Você está na página 1de 56

Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

APPENDIKS APPENDISITIS
Appendiks vermiformis/ umbai cacing merupakan organ berbentuk tabung. Definisi:
Panjangnya + 10 cm ( 3-15 cm) bepangkal di caecum. 65% intraperitoneal 35% Peradangan appendiks
ekstraperitoneal ( dibelakang caecum, colon ascendens, tepi lateral colon
ascendens. Insiden:
Dinegara maju lebih sering namun dengan menggunakan makanan berserat dalam
Gejala klinis ditentukan letaknya menu sehari-hari kemudian turun secara bermakna. Laki-laki = wanita, usia 20-30
tahun
Persarafan parasimpatis : cabang n vagus mengikuti a mesenterica superior dan
a appendicularis Etiologi:
Persarafan simpatis : n thorachalis X shg nyeri visceral bermula di sekitar Penyebab pasti belum diketahui, ada bebarapa pencetus :
umbilikus - Sumbatan lumen appendiks
- Hiperplasia jaringan limfe
Perdarahan dari a appendicularis yang merupakan end arteri tanpa kolateral, - Fekolit (batu tinja)
jika tersumbat dapat terjadi gangren - Tumor appendiks
- Cacing ascaris
Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml/hari yang dicurahkan ke dalam lumen - Erosi mukosa appendiks karena parasit (E.Hystolitica)
lalu mengalir ke caecum. Hambatan berperan pada terjadinya appendicitis. - Infeksi ( E.Coli, Streptococcus)
- Reaksi Alergi
IgA dihasilkan GALT (Gut Associated Lymphacitic Tissue) terdapat sepanjang
saluran cerna termasuk appendiks, sangat berguna sebagai pelindung terhadap Penyebab obstruksi : hiperplasia KGB 60%, fekolit 35%, corpus alienum 4%, striktur
infeksi. Pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem imun karena lumen 1%
jumlah jaringan limfenya sedikit sekali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Appendiks terletak di ileocaecum, pertemuan ketiga tinea colli 1. Adanya isi lumen
Jenis posisi : iliaca, antecaecal, retrocaecal (intra dan retroperitoneum) 2. Derajat sumbatan yang terus menerus
Histologis : epitel kubik, submukosa, otot sirkuler, otot longitudinal, serosa 3. Sekresi mukus yang terus menerus
4. Sifat inelastic mukosa appendiks

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Patofisiologi Appendisitis akut setelah 48 jam :


App Akut Fokal  sembuh
Sumbatan lumen app  sekresi mukus
>>>  tek intraluminal me  ggn Nyeri disekitar umbilikus dan  kronis
drainase limfe  edema app (peran kuman epigastrium akibat regangan  perforasi
visceral mukosa)  ulserasi mukosa visceral (reffered pain),  infiltrat (abses)
disertai anoreksia, mual, Appendisitis tak akan sembuh sempurna tetapi akan terbentuk jaringan parut 
muntah perlengketan jaringan sekitar  keluhan berulang perut kanan bawah. Suatu saat
akan meradang lagi dan dinyatakan eksaserbasi akut
App supuratif
Tekanan intraluminal meningkat  ggn
Nyeri Mc Burney, nyeri App infiltrat dengan proses radang yang masih aktif (pasien tampak sakit, suhu tubuh
vena  trombus  iskemia kuman 
pus (ulserasi serosa) somatik karena regangan masih tinggi, peritonitis, leukositosis) sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan
parietal  peritonitis lokal segera setelah pasien disiapkan karena ditakutkan terjadi App abses.
Jika proses radang sudah mereda, tindakan yang dilakukan sebaiknya konservatif dgn
antibiotika dan bed rest. Pembedahan dilakukan jika muncul App abses atau
peritonitis umum
Tekanan intraluminal meningkat  ggn App ganggrenosa
arteri  nekrosis daerah mesenterial  Diagnosis:
ganggren
Anamnesis
1. Nyeri mula-mula di daerah epigastrium kemudian menjalar ke titik
Mc.Burney
Bila proses lambat Bila proses cepat 2. Muntah karena rangsang visceral
Omentum, ileum, caecum bergerak Daya tahan tubuh kurang, 3. Panas (infeksi akut, kuman menembus dinding usus)
melokalisir daerah peradangan mempermudah perforasi  4. Nafsu makan menurun
membentuk infiltrat peritonitis umum Kadang tidak ada rasa nyeri epigastrium tetapi ada konstipasi sehingga penderita
merasa perlu pencahar tapi tindakan tersebut berbahaya karena berisiko perforasi
Bila ada rangsang peritoneum biassanya bila batuk/berjalam perut akan terasa sakit
App Infiltrat ------------------- sulit terjadi pada anak-anak dan lansia :
Anak-anak : omentum pendek Pemeriksaan Fisik
Lanssia : atrerosklerosis a. Status Generalis
Tanpa terapi - Tampak kesakitan, lemah
- Perut kanan bawah ditekan untuk menghindari pergerakan perut yang
terasa nyeri
- Perabaan suhu axilla dan rectal naik 0,50-10C
App Abses - Flexi ringan art.coxae

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

b. Status Lokalis Pemeriksaan Penunjang:


I : - Datar  Laboratorium : leukositosis, segmen, LED meningkat
- Kembung (sering pada komplikasi perforasi)  Radiologis, bila curiga peritonitis
- Penjolan perut kanan bawah ( massa appendikuler)  USG
 Laparoskopi
P : - Ada peritonitis lokal (ttk Mc Burney) dan nyeri tekan lepas pada regio
iliaca kanan. Nyeri ketok (+) Diagnosis banding:
- Defans muskuler : m rectus abdominalis tegang akibat rangsangan  Ureterolitiasis dextra, divertikulitis meckel, Enteritis regional, pankreatitis,
peritoneum parietal limfadenitis mesenterika, gastroenteritis, DHF
- Kernig’s sign : pada penekanan perut kiri bawah akan terasa nyeri di  Adnexitis, salfingitis, Kista Ovarii terpuntir, KET, endometriosis externa
perut kanan bawah karena udara (+)
App infiltrat : raba massa, batas, ukuran, fluktuasi, permukaan Penatalaksanaan:
- Psoas’s sign (pada app retrocaecal) : tekan m psoas nyeri di ttk Mc
 Appendektomi
Burney
1. Operasi cito : - app akut --------app Chaud
- Obturator’s sign (pada app iliacal) : coxae rotasi dam abduksi nyeri di
- app abses
ttk Mc Burney
- app perforasi
2. Operasi elektif : app kronis ------app Froid
P : - Nyeri ketok (+)
3. konservatif--------------------------app infiltrat
- Bila perforasi dan peritonitis umum nyeri menyeluruh abdomen,
pekak hati menghilang
 Konservatif (cara Osher dan Sherron)
1. Bedrest total posisi fowler/ antitrendelenburg. Kaki lebih rendah---bila
A : Bising usus menghilang pada peritonitis
terjadi perforasi pada seluruh abdomen
2. Diet rendah serat
c. RT : untuk menentukan posisi appendiks
3. Antibiotika spektrum luas terutama untuk E coli
– TSA (baik/tdk)
4. Monitoring
– Ampula (feses +/-)
 Lokal : - peritonitis bertambah luas/tidak
– Nyeri tekan pada jam 9-12 pada prolitotomi, namun pada anak
- massa membesar/ mengecil
tidak dianjurkan
- fluktuasi massa +/-
 Suhu : - meningkat tinggi ------ perforasi
Kemungkinan salah diagnosis sekitar 15%-20% kasus, tersering pada wanita
- menurun --------------- perbaikan
karena keliru dengan keluhan genitalia interna (ovulasi, mens, tulang pelvis,
- instabil ----------------- abses
ginekologis). Untuk menurunkan angka kesalahan tsb, bila diagnosis
 LED : - meningkat -------------- terapi inadekuat
memungkinkan dilakukan observasi di RS dengan pengamatan tiap jam
Pasien pulang bila peritonitis (-), tumor hilang/mengecil, suhu dan LED normal.
Operasi 3 minggu – 2 bulan yad

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Teknik Appendektomi: Berisi funikulus spermatikus (a v spermatica, n ilioinguinale, n iliofemorale, proc


 Aseptik dan antiseptik daerah operasi dan sekitarnya vaginalis, lig rotundum)
 Incisi Mc Burney sampai m obliquus interna Dibagi oleh vasoepigastrica inferior menjadi :
 Sisihkan m obliquus externus sampai m obliquus internus  Trig Hasselbach – trc mediale = diafragma posterolateral
 Fascia transversa dibebaskan  Trig Lateral = anulus internus = anulus inguinalis profunda
 Peritoneum dibuka Definisi:
 Cari appendiks pad apertemuan 2 tinea coli Adalah peristiwa keluarnya organ dari suatu rongga melalui defek (lokus minoris)
pada dinding rongga tersebut.
 Mesoappendiks dipotong diantara klem dan vena diligasi
Misal hernia abdominalis  penonjolan peritoneum parietal yang berisi abdomen
 Appendiks dijepit dengan klem kemudia diligasi
melalui bagian yang lemah pada dinding abdomen
 Jahitan pulse string pada dinding caecum basal appendiks
 Appendiks ditampakkan dan dipotong Unsur :
 Invaginasi basis appendiks ke dalam caecum a. kantong (peritoneum parietal)
 Omentum dikembalikan b. isi (viscus = omentum, usus, vesika urinaria, dll)
 M obliquus internus dan sarung m rectus dijahit interrupted c. pintu (lokus minoris ressistentiae)
 Aponeurosis m obliquus internus dijahit interrupted dengan silk 0
 Subkutis dan kulit ditutup seperti biasa Predisposisi : lokus minoris ressistentiae
Pencetus : peningkatan tekanan intraabdominal (batuk lama, mengangkat
beban berat, ascites, obstruksi saluran kemih, mengejan)

HERNIA Klasifikasi:
1. Menurut terlihat tidaknya dari luar
Anatomi dinding abdomen :
 Hernia interna (tidak terlihat dari luar)
Superficial profunda
- Hernia diafragmatica
- kulit - canalis inguinalis
- Hernia foramen Winslow
- lemak - m obliquus internus
- Hernia Morgagni
- fascia scarpea - m transversus abdominalis
 Hernia externa (terlihat dari luar)
- m obliquus externus - fascia transversa
- Hernia femoralis
- apponeurosis - peritoneum
- Hernia inguinalis
- Hernia umbilicalis
Canalis inguinalis
- Hernia scrotalis
Dikelilingi oleh m cremaster
- Hernia spiegelian
Batas Atas : apponeurosis m obliquus externus
- Hernia obturatoris
Medial : contjoint tendon
- Hernia gluteal
Lateral : lig inguinale
Bawah : fascia treansversa (trig hasselbach)

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

2. Menurut penyebabnya  Letak hernia


 Hernia Kongenital  lateral = lateral v epigastrica inferior
- Hernia umbilicalis  medial = medial v epigastrica inferior
- Hernia diafragmatica  Hernia indirect dapat menjadi hernia scrotalis , hernia direct tidak
- Hernia inguinalis lateralis  Bila anulus inguinalis lateralis ditutup dengan telunjuk lalu penderita mengedan,
 Hernia acquisita pada hernia direct akan tampak menjalar di daerah tsb, pada hernia indirect tidak
- Hernia inguinalis medialis  Bentuk hernia indirect biasanya lonjong, sedangkan hernia direct bulat (sulit
- Hernia femoralis dibedakan pada orang gemuk)
3. Menurut gejala klinisnya  Etiologi hernia direct adalah kegagalan penutupan proc vaginalis sedangkan
 Hernia Reponibilis hernia direct adalah lemahnya fascia transversalis, pada orang tua terjadi karena
Hernia yang dapat direposisi kembali ke dalam rongga abdomen pada degenerasi dan atropi
saat penderita beristirahat
 Hernia Irreponibilis HERNIA FEMORALIS
Hernia yang tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga abdomen Hernia yang terletak dibawah ligamentum inguinalis pouperti diantara lig lacunaris di
 Hernia inkarserata mnedial dan v femoralis di lateral
Hernia yang terjepit di cincin lubangnya, berisiko strangulasi Pintu masuknya : anulus femoralis wanita 4x lebih sering mengalami
( penjepitan pembuluh darah)  nekrosis organ ybs Perbedaan Hernia femoralis dengan hernia indirect
Gambaran organ yang obstruksi : - Bila hernia turun sampai labium (identik scrotum)  hernia indirect
Proximal ---- destruksi - Perabaan seluruh lig inguinale/lig cowperi
Distal -------- kolaps Bila seluruh lig teraba dan benjolan berada di bawahnya  hernia femoralis,
kadang teraba lig tsb terputus oleh sesuatu diatasnya sering karena femoralis
HERNIA INGUINALIS terlipat ke depan dan ke atas
Pada orang dewasa harus dibedakan hernia inguinalis lateralis dengan hernia
lainnya. Pada pria dibedakan dengan hernia inguinalis medialis sedangkan pada HERNIA UMBILIKALIS
wanita dibedakan dengan hernia inguinalis femoralis. Hernia inguinalis Kongenital pada umbilikal, yang hanya tertutup peritoneum dan kulit. Pada orang
lateralis disebabkan oleh kegagalan penutupan proc vaginalis, tersering pada dewasa faktor predisposisinya biasanya hamil, ascites, obesitas. Perempuan lebih
pria di sisi sebelah kanan. Usia bayi-tua. Pada bayi sering menyebabkan sering 3x lipat. Bila cincin hernia kurang dari 2cm umumnya regresi spontansebelum
kriptokismus, hidrokel. Bila turun ke scrotum---hernia scrotalis. Pada orang usia 6 bln atau 1 tahun. Dapat dipercepat dengan mendekatkan tepi kanan-kiri lalu
tua biasanya ada faktor predisposisi diplester (2-3mg) atau dipasang uang logam. Bila masih menonjol pada usia 1 tahun
atau cincin lebih dari 2 cm umumnya perlu koreksi operasi
Perbedaan Hernia Inguinalis lateralis (indirect) dengan Hernia inguinalis
medialis (direct) HERNIA PARAUMBILIKALIS
 Lokus minoris ressistentiae Hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi cranial umbilikus, jarang di kaudal.
 lateral = anulus inguinalis Penutupan biasanya perlu operasi koreksi
 medial = trig hasselbach

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

HERNIA EPIGASTRICA (HERNIA LINEA ALBA) 5. Hernia Perinealis


Hernia melalui defek di linea alba antara umbilikus dan proc xhypoideus. Isi  Tonjolan hernia melalui defek dasar panggul. Primer pada wanita
tdd penonjolan jaringan lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong multipara sekunder pada penderita dengan riwayat operasi melalui
peritoneum. Terapi dengan reposisi isi hernia dan menutup defek di linea alba perineum

HERNIA VENTRALIS  Hernia anterior : hernia labialis (noninguinalis lateralis)


Nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian anterolateral seperti Hernia pudendalis, hernia vaginolabialis
hernia sikatriks/hernia incisional  Hernia posterior : hernia isiorectalis, hernia rectorectalis
6. Hernia Scrotalis/Labialis
HERNIA LUMBALIS  Merupakan hernia indirect yang mencapai scrotum/labium mayus
Hernia melalui salah satu atau kedua trig antara costa XII dan krista iliaka:  Hernia scrotalis harus dibedakan dari hidrokel atau elefantiasis. Scrotum
- trig costolumbalis posterior ( Grijnfelt) testis yang teraba merupakan organ peregangan
- trig iliolumbalis (Petit)  Hernia labialis harus dibedakan dengan hernia femoralis dankista di
canalis nuck
HERNIA KHUSUS 7. Hernia Bilateral
1. Hernia Richter  Umumnya ditemukan pada hernia inguinalis
 Hanya pada bagian tertentu yang mengalami inkarserata.  Insiden pada wanita sebanding dengan pria
 Biasanya antemesenterial, terjadi karena pintu hernia kecil dengan 8. Hernia Pantalon
tepi keras dan tajam  Kombinasi hernia nguinalis laterlais dan medialis pada satu sisi yang
 Ileus obstruksi mungkin parsial/total, sedangkan benjolan baru disanggah oleh v epigastrica inferior shg berbentuk seperti celana
terdiagnosis saat laparotomy  15% dari hernia inguinalis
 Komplikasi : strangulasi, perforasi usus  Biasanya baru ditemukan sewaktu operasi
2. Hernia Littre 9. Hernia Sliding
Adalah hernia yang mengandung diverticulcum meckel  Usus meluncur keluar melalui suatu defek, biasanya terjadi pada organ
3. Hernia Spieghel retroperitoneal seperti colon
Adalah hernia interstitial dengan atau tanpa isinya melalui fascia spieghel
(antara tepi lateral m rectus abdominalis dengan linea semisirkulaaris) Diagnosis:
atau hernia pada celah vagina tendineum m rectus abdominalis Anamnesis
4. Hernia Obturatoria - Timbul beberapa benjolan di lipat paha yanga hilang timbul. Pada
 Adalah hernia melalui foramen obturatorium keadaan lanjut dapat menetap (irreponibilis, kec hernia direct)
 Dapat berlangsung dalam 4 tahap: - Benjolan hilang timbul bila tekanan intraabdominal meninggi
1. tonjolan lemak retroperitoneal masuk canalis obturatorius - Benjolan dapat hilang bila pasien tiduran atau dengan manual
2. tonjolan peritoneum parietal - Dapat terjadi gangguan pasase usus terutama hernia inkarserata
3. kantong hernia diisi lekuk usus - Nyeri pada keadaan strangulasi atau inkarserasi
4. Inkarserasi parsial - Terdapat fakor-faktor predisposisi

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Pemeriksaan fisik anak cara ini dapat menimbulkan atropi testis karena tekanan pada tali
- Benjolan lipat paha – scrotum dengan batas atas tidak jelas, sperma yang mengandung pembuluh darah testis.
trasluminasi (-) - Bila reposisi berhasil, rencanakan operasi hari berikutnya. Bila gagal
- Tanda sarung tangan sutra (gesekan 2 lapis kantomg pada perabaan dalam waktu 6jam operasi cito
funikulus spermaticus jika kantong ksosong 2. Operatif
- Jika reponibel, saat jari masih berada di anulus externus pasien - Pada inkarserata/strangulasi lakukan operasi cito, namun tetap perbaiki
diminta mengejan, Bila hernia menyentuh ujung jari  hernia KU terlebih dahulu. Pengobatan operatif adalah satu-satunya pengobatan
indirect. Jika hernia menyentuh samping jari  hernia direct hernia inguinalis yang rasional. Indikasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan
Diagnosis banding - Herniotomy
- hidrokel 1. Lakukan tindakan aseptik antiseptik pada daerah operasi dan
- kriptokismus sekitarnya
- torsio testis 2. Buat sayatan sejajar lig inguinale (2 jari diatasnya), dilakukan sampai
- limfogranulum venereum fascia m obliquus externus
- varicocele 3. Sisihkan m iliofemoralis serta ilioinguinalis
4. Sayat sampai ketemu kantong hernia, bebaskan kantong sampai ke
Penatalaksanaan lehernya
1. Konservatif 5.Kantong dibuka isinya didorong ke dalam rongga abdomen, kalau ada
- Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian perlekatan dibebaskan dulu
penyangga untuk mempertahankan isi hernia yang telah reposisi 6.Kantong proksimal dan distal dipisahkan
- Mengatasi faktor-faktor predisposisi 7.Kantong proksimal diikat setinggi mungkin sampaim encapai
- Bukan penatalaksanaan yang ideal preperitoneal fat. Kantong diatal dibiarkan terbuka
- Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata kecuali 8.Luka operasi ditutup
pada anak-anak - Hernioraphy
- Reposisi bimanual dengan cara tangan kiri memegang isi hernia 1.Setelah herniotomy sebelum luka operasi ditutup
berbentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah 2.Jahit contjoint tendon (jika tidak ada pakai fascia m obliquus internus)
cincin hernia dengan tekanan lambat tepi menetap sampai terjadi dengan tuber pubicum
reposisi 3.Jahit contjoint tendon dengan lig inguinale
- Pada anak-anak dengan hernia indirect inkarserata terapi 4.luka operasi ditutup
konservatif adalah dengan menidurkan anak (pemberian sedatif)
dan kompres es diatas hernia sedikap trendelenberg
- Pemakaian bantalan penyangga hanya menahan hernia yang telah
reposisi sehingga dipakai seumur hidup. Tidak dianjurkan karena
komplikasi : merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah
yang tertekan, sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

