
• Diriwayatkan dari Anas bin Malik dalam hadits tentang syafaat, bahwa
Nabi SAW. bersabda, "nanti orang-orang akan datang kepada Nabi
Adam untuk meminta syafaat, tetapi Nabi Adam meminta maaf kepada
mereka seraya berkata , “Datangilah Nuh, Rasul pertama yang diutus
Allah..(HR. Bukhari ).

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.”(QS. Al Ahzab: 40)

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut…” (QS. An Nahl: 36).

“sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai


pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu
umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.”(QS. Fathir:
24)

3
20/09/2017

ROSUL ADALAH HAMBA ALLAH SWT.

“Katakanlah, “aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak
(pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku
mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya
dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi
peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al
A‟raf : 188)

“Aku tidak lain hanyalah manusia seperti kalian. Aku juga lupa seperti kalian.
Karenanya, jika aku lupa, ingatkanlah aku.” (H.R. Bukhari & Muslim)

POKOK-POKOK KEIMANAN KEPADA


ROSUL ALLAH SWT.
• Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah SWT.
Barangsiapa mengingkari risalah mereka, walaupun hanya seorang,
maka maka sungguh ia telah mengingkari risalah seluruh para Rasul.
"Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya",..(Al-Baqoroh 285)
• Mengimani orang-orang yang sudah kita kenali nama-namanya,
misalnya Muhammad, Ibrahim, Musa, Isa, Nuh . Kelima Nabi Rasul itu
dikenal dengan “ulul azmi”.

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu…”(QS. Al Mu‟min: 78).

4
20/09/2017

• Membenarkan apa yang mereka beritakan.


• Mengamalkan syari‟at Rasul yang diutus kepada kita. Dia adalah Nabi
terakhir Muhammad SAW yang diutus Allah kepada seluruh manusia.

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga


mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka
sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.”(QS. An Nisa‟: 65).

ALQUR‟AN KITAB TERAKHIR

• Al-Qur‟an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad


SAW baik maknanya maupun kalimat-kalimatnya.
• Al-Qur‟an diturunkan dalam Bahasa Arab

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa َ‫نز ْل َٰنَهُ قُ ْر َٰ َءنًا ع ََر ِبيًّا لَّعَلَّ ُك ْم ت َ ْع ِقلُون‬
َ َ ‫ِإنَّا ٓ أ‬
Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya. (Yusuf: 2)

Dan demikianlah Kami menurunkan Al


Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah َ‫َو َك َٰذَ ِلكَ أَنزَ ْل َٰنَهُ قُ ْر َءانًا ع ََربِيًّا َوص ََّر ْفنَا فِي ِه مِ ن‬
menerangkan dengan berulang kali, di ُ ‫ٱ ْل َوعِي ِد لَ َعلَّ ُه ْم َيتَّقُونَ أَ ْو يُحْ د‬
‫ِث لَ ُه ْم ِذك ًْرا‬
dalamnya sebahagian dari ancaman, agar
mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu
menimbulkan pengajaran bagi mereka.
(Thahaa: 113(

5
20/09/2017

NAMA-NAMA AL-QUR‟AN

• Al-Qur’an: yang dibaca, bacaan


• Al-Kitab: yang tertulis
• Adzikr: peringatan
• Al-Furqoon
• As-syifaa
• Al-Kalam

ALQUR‟AN KITAB TERAKHIR: SEJARAH


TURUNNYA AL-QUR‟AN
• Al-qur‟an diturunkan secara bertahap selama 23 kenabian Muhammad
SAW. Setiap kali Rosulullah SAW dan ummat memerlukan penjelasan
atas suatu perkara, Allah SWT mengurus Malaikat Jibril membawa
penjelasan.

32. Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak


diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur
dan benar). (Al-Furqaan)

6
20/09/2017

106. Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur


agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian. (AL-Israa‟)

23. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu (hai


Muhammad) dengan berangsur-angsur. (Al-Insaan)

• Asbaabun nuzuul: latar belakang turunnya ayat Al-qur‟an

PERIODISASI TURUNNYA AYAT-AYAT


ALQUR‟AN

• Ayat-ayat makiyyah: diturunkan sebelum Hijrah Rosulullah SAW.


