Você está na página 1de 8

Analisis Kajian Mengenai Kepemimpinan Karismatik

Karisma berasal dari bahasa Yunani yang berarti “anugrah”. Tipe

kepemimpinan karismatik dapat diartikan sebagai kemampuan


menggunakan keistimewaan atau kelebihan sifat kepribadian dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain, sehingga
dalam suasana batin mengagumi dan mengagungkan pemimpin bersedia
berbuat sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin.
Banyak sekali kontroversi mengenai karisma, apakah karisma itu
merupakan kemampuan khusus, kondisi pekerjaan, ataukah suatu proyeksi
interaktif antara pemimpin dan bawahan.
Seorang pemimpin yang memiliki kemampuan pribadi yang luar biasa
atau biasa disebut dengan pemimpin yang karismatik merupakan pemimpin
yang memiliki daya tarik yang tidak dapat dibeli dengan uang. Itu adalah
suatu energy yang tidak nampak namun efeknya dapat dirasakan (Marriane
Williamson). Hal ini membuat para karyawan atau staf dalam organisasi
menjadi tertarik dan meyakini bahwa pemimpinnya memiliki kelebihan yang
luar biasa. Menurut Max Weber, konsep pemimpin yang karismatik lebih
ditekankan pada kemampuan pemimpin yang memiliki kekuatan luar biasa.
Pemimpin yang berkarisma sering dikatakan pandai dalam
menyuarakan ideologinya yang berhubungan dengan tujuan organisasi,
sehingga dapat menciptakan aspirasi bersama para karyawan. Jiwa
kepemimpinan karismatik yang dimiliki oleh seseorang akan memberikan
contoh-contoh perilaku yang baik agar dapat ditiru oleh para karyawannya,
dan mampu memotivasi para karyawannya dengan memberikan beberapa
pujian. Hal ini akan senantiasa menumbuhkan rasa percaya diri oleh
karyawan dan secara tidak langsung menghidupkan jiwa karismatik seorang
pemimpin.
Dikutip dari tulisan Ann Ruth Willner dan Dorothy Willner istilah
‘pemimpin kharismatik’ kini bermakna semakin meluas. Namun juga
disertai dengan pemerosotan arti yang terkandung. Secara historis, Max
Weber mengambil istilah charisma dari perbendaharaan kata yang dipakai
pada permulaan pengembangan agama Kristen guna menunjuk satu dari tiga
jenis kekuasaan (authority) dengan pengklarifikasian klasik mengenai
kekuasaan atas dasar suatu tuntutan yang sah. Weber membedakan antara:
1. Kekuasaan tradisional atas dasar suatu kepercayaan yang telah ada
(estabilished) pada kesucian tradisi kuno.
2. Kekuasaan yang rasional atau berdasarkan hukum (legal) yang
didasarkan atas kepercayaan terhadap legalitas peraturan-peraturan dan
hak bagi mereka yang memegang kedudukan, yang berkuasa berdasarkan
peraturan-peraturan untuk mengeluarkan perintah.
3. Kekuasaan kharismatik yang didapatkan atas pengabdian diri atas
kesucian, sifat kepahlawanan atau yang patut dicontoh dari ketertiban
atas kekuasaannya.
Lebih lanjut menurut Weber, istilah kharismatik pada masa
kini berbeda dengan ketiga hal lainnya namun tetap mempertahankn aspek
loyalitas (pengabdian). Kharismatik diyakini memiliki sesuatu yang luar
biasa. Memimpin dengan cara yang tidak lazim dari sesuatu yang telah
dikenal. Serta mampu mematahkan hal-hal terdahulu untuk kemudian
menciptakan hal-hal baru bersifat revolusioner yang mampu tumbuh dalam
keadaan serumit apapun.
Dari segi kemunculannya, kharisma yang disematkan pada seorang
pemimpin lazimnya terlontar pada persepsi rakyat yang dipimpinnya.
Dengan demikian, dapat didefinisikan kembali (tanpa keluar dari maksud
Weber yang hakiki) Kharismatik adalah kemampuan seorang pemimpin
untuk mendapatkan kehormatan, ketaatan serta kehebatannya sebagai
sumber dari kekuasaan tersebut dengan penekanan dalam setiap
interaksinya (antara pemimpin dan pengikutnya) harus terdapat suatu
integritas yang continue. Dengan kata lain, diwajibkan akan adanya
kesadaran pada benak kita untuk bersatu pada satu tujuan, satu keinginan,
satu cita-cita, satu harapan, dan satu perjuangan. Kemudian, barulah kita
berharap akan muncul sosok pemimpin kharismatik yang dicintai, dihargai,
dan dihormati.
Tentu saja, pemimpin kharismatik adalah pemimpinan nasional yang
mampu menggandeng semua kelompok, golongan, etnis, suku, agama dan
siapapun saja untuk mendapatkan kesetiaan.
Menurut Conger dan Kanungo, karakteristik pemimpin yang
karismatik adalah percaya diri, memiliki visi yang jelas dan mampu
mengungkapkannya, memiliki keyakinan yang kuat akan visi tersebut,
berkomitmen tinggi,
Beberapa teori menganggap bahwa karisma itu adalah suatu hasil dari
kemampuan memahami dan mempengaruhi bawahan, dan hanya bisa