HAEMORRHOID - kelemahan pembuluh darah akibat pengaruh hormonal


- mengejan saat partus.
Plexus haemorrhoidales tdd :
1. plexus vena haemorrhoidales superior
2. plexus vena haemorrhoidales media
HAEMORRHOID/varises
3. plexus vena haemorrhoidales inferior
Definisi:
Adalah pelebaran vena di dalam plexus hemorroidalis yang menimbulkan keluhan-
Aliran darah :
keluhan dan gejala
 V haemorrhoidales sup  v sigmoidales  v mesenterica inferior  v
Merupakan pengertian klinis, sehingga apabila varises tersebut tidak disertai keluhan
porta
tidak disebut sebagai haemorrhoid
 V haemorrgoidales inferior  v pudenda interna  v iliaca interna 
vena cava inferior Perjalanan Penyakit:
Derajat 1 Perdarahan dari varises
Plexus haemorrhoidales bisa mengalami pelebaran bila ada : Anamnesis : darah segar dalam feses atau setelah feses keluar darah
1. Bendungan sirkulasi portal akibat kelainan organik menetes (+). Diare/konstipasi untuk beberapa lama
 Chirrosis hepatis Derajat 2 Trombus dalam varises shg varises selalu keluar saat defekasi
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran Anamnesis : Setelah defekasi selesai, benjolan yang keluar tersebut
vena ke hepar  hipertensi portal  kolateral, antara lain ke dapat masuk spontan
esofagus dan plexus haemorrhoidalis Derajat 3 Benjolan tidak dapat masuk spontan, harus didorong
 Bendungan v porta Derajat 4 Benjolan tidak dapat didorong lagi
Misalnya akibat trombosis - Rasa sakit sehingga pasien datang berobat
 Tumor intraabdomen - Biasanya trombus mengundang infeksi, kadang-kadang
Terutama daerah pelvis, yang menekan vena sehingga alirannya perlingkaran pada anus
terganggu misalnya uterus gravida, tumor ovarium, tumor - Sering disebut hemoroid incarserata, padahal TSA tidak
rectum, dll - Berbeda banyak saat membuka dan menutup
2. Idiopatik - Lebih tepat disebut prolaps hemorroid
 Tidak jelas adanya kelainan organik, hanya ada predisposisi - Mukosa kering lama-lama terlepas dan berbentuk seperti ulkus
 Herediter misalnya kelemahan dinding pembuluh darah
 Anatomi, dimana vena di daerah mesenterium tidak memiliki Klasifikasi:
katup sehingga darah mudah kembali  tekanan plexus 1. Haemorrhoid Interna
haemmorhoidalis menjadi tinggi  Asal : plexus v haemorrhoidales sup dan media
 Pekerjaan tertentu yang menuntut banyak berdiri, misalnya  Letak: 2/3 atas sal anus (digaris mukokutan, ditutupi mukosa epitel thorax)
polantas, ahli bedah, guru, dll  Saraf otonom, tidakn yeri, mudah berdarah
 Pada wanita hamil ada 3 faktor yang mempengaruhi yakni :  Merupakan bantalan vaskuler dalam jaringan submukosa pada rectum bawah
- tumor intraabdomen

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

 Sering pada 3 posisi primer : kiri lateral, kanan belakang, kanan depan Prolaps = lapisan epitel mengeluarkan mucus yang dapat dilihat bila
(jam 3,7,11) penderita mengedan
2. Haemorrhoid externa
 Asal : plexus v haemmorhoidales inferior P: RT = H int teraba sebab tekana vena takcukup besar, biasanya tak nyeri.
 Letak : 1/3 bawah saluran anus (distal garis mukokutan di dalam jar di Benjolan teraba kalau ada trombus atau penebalan mukosa
bwh epitel anus mukosa) Dilakukan untuk DD/ ca Recti
 Saraf sensorik, nyeri, tidak mudah berdarah
 Pemeriksaan penunjang
Penyulit: - Anoskopi
 Irreponible karena hemorroid interna prolaps, kongesti  edema dan Untuk melihat h int yang tak menonjol keluar sebagai struktur yang
trombosis menonjol ke dalam lumen. Bila mengedan sedikit langsung
 Trombosis melingkar pada hemorroid interna dan eksterna serentak membesar, prolaps langsung nyata terutama pada Morgan’s sites
 Nyeri hebat  nekrosis mukosa dan kulit yang menutupi - Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan keluhan bukan karena proses radang/keganasan
 Emboli septik melalui sistem portal  abses hati
di tingkat lebih tinggi
 Anemia karena perdarahan ringan yang lama, hemorroid membentuk
Periksa feses adakah darah samar
rintangan portal sistemik. Pada hipertensi portal perdarahan sangat
banyak
Diagnosis Banding:
1. Perdarahan rectum : Karsinoma kolorectum
Diagnosis:
2. Prolaps rectum
 Anamnesis 3. Kondiloma perianal dan tumor anorektum lain
- BAB berdarah, meskipun dari vena tapi warna merah segar karena 4. Umbai kulit : fisura anus
perdarahan luas dan intensif membuatnya tetap kaya O2
- Prolaps Prolaps hemoroid Prolaps Recti Prolaps ani
Grade I : prolaps (-), perdarahan (+) - Tepi kulit tengah -seluruhnya ditutupi - seluruhnya ditutupi
II : prolaps (+), masuk spontan mukosa mukosa mukosa
III : prolaps (+), masuk dengan manual - lipatan radier - pada permukaan tdp - pd permukaan tdp
IV : prolaps (+), inkarserata lipatan sirkuler lipatan konsentris
- BAB lendir karena iritasi mukosa rectum - Jari tdk dpt masuk - jari dpt masuk diantara - jari dapat masuk jauh
- Kelembaban terus menerus dan rangsangan terus mukus  iritasi kulit terdapat lubang yang benjolan dan kulit
perianal  pruritus ani ad dermatitis kecil tapi tidak dalam
- Nyeri bila trombosis luas dengan edema dan radang - Tidak nyeri - Nyeri & Obstipasi
 Pemeriksaan fisik
I : H ext = benjolan di bawah kulit perineum
H int = benjolan keluar dari anus

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Penatalaksanaan: Pada wanita hamil akan sembuh spontan stlah kehamilanbrakhir tdk perlu operasi
A. Konservatif karena justru membahayakan janin. Bila perdarahan lakukan ligasi sementara,
- untuk kebanyakan grade I-II setelah partus baru tindakan definitif.
- Cara :
1. diet tinggi serat – feses jadi lunak Teknik Operasi
2. Rubber band ligation 1. Metode Langen-Beck
Untuk hemoroid besar atau prolaps, dengan cara Barron. Dgn Eksisi + jahit primer radier
anoskop, mukosa diatas hemor, dijepit dan ditarik/dihisap mukosa - Semua sayatan di tempat keluar varises sejajar sumbu memanjang rectum
plexus-nekrosis dan iskemi dalam beberapa hari – mukosa +karet. - Mukosa turun diangkat
Untuk pertama kalinya hanya diikat 1 kompleks hemoroid, - Berapapun banyaknya varises dapat diangkat
selanjutnya dalam 2-4 mggu. - Lamanya 15 menit
Penyulit ; nyeri karena terkena garis mukokutan atau karena 2. Metode Whitehead
infeksi, pedarahan sewaktu nekrosis (7-10 hari) Eksisi + jahit primer longitudinal
3. Scleroting agent - Sayatan sirkuler agak jauh dari varises yang menonjol
4. scleroting drug, dinding lebih elastis - Hasil lebih rapi karena varises diangkat mukosa dikembalikan ke
tempatnya
B. Operatif - Bahaya striktur lebih besar – sebelum jadi sempit sekali harus selalu diatasi
- Indikasi : grade III-IV, perdarahan, nyeri, anemia dengan ’bougie’
- KI : toleransi buruk - Cara lain adalah hemoroid dilepaskan tapi tidak dibuang mukosa (eksisi
- Secepatnya, grade IV dapat langsung dilakukan dan ligasi) untuk menghindari bahaya striktur
- 2 prinsip hemoroidektomi 3. Metode Morgan-Milligan
 pengangkatan plexus dan mukosa Semua ’primary piles’ diangkat sehingga tidak residif
 pengangkatan plexus tanpa mukosa 4. Modifikasi Langen-Beck
- Eksisi sehemat mungkin, hanya pada jaringan yang benar-benar Eksisi dan sutura
berlebihan. Pada anoderm dan kulit yang normal tanpa pengganggu - Penjahitan pedicle haemorrhoid
spincter - Incisi kulit dari dasar berbentuk huruf V dan pembebasanjaringan
- Penjahitan zigzag di bawah klem
Keluhan dapat dikurangi dengan rendam duduk pakai larutan hangat, salep - Eksisi jaringan diatas klem
analgetik dan sedasi. Bed rest mempercepat berkurangnya pembengkakan.
Bedah Beku
Pasien datang sebelum 48 jam dapat dirolong dengan baik dengan cara segera - Tidak dipakai secara luas karena mukosa nekrotik sukar ditentukan luasnya
keluarkan trombus/eksisi lengkap. Kulit dieksisi elips untuk cegah bertautnya - Cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma rectum inoperable
tepi luka anus yang tidak dapat direposisi
Teknik Bedah lain
Bila varises hemoroidalis merupakan salah satu jalan keluar hipetensi portal, tak Dilatasi anus (dlm anestesi) untuk memutuskan jaringan ikat obstruktif dengan
boleh hemoroidektomi, cukup dibiarkan saja. Bila perdarahan ligasi setempat. metode Lord tidak dianjurkan karena penyulit inkontinensia

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Komplikasi Operasi - Maturating cartilage : osteoblas mulai terperangkap dan matriks mulai matang
Segera : nyeri, perdarahan, retensiurin 48 jam - Calcifying cartilage : matriks mulai diisi mineral, terutama kalsium
Lanjut : Stenosis, abses, fistula ani
Hormon pemacu pertumbuhan tulang : GH (pituitary anterior) dipengaruhi
Prognosis somatomedin, tiroksin, sexual hormon (androgen, estrogen)
Hemoroidektomi tampaknya lebih efektif dan permanen tapi memilki Hormon penghambat : kortison (kortikosteroid) sehingga hati-hati pemberiannya
komplikasi post operasi pada anak-anak
Hemoroidektomi selalu terjadi infeksi infeksi dan edema luka sayatan karena Pertumbuhan tulang:
banyak kuman GIT – tidak perlu imunisasi tetanus karena bukan berasal dari 1. Memanjang
port d’entre Endochondrial ossification menyebabkan pertumbuhan pada epifiseal plate
dan articular cartilage
2. Melebar
Intramembraneous ossification
- membrane : tjd pada periosteum dimana terdapat osteoblas yang
Fraktur membentuk matriks dan mengeluarkan enzim alkaline
fosfatase ( osteoblastic activity)
Orthopedi: - Endosteum : tdp osteoblas dan osteoklas. Osteoklas bersifat fagositer
Suatu ilmu dan seni dalam pencegahan, pemeriksaan, diagnosis dan pengobatan karena mengeluarkan kalsium dari tulang (osteoclastic
dari kelainan dan trauma pada sistem muskuloskletal dengan cara pemberian activity)
obat, pembedahan, dan latihan fisik. Ditambah dengan mempelajari fisiologi, Jadi pada periosteum terjadi deposit dan pada endosteum terjadi resobsi
patologi dan ilmu-ilmu dasar lain yang berhubungan
Wolf Law  tulang akan mengalami deposit pada sisi atau tempat yang mengalami
Orthos : lurus, tegak, betul stress lebih banyak dan resorpsi pada tempat yang kurang mengalami stress
Pais/phedos : anak
Nicholas Andry (1741) : cara melakukan pencegahan dan koreksi deformitas Pada fraktur dekat metafisis lebih banyak deposit. Pada fraktur dsi batang metafisis
dari seorang anak dan epifisis lebih banyak kalus
Fase perkembangan orthopedi
1. Fase strab dan Buckle
2. Fase empirism
3. Fase experimental research Fraktur
Nonoperation : USA Sarment
Operation : French ASIF Definisi:
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
Epiphiseal plate terdiri dari 4 zona disebabkan karena rudapaksa
- Resting cartilage : tdpt sel kondroblas
- Proliferating cartlage : sel kondroblas membentuk kolom-kolom Tulang korteks tahan kompresi, tulang spons tidak

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Deskripsi: Lokal : Look (adakah deformitas, edema, hematoma, luka pemendekan)


LETAK : diafisis, metafisis, epifisis Feel (Nyeri lokal, nyeri tekan sumbu, nyeri ketok,
GARIS FRAKTUR : komplet, inkomplet Movement (NVD, ROM aktif pasif)
KONFIGURASI : transversal, oblique, spiral, kominutuf X Ray : untuk konfirmasi luas luka dan jenis fraktur luka atau tertutup
HUBUNGAN ANTAR FRAGMEN : displacled, undisplaced ( shift side,
angulasi rotasi, distraksi, kontraksi,  Terapi
kompresi, lateralisasi) Prinsip dasar:
JUMLAH GARIS FRAKTUR: simple, kominutif, segmental 1. Reposisi, menyesuaikan fragmen distal dengan proksimal
HUBUNGAN DENGAN DUNIA LUAR : terbuka, tertutup Acceptable  kontak antar fragmen >50%
Sudut antar fragmen <15%
Tidak ada distraksi
PEMBAGIAN FRAKTUR TERBUKA GUSTILLO-ANDERSON Pemendekan <2cm (untuk dewasa)
2. Immobilisasi, menggunakan gips/cast (Gyps circuler, gyps slab) brace,
Grade I : luka pin point (<1cm) traction, splint
Kerusakan jaringan tdk luas Fixatie  Internal ( plate and screw, intramedullary pen)
Fraktur sederhana Eksternal ( cast, splint, brace,traction)
Debridement dan ORIF 3. Rehabilitasi, mengembalikan fungsi mendekati keadaan awal
Grade II : luka >1cm Nonweight bearing bone
Otot rusak sedang/ringan Partial weight bearing bone
Fraktur kominutif ringan Weight bearing bone
Debridement dab ORIF
Grade IIIA : trauma kecepatan tinggi Stadium Penyembuhan:
Fraktur segmental dan atau kominutif berat 1. Hematom
Jaringan lunak masih dapat menutup tulang Fraktur menyebabkan rusaknya pembuluh darah tulang dan periosteum
Grade IIIB : trauma kecepatan tinggi 2. Proliferasi
Kehilangan jaringan Hematom menjadi media pertumbuhan jaringan fibrosis dan vaskuler
Avulsi periosteum menyebabkan jaringan tulang saling menempel
Kontaminasi berat 3. Kalus
Grade IIIC : Kerusakan Pembuluh darah yang butuh repair Jaringan yang menempelkan fragmen patahan tulang tersebut disebut kalus
Trauma grade III membutuhkan ext fiksasi fibrosa. Kedalamnya tumbuh tumbuh pula sel jaringan osteogenik yang akan
berubah menjadi kondroblas, di tempat jauh dari patahan tulang terbentuk
Diagnosis: osteoblas. Kondroid dan osteoid lalu mengalami osifikasi sehingga menjadi
 Anamnesis kalus tulang
Adakah riwayat trauma, mekanisme trauma
 Pemeriksaan fisik 4. Konsolidasi
umum dan menyeluruh : Airway, Breathing, Ciculation

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Penggantian sel tulang terjadi berangsur-angsur sesuai garis tekanan 1. Dini


pada tulang. Akhirnya sel tulangmengatur diri secara lamelar seperti - tulang : infeksi
normal - jaringan lunak : lepuh fraktur, borok, tendon robek, cedera vaskuler
5. Remodelling (kompartment sindrom) cedera saraf, cedera visceral
Kaluas tebal diabsorbsi dan terjadi korteks baru yang sam seperti - sendi : hemarthrosis, infeksi, cedera ligamen, distrofi
sebelum fraktur melalui proses rekanalisasi-sekortikasi-remedulasi 2. Lanjut
Union : sembuh posisi acceptable - tulang : nekrosis avaskuler, penyatuan lambat, nonunion, malunion
Malunion : sembuh tidak dalam posis acceptable - jaringan lunak : ulkus decubitus, miositis osifikans, tendinitis, ruptur tendon,
Delayed union : sembuh dalam waktu >6bln tekanan dan terjepitnya saraf, volkman’s ischemic contracture
Nonunion : >1tahun, pseudoarthrosis - sendi : instabil, rigid, algodistrofi
Clinical union : nyeri(-), pergerakan (+), garis fraktur pada Ro masih ada
Radiological union : garis fraktur (-) Dislokasi kehilangan struktur stabilitas

Ada 3 struktru yang mempertahankan tidak terjadinyaabnormalitas ROM dan


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Fraktur: mempertahankan stabilitas sendi
1. Usia 1. Bentuk sendi/permukaan sendi
Semakin muda usia semakin cepat penyatuan tulang terjadi. Fr femur 2. Kapsul dan ligamen
usia 3 tahun akan menyatu dalam 3 mggu, usia 8 tahun dalam 8 mggu, 3. Otot yang mempertahankan sendi
12 tahun dalam 12 mggu, >20 tahun dalam 20 mggu Instabilitas sendi ada 3 derajat
2. Letak dan konfiguarsi fraktur I : Joint instability
Pada tulang yang dikelilingi otot lebih cepat terjadi union, pada fr tlg II : subluxatio, hilang hub normal antar permukaan sendi
conselous lebih cepat daripada tulang cortical. Fraktur oblique lebih III : dialokasi, hilang kontak antar permukaan sendi secara komplit
cepat daripad fraktur transversa, fraktur undisplaced dan periost intake
2 kali lebih cepat dari fraktur displaced
3. Kontraksi/distraksi Penanganan Fraktur:
4. suplai darah ke fragmen fraktur 1. Prinsip umum terapi ilmu bedah orthopedi
a. do no harm
Komplikasi Fraktur: b. base treatement on an accurate diagnose and prognose
Umum c. select treatement with spesific aims
1. Syok, koagulasi, ggn fx pernafasan d. cooperate with the law of nature
2. Sindrom peremukan e. be realistic and practical in your treatement
3. Trombosis vena dan emboli paru f. select treatement for your patient as an individual
4. Tetanus Metode terapi
5. Gas gangren - physiological consiedartion
6. Emboli lemak - terapeutic drugs
Lokal - orthopedic apparatus and appliance

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- physical and occupational therapy Prinsipnya mempertahankan kedudukan tereposisi sampai tanda-tanda
- surgical menipulation penyembuhan tercapai
- surgical repair and reconstruction - dari luar (ext fixation) : cast, splint, brace, traction
- radiation - dari dalam (int fixation) : plate and screw, intermedullarty nail
Bentuk
Konservatif : tanpa tidakan bedah Metode Spesifik Penanganan Fraktur:
Operatif : dengan tindakan bedah 1. Proteksi
2. Immobilisasi dengan splinting externa (tanpa reduksi)
2. Tindakan 3. Reposisi tertutup dengan manipulasi dilanjutkan dengan immobilisasi
Resusitasi, prinsip-prinsipnya 4. Reposisi tertutup dengan traksi continue dilanjutkan dengan immobilisasi
1. primary survey (3’-5’) 5. Reposisi tertutup dengan functional farcture barcing
Airway, membebaskan jalan nafas 6. Reposisi tertutup dengan manipulasi diikuti skletal fixatie externa
Bleeding, cardivascular system 7. Reposisi tertutup dengan manipulasi diikuti skletal fixatie interna
CNS, penilaian menurut GCS 8. Open reduksi diikuti internal fixatie
2. Resucitation (10’-15’) 9. Incisi fragment fraktur kemudian diganti endoprothesis
Airway, cricothyrotomy, WSD
Bleeding, solution therapy Tipe Fraktur Khusus :
3. Secondary survey 1. Fraktur stress
Airway, monitoring March fracture = metatarsal II-III (pada tentara)
Bleeding, monitoring ECG, CVP, urine prod Fraktur prox tibia = peloncat
CNS, assesment cervical/spinal injury 2. Fraktur Patologis
Digestive, trauma abdomen (multiple system injury Terjadi pada tulang abnormal
Excretory Tanpa trauma yang kuat
Fracture
Efek samping gips:
Penanganan Fraktur Tertutup: - Rasa sakit akibat tekanan
1. Reposisi - Edema pad abagian distal gips
Prinsipnya, mengembalikan fragmen-fragmen fraktur pada kedudukan - Kulitmelepuh dan dermatitis
aslinya - Gangren
1. Tertutup - Kompartment sindrom
2. Terbuka
Reposisi narkose (lokal/blok/umum)
1. manipulasi
2. traksi
KLASIFIKASI EPIFISEAL PLATE INJURIES (SALTER-HARIS)
2. Immobilisasi Type I : Separasi epifisis (dari metafisis)
Tak ada fraktur

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Akibat shearing force Syarat Mutu rontgen Fraktur