(Sebelum 622 M.)
• Ayat-ayat madaniyyah: diturunkan setelah hijrah Rosulullah SAW ke
Madinah. Termasuk ayat-ayat yang diturunkan di Arafah dan Mina saat
dan setelah Haji Wada‟.

7
20/09/2017

CIRI-CIRI AYAT-AYAT MAKIYAH

• Berisi ajaran tawhid. Saat Islam turun di Makkah sebagian besar


warganya dalam kondisi sebagai musyrikiin. Ayat-ayat Makiyyah
banyak mengajarkan tentang prinsip-prinsip tawhid.
• Shalat: tuntunan sholat yang benar diberikan kepada Rasulullah
bahkan saat-saat awal di Makkah. Pada umumnya para penduduk
Makkah dan Arab menjalankan ibadahnya kepada tuhan-tuhan
yang banyak dan bahkan berangggapan aktivitas menyembah
berhaala adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah.
• Al-Ghaib: yang ghaib tidak bisa difahami tanpa petunjukka wahyu.
• Eksistensi Allah SWT sebagai Tuhan (Rab.) semesta alam, pencipta,
dan penguasa tunggal alam semesta.
• Tantangan orang musyrik untuk menandingi ayat-ayat Al-Qur‟an
• Kisah-kisah ummat terdahulu
• Iman
• Ayat-ayatnya pendek

AYAT-AYAT MADANIYYAH

• Diturunkan setelah Rosulullah SAW hijrah


• Berisi hukum-hukum Islam secara lebih luas. Tuntunan zakat, puasa
dan haji termasuk ayat-ayat madaniyyah.
• Banyak bercerita menganai kaum Ahlul Kitab.
• Berita mengenai orang-orang munafik. Kaum munafikin muncul ketika
Islam sudah mulai kuat.
• Perintah Jihad
• Ayat-ayat Madaniyyah biasanya lebih panjang.
• Urutan peletakkan ayat-ayat dalam Al-Qur‟an bukan berdasarkan
kronologi turunnya, namuan berdasarkan petunjuk Allah SWT melalui
Rasulnya.

8
20/09/2017

PENJAGAAN KEMURNIAN AL-QUR‟AN

16. Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena


hendak cepat-cepat (menguasai)nya 17. Sesungguhnya atas tanggungan
Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya.18. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu.19. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah
penjelasannya. (Al-Qiyaamah)

9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami


benar-benar memeliharanya (Al-Hjir)

PEMELIHARAAN AL-QUR‟AN SEMASA


ROSULULLAH SAW.
• Rosulullah SAW biasa membaca bagian-bagian dari AL-Qur;an dalam sholat
secara jahar dalam sholat. Dengan demikian para sahabat/ummat bisa
belajar dan menghafalkannya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
• Setiap ada orang yang masuk Islam, maka salah satu hal pertama yang
diajarkan adalah sholat 5 waktu di mana salah satu bacaan utamanya adalah
bacaan Al-Qur‟an (surat al-Fatihah dan bagian lain dari Al-Kitab). Maka secara
alamiah semua Muslimin akan senantiasa akan terus berusaha
menyempurnakan hafalannya dari Al-Qur‟an).
• Rasulullah SWT memberikan informasi bahwa yang terbaik dari ummatnya
adalah yang mempelajari Al-Qura‟an dan yang mengajarkannya. Maka ini
mendorong setiap ummat berusaha meningkatkan hafalannya sehingga
banyak yang bisa menghafalkannya sepenuh AL-Qur‟an.
• Rosulullah memerintahkan beberapa sahabat untuk menuliskan Al-Qur‟an
dan menjelaskan urutan penulisannya. Begitu pula beberapa sahabat yang
bisa menulis membuat salinan untuk keperluan belajar dirinya sendiri.

9
20/09/2017

‫خيركم من تعلم القرآن وعلمه‬


“Sebaik-baik Kalian adalah orang yang mempelajari dan
mengajarkan Al Qur‟an.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rosulullah Shallallahu „alaihi was sallam mengatakan, “Jika kalian


berjumlah tiga orang (dan hendak mengerjakan sholat berjamaah) makan
hendaklah salah seorang dari kalian yang paling banyak hafalannya (qori‟)
menjadi imam” (H.R. Muslim)

• Saat Rosulullah wafat, Al-Quran belum dibukukan menjadi 1 kitab,


tetapi tertulis di beberapa tulisan terpisah-pisah. Al-Qur‟an tetap
turun sampai hari-hari terakhir Rsulullah SWA.
• Namun banyak sahabat yang menghafalkannya.

