Você está na página 1de 7

RESUME MATERI

SEJARAH PERADABAN ISLAM


PERADABAN ISLAM DINASTI UMAYYAH DI ANDALUSIA
(705-1031 M)

Dosen Pengampu :
Riris Lutfi Ni’matul Laila, M.Pd.I

Penyusun :
Nadhifatun Nahdhia (17930001)
FARMASI A

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2017
PERADABAN ISLAM DINASTI UMAYYAH DI ANDALUSIA
(705-1031 M)

Nama : Nadhifatun Nahdhia


NIM : 17930001
Sumber Referensi :
1. Judul Buku : Sejarah Peradaban Islam
Penulis : Dedi Supriyadi, M.Ag.
Kota Terbit : Bandung
Penerbit : Pustaka Setia
Tahun Terbit : 2008
2. Judul Jurnal : Perkembangan Islam Di Andalusia Pada Masa
Abdurrahman III (An-Nashir Lidinillah) 912-961 M
Penulis : Arip Septialona
Penerbit : Tamaddun
Volume : Vol. 4 Edisi 1
Tahun Terbit : 2016
3. Judul Jurnal : Peradaban Islam di Spanyol dan Pengaruhnya
terhadap Peradaban Barat
Penulis : Ubadah
Penerbit : Jurnal Hunafa
Volume : Vol. 5, No. 2
Tahun Terbit : 2008
RESUME MATERI

A. Masuknya Islam di Spanyol


Islam mulai masuk ke daerah Spanyol sejak masa pemerintahan Bani
Umayyah I di Damaskus. Saat itu, salah satu gubernur dari Bani Umayyah I di
daerah Afrika Utara yang bernama Musa bin Nusair mengirimkan pasukan untuk
menaklukkan Spanyol. Penaklukan itu dipimpin oleh seorang panglima yang
bernama Thariq bin Ziyad pada tahun 710 M. pasukan tersebut tidak mendapatkan
perlawanan yang intensif dari penguasa disana. Hal ini terjadi karena secara politis
pemerintahan pada waktu itu sangat lemah dan tidak mendapat dukungan yang
berarti dari rakyat. Pasukan Târiq bin Ziyad berhasil mengalahkan Raja Roderick
dan menewaskannya dalam suatu pertempuran. Kemenangan ini menjadi
kesempatan untuk menyebarkan Islam di wilayah Spanyol.

B. Perkembangan Islam di Spanyol


Setelah wilayah Spanyol telah menjadi bagian dari wilayah Islam, maka
dalam menjalankan pemerintahan dijalankan berdasarkan pada pusat pemerintahan
Bani Umayyah I yakni di Damaskus. Para gubernur atau amir pun juga dipilih
berdasarkan perintah dari pusat. Namun saat, Bani Umayyah I mengalami
kemunduran bahkan kehancuran, wilayah itu sudah tidak terikat lagi dengan
pemerintahan di Damaskus. Juga tidak terikat akan kekuasaan Dinasti Abbasiyah
di Baghdad.
Sekalipun Dinasti Umayyah I telah ditaklukan dan seluruh
keturunannya dikejar dan dibunuh, salah seorang dari mereka, ‘Abd al-
Rahmân bin Mua'wiyyah bin Hishâm bin ‘Abd al-Mâlik (yang kemudian
bergelar ‘Abd al-Rahmân al-Dakhîl yang berarti Sang Penyusup, berhasil
meloloskan diri dari pengejaran penguasa Dinasti Abbasiyyah. Dengan
dukungan politik dari istana Banî Rustâm di Afrika Utara, ‘Abd al-Rahmân
al-Dakhîl mulai menyusup dan kemudian memproklamirkan dirinya sebagai
khalifah atas pemerintahan baru yakni Dinasti Umayyah II yang berpusat di
Andalusia. Sejak itulah Dinasti Umayyah II di Andalusia mulai berkuasa
dan Islam di Spanyol mulai mengalami perkembangan.
Periode-periode Perkembangan Islam di Spanyol
1. Periode pertama (711-755M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang
diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini
stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai
gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam
2. Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad.
Amir yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun
138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman
Ad-Dakhil adalah keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari
kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan
Bani Umayyah di Spanyol.
3. Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III
yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok (Muluk
al-thawaif). Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan
khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak
kemajuan dan kejaaan yang menyaingi daulah Abbasiyah di baghdad.
4. Periode keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara
kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol
terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-
raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu kota
seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.
5. Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam
beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni
kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin
(1146-1235 M)
6. Periode keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau
daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini yang mendirikan istana
Alhambara di kota Granada tu. Peradaban kembali mengalami kemajuan
seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik
dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena
perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.

C. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol


Islam di Spanyol mengalami masa keemasan saat Dinasti Umayyah II
di perintah oleh khalifah yang bernama Abdurrahman III (An-Nashir
Liddinillah). Kemajuan-kemajuan yang dicapai adalah:
1. Bidang Pemikiran
Munculnya dan mulai berkembangnya ilmu-ilmu dibidang:
a. Ilmu-ilmu Syari'at. Hal ini dapat dilihat bahwa seluruh persoalan-
persoalan keagamaan telah diatur sedemikian rupa,
b. Ilmu-ilmu Aqliyat. Antara lain seperti ilmu kedokreran, musik,
olahraga, ilmu falak, kimia dan sebagainya. Masa kebesaran ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang ini dimulai dengan
penerjemahan karyakarya ilmiah dari dunia luar seperti Persia dan
Yunani.
c. Bahasa Arab dan Sastera Bahasa. Sebagai alat komunikasi di
Cordova. Syair-syair Arab dan Islam juga mulai berkembang.
2. Bidang Pembangunan
Dibangunnya berbagai fasilitas umum, diantaraya:
a. Madinah Az-zahra. Merupakan kota yang paling indah pada saat
itu karena
b. Masjid Cordova
c. Jembatan Cordova
d. Universitas Cordova. Salah satu universitas termasyhur di dunia
saat itu, menjadi pusatnya keilmuan di Eropa dan tempat
pertemuan seluruh ilmu dalam semua bidang.

D. Pengaruh Peradaban Islam Spanyol di Eropa


Dalam hal ilmu pengetahuan dan peradaban, masuknya Islam di
Spanyol merupakan sebuah mixed blessing bagi Eropa dan ternyata
memberikan kontribusi yang tak ternilai, baik kepada dunia Islam, terlebih-
lebih kepada dunia Barat.
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap
peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik dan sosial, maupun
perekonomian dan peradaban antarnegara. Yang terpenting di antaranya
adalah pemikiran Ibn Rushd (1120-1198 M.) yang dikenal dengan istilah
Reinansanse. Ia melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan
berpikir.
Banyak para pemuda Kristen di Eropa yang belajar di universitas di
Spanyol. Setelah pulang ke negerinya mereka mendirikan sekolah dan
universitas yang sama. Kajian bidang ilmu yang mereka tekuni yaitu ilmu
kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak
dipelajari adalah pemikiran Al-Farabî, Ibn Sinâ dan Ibn Rushd. Banyak
sekali buku-buku karya ilmuwan Islam yang diterjemahkan ke dalam bahasa
mereka.
Dengan kekecualian pada ilmu keagamaan, boleh dikatakan seluruh
perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat intelek Islam Spanyol
mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Barat, terutama
setelah memasuki abad pertengahan.
Tahap selanjutnya, dengan melalui tahap-tahap kecurigaan ketakutan
yang luar biasa dan secara diam-diam kecemburuan dan kekaguman
terhadap Islam, masyarakat Eropa akhirnya berhasil mentransfer metodologi
ilmiah intelek masyarakat Islam. Ironisnya, masyarakat Islam justru
terpuruk dalam fase kemunduran.
E. Perkembangan Ilmu Kesehatan Masa Umayah II
Ilmu kesehatan berkembang dengan pesat pada masa ini. Hal ini bisa
dilihat dari banyak munculnya tokoh-tokoh di bidang kesehatan, terutama
ilmuwan muslim. Mereka belajar di universitas Spanyol seperti Universitas
Cordova, Sevilla, Malaga, dan Granada. Mereka juga menulis buku-buku
bidang kesehatan. Salah satu ilmuwan itu bernama Ahmad ibn Ibas. Beliau
adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Selain itu juga ada Umm alHasan ibn
Abî Ja'far dan saudara perempuannya al-Hâfiz adalah dua orang ahli
kedokteran dari kalangan wanita.

Você também pode gostar