Biasanya pada neonatus Patah tulang ditengah foto
Therapy close reduction 
Tampak persendian proksimal dan distal
Type II : Fraktur separasi epifisis 
Dua foto dua arah bersilangan 900
Akibat binding force 
Sinar menebus tegak lurus
Mengenai metafisi membentuk triangular shaped 
Pada anak-anak harus dibandingkan dengan tulang normal
Paling banyak terjadi
Biasanya pada anak besar
Therapy dengan closed reposition, hasilnya baik FRAKTUR MONTEGIA
Type II I : Fraktur sebagian epifisi (intraarticular) Adalah fraktur 1/3 proksimal – 1/3 tengah ulna dengan dislokasi caput radii pada
Bila vaskularisasi tak terganggu, prognosis baik sendi radioulnar proksimal
Jarang terjadi Ulna 1/3 proksimal lebih kuat daripada 1/3 distal sehingga fraktur Montegia jarang
Memerlukan Open reduktion dibandingkan dengan fraktur ulna
Type IV : Crushing lempeng epifisis Penilaian X Ray adalah ada tidaknya dislokasi
Akibat crushing force pada satu area epifiseal plate Condylusmedialis, caput radii, pertengahan radius –1 g
Banyak terjadi pada knee dan ankle Masalah tersering adalah sering terjadinya negleted fraktur pad atipe ini, karena
Tidak ada displacement - keterlambatan os ke RS
Prognosis buruk - Kurangnya ketajaman dalam menegakkan diagnosis
Therapy dengan mencegah kompresi epifesal plate – NWB 3 - Penanganan kurang adekuat
mgg - Follow up tidak memadai
Type V : Rong type
Akibat crushing force KLASIFIKASI BADO
Pada sebagian epifisis dan sebagian diafisis (intraarticular) TYPE I : Dislokasi anterior caput radii
Banyak terjadi pada epikondilus lateralis humeri Fraktur ulna dengan angulasi ke anterior
Prognosis buruk kecuali reposisi sempurna
Therapy dengan open reduction dan internal fixation TYPE II : Dislokasi posterior caput radii
Fraktur diafisis ulna dengan angulasi ke anterior
Tanda dan gejala Kompartment Sindrom
 Nyeri pada keadaan istirahat TYPE III : Dislokasilateral caput radii
 Parestesia Fraktur Ulna dengan angulasi kelateral/posterolateral
 Pale (pucat) TYPE IV : Dislokasi caput radii ke anterior
 Denyut nadi hilang (pulselessnes) Fraktur ulna 1/3 proksimal, fraktur radius pada level=ulna
 Jari di posisi flexi
 Gangguan diskriminasi dua titk Mekanisme trauma Penatalaksanaan
 Tekanan tinggi didalam kompartment (objektif >40 mmHg) I. Saat terjadi trauma, menahan Reposisi dalam posisi supinasi, lengan
tubuh dalam posisi lengan bawah fleksi 900-1000

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

ekstensi dan pronasi LIGAMENTUM ANULARE


II. Saat trauma menahan tubuh Reposisi dalam posisi supinasi  Mengetahui ligamentum anulare intake/tidak adalah sulit pada fraktur
lengan bawah fleksi dan supinasi tertutup
III. Trauma dari arah medial lengan Siku hiperekstensi  Curiga adanya defek pada lig anulare bila,
bawah, tak berhubungan dengan Reposisi posisi netral - Reduksi tertutup gagal
pronasi/supinasi Siku fleksi - Terjadi dislokasi berulang
IV. Sama dengan tipe I, trauma >>> Reposisi posisi supinasi dan siku - Pada dewasa hampir semua ligamentum anulare cedera sehingga pada dewasa
sehingga terjadi pula fraktur fleksi lebih baik reduksi terbuka
radius - Pada anak hampir semua ligamnetum anulare intake sehingga pada anak lebih
baik reduksi tertutup

Diagnosis:
Anamnesis
Adakah trauma, nyeri FRAKTUR GALEAZI
Adalah fraktur 1/3 tengah - 1/3 distal radius disertai dengan dislokasi art radioulnar
Pemeriksaan fisik distal secara total
I : Posisi siku Tipe I : radius di depan caput humeri
Tipe II : radius di belakang caput humeri Mekanisme trauma:
Tipe III : radius di lateral caput humeri 1. trauma langsung sisi lateral karena jatuh
Edema 2. Gerakan pronasi berlebihan dari radius ulna yang biasa terjadi bila lengan bawah
Deformitas ulna dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi
P : Nyeri tekan sumbu, nyeri ketok, dislokasi (Evan)
ROM Aktif pasif Pada fraktur tipe ini karena terjadi dialokasi proc styloideus maka terdapat kerusakan
NVD ligamentum radioulnar distal, tunnel ECU, discus fibrocartilago dan avulsi
ligamentum kolateral ulnaris
Radiologis
Adakah fraktur ulna, dislokasi caput radii

FRAKTUR COLLES
Penatalaksanaan: Adalah
1. Diagnosis tepat 1. Fraktur radius 1/3 distal 1 -1,5 inc dari permukaan distal metefisis atau
2. Reduksi ulna yangb aik radiocarpal joint
3. Post reposisi pertahankan immobilisasi 4-6 minggu 2. Dislokasi fragment distal ke dorsal atau posterior
3. Subluksasi sendi radioulnar distal
4. Avulsi proc styloideus ulna

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

2. Dalam keadaan tetap traksi, tekan fragmen distal ke posisi volar, kemudian
Insidens: paling sering pada wanita tua dengan osteoporosis fleksi pergelangan tangan. Tangan kiri melakukan kontra tekanan fragmen
Suppination injury proksimal dengan thenar eminence
3. Mempertahankan reduksi, lakukan pronasi fragfment distal dan ulnar deviasi
Anatomi: (cotton leader position)
1. Daerah transisi cansellous yang padat dann jarang merupakan titik lemah Fiksasi :
2. Permukaan posterior radius distal agak cembung dan merupakan celah 1. Radial slab (charnley)
tendon extensor 2. Teknik Sarmiento : pronasi lengan bawah, fleksi siku 90 0 dan volar fleksi +
3. Permukaan anterior agak cekung dan dilintasi oleh m pronator quaadratus ulnar deviasi
4. Proc syloideus radii lebih distal dari proc styloideus ulna Setelah 1 minggu gips dilepaskan ganti dengan orthytest functional brace
 Operatif
Klinis: Fiksasi externa
KHAS --- ’dinner fork deformity’ 1. Teknik bohler
o Tonjolan tiba-tiba di dorsul dan volar X wire pada basis metacarpal II,II,IV dan disatukan dalam gips sirkuler
o Pergelangan tangan edema dan lebih lebar selama 8 minggu
o Deviasi radial 2. Teknik cooney
Klasifikasi: Steinnmann pen pada basis metacarpal II,III kemudian 2 pen lain pada radius
1. Salter distal selama 8 minggu
 stabil : garis patah transversal dans edikit kominutif pada korteks Fiksasi interna
 instabil : fraktur sangat kominutif terutama pada korteks sisi dorsal Teknik rush : dengan rush pen
dan os calcaneus Teknik Lucas : dengan rush rod
2. Sarmento
 Tipe I : undisplaced + extraarticular Komplikasi:
 Tipe II : Displaced + extraarticular 1. Stiffness pada jari, wrist, siku, dan bahu
2. delayed tendon-EPL rupture
 Tipe III : Undisplaced + intraarticular
3. sudeck atrophy (reflex sympathetic distrophy)
 Tipe IV : Displaced + intraarticular
4. carpal tunnel syndrome
3. Barton
5. lumpuh n ulnaris/neuropati kompresi akibat deviasi n ulnaris >>>
Fraktur radius 1/3 distal intraarticular
6. Arthrosis
Penatalaksanaan:
7. Malunion
 Konservatif  Reposisi tertutup 8. Nyeri menetap karena subluksasi radio ulnar masih tetap ada
Prinsip : traksi. Conter traction manual siku fleksi pronasi, semifleksi ke
volar, deviasi ke ulnar FRAKTUR SMITH
Teknik : =reserve colles
1. Asisten pegang siku,traksi dengan tangan kanan,tambahkan defofrmitas 1. Fraktur komplit radius distal
dengan dorsofleksi fragmen distal 2. dislokasi fragment distal ke proksimal dan volar

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

3. Garis patah transversal


4. Tangan + fragmen distal --- deviasi radial BENNET’S FRACTURE
Adalah fraktur dislokasi basis metacarpal I. Garis fraktur oblique, fragmen berbentuk
Klinis: baji. Tetap berhadapan dengan trapezium karena volar CMP utuh. Metacarpal I
1. Penonjolan dorsal fragmen proksimal dislokasi karena tarikan AP dan APL
2. fragmen distal di sisi volar pergelangan
3. deviasi tangan ke radial Terapi
khas : garden spade deformity Sukar, tidak stabil. Lakukan
 Reposisi
reposisi tertutup  Immobilisasi
prinsip: traksi, manipulasi manual o Abduksi Metacarpal I
immobilisasi o Metacarpal I ditunjang pada trapezium
- gips dalam keadaan dorsoflexi ringan, deviasi ulnar, supinasi maksimal o Sudut metacarpal I dan II jangan mengecil
- gips mutlak diatas siku dengan fleksi siku 90 derajat o Aposisi fragmen
 Ingat! :
o Hiperekstensi PIP/DIP akan mengurangi abduksi
FRAKTUR 3B
o Fleksi MCP akan memberikan abduksi maksimal pada Metacarpal I
BASEBALL FINGER/ MALLETS FRACTURE/CRICKETS FRACTURE
Adalah fraktur basis phalanx/garis avulsi pada phalanx distal akibat tarikan Bennet’s Fracture merupakan satu-satunya fraktur pada jari tangan yang
tendo m eksternsor digitorum longus membutuhkan immobilisasi dengan gips yang lama. (Keyser, 1962 di atas 8
minggu).
Mekanisme trauma:  Operatif dengan Closed Pinning atau K-Wire menggunakan 2 wire(untuk
Ujung jari dalam keadaan ekstensi tiba-tiba terjadi fleksi pasif karena adanya fragmen dan untuk menjaga abduksi dan sudut)
trauma atau veltor sehingga :
a. terjadi avulsi fragmen tulang basis phalanx distal pada insersi tendon
b. ruptur pada tendon ekstensor tepat pada proksimal insersi

Gejala Klinis BOXER’S FRACTURE


- tidak terdapat ekstensi DIP Adalah fraktur leher metacarpal distal IV dan V. Tidak tahan terhadap trauma direct
- hematome pada dorsum VIP atau torsional. >> kompresi longitudinal (tangan mengepal). Caput metacarpal
mengalami angulasi ke volar atau ke palmar.
Terapi Reposisi immobilisasi :
 Mallet’s Splint Jari difleksi pada MCP Joint lalu didorong ke dorsal dan fiksasi. Posisi dipertahankan
 Aluminium strap 2-3 minggu selama 3 minggu.
 Bila avulsi fragmen besar lakukan grip dengan K-Wire
PENYEBAB FRAKTUR PATOLOGI

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

1. Penyakit Tulang Umum Lokal


i. Osteogenesis Imperfecta  Nekrosis kulit
ii. Osteoporosis pasca-Menopause  Ganggren
iii. Penyakit Tulang Metabolik  Sindrom kompartmen
iv. Myelomatosis  Trombosis vena
v. Dysplacia Fibrosa Poliostatik  Infeksi sendi
vi. Paget’s Disease  osteomielitis
2. Keadaan Lokal Benigna Umum
i. Infeksi Kronis
 ARDS
ii. Kista Tulang Soliter
 Emboli paru
iii. Defek Fibrosa pada cortex
iv. Fibroma Chondromixoid  Tetanus
v. Kista tulang Aneurysma 3. Komplikasi lama
vi. Kondroma Lokal
vii. Displasia fibrosa monostatik  sendi : ankilosing fibrosa, ankilosis oral
3. Tumor Ganas Primer  tulang : malunion/nonunion/delayed union, distrofi refleks,
i. kondrosarkoma osteoporosis pascatrauma, ggn pertumbuhan, osteomielitis, patah
ii. osteosarkoma tulang ulang
iii. ewing’s tumor  otot/tendo : penulangan otot, ruptur tendon
4. Tumor Metastatik  saraf : kelumpuhan saraf lambat
Ca metastatik pada payudara, paru, ginjal, tiroid, prostat Umum
Batu ginjal akibat immobilisasi lama, lama di tempat tidur
KOMPLIKASI PATAH TULANG KAIDAH PENANGANAN PATAH TULANG
1. Komplikasi segera 1. Terlebih dahulu perhatikan adanya obastruksi jalan nafas, syok, perdarahan ,
Lokal ggn kesadran
 kulit : abrasi 2. Pasang bidai dulu di tempat kecelakaan untuk menghindari cedera jaringan
 pembuluh darah: robek lunak
 sistem saraf : cedera susum tulang belakang, saraf sensorik 3. Hindari penanganan patah tulang yang tidak perlu
dan motorik 4. Perhatikan adanya cedera saraf, motorik, sensorik dan cedera pembuluh
 otot darah terutama perdarahan di distal patah tulang, catat dua waktunya dan atur
kontrol berkala
 organ dalam : jantung, paru, hepar, limpa (pd fraktur
5. Perhatikan juga cedera lain seperti pneumothoraks, perdarahan masif, dan
costae), kandung kemih (pd fraktur pelvis)
tanda cedera otak saat pengawasan berikutnya
Umum
6. Walau tanpa deformitas dan gangguan gerakan, kemungkinan patah tulang
 rudapaksa multipel
selalu ada, perhatikan anamnesis, palpasi dan sifat nyeri
 syok hemoragik, syok neurogenik
2. Komplikasi dini

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

7. Reposisi harus secepat mungkin, sedapat mungkin sebelum terjadi KAIDAH PENANGANAN GIPS PD PATAH TULANG TUNGKAI BAWAH
bengkak dan edema  Penderita harus jalan sedini mungkin
8. Nyeri kontinyu sering disebabkan iskemia kulit atau iskemia sluruh  Pembebanan fr merupakan rangsangan proses penyembuhan
anggota gerak  Gips tak boleh dibebani sebelum kering betul
9. Membelah gips sirkuler berarti membuka betul sampai kulit dan  Gips tidak boleh dibuka sebelum penderita dapat berjalan tanpa nyeri
terlonggarkan
10. Traksi harus sering ditengok untuk menghindari tarikan yang salah arah KAIDAH PATAH TULANG PERGELANGAN KAKI
atau distraksi Kebanyakan fr bukan kerusakan tunggal melainkan terdiri dari dua kerusakan
11. Yang tak harus immobilisasi harus bergerak teratus melalui mobilisasi Sering reposisi dapat dilakukan tertutup dengan anestesi lokal
dan latihan Gips ampai batas sistal sendi lutut harus dikenakan dengan teliti
12. Fraktur terbuka selalu merupakan luka dan patah tulang terkontaminasi Sebaiknya foto rontgen kontrol tanpa membuka gips
13. Tujuan penanganan adalah tercapainya faal tanpa gangguan, yang Mobilisasi dengan tongkat dimulai hari 1 dan tak boleh menopang berat badan
berarti bahwa selama 6 minggu
- Untuk anggota gerak atas, yang terpenting faal tangan walaupun
terjadi pemendekan atau dislokasi, masih dalam batas tertentu FRAKTUR FEMUR
- Untuk anggota gerak bawah dapat berdiri stabil dan berjalan sendiri Klasifikasi
tanpa nyeri, jika ada pemendekan sedikit masih dapat diterima 1. fr kaput femoris
14. Beri perhatian dan penanganan kepada penderita sesuai dengan 2. fr kolum femoris
kepribadiannya 3. fr intertrochanter
15. Pemeriksaan rontgen terdiri dari dua foto yang diambil dari dua arah, 4. fr subtrochanter
sebaiknya juga diperiksa sendiri oleh anda yang kenal dengan penderita 5. fr intercondiler
6. fr subkondiler

KONTRAINDIKASI SKIN TRAKSI Penatalaksanaan


 Kulit abrasi, laserasi, ulkus Fr terbuka
 Kulit Baal  perbaiki KU
 Kecenderungan ganggren  Tutup luka denga kasssa steril/bersih
 Atropi kulit  Debridement/kultur
 Gangguan pembuluh darah tepi  ATS-toksoid, antibiotika
 Patahan tulang tumpang tindih atau berat serta kerusakan yang telah  Reposisi
lama
 Immobilisasi
Maksimal beban skin traksi adalah 7 kg
Fr tertutup
Misculies line : garis yang menghubungkan SIAS, puncak patella dan ujung
 reposisi
jari II kaki
 immobilisasi
 konservatif

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

 operatif Pemeriksaan radiologis 2 hari sekali sampai didapat hasil sempurna dengan
cara mengatur traksi dan manipulasi. Setelah terjado klinkal union traksi
KONSERVATIF dapat dilepas
Traksi kontinyu atas indikasi
- anak/remaja, masih ada pertumbuhan tulang Latihan tungkai bawah, kaki dan jari-jari kaki harus segera dimulai. Latihan
- ada infeksi atau diperkirakan akan timbul infeksi terhadap m quadriceps dimulai setelah 1-2 minggu. Latihan terhadap m
- jenis fraktur yang tidak untuk fiksasi internal flexores pada minggu ke empat, periksa union secara klinis dan rontgen
- toleransi penderita terhadap operasi tidak baik sekitar 12-14 minggu. Bila union meragukan, teruskan traksi dengan beban
- penderita menolak operasi yang dikurangai 4-6 minggu lagi
Jenis traksi
1. Skin traksi  Bryant’s traction/ gallow’s traction, Russal OPERATIF
traction Indikasi relatif
2. Skletal traksi  Balanced traction Sukar reposisi tertutup, usia lanjkut, fr tungkai bawah multiple, fr
Bryant’s Traction komplikasi, fr patologis
Unutk anak dibawah 4 tahun. Kedua tungkai ditraksi ke atas dengan
paha dalam posisi fleksi 900 dan abduksi sedikit. Traksi dilakukan Kontraindikasi
dengan pita plester lebar. Beban traksi dianggap cukup bila pantat anak Toleransi buruk terhadap operasi, infeksi, anak-anak, remaj
persis terangkat. Balutan berbentuk 9 atau spika, jangan sirkuler
Russal’s Traction Waktu
Untuk anak usia 4-15 tahun. Traksi dikenakan pada tungkai yang patah - < 4jam pd fr terbuka dan kelainan neurovaskuler
dakam posisi fleksi 400 dan lutut dalam posisi flexi 400. Dapat juga - secepat mungkin
traksi mejnurut Buck yaitu traksi dengan tungkai bawah ekstensi. Teknik
Traksi dipasang 3-4 minggu dan penderita dipulangkan dengan gips Preoperatif dilakukan skin traksi (Russel atau Buck) dengan tujuan
atau spika panggul selama 3-4 minggu mengurangi spasme otot femur
Balanced Traction Intramedullary nail, Kuntscher nail ideal untuk fr 1/3 proksimal atau 1/3
Untuk remaja. Dipasang steinmanns’s pen atau Kirachner wire pada tengah. Dipasang sekitar 5 cm dibawah trocahnter minor, 7 cm insersi
proximal tibia adduktor
Pemasangan traksi sampai penyembuha klinis, setelah itu pada anak-
anak dipasang gips hemaspica atau gips celana Traksi di 3 titik : tempat fraktur, proksimal calcaneus dan distal calcaneus
Komplikasi
Pada orang dewasa mobilisasi bertahap dengan bantuan tongkat ketiak Syok neurogenik, hipovolemik, infeksi, decubitus, Crush sindrom, emboli
mulai dari nonwieght bearing sampai fullweight bewaring dan akhirnya lemak, trombosis vena, emboli paru, kekakuan otot dan sendi
bekerja aktif. Tongkat dilepas jika kalus sudah benar-benar kuat
Di sentral pendidikan dapat dilakukan internal fiksasi. Di daerah lakukan secara
konservatif.