PEMBUKUAN AL-QUR‟AN MASA ABU-


BAKAR ASH-SHIDIQ (632-634 M).
• Banyak hufadz yang syahid saat berperang melawan 3 kelompok
pemberontak di awal kekhilafahan Abu Bakar Ashidiq r.a.)
 Kaum pemberontak yang menolak membayar zakat
 Kaum munafikin yang bergabung dengan kelompok pertama yang
memang sejak semula sama sekali tidak beriman dan
menginginkan kehancuran Islam. Kekuatan Islam di bawah
Rosulullah mencegah niat mereka.
 Kaum pengikut para Nabi palsu.
• Umar bin Khattab ra. Mengusulkan kepada Khalifah agar segera
menyatukan tulisan Al-Qur‟an menjadi 1 buku untuk mencegah
tercecernya bacaan Al-Quran dengan wafatnya para khufadz yang
pernah belajar Al-Qur‟an secara lengkap dari Rosulullah langsung.
Setelah melalui diskusi dan argumentasi Khalifah akahirnya setuju
pada usulan ini.
• Abu Bakar Asshidiq menunjuka sahabat muda Zaid Bin Tsabbit.

10
20/09/2017

SIAPA ZAID BIN TSABBIT?

• Zaid bin Tsabbit merupakan salah satu qori‟ terbaik Al-Qur‟an


• Salah seorang yang menghafalkan seluruh Al-Qur‟an di bawah
bimbingan Rosulullah SAW langsung
• Salah satu sahabat yang sering diperintah Rosulullah SAW untuk
menuliskan wahyu Al-Qur‟an.
• Salah satu sahabat yang hadir saat Rosulullah membaca seluruh Al-
Qur‟an di Ramadhan terakhir dari masa hidup Rosulullah.
• Awalnya pun Zaid menolak tugas tersebut dengan alasan Rosulullah
sendiri tidak pernah memerintahkan hal yang sama.

METODA YANG DIGUNAKAN ZAID BIN


TSABBIT
• Zaid memulai tugasnya dengan mengumpulkan semua catatan Al-
Qur‟an yang ada dari semua sahabat.
• Zaid mengumpulkan semua qori‟/huffadz yang ada
• Zaid mencocokkan tulisan Al-Qur‟an dengan hafalan para sahabat-
sahabat Rosulullah.
• Bila keduanya cocok, maka akan disalin dalam selembar kulit. Begitu
seterusnya. Harus ada kecocokan antara materi tertulis dengan hafalan
para hufadz.
• Setelah semuanya lengkap tersusun 1 mushaf, maka Zaid menyerahkan
mushaf tersebut kepada kholifah.
• Sesaat sebelum wafatnya, Abu Bakar menyerahkan mushaf tersebut
kepada Umar bin Khattab ra. Sebagai kholifah baru yang ditunjukknya.
• Sesaat sebelum Umar ra. Wafat, mushaf diserahkannya kepada putrinya
Hafsah ra. Yang merupakan salah satu istri Rosulullah SAW.

11
20/09/2017

PENULISAN MUSHAF AL-QURAN PADA


ERA KHLIFAH USTMAN BIN AFFAN

• Ketika wilayah Islam sudah sangat meluas, mulai masuk pengaruh


dialek-dialek lokal dalam bahasa resmi komunikasi dalam ummat
Islam.
• Ustman bin Affan ra. Memerintahkan Zaid bin Tsabbit menulis kopi
mushaf Al-Qur‟an berdasarkan mushaf Abu Bakar untuk disebar
luaskan ke beberapa wilayah utama Islam.
• Setiap mushaf akan disertai seorang guru qori‟ yang memiliki
bacaan yang benar menurut dialek quraiys. Dialek Rosulullah SAW
saat Al-Qur‟an diturunkan.