dilakukan oleh pemimpin yang berkualitas dan memiliki perilaku yang dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat itu.
Berbagai teori karismatik memiliki penjelasan yang beragam
mengenai proses-proses mempengaruhi yang terdapat di dalamnya.
Penjelasan psikoanalitis dari karisma menekankan pada pengaruh dari
pemimpin yang berasal dari identifikasi pribadi dengan pemimpin tersebut.
Teori atribusi karisma (Conger dan Kanungo) menekankan kepada
identifikasi pribadi sebagai proses utama dan internalisasi sebagai proses
sekunder. Teori Meindle menjelaskan bahwa orang-orang yang pindah
agama secara langsung dipengaruhi oleh pemimpin, tetapi orang lain
kemudian dipengaruhi melalui sebuah proses penularan sosial. Teori dari
House menekankan kepada identifikasi pribadi , pembangkitan motivasi oleh
pemimpin, dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan-tujuan dan rasa percaya
diri para pengikut. Teori konsep diri (Shamir) menekankan internalisasi
nilai, identifikasi sosial, dan pengaruh pemimpin terhadap kemampuan diri,
dengan hanya member peran yang sedikit terhadap identifikasi pribadi.
Kebanyakan teori tentang kepemimpinan karismatik setuju bahwa
para pemimpin karismatik lebih besar kemungkinannya akan muncul
bilamana sebuah organisasi berada dalam keadaan stress dan transisi.
Tentu saja, pemimpin kharismatik adalah pemimpinan nasional yang
mampu menggandeng semua kelompok, golongan, etnis, suku, agama dan
siapapun saja untuk mendapatkan kesetiaan.
Anda mungkin pernah menemukan pemimpin yang begitu memukau
anda. Kalau mereka bicara, kita terpesona oleh kata-kata mereka dan tertarik
oleh argumentasi mereka yang kita tidak mampu membantahnya. Mereka
agaknya memiliki energi yang sulit dijelaskan dan mampu memberikan
inspirasi dan motivasi pada diri kita. Mereka mampu menyentuh getar emosi
kita melebihi pikiran rasional kita.
Banyak hal terjadi kalau mereka ada di sekitar kita. Tiba-tiba ada
perubahan. Tiba-tiba kita mau melaksanakan yang mereka anjurkan tanpa
terlalu banyak protes. Tiba-tiba kita merasa bangga hanya dekat dengan
pemimpin itu. Kita mungkin juga bekerja demikian keras agar kita bisa
melampaui harapan pemimpin itu.
Di atas segalanya, kita digerakkan oleh mereka, dan sering, kita jadi
pengikut mereka. Apa inti kekuatan mereka? Karisma. Ya inilah
penyebabnya. Tapi ketika kita berusaha mengungkap karisma itu, dan
berusaha menirunya, kita mengalami kesulitan.
Pelatihan ini akan membongkar secara tuntas apa saja yang membuat
pemimpin menjadi pemimpin karismatik. Dengan berbagai riset yang
intensif, ‘rahasia’ pemimpin karismatik telah terungkap tuntas. Ternyata
siapa pun bisa menjadi orang karismatik, asal tahu caranya. Dengan
mengikuti pelatihan ini, anda akan menemukan taktik, dan strategi yang bisa
anda terapkan sehingga anda bisa menjadi seorang yang karismatik atau
menjadi pemimpin karismatik.
Mengapa harus karismatik? Karena dengan menjadi karismatik, anda
akan menjadi pusat perhatian orang. Kata-kata anda dituruti orang. Jika anda
penjual, penjualan akan mudah. Jika anda dosen, kata-kata anda akan
didengar mahasiswa. Jika anda pemimpin, bawahan anda akan patuh dengan
sepenuh hati kepada anda.
Terlepas dari kelebihannya, pemimpin karismatik juga memiliki
beberapa kelemahan, terutama jika dihadapkan dengan sebuah organisasi
besar. Kepemimpinan karismatik berisiko, karena hasil kerja pemimpin sulit
untuk diprediksi, apabila pemimpin tersebut terlalu banyak diberikan
kewenangan untuk menentukan visi perusahaan ke depan. Kekuasaan
tersebut dapat disalahgunakan, sehingga organisasi dapat terseret pada
konflik yang merusak. Dalam kondisi perusahaan yang kacau, sangat sukar
untuk mengembangkan sebuah visi strategis dengan lingkungan organisasi
yang kompleks seorang diri. Kondisi tersebut lebih sesuai untuk diatasi
dengan sebuah visi yang lebih besar, yang datangnya dari sebuah proses
kepemimpinan bersama. Jadi, teori-teori karismatik yang menekankan
kepada kepemimpinan individu yang luar biasa, paling cocok untuk
menjelaskan seorang wirausahawan yang visioner, yang mendirikan sebuah
organisasi baru atau seorang manajer pemutar arah (turnaround manager)
yang menyelamatkan sebuah organisasi yang besar, yang berada di ujung
keruntuhan. Namun demikian, pemimpin karismatis cenderung lebih percaya
pada dirinya sendiri daripada timnya. Ini bisa menciptakan resiko sebuah
proyek atau bahkan organisasi akan kolaps bila pemimpinnya pergi.
Beberapa ahli mengatakan pula bahwa terdapat konsekuensi negative