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Caranya : bila fr terbuka lakukan debridement, lanjutkan dengan traksi skletal. Pada manusia 2/3 kaudal segera menghilang meninggalkan sisa di bagian dada
Bila fr tertutup lakukan skletal traksi dilanjutkan dengan balanced scletal sebagai cikal bakal mammae
traction.
Alatnya : thomas’s splint, Pearson’s attachment, Beban dengan katrol, Beberapa hari setealah lahir dapat terjadi mastitis neonatorum. Pembesaran mammae
steintment’s pen unilateral/bilateral diikuti oleh sekresi cairan keruh karena berkembangnya sistem
duktus dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi stroma yang dirangsang tak
Steinment’s pen dipasang pada 3 tempat langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu dalam sirkulasi darah bayi
- supracondilar femur Setelah lahir, estrogen menurun, merangsang hipofisis untuk memproduksi prolaktin
- satu inch dibawah tuberosis tibia (bwh patella)  perubahan mammae
- Calcaneus, salah satu bentuknya adalah full extention of Buck (kaki lurus
saja) Mammae merupakan kelenjar atau appendiks kulit di fascia pectoralis. Pada lateral
atas terdapat penonjolan spence (ekor payudara). Setiap mammae terdiri dari 12-20
Indikasi internal fixation lobulus kelenjar, masing-masing mempunyai saluran ke papilla (duktus laktiferus).
1. fr tidak dapat direduksi dengan operasi Ligamentum cowperi kerangka mammae. Jaringan lemak terdapat diantara kelenjar
2. fr cenderung instabil secara bawaan cenderung mengalami pergeseran dengan fascia serta diantara kulit dan kelenjar
kembali setelah direduksi
3. fr yang penyatuannya kurang baik dan perlahan-lahan Perdarahan:
4. fr patologis Cab a.perforantes ant dari a.mammaria int, a.thoracalis lat yangbercabang dari
5. fr multiple a.axillaris dan beberapa a.intercostalis
6. fr pada pasien yang sulit perawatannya Persarafan Kulit:
Indikasi External Fixation Cab plexus cervical dan n.intercostalis
1. fr disertai kerusakan jaringan lunak hebat diman luka dapat dibiarkan Kelenjar : saraf simpatis
terbuka untuk pemeriksaan, pembalutan atau pencangkokan kulit Sensitibilitas axilla dan medial lengan atas : n.intercostobrachialis dan n.cutaneus
2. fr disertai kerusakan jaringan saraf atau pembuluh darah brachialis medialis. Pada diseksi sukar disingkirkan, menjadi penyulit para;lisis dan
3. fr sangat kominutif dan instabil mati rasa pascaoperasi
4. fr tidak menyatu n.pectoralis (mengurus m.pectoralis mayor et minor), n.thoracodorsalis (mengurus
5. fr pelvis m.lattisimus dorsi) dan n.thoracalis longus sedapat mungkin dipertahankan pada
6. fr terinfeksi mastektomi dengan diseksi axilla
7. cedera multiple berat

Sistem limfatik:
tumor mammae Pengaliran limfe : ke axilla (lebih dari 75%), klenjar parasternal (terutama sentral dan
medial), kelenjar interpectoralis
Mammae sebagai kelenjar subkutis mulai tumbuh sejak minggu ke-6 masa - Ln brachialis
embrio, penebalan ektodermal sepanjang milk line yang terbentang dari aksila - Ln axillaris
sampai regio inguinal - Ln infraclavicularis

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Ln parasternalis - Infiltrating : ca lobulus


- Ln submamarius duktus
- Ln paramammarius - Noninfiltrating : ca intraduktus
- Infiltrating : Chirrhosis Ca mucoid Ca
Etiologi: medullary Ca Paget’s disease
Tiga perubahan dipengaruhi hormon Setiap benjolan di mammae curiga tumor
1. Perubahan pubertas -- fertilitas – klimakterium dan menopause. Sejak
pubertas pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan duktus Angka kejadian Tumor Payudara
berkembang dan timbulnya asinus
2. Perubahan sesuai daur menstruasi. Hari ke 8 mammae membesar
hingga beberapa hari sebelum mens berikutnya ukuran maksimal
sampai mens mulai
3. Perubahan waktu hamil (epitel duktus lobulus dan duktus alveolus :
proliferasi, tumbuh duktus baru) dan menyusui (sekresi hormon
prolaktin memicu laktasi, air susu mengisi asinus)
Ket:
1. FAM
tumor mammae 2. Mammari displasia
3. Ca
Definisi: Tumor ganas prognosis baik : paget’s disease, komedo CA
Benjolan pada payudara Dubia : meningioma, CA dengan variasi
Buruk : mastitis karsinomatosa
Klasifikasi: Ginekomastia unilateral mungkin merupakan Ca mammae
1. Nonneoplastik Anomali mammae  misal amastia, jar mammae assesorius, mammae aberans
Inflamasi : mastitis akut (pigenik), mastitis sel plasma, nekrosis lemak Benjoan spence BUKAN anomali walau bentuknya beragam dari benjolan kecil
Hiperplasi : hipertropi, ginekomastia sampai yang seolah-olah bertangkai
Displasi : mastitis kronis sistika

2. Neoplastik Klasifikasi Keganasan:


Jinak : parenkim (adenoma, papilloma) T ( Tumor Primer)
Stroma (lipoma, fibroma Tx : tumor primer tidak dapat ditentukan
Campuran (fibroadenoma, sistosarkoma filoides Tis : karsinoma insitu dan penyakit paget pada papilla teraba tumor
Ganas : lobulus T0 : tak ada tumor primer
- Noninfiltrating : ca lobulus in situ T1 : ukuran tumor <2cm

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

T2 : ukuran tumor 2-5cm T1a,T2a,T2b,T3a, T3b N3 M0


T3 : Tu uk >5cm IIIb : T1a, T2a, T2b, T3a setiap N M0
T4 : Tu dgn penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit dinding T3b
dada dengan tanda edema, tukak, peau d’orange IV : setiap T Setiap N M1
N (nodul limpatik regional)
Nx : kelenjar regional tidak dapat ditentukan Keterangan
N0 : Tidak teraba kelenjar axilla T123
N1 : Teraba kelenjar axilla homolateral yang tidak melekat a. tanpa pelekatan fascia atau otot
N2 : Teraba kelenjar axilla homolateral yang melekat satu sama lain atau b. dengan perlekatan fascia atau otot
melekat pada jaringan sekitarnya T4 ekstensi ke dinding dada atau kulit
N3 : terdapat pembesaran kelenjar mammaria interna homolateral a. dinding dada
M (Metastasis jauh) b. edema kulit atau infiltrasi atau ulserasi
Mx : Metastasis jauh tidak dapat ditentukan c. keduanya
M0 : Tidak ada metastasis jauh N1 KGB axilla mobil
M1 : Terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjar supraclavicular a. dianggap bukan metastasis
b. dianggap metastasis
Lekukan pada kulit, retraksi papil, atau perubahan lain pada kulit kecuali N2 KGB axilla terfiksisr
yang terdapat pada T4 bisa terdapat pada T1,T2, T3 tanpa mengubah N3 KGB supraclavicular atau edema lengan
klasifikasi Untuk penggunaan praktis
Dinding thoraks meliputi costae, otot intercostal, m.serratus ant tanpa m Stadium I : T1N0MO, T2N0M0
pectoralis Stadium II : T1N1M0, T2N1M0
Stadium III : T1N2M0, T3N0M0, T3N1M0, T3N2M0
Stadium IV : .........M1

Staging berdasarkan GICC: Faktor resiko Ca Mammae


 Usia
Stadium I : T1a, T1b N0.N1a M0 Makin tua risiko makin tinggi
II : T0,T1a,T1b N1b M0  Keluarga
T2a, T2b N0, N1a M0 Ibu atau saudara kandung pernah menderita Ca mammae khususnya
IIIa : T3a,T3b N2 M0 premenopause dan atau bilateral

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

 Patologi  Otak : nyeri kepala, mual ,muntah, epilepsi, ataxia, paresis


Displasia atau kelainan fibrokistis tertentu, pernah Ca mamma disisi dan parestesia
lain  Pleura : efusi, sesak nafas
 Kehamilan pertama tertunda  Paru : biasanya tanpa gejala
 Hati : kadang tanpa gejala, adanya massa, ikterus obstruktif
Kelompok High risk menurut Strark & Way  Tulang tengkorak : tulang iga/tulang panjang, nyeri, fraktur
1. Wanita dengan dermogram meragukan dan atau tanpa mamogram
meragukan Diagnosis:
2. Wanita dengan benjolan payudara fibrokistik dengan niple Anamnesis
discharge - Tanda atau gejala Ca mammae yang mendorong penderita berobat:
3. Wanita dengan riwyata tumor jinak sebelumnya a. benjolan mammae yang tidak nyeri 60%
4. Wanita dengan riwayat keluarga positif b. benjolan yang nyeri 10%
5. Wanita tanpa anak atau anak sedikit atau hamil pertama diatas 35 c. pengeluaran cairan dari puting 10%
thn d. perubahan mammae (retraksi atau edema) 10%
6. Wanita dengan menarche cepat atau menopause lambat - Hal lain yang perlu ditanyakan
7. Wanita dengan riwayat endometrium a. Usia 15-25 th fAM
25-30 th mammari displasia
NIPPLE DISCHARGE (CAIRAN PUTTING SUSU) >35 th malignancy
Diperhatikan b. kapan keluhan utama dan keluhan lain timbul
 sifat cairan c. gejala lokal atau umum berupa skit, nyeri tekan, nipple discharge,
serous kuning sekali : papilloma intraduktus, Ca perubahan BB
Haemorragik : penumbuhan proliferasi di duktus d. bagaimana riwayat penyakit serta kecepatan tumbuh tumor
Kebanyakan benigna, tapi dapat e. menarche atau siklus haid/menopause kehamilan
juga maligna f. pengobatan yang telah diberikan(oleh siapa, dimana, berupa apa,
Air atau kuning : Ca bagaimana hasilnya)
Bernanah/membiru : radang g. pemakaian obat hormonal
 ada tidaknya sel tumor h. Faktor risiko (umur menarche, menopause, jumlah anak, umur ketika
 uni/bilateral melahirkan anak pertama, lama menyusui, penyakit mammae sebelumnya,
 dari satu/beberapa duktus riwayat keluarga)
 keluar spontan setelah dipijat/tidak Pada Ca mammae stadium dini keluhan tak banyak, umunya berupa tumor
 keluar bila seluruh mammae ditekan dari segmen tertentu tanpa nyeri atau keluar cairan serous, dapat juga keluar darah dari puting.
 berhubungan dengan daur haidh normal Stadiumlanjut keluhan dapat banyak, antara lain tumor yang makin
 pramenopause atau pascamenopause membesar, nyeri pada mammae, borok berbau, nyeri atau patah tulang,
 penggunaan obat hormon lumpuh, kuning, sakit kepala, sesak nafas, batuk batuk,merah,bengkak
pada tangan, massa di axilla, nyeri puting susu, discharge, erosi, gatal,
METASTASIS HEMATOGEN retraksi, pembesaran

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

i. Ca mammae juga dapat ditemui pada kelurga yang berhubungan Dengan gerakan perlahan-lahan keatas bersama-sama, perhatikan :
dengan kelaian histologis kanker lainnya, baik GIT, Ca Ovarium dan  adakah tumor yang turut bergerak di bawah kulit
endometrium, leukimia, sarkoma  tumor kecil dalam fase ini telah mungkin terlihat
j. Angka kejadian menurut letak tumor di payudara Lengan tegak keatas samping mammae, perhatikan :
Lateral atas 45%  simetrisitas
Sentral 25%  besar mammae
Medial atas 15%  tinggi dan besar kontur mammae teutama kontur bawah
Lateral bawah 10%  tinggi dan besar papilla dan areola mammae
Medial bawah 5% (harapan hidup baik)  adanya perubahan bentuk karena tumor

- Kelainan fibrokistik berupa mastitis kronik kistik atau hiperplasia b.Penderita dalam posisi berbaring
kistik/mastopati kistik/displasia mammae Sedapatnya dengan ganjalan di bawah bahu, diatur supaya jaringan
 proses epitelisasi jinak amat beragam dengan histopatologi dan mammae tersebut tersebar merata sehingga kulit mammae tidak terlihat dan
klinisa beragam pula tepi diskus atau hemisfer jaringan mammae sama tipis atau tebal, jangan
 penderita cemas akan nyerinya  pastikan bukan ganas jatuh ke kaudal atau lateral
 bila ragu  biopsi Pemeriksa berdiri di samping penderita, sebelah mammae yang diperiksa
 sebagian kecil mengandung risiko berkembang menjadi Ca INSPEKSI
- FAM, terutama pada wanita muda, setelah menopause tak dapt lagi Perubahan kulit : dimpling, retraksi akibat serabut fascia yang
dijumpai. Biasanya tdk nyeri tetapi kadang nyeri tekan melekatkan kulit dan tumor mengalami pemendekan. Terlihat jelas
dengan tangan menegangkan fascia. Lihat gambaran vena,
- Tumor dicurigai ganas bila tidak jelas jinak, timbul setelah usia >35 thn, perdarahan, edema
walau kelihatan jinak atau berupa kista namun berisi cairan berdarah Perubahan ,mammae dan areola : ekskoriasi, discharge (darah,
sekret, nanah), pointing nipple (arah puting biasanya berbelok ke
arah tumor)
Peau d’orange, akibat obstruksi limfatik sekitar
Adanya tumor
Pemeriksaan fisik PALPASI
- Pemeriksaan fisik umum Dilakukan dengan volar phalank II, phalank akhir dan jari II-III-IV
- Pemeriksaan fisik mammae bersama –sama
a. Penderita dalam posisi duduk, lengan bawah disampaing badan rileks. Untuk separuh lateral mammae lengan penderita diposisikan ke atas,
Bandingkan mamma dextra dg sinistra meliputi : ke samping kepala
 simetrisitas Untuk memeriksa separuh medial mammae lengan penderita
 ukuran diletakkan rileks disamping badan
 tinggi dan besar kontur mammae terutama lipat bawah c. Palpasi dilakukan pada seluruh daerah mammae sistem dari kclavicula
 adanya perubahan bentuk karena tumor membesar atau sampai iga VI, dari tepi sternum, latissimus dorsi, garis aksila depan
 mengisut

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Bila ditemukan tumor, tentukan letaknya pada kuadran mana, ukuran, c. Eksema unilateral menunjukkan khas Paget’s disease
konsistensi, batas, mobilitas. Untuk menentukan tumor sudah lengket 5. Keluarnya cairan
pada iga atau m intercostalis penderita diminta melakukan kontraksi a. Spt susu kehamilan/laktasi
m pectoralis ddengan cara tangan dua0dua satu dsama lain diatas b. Jernih normal
crista iliaca. Jika tumor bergerak berarti tumor tersebut lengket. c. Hijau perimenopause, pelebaran duktus, kel
fibrokistik
d. Kelainan : deformitas, ulcus carsinomatous, kanker eneurtase, mastitis d. Hemoragik Ca, papilloma intraduktus
carsinomatous, satelit lesion, peau d’orange

e. Deskripsi benjolan, letak, ukuran, konsistensi, batas, mobililtas KELAINAN FIBROKISTIK


 Benjolan di mammae multipel, bilateral, nyeri terutama pramenstruasi
 Perubahan dan fluktuasi gambaran klinis jelas
 Gejala dan tanda lebih jelas dan lebih hebat pada prahaid
GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA MAMMAE  Usia 30-50 tahun
1. Nyeri
a. Berubah dengan daur (fisiologis, misal premenstrual
tension, fibrokistik disease) FAM
b. Tidak tergantung daur mens (tumor jinak, ganas, infeksi)  Teraba sebagai benjolan bulat/berbenjol-benjol dengan simpai licin dan
2. Penonjolan di mammae konsistensi kenyal padat
a. Keras, permukaan licin FAM/kista  Tumor tidak melekat pada jaringan sekitarnya dan sangat mudah
permukaan kasar, berbenjol, digerakkan
atau melekat kanker/inflamasi
 Biasanya tidak nyeri tapi dapat nyeri tekan (+)
b. Kenyal Kelainan fibrokistik
 Kadang-kadang multipel
c. Lunak Lipoma
 Pada masa adolesence bisa terdadpat massa yang besar
3. Perubahan kulit  Pertumbuah bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau
a. Bercawak sangat mencurigakan Ca menjelang menopause karena rangsangan estrogen meninggi
b. Benjolan tampak Kista, Ca, FAM besar  Harus diekstirpasi karena terus membesar
c. Kulit jeruk diatas bejolan khas kanker
d. Kemerahan infeksi (jika panas)
e. Tukak Kanker lama (terutama orang tua) CA MAMMAE
4. Kelainan puting/areola  Sebagian besar mulai berkembang di duktus lalumenembus ke parenkim
a. Retraksi Fibrosis karena Ca  15-40% multisentris
b. Inversi baru Retraksi fibrosis krn Ca (kdg krn  tanda dini berupa :
pelebaran duktus)  benjolan tunggal tanpa nyeri yang agak keras dengan batas kurang
tegas

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

 kelainan mammogram tanpa kelainan pada palpasi 3. Mammae kolateral


 Tanda lama berupa : 4. Aksila kontralateral
 pengecilan mamma (mengkerut)
 pembesaran mammae Pemeriksaan penunjang
 kemerahan - Laboratorium
 edema kulit 1.Hb, leukosit, LED, trombosit
 fiksasi pada kulit atau dinding thoraks 2.LFT : alkalin fosfatase, serum calsium phosphate, SGPT
 Tanda akhir 3.Renal function : ureum, kreatinin
 Tukak 4.Gula darah hemostasis, kolesterol
 Kelenjar supraclavicula dapat diraba 5.Estrogen reseptor, aktivitas estrogen dan hormon lain
 Edema lengan 6.Sitologi : sekret puting, isi kiste, aspirasi jarum halus, sumsum tulang.
 Metastasis tulang, paru, hati, otak, pleura tau di tempat lain Sitologi vagina untuk wanita premenopause
 Ca mammae pada laki-laki 7.Patologi : biopsi dengan vries coupe
 benjolan tanpa nyeri di belakang areola mammae
 pengeluaran cairan dari puting - Mammografi, indikasi :
 perubahan areola dan papilla, retraksi atau tukak 1.Adanya benjolan pada mammae dengan atau tanpa nyeri, dirasakan penderita
 Tumor gana s lain pada mammae tapi dokter belum dapat meraba
 Sarkoma : fibrosarcoma, liposarcoma, angiosarcoma 2.Adanya rasa tidak enak pada payudara, misalnya sangat nyeri, sangat peka,
 Limfoma maligna kelainan puting susu
3.Penderita dengan risiko tinggi keganasasn
4.Pembesrana KGB axilla yang meragukan
5.Paget’s disease
6.Adanya penyebaran metastasis tanpa diketahui asal tumor primer
- Pemeriksaan kelenjar getah bening 7.Pada penderita dengan ‚cancerophobia’
Dilakukan dengan palpasi KGB dalam keadaan berbaring 8.Mammae kontralateral jika (pernah) ada Ca mamma
1. Aksila – KGB dibagi dalam beberapa kelompok 9.Penapisan sebelum tindak bedah plastik/kosmetik
 Paramammae dan paraglandula di tepi mamma dan m
pectoralis major Bila tidak ditemui apa-apa lanjutkan dengan biopsi krn sering tak nampak pada
 Interpectoralis dan subpectoralis di bawah m pectoralis dan mammogram. Bila (+) klinis, tak teraba tumor lanjutkan dengan punksi biopsi
sebelah dinding thoraks ditempat yang ditunjukkan
 Subscapula di sudut bawah scapula dan sebelah scapula Mammografi kurang bermanfaat pada premenopause karena gambaran Ca
 Sekitar v axillaris sebelah humerus diantara jaringan lamak kurang tampak
 Di puncak axilla -- infrasubscapular
- Radiologi, meliputi foto thoraks, fotopolos perut, hepar, bone survey lumbal,
2. Supraclavucula – klenjar leher yang pertama membesar di sudut
pelvis dan femur
clavicula-sternocleidomastoideus : pada pertemuan v jugularis dan
transversus colli

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Termografi, menggunakan prinsip hipervaskularisasi dan termogenesis Diagnosis ditegakkan dengan FNAB, dimana ditemukan serat-serat fibrous dan
yang berbeda kelenjar
False (-) : infeksi
False (+) : tak semua Ca panas Penyakit mammae yang perlu tindakan Bedah
Termotomografi  berdasarkan pemantulan gelombang olehlapisan 1. Infeksi : mastitis akut, mastitis purulenta, abses mammae
abnormal 2. Inflamasi tanpa infeksi : duktektasis, nekrosis lemak
3. Reaksi fisiologis kurang teratur : kelaina fibrokistik
- Histopatologi, parafin, potong beku 4. Tumor Jinak : FAM, papilla intraduktus, lipoma
Biopsi berupa biopsi insisional, biopsi eksisional, punksi, sitodiagnostik 5. Tumor Ganas : Adenokarsinoma mammae, sarkoma (jarang),
Indikasi biopsi metastasis (sangat jarang)
adanya massa
sekret nipple mengandung darah Penatalaksanaan:
Nipple menyerupai eksim Stad I : Mastekstomi radikal
Mammografi (+) - Jika KGB axilla tidak mengandung metastasis, radiasi post op (-)
- Jika KGB axila metastasis, lakukan radiasipost op KGB regional
- Lain-lain, berupa galaktografi, USG, CT scan - Jika dilakukan mastektomi simplek diikuti radiasi tumor bed +
KGB regional (radiasi lokal + regional)
Penyakit yang sering dipapilla mammae adalah paget’s disease of breast berupal Stad II : T0N1b, T1N1b
esi areolar (keadaan premaligna). Dari statistik bila dibiarkan pasti menjadi - Mastektomi radikal + radiasi KGB regional atau
kanker - Mastektomi simplek + radiasi tumor bed & KGB regional
Stad III : T3N0-1a
Lesi premaligna tidak memiliki stadium, jika telah menjadi maligna ada - Mastektomi simpleks + radiasi tumor bed & KGB regional
stadiumnya dan ada tanda maligna (histologi, klinis, makros), ada gejala lokal Stad lanjut :
dan gejala metastase - Stadium lanjut lokasi regional tanpa metastasis jauh
Mammary displasia T3N1-2M0 : simple mastektomi + radiasi bed tumor + KGB
Adalah penyimpang bentuk dimana timbul sebagai kelainan spons yang lunak. regional
Diakibatkan oleh kelainan hormon estrogen. Mekanisme belum jelas, sebagai T3N2-3/T4N0-3M0 : super voltage pada tumor +KGB regional
mammae berbentuk tak menentu irreguler. Pinggir tak tegas, ukuran beragam - Stadium lanjut dengan metastasis jauh
Perhatikan status menstruasi
FAM a. Premenopause : radiasi lokal dearah tumor, bila estrogen
Klinisnya keras sampai kenyal, tidaknyeri tekan, bulat, berbatas tidak tegas, binding receptor (ER) positif, tambahkan kastrasi +
mobile, ukuran dari sebesar kacang kedelai sampai sebesar bola tenis, jarang sitostatika
menyebabkan kanker. Payudara membesar tapi sekresi tertekan, sering pada b. menopause 1-5 tahun : jika ER (+) lakuakn radiasi tumor +
wanita dengan mammae besar tapi ASI sedikit sekali/tidak ada, juga pada kastrasi + sitostatika, jika ER(-) cukup kombinasi sitostatika
wanita dengan mammae kecil tapi ASI banyak. c. menopause >5 tahun : radiasi lokal tumor + sitostatika +
terapi estrogen