UNTUK REFERENSI LEBIH LANJUT


PEMBUKUAN AL-QUR‟AN

• “The History of The Quranic Text: from Revelation to Compilation” By


Muhamad Mustafa Al-A‟zami

12
20/09/2017

METODA MEMAHAMI AL-QUR‟AN

• Al-Quran diturunkan secara bertahap dan masing-masing memiliki


konteks dan asbaabun nuzuul. Memahami Al-Qur‟an hanya dengan
berbasis teksnya memiliki peluang menghasilkan pemahaman yang
salah dan bahkan sesat meski pembaca tersebut menguasai Bahasa
Arab.
• Contoh kasus: Seperti diceritakan Ibu Mas‟ud r.a tatkala turun Ayat:

82. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka


dengan kezaliman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Anam)
• Secara tekstual dzulmun adalah semua kesalahan baik kecil maupun
besar.
• Membaca teks ini para sahabat sedih/distress karena merasa tidak
seorangpun yang tidak memiliki kedzaliman. Sehingga tak seoragpun
merasa qualified

• Benarkah begitu maksudnya ?


• Ketika para sahabat meminta penjelasan Rosulullah SAW, beliau
mengajarkan:

“Tidak seperti yang kalian fikirkan. Akan tetapi adalah seperti kata Luqman
kepada anaknya “"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman
yang besar.“ (H.R. Muslim)

• Coba bayangkan apa yang terjadi jika para sahabat hanya


mengandalkan bacaan tekstual Al-Quran meski mereka berbicara
denga bahasa Al-Qur‟an?

13
20/09/2017

METODA MEMAHAMI AL-QURAN

• Dalam memahami Al-Qur‟an ada 2 istilah yang paling penting: Tafsir dan
Ta‟wil
• Generasi awal Islam tidak membedakan arti keduanya. Namun pada
generasi mutaakkhiriin, kata-kata ta‟wil memiliki arti yang berbeda.
• Tafsir dari kata fasara artinya penjelasan (explanation) atau exposition

Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu


yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar
dan yang paling baik penjelasannya (Al-Furqaan: 33)

• Ta‟wil dari kata dasar awwalaa. Artinya interpretation


• Bila ta‟weel digunakan untuk berita atau information, ini berarti
kejadiannya (occurrence):

53. Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya


kebenaran) Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan
Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya…. (Al-A‟raaf)

• Para mufassiriin generasi awal (Salaf) tidak membedakan arti


tafsir dengan ta‟wil
• Ketika mulai muncul cara-cara penafsiran Al-qur‟an yang
“menyimpang” pengertian ta‟wil memiliki konteks yang berbeda.
• Sebagian ulama mutaa‟khiriin memahami ta‟wil sebagai:
mengalihkan pengertian sesuatu kata dari ma‟na dzohirnya
menuju ma‟na yang lebih sesuai tergantung konteksnya.

14
20/09/2017

METODOLOGI TAFSIR AL-QUR‟AN

• Tafsir ayat Qur‟an dengan ayat Qur‟an yang lain:


ayat-ayat Al-Qur‟an yang satu konsisten dengan yang lain, tidak akan
bertolak belakang. Begitu pula memahami ayat Al-Qur‟an harus
konsisten dalam keseluruhan kesatuan Kitab Al-Qur‟an

82. Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya


Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya. (An-Nisaa)

• Ayat-ayat Al-Qur‟an sering memuat hal yang sama di beberapa


ayat yang berbeda. Semuanya harus difahami secara konsisten.
• Banyak ayat-ayat Al-Qur‟an mengajukan pertanyaan yang
kemudian dijawab oleh ayat berikutnya. Ada ayat yang
memberikan pernyataan umum yang kemudian dijelaskan oleh
ayat-ayat yang lain secara khusus.

Contoh 1:

1. Demi langit dan yang datang pada malam hari, 2. tahukah kamu
apakah yang datang pada malam hari itu? 3. (yaitu) bintang yang
cahayanya menembus (Ath-thariiq)

Atthooriq langsung di jelaskan di ayat berikutnya

15
20/09/2017

Cotoh 2:

1. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan


bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. …..(Al-
Maidah)

Kemudian beberapa ayat berikutnya menjelaskan pengecualian tersebut:

3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging


hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah.. (Al-Maidah)

• Sebaiknya dicari dulu penjelasannya dari ayat Al-Qur‟an sebelum


mencari penjelasan lain. Rosulullah telah mencontohkan pada
penjelasan surat Al-Na‟am ayat 82 di atas.