yang mungkin terjadi dalam organisasi dipimpin oleh pemimpin yang
karismatik, di antaranya :
- Keinginan akan penerimaan oleh pemimpin menghambat kecaman
dari pengikut.
- Pemujaan oleh pengikut menciptakan khayalan akan tidak dapat
berbuat kesalahan.
- Keyakinan dan optimism berlebihan membutakan pemimpin dari
sebuah bahaya.
- Penolakan akan masalah dan kegagalan mengurangi pembelajaran
organisasi.
- Proyek berisiko yang terlalu besar akan besar kemungkinannya untuk
gagal.
- Mengambil pujian sepenuhnya atas keberhasilan akan mengasingkan
beberapa pengikut yang penting.
- Perilaku implusif yang tidak tradisional menciptakan musuh dan juga
orang-orang yang percaya.
- Ketergantungan pada pemimpin akan menghambat perkembangan
penerus yang kompoten.
- Kegagalan untuk mengembangkan penerus menciptakan krisis
kepemimpinan pada akhirnya.
Dua kumpulan konsekuensi yang saling terkait berkomposisi untuk
meningkatkan kemungkinan bahwa karier pemimpin akan terpotong singkat.
Para pemimpin karismatik cenderung untuk membuat keputusan yang
berisiko yang dapat mengakibatkan kegagalan serius, dan mereka cenderung
untuk membuat musuh yang lebih kuat yang akan menggunakan kegagalan
demikian sebagai kesempatan untuk memindahkan pemimpin dari
kantornya.
Optimisme dan keyakinan diri amat penting untuk mempengaruhi
orang lain agar mendukung visi si pemimpin, tetapi optimisme berlebihan
membuat makin sulit bagi pemimpin untuk mengenali kekurangan dalam visi
itu. Terlalu mengenali visi tersebut akan merendahkan kapasitas untuk
mengevaluasinya secara objektif. Pengalaman dari keberhasilan sebelumnya
dan pemujaan bawahan dapat menyebabkan pemimpin percaya bahwa
penilaiannya tidak bisa salah. Dalam pencarian yang tekun untuk mencapai
sisi itu, seseorang pemimpin yang karismatik dapat mengabaikan atau
menolak bukti bahwa visinya tidak realistis dan mengarah kepada kegagalan.
Para pengikut yang percaya pada pemimpin itu akan terhalang untuk
menunjukkan kekurangan atau menyajikan perbaikan yang membuat sebuah
keputusan yang buruk menjadi makin mungkin terjadi.
Perilaku impulsif dan tidak konvensional yang sama yang
menyebabkan beberapa orang memandang seorang pemimpin sebagai
karismatik akan tersinggung dan melawan orang lain yang memandang
perilaku itu sebagai hal yang mengganggu dan tidak tepat. Hal serupa,
pendirian yang kuat dari pemimpin itu terhadap ideologi yang tidak
tradisonal akan mengasingkan orang yang tetap teguh terhadap cara-cara
tradisional dalam melakukan berbagai hal. Bahkan beberapa pendukung
awal bisa seperti mengkhayal jika pemimpin itu gagal mengakui kontribusi
penting mereka terhadap keberhasilan besar dari kelompok atau organisasi.
Bass menyebutkan bahwa respons dari orang terhadap pemimpin yang
karismatik akan lebih besar penghormatan luar biasa oleh beberapa orang
lainnya. Jadi, keuntungan memiliki beberapa pengikut yang berdedikasi yang
mengenali pemimpin akan diimbangi kerugiannya dengan memiliki beberapa
musuh yang kuat, kemungkinan meliputi anggota yang berkuasa dari
organisasi itu yang dapat merendahkan program pemimpin tersebut atau
berkonspirasi untuk menggeser pemimpin dari kedudukannya.
Diluar semua konsekuensi yang merugikan tersebut, bahkan
seseorang pemimpin yang karismatik tidak terkutuk untuk gagal. Terdapat
banyak contoh mengenai karismatik narsistik yang mendirikan kerajaan
politis, mendirikan perusahaan yang makmur atau memulai sekte agama
baru dan mempertahankan kendali atas mereka disepanjang masa hidup
mereka. Keberhasilan yang terus menerus mungkin bagi pemimpin yang
memiliki keahlian untuk membuat keputusan yang baik, keterampilan politis
untuk mempertahannkan kekuasaan, dan keberuntungan yang baik untuk
berada dalam situasi yang menguntungkan.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-
sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karena mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para
pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa menjadi pengikut
pemimpin tersebut. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan
bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra
natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan
sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang kaya,
Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat

Referensi :
Yukl, G. A. 1994. Leadership in Organizations. Edisi Bahasa Indonesia. New
Jersey: Prentice hall
http://mufidmuarib17.wordpress.com/2012/05/16/pengertian-
kepemimpinan-karismatik/

Você também pode gostar