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

infeksi n intercostobrachialis – mati rasa kulit ketiak dan medial


lengan
KRITERIA OPERABILITAS (HEAGENSEN) n thoracis longus – m serratus anterior
Semua Ca mammae wanita segala usia harus di mastektomi radikal jika n thoracodrsalis – m lattisismus dorsi
keadaan umumnya memungkinkan, kecualiterdapat : n pectorallis – m pectoralis
1. Edema lengan luas pada kulit mammae (peau d’orange) b. kontraktur bahu
2. Adanya nodulus satelit di kulit yang menutup kelenjar mammae c. limfedema ekstremitas atas
3. Adanya mastitis karsinomatosa (Ca inflamatoris) Mastektomi radikal yang dimodifikasi (cara Pater)
4. Adanya nodulus parasternal - m pectoralis major et minor dipertahankan jika tumor mammae jelas
5. Adanya nodulus supraclavicula bebas dari otot tersebut
6. adanya metastasis jauh keparu, hati, tulang, usus, alat kelamin - bedah konservatif – tdd eksisi luas, diseksi axilla dan penyinaran
7. Dua atau lebih gejala berikut: mammae
- ulserasi kulit Syarat mutlak : tumor kecil, tersedia sarana radioterapi khusus
- edema kulit terbatas (megavolt). Penyinaran dibutuhkan untuk mencegah kambuhnya
- tumor aksiler lebih dari 3 cm tumor yang tertinggal atau dari sarang tumor lain (ca multisentrik)
- nodul aksiler terfiksir lebih dalam (lengket di kulit, struktur lain di aksila) Terapi bedah dianjurkan berupa lumpektomi luas, segmentasi atau
kuadranektomi dengan diseksi kelenjar axilla
I. Pembedahan Rekonstruksi
Biopsi merupakan tindakan pertama untuk mendapatkan diagnosis Bila dilakukan pengangkatan mammae dipertimbangkan kemungkinan
histologi. Bila sediaan dari VC menunjukkan tanda tumor jinak opersi rekonstruksi dengan implantasi protesis atau cangkok. Jika tak mungkin
diselesaikan. Bila ganas lanjutkan dengan tindakan bedah kuratif jika dilakukan dengan protesis eksternus (disangga bra)
tumor terbatas pada payudara (operable) Mastektomi simpel
Mastektomi radikal – dikerjakan menurut Haslteed Yaitu mengangkat seluruh jaringan mammae tanpa pengangkatan KGB
- pengangkatan seluruh jaringan mammae dengan sebagian regional tapi lakukan fascia pectoralis
besar kulitnya, papilla, m pectoralis major et minor, semua Bedah paliatif
kelenjar aksila dan jaringan lemak disekitarnya sekaligus Hampir tidak pernah dilakukan
- bedah radikal diperluas (cara urban) tdd bedah Halsted dengan - kadang residif lokoregional yang soliter, sering pengangkatan tak
pengeluaran kelenjar limfe pada a mammaria interna (operasi berguna
diperluas dengan torakotomi) - kadang amputasi kelenjar mammae pada tumor yang tadinya tak
- bedah super radikal tdd bedah urban yang diperluas dengan mampu diangkat karena ukurannya terlalu besar dilakukan
pengeluaran kelenjar limfe supraclavicula pengecilan dengan radioterapi
- bedah urban dan super radikal umumnya tak dilakukan
- penyulit mastektomi radikal :
a. luka mastektomi dan diseksi axilla (hematom, infeksi, II. Radioterapi
serosa) Biasanya pada terapi kuratif ayng konservatif dan sebagai terapi
tambahan/paliatif

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Seluruh mammae dan kelenjar axilla dan supraclavixular dapat diradiasi,


penyulit : pembengkakan lengan karena limfedema akibat kelenjar axila-  Ca mmame residif metastasis
supraclauvicula rusak Tidak lagi pembedahan, kecuali biopsi --- radiasi untuk penangan setempat,
Dipertimbangkan pa Ca mammae yang tidak mampu angkat atau jika ada kemoterapi/hormonal untuk efek paliasi sistemik
metastasis
 Ca mammae lanjur secara lokal (T4)
III. Kemoterapi Radioterapi dulu --- beberapa minggu kemudian mastektomi sekunder (bila
Digunakan bila ada penyebaran sistemik atau sebagai adjuvan dapat angkat dan hormonal/kemoterapi tidak dapat diteruskan)
Kemoterapi adjuvant jika ditemukan metastasis atau pada pemeriksaan PA
pascamastectomi. Tujuan untukmenghancurkan mikrometastasis
Sering dipakai kombinasi CMF (cyclophospamid, metrotrexate, 5 FU) 6
bulan pada premenopause atau CAF (cyclophospamid, Adriamisin, 5 FU)  Ca inflamasi (prognosis amat buruk)
atau VA (Vincristin, Adriamisin) Radiasi sinar ortovolt : bagian meradang akan membasah dan nyeri sekali
Hormonal berupa pil antiestrogen pada pascamenopause --- kemoterapi kombinasi diikuti radiasi : efek paliasi lumayan

IV. Terapi Hormonal  Ca mammae wanita lansia


Indikasi untuk metastasis jauh Prinsipnya sama dengan usia muda. Bila tua sekali --- batasi sehubungan
Biasanya paliatif sebelum kemoterapi --- efek terappi lebih lama, efek cadangan faal hati, ginajl, jantung
samping kurang --- tidak semua Ca mammae peka (60% dari uji reseptor
estrogen)  Reaksi psikis
Pramenopause berupa ovarektomi bilateral atau antiestrogen (tamoksifen, Petunjuk memperoleh metastasis yang memadai
aminoglutetimid) --- paliatif
Pascamenopause, bila ER (+) dan PA ditemukan kelenjar axilla berisi Pencegahan:
metatasis --- tamoksifen (tidak diberi estrogen karena efek samping terlalu a. Menghindari faktor penyebab
berat) b. Menetukan kasus dini --- kuratif
c. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebulan sekali pada hari ke-8
TERAPI PADA KEADAAN KHUSUS
menstruasi
 Ca mammae pada kehamilan d. Pemeriksaan oleh dokter, jika dicurigai berisiko tinggi, terutama usia >35 tahun
3 bulan I kemoterapi/radiasi tidak dapat diberikan --- teratogen e. Mammogram, rontgen penyaring mutakhir
3 bulan terakhir kemoterapi ditunda sampai pascapartus. Obat dapat f. 6 langkah dtekdi Ca mammae
masuk ke janin via ASI - inspeksi saat penderita duduk, bandingkan ka ki
Cyclophospamid, MTX dapat menyebabkan neutropenia pada bayi --- - inspeksi saat penderita mengangkat kedua lengan dan menurunkannya,
diganti bandingkan ka ki
T1N0M0 --- anjuran tunda konsepsi baru selama 2 tahun - pemeriksaan puting
T2-T3 --- anjuran tidak hamil lagi dengan alasan sosial etis - palpasi keempat kuadran, bandingkan ka ki
Penggunaan pil KB tidak dibatasi waktu - palpasiketiak

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- pemeriksaan diarahkan untuk mencari adanya metastasis Sekitarr uretra – periuretral gland

Prognosis: Saluran keluar ketiga kelenjar tersebut + saluran dari vesica seminalis bersatu
Tergantung dari : membentuk ductus ejaculatorius communis – bersastu dalam uretra
a. Ukuran tumor
b. Jumlah, tempat, ukuran KGB yang terkena Arteri : a vesicalis inf dan a rectalis med
c. Skin involvement Vena : bersifat difus, bermuara ke plexus Santorini
d. Fiksasi tumor primer/KGB (+) Inervasi : plexus santorini (simpatis) dan n sacralis III,IV
e. Histologi Sist limfatik : ke nl obturatorius, nl iliaca interna et externa, nl presacralis
- Ductal baik – seluler, papiler cystadenoma, comedo, Paget’s disease Histologi : jar ikat, otot polos, klnj, epitel (thoraks tinggi, basal gepeng)
Lambat – schirrhous Ca, degenerasi epidermoid
Buruk -- lobuler Terbagi menjadi 2 jenis jaringan :
- Asinus baik – lobuler - Kel periuretra inferior : mengalami hiperplasia dan bermanifestasi pembesaran
f. Derajat neoplasia jinak pada usia lanjut
g. Usia status menstruasi - Kelenjar bag luar : musculoglandula, sumber keganasan
h. Kelambatan terapi
i. Kehamilan Fungsi nya menghasilkan kcairan yangmengandung asam sitras dan asam fosfatase
j. ER content yang ditambahkan pada semen saat ejakulasi.
Asam fosfatase paling efektif bekerja pada pH 5, jumlahnya sangat sedikit sehngga
tidak terukur dalam darah. Bila terjadi neoplasma jumlahnya tidak dapat diukur
Hipertropi prostat 5-alpha reduktase
testosteron = dihidrotestosteron
Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar fibromuskuler yangmelingkari diphosphat
’bladder neck’ dan bagian proksimal uretra. Berat pada dewasa adlah 20 gr, - memproduksi prostaglandinn
ukurannya 3,4 cm x 4,4 cm x 2,6 cm. Secara embriologis terdiri dari 5 lobulus : - enzim assam fosfatase
1 lobus medius, 1 lobus anterior, 1 lobus posterior, 2 lobus lateral. Slema
perkembangan ketiga lobus pertama menjadi lobus medius saja
Hipertropi prostat
Pada penampang melintang setinggi uretra pars posterior :
 Kapsul anatomi
Definisi:
 Jaringan stroma
Suatu keadaan terjadinya pertumbuhan yanng berlebihan dari komponen stroma
Tdd jaringan fibrosa dan jaringan muskuler
epitel glandula prostat
 Jaringan kelenjar
Tdd luar – kel prostat sebenarnya
Secara PA sebenarnya ialah hiperplasia kelenjar periuretral yang mendesak jaringan
Tengah – kel submukosal (adenomatous zone)
prostat yang asli ke perifer menjadi ’surgical capsule’

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Tahap berikutnya (fase kompensasi) : tekanan intravesica sangant tinggi (N=20-40


Etiologi: cmH2O)  mukosa menerobos diantara serat detrusosr, bila kecil timbul sakula, bila
Belum diketahui pasti. Beberapa teori yang ditegakkan : besar diverticula
 Teori tumor jinak (karena komponennya) Tahap lanjut (fase dekompensata) : detrusor lelah dan tak mampu berkontraksi 
 Teori rasial dan faktor sosial retensi urine total  grade IV (sisa urine lebih dari 150 cc)
 Teori infeksi dari zat-zat yang belum diketahui
 Teori yang berhubungan dengan aktivitas hubungan seks Teori terjadinya Hipertropi Prostat:
 Teori ketidakseimbangan hormonal  plg sering dipakai a. Teori Steem cell
Bagian prostat yang peka terhadap estrogen adalah bagian tengah, bagian tepi Normal : stedy state (growth cell = death cell)
peka terhadap androgen Karena adanya konsentrasi testosteron dalam jaringan prostat  stem cell
Pada orang tua sekresi androgen berkurang, estrogenbertambah secara berproliferasi  pada keadaan tertentu proliferasi tersebut lebih cepat
relatif/absolut  bagian tengah hiperplasi
Akibat adanya obstruksi maka dapat timbul : b. Teori reawakening
 residual urine Hiperplasia prostat merupakan interaksi antara elemen stroma dan epitel
 otot detrusor mengalami hipertropi kompensasi – dinding buli menebal Pada kehidupan embrional : elemen stroma menginduksi pertumbuhan epitel
 Setelah fase kompensasi dpat diikuti : Pengulangan proliferasi ini menimbulkan Hipertropi prostat
- trabekulasi pada dinding buli
- hipertropi inter uretric ridge c. Teori hipothalamic-pituitary Gonad Axis
- diverticel pada dinding buli Testosteron bebas (2%) masuk ke sitoplasma dan direduksi oleh enzim 5-
Kemampuan kompensasi pada tiap orang berbeda alpha reduktase 5 dehidrotestosteron, dibantu reseptor  hormon reseptor
Gejala obstruksi tergantung pada : kompleks, bertransformasi  nuclear receptor, masuk ke inti  melekat
1. Volume kelenjar periuretral pada kromatin  transkripsi RNA  sintesis protein  nodul stroma
2. Elastisistas leher vesika,otot prostat, kapsul prostat
3. Kekuatan kontraksi detrusor Patofisiologi:
Pembesaran prostat dapat mengenai daerah periuretral, daerah subtrigonal atau
Efek Pembesaran Prostat: daerah bladder neck – pendesakan menyebabkan gejala klinis. Progresifitas lembat.
Trias patofisiologi Hipertropi Prostat Tidak semua HP menimbulkan keluhan. Keluhan tersebut dibagi 3 derajat
1. Resistensi uretra daerah prostat Derajat I : pancaran kencing lemah, tak lampias, frekuensi bertambah terutama
2. Tonus trigonum dan leher vesika – simpatis malam hari
3. Kekuatankontraksi detrusor – parasimpatis Derajat II : retensi urine  infeksi  miksi terasa panas (disuria), kencing
malam tambah berat
Tahap awal : rsesitensi pada leher vesica dan daerah prostat meningkat  Derajat III : Retensitotal  refluks ke atas  dapat timbul infeksi asendens ke
kontraksi detrusor meningkat  detrusosr menebal,penonjolan otot detrusor ke ginjal  pielonefritis dan hidronefrosis
mukosa vesica  trabekulasi (sistoskopi)

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Gejala-gejala lain : massa abdomen bawah, hematuria, overflow urinary fluktuasi dannyeri tekan. Batu pada prostat keras bernodulus dan
incontinence atau efek sekunder obstruksi dan sebagai gejala permulaan sperti teraba krepitasi
anemia, peningkatan ureum dan kreatinin atau tanda-tanda insufisiensi renal  Simetrisitas. Curiga ganas jika ada prostat asimetris dengan bagian
lainnya lebih keras
Gejala obstruksi : detrusor gagal kontak cukup kuat dan lama  Kadang batu tepat dibawah permukaan kelenjar sebagai nodulus
Hesistensi : harus menunggu pada awal miksi kecil, keras seperti mutiara
Intermittency : miksi terputus  Permukaan rata atau berdungkul-dungkul
Terminal dribbling : menetes pada akhir miksi  Sulcus interlobularis medial dan lateral. Ssalah satu tanda awal
Pancaran miksi melemah pembesaran benigna adalah hilangnya sulcus medialis. Hilangnya
Tak lampias sulcus lateralis merupakan tanda awal keganasan . Prostatitis akut
terasa panas, sangat nyeri tekan, pembessaran menyeluruh, kronis
Gejala iritatif : pengosongan tak sempurna saat miksi, pembesaran prostat teraba keras, nodulus ireguler, sulcus lateralis jelas.
menimbulkan rangsangan pada vesica  Sarung tangan : jika setelah DRE (RT) ada darah, lendir, nanah 
Frekuensi : frekuensi miksi bertambah curiga ganas
Nocturia : kencing bertambah pada malamhari
Urgency : tidak dapat menahan miksi
Disuria : nyeri saat miksi Cara Menentukan Pembesaran:
1. Pemeriksaan bimanual : RT dan penekanan suprapubik
2. Rectal staging
Stage 0 : teraba 0-1 cm, <10 gr
Gambaran Klinik: Stage I : teraba 1-2 cm, 20-26 gr
1. Usia diatas 50 tahun Stage II : teraba 2-3 cm, 26-60 gr
2. Bila timbul kelaian TU atas  kedua ginjal teraba (refluks Stage III : teraba 3-4 cm, 60-100 gr
vesicoureter)  hidroureter  hidronefrosis  renal failure. Dipercepa Stage IV : teraba >4cm, >100gr
bila ada infeksi 3. Clinical grading
Pielonefritis – sakit pinggang, nyeri ketok pinggang Pada pagi hari atau setelah minum banyak penderita disuruh BAK sampai
3. Bila retensi total, vesica dapat diraba habis dengan kateter
4. Mengedan setiap miksi, lama-lama dapat terjad hernia atau hemorrhoid Grade I : sisa urine <50cc, penonjolan prostat (+), batas atas teraba
5. Selalu ada sisa urine  endapan batu  menambah keluhan iritasi + Grade II : 50-100 cc, penonjolan jelas, batas atas tidak dapat dicapai
hematuria  batu juga dapat menimbulkan sistitis/pielonefritis Grade III : >150cc. Batas atas tidak teraba
6. Digital Rectal examination Grade IV : retensio urine total
Prostat dinilai pembesarannya, sulit jika membesar transvesica atau 4. Intrauretral grading
middle hypertrophy. Bila batas atas tak teraba dipastikan melebihi Dengan panendoskopi, cara terbaik untuk melihat seberapa jauh penonjolan
ukuran normal prostat ke lumen. Sleuruh vesica dapat diperiksa
 Konsistensi, jika pembesaran jinak teraba kenyal. Keras dan 5. Intravesical grading
berbenjol benjol pada keganasan. Pada bases teraba lunak,

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Dengan cyctogram, petunjuk penting terlihat danya filling defek di Suatu gejala obstruksi TU inferior
vesica serta gambaran uretra yang terlihat naik karena pembesaran - Iritasi : infeksi kronis, resistensi sphincter-hipertropi detrusosr
prostat ke atas - Obstruksi : prostat (hipertropi, keganasan, dll), kelemahan otot
6. USG detrusosr, batu kecil, striktur uretra, fismosis dan parafimosis
Transrectal (TRUS) atau transabdominal, dapat pula suprapubic
7. BNO/IVP Hubungan obstruktif dan iritatif
BNO untuk menilai adakah pembesaran ginjal, adakah gambaran Obstruksi menyebabkan retensi urine, terdapat urine sisa, terjadi peningkatan
radioopak daerah TU. IVP untuk melihat fungsi ginjal, adakah jumalh kuman (>105/gr jaringan) pada urine yang dikultur. Resiko infeksi
hidronefrosis. KI USG adalah jika BUN dari kreatinin serum tinggi meningkat, pH buli menjadi asam, terbentuk batu. Batu mengiritasi mukosa
Sebelum miksi : melihat adakah intravesicle enlargement, tumor, vesica, obstruksi  divertikel
diverticle
Selagi miksi (voiding cystography) : adakah refluks urine Otot polos prostat, leher buli, sphinter dipersarafi oleh saraf simpatis –
Sesudah miksi (postevacuation) : adakah resdual urine rseptor alpha – alpha blocker menghambat reseptor – tjd relaksasi otot polos
8. Pencitraan lain Misal : pemberian prazosin 2x2 mg, tetrazosin 5 mg
CT scan, MRI (jarang) Komplikasi : hipertensi

Pengukuran Derajat Berat Obstruksi: Diagnosis


1. Sisa urine 1. Anamnesis
Dengan kateterisasi, USG, foto postvoiding (cystoscopy) Riwayat sindromprostatismus (obstruktif dan iritatif)
Usia > 50 th

2. Uroflowmetri 2. Pemeriksaan fisik


N : + 10-12 ml/dtk. MAX 20 ml/dtk Palpasi suprapubik : vesica penuh, nyeri (+)
Ringan : <9 ml/dtk RT dan bimanual : menentukan besar prostat
Sedang : 10-12 ml/dtk 3. Pemeriksaan penunjang
Berat : >12 ml/dtk  Rest urine (clinical grading)
3. Symptoms score  Foto polos abdomen ( abdomen trabekulasi atau sakulasi)
 Madesn score : pancaran, hesitensi, intermitten, frekuensi, nokturia,  BNO/IVP atau cystogram retrograd
bladder emptying, inkontinensia, urgensi, max day time flow  USG, CT Scan, MRI
 Boyarsky  Endoskopi
 AUA  Uroflowmetri
4. cystometri
Untuk mengecek kelemahan otot vesica Laboratorium
1. Urine
- mencari tanda-tanda infeksi (sedimen, leukosit, eritrosit)
PROSTATISMUS leukosituria : gagal ginjal

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Pemeriksaan protein dan reduksi urine 2. Elastisitas leher vesica dengan tonus ototnya (kekakuan)
Proteinuria : gagal ginjal  Fibrosis / kontraktur leher vesica
- Kultur urine + uji resistensi 3. Resistensi Uretra
- Pemeriksaan fungsi ginjal dengan ureum creatinin clearence  Pembesaran prostat jinak / ganas
test  Batu/striktur uretra
2. Darah  Tumor di leher vesica
- Hb, leukosit, hitung jenis, LED
- BPH, Ureum, creatinin, elektrolit : fungsi ginjal DD/ berdasarkan keluhan utama
- Asam fosfatase : bila curiga ganas  Retensi urine : batu buli/uretra, striktur uretra, tumor bertangkai buli-buli,
fibrotik prostat
Pemeriksaan Fisik:  Prostatismus : Ca prostat, Hipertropi prostat, tumor leher vesica, batu buli
Regio CVA (costovertebrae angle) kecil, striktur uretra parsial
I : bulging  hidronefrosis
P : nyeri, ballotement Membedakannya
P : nyeri ketok pinggang Ca prostat
Jarang dibawah usia 60 tahun, prostatismus, gross hematuria, nyeri lumbosakral
Regio suprapubik menjalar ke tungkai, teraba tumor di hepar, supraclavicular (gajala metastasis), berat
I : bulging  fullblast / tumor badan turun, anemia (metastasis ke tulang), asam fosfatase meningkat, pada rectal
P : nyeri tekan toucher teraba massa keras berbenjol, melekat pada jaringan sekitar
P : nyeri ketok
Prostatitis akut
Regio genitalia eksterna Nyeri perianal, demam, disuria, polakisuria, retensi akut, pada rectal toucher bila ada
- Skrotum, penis (discharge, dll) abses dapat teraba, nyeri tekan, lunak, berfluktuasi
- RT dan bimanual test
- TSA Neurogenik bladder
- Mukosa rectum dan ampula recti Lesi medulla spinalis S2-S1 sehingga spincter externa relaksasi, retensio urine (+),
- Prostat ( pembesaran, batas atas, sulcus interlobaris, permukaan, inkontinensia
konsistensi, nodul, nyeri tekan)
Striktur uretra
Diagnosis banding: Pancaran miksi bercabang dengan diameter kecil, retensi urine (+)
1. Kelemahan detrusor
 Neurogenic bladder Penatalaksanaan:
 Lesi medulla spinalis 1. NON-OPERATIF
 Neuropati diabetik A. Medikamentosa
 Bedah radikal mengenai persarafan pelvis  Antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder
 Obat penenang, penghambat reseptor ganglionparasimpatik  Mengurangi terbentuknya dihidrotestosteron