Contoh lain: Kelompok Ahmadiyah mengklaim bahwa pendiri mereka


Mirza Ghulam Ahmad Al-Qodiyani adalah seorang Nabi dan Rosul
dengan berdasarkan ayat 6 As-shaf:

6. Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat,
dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan
datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata:
"Ini adalah sihir yang nyata."

16
20/09/2017

• Klaim adanya Nabi apalagi Rosul setelah Nubuwah Nabi


Muhammad SAW bertentangan dengan surat Al-Ahzab ayat 40

40. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di


antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan
adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
• Kelompok sempalan semacam ini (misalnya Ahmadiyah, Qiyadah Al-
Islamiyah (kelompok Ahmad Musadeq) dll berusaha membenarkan
klaimnya dengan menterjemahkan kata-kata khaatama sebagai
cincin/perhiasan/beutifier padahal kata-kata khatama dalam Al-Qur‟an
banyak dipakai semua dengan penertian menutup, tutup dsb.

7. Allah telah mengunci-mati hati


dan pendengaran mereka, dan
penglihatan mereka ditutup. Dan
bagi mereka siksa yang amat
berat. (QS. Al-Baqoroh)
46. Katakanlah: "Terangkanlah
kepadaku jika Allah mencabut
pendengaran dan penglihatan serta
menutup hatimu, siapakah tuhan
selain Allah yang kuasa
mengembalikannya kepadamu?" ……..
(QS. Al-Anam)
65. Pada hari ini Kami tutup mulut
mereka; dan berkatalah kepada
Kami tangan mereka dan memberi
kesaksianlah kaki mereka terhadap
apa yang dahulu mereka usahakan.
(QS. Yaasin)

Keterangan dari Hadist akan lebih eksplisit lagi mengenai Khaataman


nabiyyiin.

17
20/09/2017

• Contoh kasus lain: ada sekelompok sufi (aliran thoriqot) yang salah satu
metoda dalam pembinaan dirinya adalah dengan mencintai Rosulullah
Muhammad SAW dan mencontoh metoda pembinaan diri beliau
sebelum menjadi Rosul. (Klaim mereka). “Kecintaan” kepada Nabi
Muhammad SAW membuat mereka mencari dalil/dasar dasar
argumentasi yang mendudukkan Nabi Muhammad di tempat yang
tinggi. Salah satunya, mereka memahami kata-kata Al-Hamdu dalam
surat Al-Fatihah adalah Muhammad atas dasar persamaan kata dasar
antara Al-Hamdu dengan Muhammad dari kata dasar hamida-yahmadu
dst. Benarkah klaim itu?
• Kata-kata Al-Hamdu digunakan dalam minimal 27 ayat Al-Qur‟an
yang lain yang secara keseluruhan tidak bisa dipahami lain selain
“Segala puji hanya untuk Allah SW”

QS. Al-An‟am: 1

Qs. Al-Kahfi: 1

• Penafsiran Ayat AL-Qur‟an oleh Sunnah Rosulullah


SAW. Allah SWT telah menugaskan Rosulullah untuk menjelaskan
Al-Qur‟an.

…. Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan


pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.. (AN-
Nahl 44).

64. Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini,
melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang
mereka perselisihkan itu ..(An-Nahl)

18
20/09/2017

• Ayat-ayat yang berisi perintah wudlu, sholat, zakat, dan haji bisa kita
amalkan setelah mendapat penjelasan lebih detil dari sunnah Rosul
SAW.
• Contoh 1: dalam surat Al-Fatihah Allah berfirman:

Dalam sebuah riwayat hadist Rosulullaah memberikan pengertian: “

.. Sesungguhnya yang orang yang dimurkai adalah Al-yahuud sedangkan


orang yang sesat adalah An-nashaara (H.R. Ahmad).

Penjelasan Rosulullah SWA ini sejalan dengan ayat AL-Qur‟an yang lain:

60. Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-


orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi
Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara
mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang)
menyembah thaghut?." … (Al-Maidah).

