Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hari :Kamis
Isi Khotbah:
1)Kewajiban bagi kaum muslimin untuk mencari ilmu bagi setiap kalangan.Baik
muda ataupun tua,,dan baik yang kaya ataupun miskin.
3)Hadist yang menjelaskan tentang anjuran dan larangan dalam mencari ilmu.
Ekonomi
Sosial
Antropologi
Jawaban
Bidang Ekonomi :
Bidang Sosial :
Bidang Antropologi :
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4)
teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan
dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan
empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera
masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan
A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-
humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan
istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:
Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-
cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi
pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan
tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo,
rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan
dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue
print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan
langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai
dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para
guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang
kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru
(calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada
proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada
dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model
pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-
masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang
bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah
ada.
Oleh
Made Agus Suryadarma Prihantana
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1)
pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik
pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan
istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah
tersebut.
1. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran (Depdiknas, 2008) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Secara harfiah, istilah pendekatan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1980) berarti “proses, perbuatan, cara mendekati”. Dalam konteks pembelajaran,
pendekatan menurut T. Raka Joni (dalam Abimanyu, 2008) diartikan sebagai cara umum dalam
memandang permasalahan atau obyek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang menggunakan
kacamata dengan warna tertentu didalam memandang alam. Sedangkan Solihin (tt) menyatakan
pendekatan pembelajaran adalah Titik tolak atau sudut pandang dalam memandang semua masalah
pembelajaran (apa, bagaimana, siapa). Jadi pendekatan (approach) pembelajaran dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach)
dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach). Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi
dari setiap usaha, yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang
harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk
mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal
sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk
mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan
pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku
keberhasilan.
1. Stratregi Pembelajaran
Moeliono (dalam Warsita, 2008) mengemukaakan bahwa strategi adalah; a) ilmu siasat
perang; b) siasat perang; c). Bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud
atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat berperang, namun apabila
digabungkan dengan kata pembelajaran (strategi pembelajaran) dapat dipahami sebagai suatu cara
atau seperangkat cara atau teknik yang dilakukan dan ditempuh oleh seorang guru atau peserta didik
dalam melakukan upaya terjadinya suatu perubahan tingkah laku atau sikap. Menurut Kemp (dalam
Prawiradilaga & Siregar, 2008) dikemukanan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Sanjaya (2010)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa
strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil
dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan
ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Sanjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi
pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran
deduktif.
2. Metode Pembelajaran
3. Teknik Pembelajaran
Teknik Pembelajaran menurut T.Raka Joni (Abimanyu, 2008) menunjuk kepada ragam khas
penerapan sesuatu metode dengan latar penerapan tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan
guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran misalnya,
diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran. Pelakasanaan metode diskusi dapat dilakukan
dengan berbagai teknik, seperti teknik sumbang saran (brain storming), teknik buzz group, dsb. Wina
Sanjaya (2010) mengartikan teknik pembelajaran sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
4. Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual (Sanjaya, 2010). Misalkan, terdapat dua orang sama-
sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki
sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat
menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-
masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).
5. Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Joyce dan Weil (dalam Abimanyu, 2008) adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Masih dalam bahasan yang sama berkenaan dengan model pembelajaran, Joyce dan Weil (Dalam
Supriawan & Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)
model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4)
model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran
tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model dalam
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Di dalam pelaksanaan tugas mengajar guru sehari-hari, istilah-istilah
tersebut kadang-kadang dipertukar pakaikan penggunaannya untuk menunjuk maksud yang sama.
Istilah yang pertama sesuai dengan skema di atas yakni Pendekatan diartikan sebagai “cara umum
dalam memandang permasalahan atau obyek kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang
menggunakan kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam. Kacamata berwarna
hijau akan menyebabkan dunia kelihatan kehijaua-hijauan, kacamata berwarna coklat akan membuat
dunia kelihatan kecoklat-coklatan, dan seterusnya“. Jadi, pendekatan digunakan apabila bersangkut
paut dengan cara-cara umum dan atau asumsi dalam menyikapi sesuatu masalah ke arah
pemecahannya. Demikian misalnya, pendekatan sistem menyebabkan dipersepsinya hubungan kait-
mengait antara sejumlah unsur yang dianggap memiliki hubungan yang sistemik. Dalam konteks
pembelajaran, pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran. Dalam menghadapi sejumlah pebelajar, berbagai pesan yang terkandung pada
bahan ajar, peningkatan kemampuan pebelajar, dan proses pemerolehan pengalaman, maka setiap
guru memerlukan pengetahuan tentang penggunaan pendekatan pembelajaran (Dimyati &
Mudjiono, 2002).
Strategi Pembelajaran menunjuk kepada pengaturan (memilih, menyusun dan memobilisasi)
cara, sarana/prasarana dan tenaga untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya pada taraf
yang lebih sempit dan operasionaal akan digunakan istilah-istilah metode dan teknik. Metode
mengandung arti “cara/jalan menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan
istilah teknik menunjuk kepada ragam khas penerapan sesuatu metode dengan latar penerapan
tertentu, seperti kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa dan
sebagainya. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan
penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-
ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Apabila antara pendekatan, strategi,
metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh
maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud (1980). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Hidayat, H. S. ____. Pendekatan Dan Strategi Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. FKIP
Untirta
Prawiradilaga, D. S., Siregar, E. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group