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

i. Tk. Suprahipofises : LHRH agonis (Buserelin) Panjang gelombang 1,064, daya penetrasi 1-1,5 cm
ii. Tk. Infrahipofise : estrogen – menekan FSH, LH
( dietilstilbestrol) ROTH dibimbing oleh USG transversal
iii. Tk. Testikular : orchidectomy (telah ditinggalkan)
iv. Tk. Infratestikular : antiandrogen (flutamid, ciproteranon TULIP
acetat)
v. 5-alpha reductase inhibitor (prostacar)
 Mengurangi tonus leher vesica, otot prostat, golongan adrenalin VILAP (Visual Laser Ablation of the Prostat)
blocker (prazosin, 2-6 mg, terazosin) ESO : gejala hipotensi
(pusing, lemah, palpitasi) Cara Kerja :
Laser mengenai prostat, energinya akan diubah menjadi energi
B. Transuretral Ballon Dilatation (TUBD) termal,menguapkan jaringan prostat (efek termal = 100 0C)
Prinsip kerja : Tanpa kontak efek maksimum pada kedalaman 3 mm terjadi koagulasi,
 Prostat ditekan menjadi dehidrasi sehingga lumen uretral melebar letusan kecil atau popcorn efect yang aman karena pembuluh darah besar dan
 Kapsul prostat diregangkan pembuluh darah pada kapsul merupakan heat sheld (isolator) dengan efek
 Tonus otot polos prostat dihilangkan dengan penekanan tersebut abrasi (berupa kawah kecil) dan efek nekrosis pada minggu ke 4-12
 Reseptor alf adarenalin pada leher vesica dan uretral pars prostatika postablasi
dirusak
Keuntungan laser
Waktu ablasi lebih singkat daripada TUYAG sehingga kemungkinan
C. Hipertermia Prostat perdarahan jauh lebih kecil
 Transuretral Microwave Termotheraphy (TUMT) Kerugian
Microwave-transduser pada ujung kateter suhu add 60 0 pada Tidak didapatkan jaringan nekrosis. Penggunaannya memerlukan pembinaan
kelenjar prostat sehingga mengalami vacoulisasi dan nekrosis. dan biaya yang mahal
Diperlukan surface cooling dengan lama pemanasan 1 jam. Keuntungan VILAP
Mesinnya disebut prostratron Sinar laser mengablasi jaringan dan proses nekrosis koagulasi tanpa
 Transuretral Capacity Frequency (TURF) membuka pembuluh darah sehingga tidak terjadi perdarahan atau penyerapan
Gelombang radio-transduser pada ujung kateter suhu add 40 0 pada air selama proses berlangsung
kelenjar prostat. Tidak perlu surface cooling dengan lama
pemanasan 3 jam. Mesinnya disebut Termeks II 2. OPERATIF
 Trans rectal Microfocus A. SUPRAPUBIC TRANSVESICAL PROSTATECTOMY
Pemanasan prostat dari arah rectum Dilakukan bila pembesaran diatas 50 g atau bila masuk atau menonjol
kedalam vesica
D. Transuretral Ultrasound Laser Induced
Prostatectomy (TULIP) B. RETROPUBIC EXTRAVESICAL PROSTATECTOMY
TUYAG (Medimium Yetrium Alumunium Garnet

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

C. PERINEAL PROSTATECTOMY 1. Mempertahankan fungsi ginajl


Sudah ditinggalkan karena komplikasi seperti perdarahan, impotensi, 2. Menghilangkan keluhan penderita
inkontinensia, uretritis dan striktur uretra, epididimiorkitis, trombosis,
fistula suprapubik atau rektiprostatik, osteitis pubis WHO PSS (PROSTAT SYMPTOM SCORE)
Pertanyaan Jawaban dan score
D. TRANSURETRAL RESECTION (TUR) Keluhan
PROSTATECTOMY Tidak Hampir
pd bulan < 20% < 50% 50 % > 50%
Merupakan cara terpilih. Untuk pembesaran dibawah 60 gr dilakukan sekali selalu
terakhir
dengan pertimbangan: A 0 1 2 3 4 5
- Cairan irigasi yang dipakai adalah air. Bila operasi berlangsung B 0 1 2 3 4 5
lebih dari 1 jam, kemungkinan intoksikasi lebih besar
C 0 1 2 3 4 5
- Prostat dibawah 50 gr sering mengalami kesukaran saat enukleasi
D 0 1 2 3 4 5
karena sukar ditemukan ‘clarve plane’
- Prostat dibawah 50 gr lebih sering inkontinensia E 0 1 2 3 4 5
Keuntungan: F
- Perbaikan lebih cepat pada skor simptom 0 maksimum rest urine Bangun Tidak
1x 2x 3x 4x 5x
- Dapat diperoleh jaringan untuk pemeriksaan PA tidur untuk pernah
- Mortalitas 1% dan morbiditas 8% (nilainya rendah) kencing
Kerugian : G 0 1 2 3 4 5
- Sindrom TUR
- Terjadi resoprsi cairan irigasi-hipervolemi dan hiponatremi A : Apakah anda merasa buli tidak kosong selama BAK
sehingga terjadi hemolisis dan edema serebral B : Berapa kali anda harus BAK lagi dalam 2 jam setelah BAK
- Perdarahan yang dapat menyumbat kateter C : Berapa kali terjadi arus kemih berhenti sewaktu BAK
- Ejakulasi retrograde D : Berapa kali anda tidak dapat menahan air kemih
- Impotensia post operatif E : Berapa kali arus lemah sekali waktu BAK
- Komplikasi lain : retensi kembali F : Berapa kali anda kesulitan memulai BAK
G : Berapa kali anda bangun tengah malam untuk BAK
E. TRANSURETRAL INCISION (TUI) PROSTATECTOMY H : Andaikan cara BAK anda seperti ini seumur hidup, bagaimana perasaan anda
Dilakukan untuk :
 prostat yang tidak terlau besar 0 : baik sekali
 kontraktur leher vesica 1 : baik
Caranya dengan insisi pada jam 5 dan jam 7 pada leher vesica di dekat 2 : kurang baik
muara ureter atau verumontanum, sampai memotong otot polos vesica 3 : kurang
sehingga otot leher vesica menjadi longgar 4 : buruk
5 : buruk sekali
Tujuan Pengobatan:

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Terapi nonbedah dianjurkan bila skor dibawah 15. Untuk itu dianjurkan panas nyeri
kontrol. Terapi bedah dianjurkan jika niali lebih dari 15 atau terdapat obstruksi Intermiten <20% 20%-50% <1 menit > 1menit
Pancaran Normal Lemah Miksi lama dan terputus
Dalam praktek pembagian besarnya prostat digunakan uuntuk cara terapi kecil
Derajat I : Biasanya konservatif. Keuntungannya memperbaiki keluhan tetapi Rest urine 0 K12 >5%
tidak mempengaruhi proses hiperplasia sedikitpun. Menetes di <20% 20%-50% 50%-99% 100%
Kekurangannya tidak dianjurkan untuk jangka panjang akhir miksi
Derajat II : Coba dengan konservatif tapi biasanya TUR
Derajat III: Reseksi endoskopik, bila dipekirakan tidak cukup 1 jam untuk 2. SS of Madsen
selesai lebih baik pembedahan terbuka, yaitu transvesical, simptom
retropubic, atau perianal Pancaran Normal Variabel 0 Lunak Menetes
Keuntungan: Miksi Spontan - Mengedan 0 -
Tanpa buka vesica sehingga kateter tidak lama Hesitensi Tidak - - Ya -
Kerugian : Miksi terputus Tidak - - Ya -
Tidak dapat dipakai kalau perlu tindakan lain yang harus dikerjakan
Rest urine Tdk tahu Variabel Selalu Retensi 1x Retensi 2x
dari dalam vesica. Diabnding TUR, morbiditasnya lebih lama tapi
Inkontinensia - - Ya - -
tak memerlukan alat endoskop khusus
Urgensi Tdk Ringan Sedang Berat -
Derajat IV : Bebaskan dulu penderita dari retensi urine total dan pemeriksaan
lebih lanjut untuk melengkapi diagnosis — terapi definitif dengan Nocturia 0-1 2 3-4 >4 -
TUR atau pembedahan terbuka atau pengobatan invasif lainnya Disuria >3jm 2-3 jam 1-2 jam <1 jam -

INDIKASI OPERASI Indikasi medis:


 Indikasi kuat : hidronefrosis, overflow inkontinensia, rest urine >100 cc,  Konservatif : SS <10
UTI berulang gross hematuria  Operatif : SS > 10
 Indikasi sedang : Retensi akut, prostatismus sedang-berat, rest urine >50 cc, Indikasi sosial:
flow rate menurun Orang yang sering tampil di depan umum
Pertolongan pertama pada resistensi urine:
 Indikasi lemah : trabekulasi, prostat membesar
1. Pasang kateter fooley transuretral
2. Bila gagal, suprapubic punction atau
Sekarang memakai Simptom Score (SS)
3. Cystotomy (sistofit, trokar, terbuka)
1. SS of Boyarsky
4. Bila gagal, kateter dipasang mandrin
Simptom 0 1 2 3 5. Bila gagal rujuk ke RS
Nokturia 0 1 2-3 >4
Polakisuria 1-4 5-7 8-12 >13 Indikasi kateterisasi :
Hesitensi <20% 20-50& 50-99% 100%  dispersi urine
Urgensi 0 Jarang >50% 100%  striktur uretra
Disuria 0 Kedua rasa >50% panas Sering ditambah  obstruksi uretra karena kelainan prostat

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

 tujuan pemeriksaan Syarat dilakukan operasi


 penyembuhan luka - jantung, paru dan vaskuler tenang
 sistitis atau untuk drainase kuman - DM terkontrol
 untuk mengecek output - Fungsi hati normal
- Bukan Ca lanjut
Komplikasi : - Cara anestesi sebaiknya spinal
 Infeksi (uretritis, uretrosistitis)
 False route, terutama kateter logam Kontraindikasi Operasi
 Pengendapan garam pada balon - kelainan jantung berat
 Batu - Insuffisiensi paru hebat
 No contraction atau scomple blast ( vesica <<<<<<) - Hipertensi

Kateter untuk retensi urine dapat dengan 2 cara : Kontraindikasi Relatif


1. kateterisasi intermitten - Uncontroled DM
Vesica dikosongkan dan kateter segera dilepaskan beberapa pasien - Kelainan pembuluh darah
kemudian dapat miksi spontan
2. kateterisasi indwelling
sangat berguna terutama bila penderita dulunya pernah retensi akut.
Tiap hari dibersihkan, tiap minggu ganti baru. Hendaknya disertai
perlindungan terhadap bahaya infeksi
Fish Hook Appearance
Bila prostat sangat membesar menyebabkan ureter distal ke atas, gambaran
Karsinoma prostat
ureter distal seperti pancing
Merupakan keganasan TU kedua tersering setelah keganasan vesica.Hipertropi
Overflow incontinance prostat bukan merupakah premaligna. Keganasan prostat biasanya merupakan
Bila vesica pebuh maka tekanan didalamnya tinggi, sebagian urine dikeluarkan. adenokarsinoma prostat yang menjadi hipotrofik pada usia dekade 5-7. &5% di zona
Apabila tekanan rendah retensi urine terjadi lagi perifer, 15-20% di sentral atau transisi
Parameter keberhasilan tindakan Derajat keganasan didasrkan pada differensiasi kelenjar atipi sel, kelainan inti sel,
 Subjektif = simptom merupakan indikator pertumbuhan dan progresifitas tumor (derajat G1 beerdiff baik,
- obstruktif : cepat menghilang setelah prostatectomy G2 sedang, G3 buruk). Tingkat penyebaran Ca sistem AUA dan TNM
- Iritatif: tidak segera hilang, bisa sampai 12 bulan
 Objektif Petanda Tumor
- flow rate
1. PSA (Prostat Spesific Agent)
- residual urine
Konsentrasi normal dalam serum 0,1-4 g/ml. Pada hipertropi prostat dapat
meninggi proporsional dengan berat jaringan prostat. Dapt digunakan untuk

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

mengikuti perkembangan penyakit atau hasil terapi. Nilai juga posistif - Dapat digunakan untuk menunjang terapi yang efektif untuk stadium dini
besar - Untuk deteksi Ca prostat : PSA, PAP, DEL, USC transrectal

Karakteristik
Bersifat spesifik (produk khusus jaringan prostat) – prostat normal,
BPH, Adenoma prostat
Batu saluran kemih
Ciri khas
 Ca : konsetrasi serum PSA meningkat 3,5 g/ml per gram jaringan Sistem kemih seluruhnya terletak retroperitoneal sehingga proses patologi (obstruksi,
prostat ganas tersebut radang, tumor) terjadi di rrongga abdomen, tetapi gejala dan tandanya mungkin
 BPH meningkat 0,3 us/ml per gr jaringan tampak di perut menembus peritoneum parietal belakang
 Waktu paruh 2,2-3,2 hari
 Untuk menilai serum PSA : sesudah manipulasi waktu yang ideal 2- A renalis dan cabangnya merupakan arteri tunggal tanpa kolateral (end artery)
3 minggu dengan message prostat, biopsi jarum (FNAB), sehingga penyumbatan pada arteri atau cabanganya mengakibatkan infark ginjal
transuretral resection, prostatectomy radikal Sistem perdarahan ureter bersifat segmental dan berasal dari arteri ginjal, gonad dan
 Dieksresikan masuk ke lumen duktus prostaticus buli dengan hubungan kolateral kaya. Sehingga umumnya perdarahannya tak
 Berada dalam plasma seminal dalam konsntrasi tinggi terancam pada tindak bedah ureter

Darah vena mengalir melalui plexus pampiniformis yang bermuara jauh disebelah
2. PAP (Prostatic Acid Phosphatase) kranial, yang sebelah kiri kedalam vena renalis, yang kanan ke vena cava inferior
Kelemahan : Kelenjar limfe regional dikawasan paraaorta sama dengan kelenjar limfe regional
 Nilai positif palsu besar ginjal sesuai dengan asal terjadinya testis
 Terdapat juga di hati, otak, paru, testis, Vesica urinaria, jantung dan vas
deferens Filtrasi glomerolus bergantung pada tekanan hidrostatik arteri dikurangi tekanan
Tumor marker yang ideal : yang menandai atau mencirikan sel-sel kanker koloid osmotik dan tahanan simpai bowman. Seluruh volume darah difiltrasi dalam 4
tertentu dan dapat dideteksi, serta dapat dibuktikan kebenarannya jam di ginjal. Reabsorpsi air, nutrien vital dan elektrolit (baik aktif maupun pasif)
terjadi di tubulus sebanyak 99% volume filtrat. Disamping resorpsi terdapat sekresi
tubulus yang juga untuk mempertahankan imbang elektrolit. Gangguan sekresi
Kategori Tumor Marker tubulus dapat menyebabkan asidosis
- Sensitifitas memiliki nilai signifikan
- Spesifisitas khas untuk organ teretentu Hubungan ureter-vesica menjaminkan aliran urine bebas dari ureter ke dalam vesica.
- Nilai duga positif hasil pemeriksaan harus memiliki persentase yang Mekanisme katup muskular. Mekanisme katup muskuler – makin terisi vesica,
tinggi dari jumlah yang dicurigai makin tertutup rapat katup – saat miksi terdapat tambahan kontraksi otot dinding
trigonum
Kriteria Metode deteksi
- Aman, murah, mudah
- Digunakan pada penyakit yang sering pada populasi

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Infeksi, trauma, tumor – striktur uretra, bendungan dan statis aliran


memudahkan infeksi – memungkinkan terbentuknya batu – memudahkan pula Komposisi ditemukan dari jenis urat, asam urat, oksalat, fosfat, sistin, xantin
terjadi bendungan dan infeksi ( benda asing)  Batu oksalat kalsium kebanyakan idiopatik
 Batu campuran oksalat kalsium dan fofat biasnya juga berkaitan dengan sindrom
Statis urine, urolithiasis dan infeksi saluran kemih merupakan peristiwa saling alkali (kelebihan urat)
mempengaruhi – secara berantai saling memicu, saling memberatkan dan saling  Batu fosfat dan kalsium (hiodroksiapatit) kadang karena hiperkalsiuria (tanpa
menyulitkan penyembuhan hiperkalsemia)
 Batu fosfat amonium magnesium pada infeksi kronis (bakteri yang menghasilkan
urease) sehingga urine menjadi alkali karena kadar ureum
 Batu asam urat karena hiperurisemia artritis urika
Batu saluran kemih  Batu urat pada anak karena pH urine rendah

Definisi : Teori terbentuknya :
Suatu penyakit yang gejalanya adalah pembentukan batu didaalam saluran  Infeksi
kemih. Meliputi batu ginjal, batu ureter, batu buli, batu prostat  Defisiensi vitamin A (perannya tidak pernah terbukti)
 Hipermaturasi bahan-bahan yang relatif tak larut dalam urine (kalsium oksalat,
asam urat karena kurang minum)
Etiologi :  Lingkungan geografik : penting, mungkin peranan diet
 Idiopatik
 Gangguan aliran urine : fimosis, striktur meatus, hipertropi prostat, refluks Kebanyakan timbulnya batu idiopatik. Faktor predisposisinya statis, infeksi dan
vesico-uretral, ureterokel, konstriksi hubungan ureteropelvic benda asing (litiasis)  lingkaran setan
 Gangguan metabolisme : hiperparatiroidisme, hiperurisemia, hiperkalsiuria Jaringan abnormal/mati seperti nekrosis papilla di ginjal dan benda asing mudah
 Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme bardaya membuat urease menjadi nidus dan inti batu. Telur scistosoma juga dapat berupa nidus batu
(proteua mirabilis) Ekresi berlebihan bahan dasar batu – hiperparatiroidisnme, hiperkalsiuria, artritis
 Dehidrasi : kurang minum, suhu, lingkungan, urika, sistinuria
 Benda asing : fragmen kateter, telur scistosoma
 Multifaktor : anak di negara berkembang, penderita multitrauma Faktor Yang mepengaruhi terbentuknya batu :
1. Hipersekresi
Komposisi dan pembentukan batu :  Hiperkalsium/hiperurisemia
Komposisi dipakai sebagai landasan menelusuri etiologi. Analissi dapat Pada laki-laki >300 mg/24 jam, wanita >250 mg/24 jam)
dilakukan dengan - diet : susu, keju, mentega
 cara kimiawi : kualitatif, kuantitatif (kromatografik) dan autoanalisis - Immobilisasi terlalu lama
 cara optik : diseksi mikroskopik binokuler dengan mikroskop petrografik - Hiperparatiroid (eksresi fosfat meningkat, tapi dalam darah kalsium
 cara instrumental : kristalografi radiografik (terbaik karena sederhana dan fosfat menurun)
tepat), spektroskopi infra merah, termoanalitik dan mikroskkop elektron - Hiperkalsiurea idiopatik