• Golongan yang ada dijadikan kera dan babi:

65. Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang


melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada
mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". (Al-Baqorah)

19
20/09/2017

Contoh: Nama Ahmad dalam surat As-shaf ayat 6: dijelaskan dalam


banyak hadist shohih:

Sebuah Hadist yang diriwayatkan dari dari:

Mendengar Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari Bapaknya bahwa


Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya saya
adalah Muhammad, saya adalah Ahmad, saya adalah al-Mahi
yang maknanya Allah menghapus kekufuran denganku, saya adalah
al-Hasyir yang maknanya orang-orang akan dikumpulkan mengikuti
kakiku, dan saya adalah al-'Aqib yang maknanya tiada nabi
sesudahku.“ (H.R. Muslim)
Ada riwayat lain dari Kitab Imam Al-Bukhari dengan isi yang sama.

• Tafsir Al-Quran dengan Atsaar para sahabat:


Bila kita tidak menjumpai penjelasan suatu ayat dari ayat lain,
kemudian kita juga tidak menjumpai penjelasan dalam As-
sunnah, maka sebaiknya kita kembalikan kepada pemahaman
para sahabat. Para sahabat secara kolektif telah mengetahui
latar belakang dan konteks diturunkannya Al-qur‟an dan juga
memahami arti bahasa Al-Qur‟an sesuai dengan pemahaman
masa itu sesuai konteks Al-Quran diturunkan.

Contoh: ketika Ibnu Abas r.a. ditanya mengenai ayat:

31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka


menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
…(An-Nur)
Beliau menjawab: itu adalah tangan dan wajah. (H.R. Ibnu Abi Syaibah
dan Al-Baihaqi)

20
20/09/2017

• Contoh: Ketika turun surat Al-Kautsaar:

1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang


banyak. (Al-Kautsaar)

• Rosul menjelaskan itu adalah telaga/sungai di surga yang


dikaruniakan kepada Rosulullah SAW. (Dimuat dalam hadist yang
diriwayatkan oleh beberapa imam: Muslim, Abu Dawud and An-
Nasa'i)
Kutipan hadist dari Kitab Imam Muslim:

…. kemudian beliau berkata, 'Apakah kalian tahu, apakah al-


Kautsar itu? ' Kami menjawab, 'Allah dan RasulNya lebih tahu.'
Beliau bersabda, 'Ia adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku
kepadaku. Padanya terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah
telaga yang umatku menemuiku pada hari kiamat, wadahnya
sebanyak jumlah bintang, lalu seorang hamba dari
umatku terhalang darinya, maka aku berkata, 'Wahai Rabbku,
sesungguhnya dia termasuk umatku',……….. (H.R. Muslim)

21
20/09/2017

• Penafsiran Alqur‟an dengan secara bahasa: Dengan


berlalunya masa, maka kata-kata dalam suatu bahasa juga kadang
mengalami perubahan makna atau mandapatkan konteks baru yang
merubah maknanya dari makna kata-kata tersebut pada masa lalu.
Tidak terkecuali Bahasa Arab. Maka penting sekali secara bahasa
untuk memelihara pengertian setiap kata bahasa Arab dalam konteks
Al-Qura‟an ketika diturunkan, sehingga tidak mengalami perubahan
makna karena bahasa arab mendapat konteks baru. Ada tafsir yang
mengkhusukan diri pada memberikan pengertian bahasa Al-Quran
sesuai dengan pengertian bahasa Arab seperti pada saat Al-Qur‟an
diturunkan.

• Penafsiran Al-Qur‟an dengan ijtihad. Ijtihad dengan


menggunakan ke 4 sumber sebelumnya diijinkan. Begitu pula bila ke
empat hal di atas tidak dijumpai, ijtihad berdasarkan analogi karena
adanya kemiripan konteks juga diijinkan.
• Penafsiran Al-Qur‟an secara akal bebas tanpa mempertimbangkan e
4 metoda sebelumnya menurut ijma‟ para ulama dilarang/haram
menurut hadist Rasulullah:

(Hr. Ahmad & Abu Ya‟laa)

22
20/09/2017

• Contoh tafsir dengan ijtihad liar oleh para Sufi ketika menafsirkan
ayat:
10. dan lemparkanlah tongkatmu….. (QS. AnNaml)

Para sufi tersebut secara “liar” dengan: singkirkanlah duniamu >>


ajaran untuk menjauhi dunia. Merupakan ajaran yang tidak
diperintahkan Allah SWT dan Rosulnya

PENGERTIAN
HADIST/AS-SUNNAH

23
20/09/2017

PENGERTIAN HADIST/SUNNAH

• Hadist secara bahasa Arab artinya adalah satu berita, percakapan,


sebuah cerita, atau laporan baik itu besifat sejarah atau legenda,
benar atau salah, masa kini atau masa lampau.
• Secara bahasa hadist juga merupakan kata sifat yang artinya baru
sebagai lawan qadim (kuno atau old).
• Sebagaimana kata-kata bahasa Arab seperti sholat, zakat maka kata
hadist dalam konteks Islam memiliki pengertian hampir ekslusif
sebagai laporan/riwayat mengenai perkataan dan perbuatan
Rosulullah SAW.