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Hipervitaminosis D sehingga absorbsi Ca oleh usus meningkat Urutan dari yang paling opaque : kalsium fosfat, kalsium oksalt, sistin, asam urat,
- Renal tubular asidosis xantin
 Oksalat Yang sering ditemukan (RSCM) : kalsium oksalat, asam urat, triple fosfat, kalsium
Hipereksresi dalam urine : karena faktor endogen, penagruh diet fosfat
hanya 10%
 Cystein : karena kelenjar tiroid Diagnosis :
 Asam urat : kemoterapi, terutama terhadap leukimia, polisitemia Anamnesis dan pemeriksaan fisik
dan Ca lain. Urin harus diupayakan basa 1. Batu ginjal
 Gejala tak khas, tergantung letak batu. Jika di mulut bawah (kaliks)
2. Perubahan fisik urine biasanya tak menimbulkan luka (kelainan fisik) kecuali ada infeksi. Batu
 Konsentrasi zat tersebut meningkat jika volume urine menurun diatas pelvis menimbulkan sumbatan dan pegal di costovertebrae. Batu di
 Ratio ca % Mg – amat mempengaruhi endapan ca pelvis dapat hidronefrosis. Pembengkakan pelvicocalices menyebabkan
 pH urine (rata-rata 5,8) jika >6,6 garam anorganik mengendap. regangan dinding  kolik ginjal
Jika <5,5 garam organik yang mengendap  Pada pemeriksaan fisik kadang tak ditemukan kelainan apa-apa kecuali jika
 Kelainan susunan TU – statis urine ada hidronefrosis, teraba ginjal di daerah costovertebrae, nyeri tekan dan
 Infeksi – biasanya batu tdd Mg-Ammonium fosfat  urosplitting atau nyeri ketok (+) pada arcus costae sisi ybs
organisme (P.Mirabilis)  Batu ginjal di pelvis dapat hidronefrosis, batu kaliksumunya tak
memberikan kelainan fisik
PENYEBAB BERDASARKAN LETAK 2. batu ureter
Faktor prarenal : Endogen (nutrisi, immobilisasi, hipertiroid, hiperurisemia)
 Anatomi : ada beberapa penyempitan yang memungkinkan batu dapat
Eksogen
terhenti
Faktor renal : asidosis tubular, hiperkalsiuru (idiopatik, sistinuria)
 Peristaltik : gejala kolik, nyeri hilang timbul disertai mual dan atau muntah
Faktor postrenal : uropati obstruktif, infeksi
dengan nyeri alih yang khas (daerah ginjal ke perut bagian bawah)
Batu primer : Sering disebut batu endemik, terbentuknya langsung di  Nyeri tak hilang pada perubahan posisi
saluran kemih tanpa sebab yang jelas. Biasanya jika ada kelainan di uretra, bisa  Bila batu ureter distal, kolik menjalar ke skrotum atau testis
juga dari renal atau batu vesica  Dapat timbul infeksi atau hematuria
 Mungkin dapat lewat sampai ke vesica dan keluar bersama urine atau di
Batu sekunder : akibat gangguan aliran kemih, misal BPH vesica berupa nidus menjadi batu vesica yang besar. Mungkin juga dapat
tetap di ureter menjadi obstruksi kronik dengan hidroureter (dpt
JENIS BATU asimptomatik)
a. Batu anorganik : kalsium, oksalat, triple fosfat, kalsium fosfat
b. Batu organik : asam urat, sistin, xantin 3. batu buli
 Batu menghalangi aliran air kemih akibat penututpan leher vesica. Aliran
Radiologis : radioopaque  anorganik yang mula-mula lancar tiba-tiba berhenti dan menetes disertai nyeri
Radioluscence  organik

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

 Pada anak, keluhannya nyeri saat BAK, diekspresikan dengan  Urinalisis : proteinuria, hematuria, leukosituria. Sedimen : eritosit, limfosit,
menangis dan mnearik-narik penis. Kadang terjadi prolapsus ani (tgt infeksi), kristal kalsium. Fosfat, oksalat, asam urat, bakteri
 Nyeri dapat hilang dengan perubahan posisi  Kimiawi : analisis batu
 Pada orang dewasa didapati trias : Hematuria, Disuria, dan Gangguan
pancaran. RADIOLOGIS
 Bila batu masuk ke uretra terjadi retensio urine  Foto polos abdomen (BNO) : kontur ginjal, batu radioopaque (80%), ukuran
 Infeksi sekunder – disertai nyeri menetap suprapubik batu
 IVP : fungsi eksresi ginjal, struktur postur ginjal, calyces, ureter, dinding
buli, batu ginjal
 Renogram : menentukan faal tiap ginjal atau bila ginjal tersumbat total atau
menentukan ginjal yang mesih punya sisa faal cukup sevagai dasar tindak
4. batu prostat bedah pada ginjal yang sakit
 Umumnya berasal dari air kemih yang secara retrograd terdorong ke  Retrograd pielografi : jika IVP tak jelas atau tak dapat dilakukan
dalamsaluran prostat dan mengendap yang akhirnya berupa batu kecil  USG : semua jenis batu (opak atau lusens), ruang atau lumen saluran kemih,
 Umumnya tak memberikan gejala sama sekali karen atak menggangu dapat untuk mencegah tertinggalnya batu pada saat pembedahan. Pada gaagl
pasase air kemih ginjal kronik/akut, hidronefrosis
 Anterograde pielografi : cara perkutan bila RPG gagal
5. batu uretra  Scan : batu non opak
 Umumnya berasal dari ureter atau vesica yang terbawa oleh urine  Endoskopi : untuk batu vesica dan RPG
sewaktu miksi ke uretra  menyangkut di tempat agak lebar
misalnya permulaan pars bulbosa, pars prostatika, fossa naviculare Diagnosis banding :
atau tempat lain Ginjal : pyelonefritis akut, adenokarsinoma ginjal, tumor sel transisional sistem
 Gejalanya biasanya saat miksi tiba-tiba berhenti, menetes dan nyeri. pelvicocalyces, TBC ginjal, nekrosis papiler, infark ginjal
Dapat sampai retensio urine (tanda jelas) Ureter : tumor primer ureter, sumbatan bekuan darah dari ginjal, pielonefritis akut
 Jika menyangkut di pars anterior, dapat dipalpasi dari luar Batu vesica : BPH, striktur uretra, tumor vesica bertangkai, pada anak :
 Penyulit : divertikel, abses, fistel prokssimal, uremi, dll parafimosis/fimosis, striktur uretra kongenital, katup uretra posterior
kongenital
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang
LABORATORIUM PENDEKATAN
 Tujuannya untuk mencari kelainan urine yang dapat menunjang adanya  Curiga kolik ureter/ginjal (khususnya kanan) kemungkinan kolik saluran
batu di saluran kemih, untuk menilai fungsi ginjal, menentukan sebab cerna, kandung empedu, aap akut, adnexitis
terjadinya batu. Bila hasil biakan (+) lakukan tes resistensi  Hematuria : mungkin keganasan apalagi tanpa nyeri
antibiotika  Batu bertahun-tahun dapat timbulkan tumor akibat rangsangan inflamasi
 Darah lengkap, kreatinin serum, BUN, asam urat, klasium, fosfor, dan (umumnya Ca epidermoid)
clearens creatinin (bila batu pada kedua ginjal)  Batu ginjal dengan hidronefrosis : pertimbangkan tumor ginjal (polikistik
sam pai tumor Grawitz)

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

 Batu ureter : terutama radioluscens, bandingkan dulu kemungkinan 3. Infeksi


tumor - Nyeri menetap/ berulang
 Batu prostat : gambaran foto jelas seperti kumpulan pasir tapi pada RT - Curiga batu menyebabkan infeksi/ obstruksi
mirip keganasan  lakukan biopsi - Batumetabolik yang tumbuh cepat
 TBC ginjal : nyeri, hematuria, pyuria steril 4. Soliter kidney
5. Terapi konservatif tidak berhasil
6. Nyeri berulang
Komplikasi : 7. Keadaan batu
A. Obstruksi, infeksi sekunder  iritasi berkepanjangan pada ureter, Batu dalam pelvis pasti menyebabkan bendungan  indikasi operasi
menyebabkan keganasan (ssering Ca Epidermoid) Batu kaliks supuratif --- bendungan (-)  operasi
B. Obstruksi ginajal/ureter : hidronefrosis, hidroureter, pyelonefripiositis Batu ureter uk 0,4cm terdapat di 1/3 proksimal 80% keluar spontan. Bila di
(pada gagal ginjal) 1/3 distal 90% keluar spontan. Batu ureter dengan diameter >5 mm 
C. Bila pada kedua ginjal  divertikulum uretra. Bila obstruksi lama  indikasi operasi
ekstravasasi air kemih  fistula pada proksimal batu 8. Jika follow up pasien merupakan hal yang sulit (jauh dari pusat kesehatan)
Perbedaan Batu, BPH, Striktur uretra 9. Profesi
Batu BPH Striktur Uretra 10. ..............
1. Miksi mula-mula 1. pancaran lemah 1. pancaran kuat
NON-OPERATIF
normal
Konservatif : mengusahakan batu tak ertambah besar sehingga tak jadi
2. Luas penampang 2. luas penampang 2. luas penampang
infeksi, agar kerusakan ginjal lebih lanjut dapat dicegah
normal normal kecil
Terapi medik : mengeluarkan batu/melarutkan batu
3. Miksi lalu berhenti, 3. Pada akhir miksi puas
Terapi simptomatik : mengusahakan nyeri khususnya yang dapat menghilang
jika posisi berubah
dengan pemberian simpatolitik. Batu yang dilarutkan dapat keluar spontan
dapat miksi lagi
(terutama batu ureter yang berada di dalam saluran kemih/ ginjal dan ukuran
kurang dari 0,5 cm) diberikan minum berlebihan dan diuretik
Pada orang deawas diagnosis harus dengan anamnesis, foto, ketok batu
Cara pelarutan : untuk batu dari jenis asam urat yang dapat larut dlam pH
dengan Bougie
urine 6,2 diberikan bikarbonas natrikus dan makanan alkali sehingga
diharaokan larut. Dibantu penurunan asam urat dalam urin dan darah dengan
Penatalaksanaan :
alupurinol
Penanganan harus tuntas, pengeluaran batu harus disertai penyembuhan
Batu struvit dicegah pembesarannya dengan pengasaman urin dan pemberian
penyakitnya atau setidaknya terapi pencegahan. Pengeluaran batu baru
antiurease. Bila ada kuman dibasmi
diperlukan bila ada gangguan saluran kemih yang mengganggu fungsi ginjal.
Infeksi pada urolitiasis sukar dibasmi karena kuman berada di dalam batu,
Bila tidak diharapkan batu dapat keluar sendiri
tidak tercapai oleh antibiotika
Solutin G : dapat diberikan langsung ke batu vesica tapi biasanya sukar.
INDIKASI PENGELUARAN BATU
Solutin G, hemidriasin : untuk batu ginjal dengan cara irigasi  memuaskan
1. Fungsi terganggu
2. Obstruksi saluran kemih

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

untuk batu sisa pascabedah (melalui nefrostomi yang terpasang).  ekstraksi dengan basket/loop untuk batu <1cm, letak distal
Penyulit : intoksikasi, infeksi yang lebih berat  Buli trough, pada batu letak distal
Pemberian spasmolitik pada kolik : iv diulang 4-6 jam  Ureterolithotomy, didasarkan atas gangguan fungsi ginjal, nyeri tak
Litotripsi : dulu dengan cara buta, sekarang diulang denngan teknik tertahankan dan penanganan medis tidak berhasil
endoskopi. Batu dipecahkan litotriptor secara mekanik melalui Grading bendungan
sistokop atau dengan gelombang elektrohidrolik/ultrasonik. Batu ureter Grade I : bendungan (+), cupping terlihat baik
memakai ureteroskop, batu dihancurkan dengan gelombang ultrasonik/ Grade II : bendungan (+), cupping sudah mulai datar
elektrohidrolik atau sinar laser. Batu ginjal dengan bantuan nefroskopi Grade III : bendungan (+), cupping sudah datar
perkutan untuk membawa transduser melalui sonde ke batu ginjal (cara Untuk batu kecil, bentuk memanjang, daimeter 1cm, bendungan garde I atau II –
nefrolitostropi perkutan) selalu diambil sikap meninggi : konservatif 3-6 bulan – BNO/IVP ulang – dinilailetak
ESWL (Extracorporal Shock Wave Lithotrpsy) = litotripsi gelombang dan bendungan
kejut luar tubuh. Dapat memecah batu tanpa perlukaan sama sekali, Bila batu tetap di tempat semula dan bendungan berbentuk lebar berati melekat di
tanpa tindak bedah apapun. Gelombang kejut dialirkan melalui air ke dinding – harus ureterolithotomy
tubuh dipusatkan ke batu yang akan dipecahkan. Batu pecah keluar
bersama urine (batu dapat pecah dengan ukuran dari 2 mikrometer) Batu Vesica
Selalu menyebabkan gangguan miksi  harus dikeluarkan
OPERATIF Batu kecil 1 cm : konservatif
Dilakukan bila tak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau cara Batu 1-3cm : litotripsi
nombedah tidak berhasil Batu besar >3cm : sectio alta/cystolithotomy melalui sayatan Pfannennsteil
Metode : atau jangan gelombang kejut
1. Sitoskop/ureteroskop/renoskop
a. Litolapaksi TEKNIK SECTIO ALTA
b. Kantong Dormia (vesica, ureter) - Pasien terlentang dalam analgesia
2. Tindak bedah terbuka - Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
a. pyelo (nefro, calyco) lithotomy - Dibuat incisi diatas simfisis pubis pada linea mediana sepanjang 6cm
b. Ureterolithotomy - Peritoneumdicapai secara tajam
c. Cystolithotomy/Vesicolithotomy - Peritoneum disisihkan ke arah kranial sehingg atmpak vesica
d. Nefrostomy terbuka (indikasi : obstruksi anuria, pielonefrosis) - Dibuat jahitan kembali pada dinding vesica
e. Nefrotomy partial/total (bila ginjal tak berfungsi) - Incisi diantara kedua jahitan kendali
3. Tindak bedah perkutan - Batu dikeluarkan dengan Steen-tang
a. Nefrostomy perkutan - Dinding vesica dijahit secara overhecting
b. Nefrolitolapaksi perkutan (NPL) - Dilakukan pengisian vesica melalui kateter, tidak boleh bocor
4. Noninvasif - Luka dicuci
Litotropsi (mekanik dan atau ultrasonik transduser) - Dibuat drainase cavum Secnii
- Luka ditutup
Batu ureter dapat diperlakukan secara:

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Batu prostat
Umumnya tidak memerlukan tindakan bedah Terdiri dari dua lobulus yang dihubungkan oleh 1 lobus piramidalis yang berada di
garis media. Cartilago tirodea melekat pada trakea, sehingga pada saat menelan
Batu uretra kelenjar tersebut turut bergerak
 retensi atrial total – tanggulangi secra akut Ligamnetum Berry melekat pada otot-otot penelan
 termudah : mendorong batu ke vesica, jangan dengan kateter logam
atau Bougie ( risiko kerusakan uretra  striktur) Secara embriologis kelenjar tiroid berkembang dari endoderm pada garis tengah usus
 prinsip : mendorong dengan tekanan hidrostatik ( denagn spuit berisi depan. Titik pembentukannya menjadi foramen caecum pada pangkal lidah.
minyak steril) – batu masuk ke vesica tanpa trauma Endoderm menurun (pada garis tengah) didalam leher sampai setinggi cincin trakea
 Jika batu sudah sampai di fossa naviculare – keluarkan II dan III membentuk 2 lobulus. Saluran pada truktur ini menetap  duktus
 Jika batu sudah masuk ke vesica – segera pasang kateter dan kirim ke tiroglosus atau lebih rendah lobus piramidalis. Secara fungsional mulai mandiri pada
RS minggu intrauterine
 Jika batu sulit dikembalikan ke vesica – menyebabkan uretrolithotomy
eksterna Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama (tiroksin). Bentuk aktifnya :
 Komplikasi : fistula, striktura triiodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi T4 dan sebagian kecil
langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Bahan baku hormon adalah iodida inarganik
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA yang terserap dari saluran cerna. Dipekatkan 30-40 kali secara selektif di kelenjar
a. Profilaksis : diberikan pada semua tindakan. Dipakai ampisislin 1 g iv tiroid. Iodida inorganik teroksidasi menjadi bentuk organik, menadi bagian tirosin
1-3 jam preoperasi. Bila hipersensitif ganti dengan mengingat faal dalam tiroglobulin sebagai monoiodotirosin (MIT) atau diiodotirosin (DIT).
ginjal Senyawa DIT terbentuk dari MIT menghasilakn T3 atau T4 disimpan di dalam koloid
b. Terapeutik kelenjar tiroid. Sebagian besar T4 ke sirkulasi, sisanya tetap dalam kelenjar
Pada kasus bakterinuria, urosepsis, pionefrosis teriodinasi (daur ulang)
Dilakukan secepatnya saat pembedahan agar kadar dalamserum selama
operasi mencukupi Dalam sirkulasi hormon tiroid terikat pada globulin (TBG)
Dipilih sesuia dengan tes sensitifitas Sekresi dikendalikan oleh TSH (lobus anterior hipofisis). Kelenjar hipofisis secara
Pada kasus berat atau kritis berikan secara kombinasi langsung dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam
sirkulasi umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap hormon
pelepas tirotropin (TRH) dari hipothalamus
Struma Hormon tiroid memmpunyai pengaruh bermacam-macam terhadap jaringan tubuh
yang berhubungan dengan metabolisme sel
Kelenjar tiroid berada di regio colli anterior, fascia colli media dan fascia Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler, merupakan
prevertebralis. Dalam ruang yang sma terletak trakes, esofagus, pembuluh polipeptida yang menurunkan kadar kalsium serum, berpengaruh pada tulang
darah besar dan saraf.
Kelenjar tiroid diluar regio ini disebut tiroid ektopik atau struma aberans
Batas : m sternocleidomastoideus, m digastricus manubrium sterni. Engan berat
normal 20-30 gram Struma
by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08
didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Definisi: AdenoCa Noduler (4%)


Pembesaran kelenjar tiroid, apapun penyebabnya
Tumor ganas lain (jarang sekali)
Klasifikasi: - Sarcoma tiroid
1. Struma nontoksik - Limfoma maligna
- difusa – endemik goiter - Ca Epidermoid
- Nodosa – neoplasma - Metatsis Ca lain
2. Struma toksik
Hipertiroidisme
- Difusa – grave, tirotoksikosis primer  Struma Toksik difusa (graves disease
- Nododa – tirotoksikosis sekunder  Tiroiditis
Neoplasma
 Struma Nodosa toksik
1. Jinak (adenoma): folikuler, papiler, Hurtle sel  Struma ovarium (jarang)
2. Ganas : adenoCa folikuler, adenoCa papiler, mixedfolikuler-  Berlebihan dengan tiroksin
papiler Ca  Metastasis luas Ca tiroid terdifferensiasi
anplastik Ca, embrional Ca
Etiologi:
Hipotiroidisme 1. Defisiensi Iodium : endemik goiter, gravida
- Penyakit hipothalamus 2. Autoimun : Hashimoto’s tiroiditis
- Kelainan hipofisis 3. Defisisensi enzim kongenital : gyshormonogenetic goiter
- Defisiensi iodium 4. Idiopatik : struma Riedel, de Quervain’s grave, neoplasma
- Obat antitiroid
- Tiroiditis Diagnosis:
- Iatrogenik Anamnesis
- Tiroidektomi  Benjolan pada leher dan pembesarannya
- Ablasi radioaktif  Gangguan menelan, suara serak (gejala penekanan)
 Asal/tempat tinggal
Tumor ganas
Ca Berdifferensiasi baik (75%)  Riwayat Keluarga
- Adeno Ca papiler  Struma toksik : gejala hipertiroid yang khas
- Adeno Ca folikuler - Kurus (meskipun banyak makan)
- Adeno Ca sel Hurtle - Keringat banyak, iritable, nervous, palpitasi, nadi lebih cepat, TD
meninggi (terutama sistol), BFR mwninggi dan hipertoni simpaticus
Ca Berdifferensiasiburuk (20%) - Tak tahan udara panas
- Ca anaplastik sel besar  Struma nontoksis : jika eutiroid tak menunjukkan gejala khas, jika hipotiroid
- Ca anaplastik sel kecil menunjukkan gejala berlawanan

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Sesak - Bila teraba suatu batas dan ini ikut bergerak di waktu penderita menelan
- Halin, banyak tidur dapat diketahui bahwa yang membesar adlah tiroid
- Gangguan pertumbuhan (jika hipotiroid sejak kecil) - Konsistensi biasanya kenyal, lebih ke arah lembek

Pemeriksaan Fisik Struma vaskulosa

Status Generalis - Banyak mengandung PD, biasanya arterial


- Pada keadaan ekstrem, berdenyut sesuai denyut jantung atau teraba pada
 TD meningkat
palpasi
 Nadi meningkat
- Auskultasi terdengar bising
 Mata
- Exopthalmus Pemeriksaan Laboratorium
- Stellwag sign : jarangb erkedip Pemeriksaan biokimia --- menetapkan kelenjar tiroid
- Von grave sign : palpebra superior tak mengikuti bulbus okuli Radioimunoassay (RIA) : gambaran fungsi tiroid dan mengukur kdar T4, T3,
waktu melihat ke bawah TBG dan TSH dalam plasma
- Norbius sign : tak dapat mengerutkan dahi Kadar T4 total dalam serum : refleksi tepat fungsi kelenjar tiroid
- Rossenbach sign : tremor palpebra jika mata tertutup Kadar T3 total dalam serum : selalu tinggi pada penderita tirotoksikosis
 Hipertoni simpatis : kulit basah, dingin, tremor Kadar TBG : interpretasi kadar T4 dan sampai berlaku untuk T3. Kadar TBG
 Takikardi dapat berubah pada kehamilan, atau pengobatan dengan sediaan estrogen
Kadar TSH : penyaring peka untuk hipertiroidisme
Status Generalis
I : Dari depan tampak benjolan, warna, permukaan, mobilitas Pengideraan visual --- menetapkan fungsi kelenjar tiroid
P : permukaan, suhu, lokalisasi terhadap ukuran, konsistensi, mobilitas, Pemeriksaan Sitologi atau histologi --- menetapkan perubahan patologis
infiltrasi terhadap kelenjar sekitar, apakah batas bawah terasa, adakah
pembesaran KGB regional (submandibula, cervical, jugular) Pemeriksaan Penunjang
A : Bruitt pada neoplasma dan struma vaskulosa Scanning Tiroid
Latar : persentase up take I 131 yang didstribusikan kelenjar tiroid
Struma kistik
Dari up take dapat ditentukan fungsi tiroid
- Biasanya 1 lobus, bentuk bulat, batas tekan yang licin, konsistensi Up take normal 15-40%/24 jam
kistik (terasa fluktuasi)
- Ukuran beragam (1cm sampai sebesar kepala) Hot area :
- Kadang terdapat beberapa bagian Uptak e lebih dari normal, jarang pada neoplasma. Misalnya struma
Struma nodosa
adenomatosa, adenoma toksisk, radang neoplasma
- Batas jelas, kenyal sampai keras
- Bila keras sekali curiga ganas berupa adenokarsinoma tiroid Cold area :
Up take kurang dari normal, sering pada neoplasma. Dapat juga terjadi pada
Struma difusa kista, hematoma/perdarahan, dan radang. Curiga ganas jika :
- Tak ada batas yang jelas antara bagian struma dengan bukan struma - Mouth catten appearance

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

- Pada pria/usia tua/anak-anak


Potong Beku
Sidik radioaktif menggunakan unsur teknetium (Tc 99) atau I131 dapat Durante operasi. Pada saat operasi jaringan ikat diambil sementara menunggu hasil.
memperlihatkan gambar jaringan tiroid yang hiperfungsi (hot nodul) Bila bentuk ringan  tutup. Bila bentuk ganas  simple manuver
hipofungsi (cold nodul) atau normal (normal nodul)
Needle Biopsy
Antibodi mikrosom dan antibodi tiroglobulin umumnya meningkat pada Menetapkan Ca Tiroid, tiroiditis, limfoma. Large needle cutting biopsy jarang
penderita denagn tiroiditis autoimun. TSI (Ig perangsang tiroid) dapat dilakukan karena sering perdarahan
ditemukan pada penderita penyakit graves. TSI juga berperan pada
patogenesisnya. Tiroglobulin dapat dideteksi di dlaam serum orang normal, Ganas Jinak
penetapan kadarnya dapat digunakan untuk mengetahui kesembuhan Ca Usia Kurang dari 40 thn Lebih dari 40 thn
tiroid setelah tiroidektomi total Kelamin Laki-laki Perempuan
Benjolan Tunggal Multiple
Radiologi Lamanya Baru Lama
Untuk menentukan adakah kalsifikasi pada struma (kemungkinan Terapi supresi Mgkn berpengaruh Mungkin dapat regresi
keganasan tiroid), penyempitan atau pendorongan trakea D/radioaktif Dingin (fungsi -) Fungsi -/+
Foto soft tissue : jika batas bawah tak jelas (retrosternal) USG Padat Mungkin kista
Foto thoraks : Coin lession – Ca tiroid papiler Lain-lain Pernah operasi leher
Coin Cloudy – ca tiroid folikuler
Posisi AP adalah pelebaran mediatinum – metastasis pada limfonodi RISIKO DAN DIAGNOSIS KEGANASAN NODUL TIROID TUNGGAL
mediastinum a. Risiko pada prialebih tinggi
Bone Scanning b. Diet iodium maka risiko lebih kecil (dataran/ikan)
Konfirmasi c. Defisiensi iodium (pegunungan) risiko lebih besar
d. Usia tua (risiko sekitar 30%
USG e. Anmnesis radiasi masa muda (risiko tinggi)
Untuk menetukan apakah nodul tiroid yang teraba pada palpasi f. Sidik iodium : nodul dingin
merupakan nodul tunggal atau multiple dan berkonsistensi solid atau g. USG untuk membedakan nodul atau kista
kistik (neoplasma biasanya solid) h. Biopsi aspirasi membantu menetukan diagnosis
Terbatas nilainya dalam menyingkirkan kemungkinan keganasan, hanya
dapat mengenal kelainan di atas penampang organ HASIL PEMERIKSAAN CURIGA GANAS JIKA GOITER NODUL :
a. Tumbuh cepa/progresif
Fungsi tiroid b. Pertumbuhan anak kurang dari 12 tahun/pria/usia tua
BMR = (0,75 x N) + (0,74 X TD) – 72 : Formula Head c. Disertai pembesaran KGB leher
PSI, mendeteksi kadar hormon tiroid (N : 4-8ng) d. Disertai pembengkakan tulang pipih ( Ca folikuler)
Serum kolesterol : meningkat pada hipotiroid (N : 150-350 mg) e. Riwayat radiasi
Free Thyroid Index = T3/T4 f. Benjolan terfiksir, suara serak, disfagia, sesak nafas

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

g. Konsistensi keras, mobilitas terbatas (fixed) Digunakan campuran I2+K2 – mulai 3x1 teets hingga mencapai
h. Tanda Berry ( pendorongan a carotis communis ke lateral belakang) 3x15 tetes dengan waktu berbeda-beda tergantung kecepatan
penurunan BMR. Bersamaan dimulainya pemberian lugol, antitiroid
Diagnosis Banding : diturunkan perlahan-lahan sampai berhenti sebelum dilakukan
 Colloid goiter operasi
 Tiroiditis o Takikardi diterapi dengan propanolol 2x10mg
 Dishormogenetic goiter o Neomercascle (antitiroid) diberikan 3x1 tablet
 Struma goiter
 Neoplasma Kadang pascaoperasi timbul peningkatan BMR yang hebat, terjadi krisis
tirotoksikodis. Diatndai dengan :
Penatalaksanaan: - takikardia (nadi >160 x/menit)
1. Konservatif - gelisah, banyak keringat
Indikasi : toleransi operasi tidak baik, struma residif, penderita usia - TD naik
lanjut - Tak sadar, delirium
Struma nontoksik : iodium, ekstrak tiroid 300-100 mg/ml - Gangguan GIT
Struma toksik : bed rest, lugol 5-10mg, 3x/hari . PTU 100-300mg, Penderita terancam dekompensatio cordis fatal. Krisis terjadi akibat
3x/hari --- periksa leukosit. I131 perdarahan berlebihan
2. Operatif
Indikasi : Indikasi bedah pada hipertiroid
 Curiga/pasti ganas : tak harus keras  Perlu mencapai hasil yang definitif
Tanda-tanda ganas – infiltrasi ke tulang, atau n reccurens  Keberatan obat antitiroid
 Timbul tanda-tanda desakan trakea atau esofagus  Penanggulanagn dengan antitiroid tidak berhasil
Bedakan dari proses infiltrasi:  Struma noduler dengan hipertiroid
- terkena trakea – stridor  Nodul toksik soliter
- terkena esofagus – disfagi
- terkena n reccurens – parestesis pita suara Pembedahan struma dapat dibagi menjadi :
 Struma toksik a. Bedah diagnostik : biopsi incisi/ekcisi
 Struma besar b. Bedah terapuetik : realtif
 Struma retrosternal  Lobektomi/isthmolobektomi pada benjolan tiroid
 Preventif  Tiroidektomi subtotal pada kelainan metabolik
Persiapan operasi :  Tiroidektomi total : Pericapsular nodul dan jaringan alveolar
o Rawat – bedrest untuk menurunkan BMR --- tumor terabatas pada kelenjar tiroid
o Laboratorium – terutama protrombin (obat antitiroid
mempengaruhi pembekuan darah)
o Lugolisasi – mencegah krisis tiroid dengan cara mengurangi
pelepasan tiroksin, menurunkan BMR, memperkecil tiroid.

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Kompartment disection --- KGB terdapat di sepanjang  Kelainan duktus thoracicus


jalan n recuurens, diseksi diantara carotid sheath dari Keseimbangan NATRIUM
incisura jugularis sampai bagian atas cartilago tiroidea
Terutama merupakan kation ekstraseluler. Tdp 50-90 mmol/hari dalam diet normal.
Ginajl normal – kehilangan melalui urine kurang dari 1 mmol/hari. Jika terjadi
Radical neck disection --- terdapat pembesaran KGB
restriksi garam akibat sekunder dari efek aldosteron
leher lainnya meliputi m sternocleidomastoideus, m
digastricus, v jugularis externa, KGB subclavia sampai HIPONATREMIA
submental Penyebab:
1. Kelebihan air iatrogenik misal IVFD
Komplikasi Bedah Tiroid 2. Pelepasan ADH tidak tepat – luka kepala, kanker, pemakaian morfin dan
 Langsung saat pembedahan barbiturat
 perdarahan 3. Penyakit Addison – insuffisiensi adrenal kronik
 cedera n recurrens uni atau bilateral
 cedera trakea, esofagus atau saraf di leher Komplikasi : kejang, stupor irrasional dan koma
 kolaps trakea karena trakeomalasia Pengobatan :
 terangkatnya seluruh kelenjar paratiroid 1. Restriksi cairan untuk kasus ringan
 terputusnya duktus thoracicus di leher kanan 2. Koreksi parsial Na serum dengan infus 3% saline bila pasien koma
 Segera setelah pembedahan 3. teroid – untuk pasien Addison disease
- Perdarahan di leher
- Perdarahan di mediastinum HIPERNATREMIA
- Kolaps trakea Yaitu kehilangan cairan terutama yang mengandungbanyak elektrolit
- Krisis tirotoksikosis Komplikasi : Delirium, hipertermia, oligouria
 Beberapa jam sampai beberapa ahri setelah pembedahan Pengobatan : Rehidrasi – biasanya dengan saline hipotonik
 Hematome
 Infeksi luka Keseimbangan KALIUM
 Edema laring Terutama merupakan kation intraseluler. Tdp 50-100 mmol/hari dalam diet normal.
 Paralisis n recurrens Ekresi melalui urien berkaitan dengan pertukaran Na-H di tubular distal ginjal.
 Cedera n laryngeus superior Penggantian setiap hari sekitar 80 mmol
 Hipokalsemia
 Lanjut
 Hipotiroid HIPOKALEMIA

 Hipoparatiroid/hipokalsemia Penyebab:
 Paralisis n recurrens 1. Kehilangan berlebihan melalui ginjal – diuretik, hiperaldosteronisme,
cushing disease
 Cedera n laryngeus superior
2. Kehilangan melalui GIT – diare, muntah, fistula
 Nekrosis kulit

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Komplikasi : kelemahan otot dan letargi berat, ileus, aritmia jantung, deprsi Cairan tetap dalam ekstraseluler, tapi tak berperan dalam pertukaran normal
SSP, pendataran gel P, sensitivitas terhadap digitalis dengan kompartment cairan lain
Pengobatan :
1. pencegahan : penggantian setiap hari secara adekuat INDIKASI PEMBERIAN MAKANAN PARENTERAL
2. Bila kekurangan tak lebih dari 30 mmol/jam – pemberian cairan 1. Malnutrisi hebat butuh tindakan bedah mayor
konsentrat melalui jalur sentral untutk menghindari flebitis 2. Kompliaksi pascaoperasi yang butuh penanggulangan makanan melalui oral,
misal ileus lama, fistula usus
HIPERKALEMIA 3. Sepsis lama dan kegagalan ginjal dengan katabolik luas
Penyebab :Kegagalan ginjal, trauma, asidosis 4. ’Short Bowel Syndrome’ setelah reseksi luas
Komplikasi : Blok jantung, Diatolik arrest, bila kadar 7 mmol atau lebih
pada EKG terjadi penurunan interval ST dengan puncak T KOMPLIKASI PEMBERIAN MAKANAN PARENTERAL
Pengobatan : 1. Pneumothoraks, hemothoraks, tamponade jantung. Slema insersi jalaur
1. Segera beri 80 mmol laktat atau NA bikarbonat sentral
2. 100 ml dekstrose 50% dengan 10 menit insulin iv 2. Sepsis – cairan, jalur, kateter ( bakteri/jamur )
3. Cation exchange resin 3. Perubahan metabolik
4. Dialisis  Hiperosmolar
5.  Hipo-hipernatremia
Keseimbangan KALSIUM  Hipofosfatemia – kesulitan berfikir, parestesia
Terbanyak disimpan di tulang. Tdp 1-3 g/hari dalam diet. Eksresi urine kurang  Kalsium/magnesium abnormal
dari 300 mg/hari. Sisanya melalui feses  Defisiensi asam lemak – asam linoleat
 Hipoglikemia reaktif – bila cairan berhenti mengalir secara mendadak
HIPOKALSEMIA  Hiperamonemia
Penyebab :  Asidosis
1. Pascabedah hiperparatiroidisme atau tiroidektomi  Defisiensi zink – akrodermatitis, rambut rontok
2. Pankreatitis akut  Defisiensi temabag – leukopenia, limfositosis
3. Hipopatratiroidisme  Deffisiensi krom – diabetes, polineuropati
4. Sindrom malabsorbsi
5. Fistula pankreas dan usus kecil Keseimbangan MAGNESIUM
6. Infeksi jaringan lunak masif
%0% terdapat di dalam tulang . Diet 240 mg/hari. Ekskresi terbanyak melalui feses,
7. Kehilanagn Mg hebat
sedikit melalaui urine.
Komplikasi : Tetanus, kejang
Pengobatan tetanus : 10 ml Ca glukonas 10% iv bolus, diulang bila perlu HIPOMAGNESIMIA
Konsep kehilanagn melalui ruang ketiga : Penyebab :
Translokasi CIS ke dalam peritoneum, usus, jaringan, dll setelah trauma 1. Puasa
( pembedahan, sepsis, peradangan) 2. malabsorbsis
3. Kehilangan cairan melalui GIT berlarut-larut

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

4. Pankreatitits Merupakan suatu kelainan fisiologi berat, berhubungan dengan metabolisme


5. Sindroma Conn abnormal. Sering disebabkan berkurangnya perfusi jaringan, atau karena faktor-
6. Alkoholisme kronik faktor lain misalnya sepsis
7. Luka Bakar
8. Infus iv lama tanpa suplemen Mg Syok HIPOVOLEMIK
Komplikasi : sama seperti hipokalsemia Peradarahan internal/eksternal, atau kehilangan cairan lain
Pengobatan : Pencegahan dengan 1,2 MgSO4 ( sebanding 240 mg Risiko tinggi : fraktur (mis pelvis), perdarahan GIT,perdarahan pascaoperasi
Mg)iv/hari pada pasien defisiensi
PATOFISIOLOGI
HIPERMAGNESIMIA
Kehilangan darah  volume berkurang  venous return menurun  output jantung
Penyebab :
dan TD menurun
1. GGK
Rangsangan baroreseptor  respon simpatoadrenal  aliran darah setempat melalui
2. Pengobatan antasid dengan garam-garam Na berlebihan pada
splanknin, ginjal, paru dan kulit (darah reseptor ) menurun  konstrksi arteriol
pasien dengan gagal ginjal
prekapiler menurun  inflow CES untuk atasi kehilangan darah
Komplikasi : Perubahan EKG pada hiperkalemia
Pada kasus-kasus kehilangan darah hebat, vasokonstriksi yang mnenetap 
Pengobatan : Koreksi asidosis dan pengurangan volume
akumulasi produk metabolit anaerob (spt laktat)
Arteriol prekapiler relaksasi tapi venul post kapiler tetap menyempit (mekanisme
KESEIMBANGAN CAIRAN (dewasa)
tidak diketahui). Kenaikan tekanan hidrostatik  kehilangan cairan dari
Pemasukan oral : 2000-2500 ml
kompartmen vascular dan hipoksia akibat stagnasi cenderung memperhebat
Metabolik : 200 ml
kehilangan darah  stadium syok irreversibel
RBC dan WBC berkumpul pada kapiler yang stagnasi  mikrotrombus dan
Pengeluaran Sensible : Urine : 800-1500 ml
koagulaasi intravascular diseminata
Feses : 200 ml
Keringat : 0-400 ml/jam (tgt kenaikan suhu)
Insensible : paru, kulit : 12 ml/kg/hari Syok SEPSIS
Pemakaian meningkat antibiotika grma (-) adalah penyebab tersering
PERKIRAAN VOL & KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN GIT Tempat asal : - Tr urinarius (pielonefritis, kateterisasi, instrumentasi)
Volume Na K Cl MCES Mmol/l - Pneumonia
Lambung 1500-2000 60 10 120 0-25 - Luka terinfeksi
Pankreas 500-1000 140 5 75 80 - Abses spt subfrenik (E coli, klebsiella proteus, pseudomonas,
Empedu 300-1000 148 5 100 85 bacteroides)
Usus kecil 1000-3000 110 5 100 30 Risiko tinggi : pembedahan usus dan TU, luka bakar, imunosupresan, steroid,
Diare 500-17000 120 25 90 45 diabetes

1. Endotoksin lipopolisakarida yang beredar


Syok
by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08
didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Toksin dilepas dari dinding bakteri yang sudah mati + antibodi dan KERUSAKAN ORGAN SPESIFIK
komplemen membentuk anafilotoksin  pelepasan substansi vasoaktof Ginjal ---- nekrosis tubular akut
(katekolamin, histamin)  pengumpulan darah terutama pada daerah Paru ------ sindroma distress pernafasan dewasa
splanknik,paru ’venous return’ menurun  rangsangan baroreseptor. Usus ------ iskemia mengakibatkan peristaltik menurun
Rangsangan persisten ini menyebabkan hipoksia (seperti kehilangan
darah) PENGOBATAN SYOK
2. Bakteri hidup Pencegahan : identifikasi penderita risiko tinggi secara dini
Interaksi bakteri dengan jaringan-jaringan rusak  pelepasan kinin. Diagnosis penyebab dasar syok
Sebab-sebab AV shunt  resistensi perifer menurun, curah jantung  Koreksi hipovolemia
meningkat. Shunt ini meningkatkan iskemia daerah hipoksia yanitu : - pemeriksaan CVP
output jantung meninggi (penurunan penyaluran O2 ke jaringan dan - pengukuran tek baji kapiler pulmonal dengan kateter Swan Ganz
penurunan perdebaan) 2A-V - Keluarkan urine setiap jam
- Hematokrit
 Koreksi asam basa-elektrolit
Syok KARDIOGENIK - pemberian bikarbinat pad asidosis
1. Infeksi pascamiokardinal - Antibiotika pada syok sepsis. Setelah diberikan spektrum luas
2. pascapembedahan jantung ampisilin dan gentamisin
- Pada anaerob tambahkan klindamisin / kloramfenikol / metronidazol
Patofisiologi Vasokonstriktor memperburuk syok. Pada syok kardiogenik, rangsang
Kontraksi miokard menurun  curah jantung dan rangsangan menurun  kontraktilitas spt dengan dopamin dapat meningkatkan output jantung yang
resistensi perifer meningkat  aliran ventrikel kiri menurun  iskemia dapat diukur dengan kateter Swan Ganz
miokardial meningkat  mempengaruhi kontraksi jantung. Adanya
vasokonstriksi persisten – hipoksia stagnasi Steroid misalnya dengan pemberian prednison dosis tinggi dengan 30mg/kg
masih merupakan kontroversi
PERUBAHAN METABOLISME SEL PADA SYOK
1. Akumulasi asam laktat  metabolisme anaerob Bronkodilator seperti fenoksi benzamin, klorpromazin masih juga
2. Penurunan produksi ATP  metabolisme anaerob kontroversi
3. Fungsi membran berkurang
- Natrium bocor/merembes masuk kedalam sel Antasida dapat mencegah ulkus stress
- Kalium ke luar dari sel
- Fragmen lisosom -- autodigesti Pembedahan untuk:
4. Mobilisasi asam lemak - menghentikan perdarahan
- Ketonemia - Mengeluarkan pus
- Emboli lemak di paru – kontroversia - Angkat ulkus yang telah mati/rusak
Pada syok kardiogenik pasang intraaortik baloon pump

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya
Dewa Mabuk 2007 Dewa Mabuk 2007

Pengobatan DIC dengan produk darah segar atau heparin

ETIOLOGI PENYAKIT KEGANASAN


1. Bahan Kimia --- rokok, abses, B-naftalinamin
2. Fisik --- sinar X, sinar UV
3. Genetik
4. Virus --- EBV
5. Lain-lain ---geografik, diet

Mortalitas kanker (dengan frekuensi menurun)


Pria : paru, kolon/rektum, prostat, pankres, lambung
Wanita : payudara, kolon/rectum, uterus, ovarium

MEKANISME KERJA RADIASI


Radiasi --- ionisasi cairan dalam sel membentuk radikal hidroksi dan perioksida
 kekacauan DNA dan kromosom

Sel-sel neoplastik lebih sensitif terhadap radiasi


RAD= unit pengukuran – julmalh sinar yang diabsorbsi
Dosis letal untuk banyak jenis tumor = 4500-6000 rads

Komplikasi Radioterapi
 Malaise, nause, muntah
 Ulserasi kulit
 Striktur, ulserasi, perforasi usus
 Nefritis
 Atrofi gonad
 Pansitopenia
 Pneumonia
 Perikarditis
 Konjunctivitis
 Edema serebral
 Nekrosis tulang
 Insiden keganasan seperti leukimia meningkat

by : Dhi 02-08 by : Dhi 02-08


didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya didedikasikan untuk KKS Bedah November 2006 dan generasi selanjutnya

Você também pode gostar