PENGGUNAAN KATA HADIST DALAM AL-


QUR‟AN

a. Al-Quran:
44. Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku
(urusan) orang-orang yang mendustakan
perkataan ini (Al Quran). … (QS. Al-Qolam 44)

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah


Kitabullah… (HR. Muslim dan Ahmad)

b. Kisah sejarah

9. Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?


(QS. Thaaha)

c. Percakapan biasa
3. Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara
rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah)
suatu peristiwa… (QS. At-Tahriim)

24
20/09/2017

HAL PENTING MENGENAI HADIST DALAM


PENGERTIAN AGAMA

a. Hadist adalah wahyu


3. dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut
kemauan hawa nafsunya. 4. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya).

b. Penjelasan (Tafsir) Al-Qur‟an


Penjagaan Al-Qur‟an oleh Allah SWT tidak hanya dari sisi teksnya saja juga dari sisi
maknanya. Dengan berlangsungnya waktu, bahasa (tidak terkecuali bahasa Arab) akan
mengalami pergeseran makna sesuai dengan konteks jamannya. Tanpa didampingi Hadist,
maka pengertian Al-Qur‟an bisa berubah sesuai dengan konteks bahasa Arab yang
dipengaruhi jamannya meskipun teksnya masih asli seperti semula.
44. keterangan-keterangan (mukjizat) dan
kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu
Al Quran, agar kamu menerangkan pada
umat manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan, (An-Nahl)

c. Hadist juga sebagai sumber hukum setelah Al-Qur‟an

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa)

Wajib taat kepada Allah dan RosulNya dan memutuskan perkara yang
diperselisihkan orang beriman berdasarkan Al-Kitab dan Hadist RosulNya

d. Sebagai contoh akhlak/moralitas

21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (QS. Al-Ahzab)

25
20/09/2017

e. Penjagaan kemurnian ajaran Islam

Sebelum era Islam (Nabi Muhammad SAW) , belum ada ilmu studi hadist yang
sistematik, teliti, dan ilmiah sehingga riwayat dan ajaran-ajaran para Nabi
sebelumnya banyak yang hilang dan mengalami distorsi yang jauh menyimpang
dari kebenaran.
Dengan ilmu studi hadist, ulama-ulama Islam telah berhasil menseleksi riwayat-
riwayat (hadist) yang shoheh dan menyingkirkan riwayat-riwayat yang lemah atau
palsu dari pelajaran-pelajaran Islam.

HADIST DAN SUNNAH

• Istilah hadist dan sunnah sering digunakan secara sinonim. Sebenarnya


memiliki arti yang berbeda tergantung konteksnya.
• Secara istilah bahasa Arab Sunnah memiliki pengertian sebagai cara,
kebiasaan, aturan dan adat-istiadat dari kehidupan.
• Secara istilah teknis ilmu hadist, Sunnah memiliki pengertian sebagai
perkataan, perbuatan, persetujuan, gambaran fisik dan karakter yang
disandarkan kepada (attributable) Rosulullah SAW. Jadi istilah Sunnah
dalam Ilmu Hadist sinonim dengan hadist.
• Dalam Ilmu Fiqih (metodologi hukum Islam) istilah sunnah memiliki
pengertian:
 hanya terbatas pada perkataan, persetujuan dan perbuatan Rosulullah SAW.
 Sunnah juga berarti sesuatu yang memilii sandaran syariah (sebagai lawan
dari bid‟ah)
 Sunnah juga berarti perkara yang dianjurkan (bukan wajib).

26
20/09/2017

SUSUSNAN SEBUAH HADIST

Sebagai contoh:
‫اَّلل َََْ ِْ ِه ََ َّ َّ َ َم ََع َْن‬
ُ َّ ‫اَّلل َع ْن ُه ع َْن النَّ ِ ِ ّب َص َّّل‬
ُ َّ ‫ِض‬َ ِ ‫َحدَّ ثَنَا ُم َسدَّ ٌد قَا َل َحدَّ ثَنَا َ َْي ََي ع َْن ُش ْع َب َة ع َْن قَتَا َد َة ع َْن َأن َ ٍس َر‬
َّ ‫اَّلل َََْ ِْ ِه ََ َّ َّ َ َم قَا َل ََل يُ ْؤ ِم ُن َأ َحدُ ُُْ َح ََّّ ُ َِي َّ َّ ِ َِ ِِه ِه َما ُ َِي‬
ُ َّ ‫ُح َس ْ ٍْي الْ ُم َع ِ ّ ِ َم قَا َل َحدَّ ثَنَا قَتَا َد ُة ع َْن َأن َ ٍس ع َْن النَّ ِ ِ ّب َص َّّل‬
‫ِلنَ ْف ِس ِه‬
Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada
kami Yahya dari Syu'bah dari Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam Dan dari Husain Al Mu'alim berkata, telah menceritakan kepada kami
Qotadah dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidaklah
beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya
sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri". (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari)

• Hadist di atas oleh ulama hadist Muhammad Ibnu Isma‟il Al-Bukhari dalam
kitab hadistnya yang berjudul “Shahih Al-Bukhari) dengan pernyataan” :
"Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk
saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri“ setelah beliau
mendengar dari gurunya yang bernama Musaddad yang juga mendengar dari
gurunya Yahya. Yahya mendengar dari gurunya yang bernama Syu'bah yang
mendengar dari gurunya yang bernama Qotadah yang mendengar dari gurunya
yang seorang sahabat yang bernama dari Anas r.a. Anas sendiri mendengar
langsung dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
• Imam Al-Bukhari juga mendengar dari gurunya yang lain yang bernama Husain
Al Mu'alim yang mendengar dari Qotadah dst.
• Jalur periwayatan hadist di atas disebut sanad hadist. Sedangkan isi perkataan
Rosulullah yang diriwayatkan disebut dengan matan hadist.
• Berdasarkan studi yang sistematik dan ilmiah atas sanad dan matan hadist
maka sebuah hadist bisa dikatagorikan sebagai:
 Shohih
 Dloif

27
20/09/2017

FIQIH DAN SYARI‟AH

• Sering dalam kehidupan sehari-hari, orang menyamakan antara fiqih dan syari‟ah
sebagai hukum Islam
• Baik secara bahasa maupun secara ilmiah (keilmuan Islam) keduanya memiliki
pengertian yang berbeda.
• Fiqih:
 Secara bahasa: pengertian yang benar sesuai dengan yang diingininkan. Contoh
dalam hadist:”barangsiapa yang dikehendaki Allah SWT kebaikannya, maka
difaqihkannya dalam agamanya”
 Secara teknis ilmiah: Foqih adalah ilmu untuk menarik/merumuskan hukum
berdasarkan dalil-dalil/argumentasi yang ditemukan dalam syari‟ah (Al-Qur‟an
dan As-Sunnah). Fiqih juga diperluas pengertiannya dengan hukum Islam yang
dirumuskan berdasarkan syari‟ah.
• Syari‟ah:
 Secara bahasa: syari‟ah lobang air di mana semua hewan setiap hari berkumpul
untuk minum. Syari‟ah juga berarti jalan yang lurus.
 Secara ilmiah: syariah adalah keseluruhan dasar-dasarajaran Islam yang termuat
dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

• Dengan pengertian di atas maka syari‟ah adalah tetap tidak berubah sepanjang
masa, namun hukum Islam (Fiqih) bisa berubah sesuai dengan konteks jaman
dan perkembangan ilmu pengetahuan.

28
20/09/2017

REFERENCE

1. Dr. Bilal Philip, Usool at-Tafseer (lit. The Fundamental Principles of


Qur‟aanic Interpretation)
2. Youtube link: https://youtu.be/voMjhfEBRO4 >> Lecture oleh Dr. Yasir
Qodhi dengan topik “Sciences of the Qur'an” Ada Beberapa seri

29

Você também pode gostar