Você está na página 1de 12

ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING


MELALUI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN
KREATIFITAS MATEMATIKA SISWA
SMA NEGERI 1 LABUHAN HAJI

Artikel ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

NURLAILA JUM’ATI
NPM. 13210052

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS HAMZANWADI
2017
HALAMAN PENGESAHAN
ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING


MELALUI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN
KREATIFITAS MATEMATIKA SISWA
SMA NEGERI 1 LABUHAN HAJI

NURLAILA JUM’ATI
NPM. 13210052

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Shahibul Ahyan, M.Pd. Nila Hayati, M.Pd.


NIDN. 0816098601 NIDN. 0821038801
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING
MELALUI LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN
KREATIFITAS MATEMATIKA SISWA
SMA NEGERI 1 LABUHAN HAJI

Nurlaila jum’ati
Program Studi Pendidikan Matematika
ella.celen16@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreatifitas


matematika siswa setelah diterapkannya pembelajaran matematika menggunakan
model pembelajaran project based learning melalui lesson study. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Model yang digunakan adalah model pembelajaran project based learning melalui
lesson study. Sumber data pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
lembar observasi dan tes kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif
dengan subjek penelitian sebanyak 31 orang siswa. Penelitian ini berlangsung
selama dua siklus dan setiap siklus terdiri atas tiga tahap, yaitu tahapan plan
(perencanaan), do (pelaksanaan) dan see (refleksi). Hasil kemampuan berpikir
kreatif dikatakan tuntas jika persentase ketuntasan belajar klasikal yang dicapai
minimal berada pada kriteria baik. Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan
berpikir kreatif siswa yang di interpretasikan ke sekala lima terdapat tiga belas
orang yang memenuhi kriteria sangat kreatif, lima orang yang memenuhi kriteria
kreatif, tujuh orang yang memenuhi kriteria cukup kreatif, dan enam orang yang
memenuhi kriteria kurang kreatif pada siklus 1, sedangkan pada siklus II terdapat
28 orang yang memenuhi kriteria sangat kreatif, 2 orang yang memenuhi kriteria
kreatif. Dari hasil analisis tes kemampuan berpikir kreatif siswa dapat disimpulkan
bahwa dari siklus I dan II mengalami peningkatkan kemampuan berpikir kreatif
dari ketuntasan klasikal 41,93% dan meningkat menjadi 90,32 %.

Kata kunci: Project Based Learning, Lesson Study, kreatifitas matematika.

1
APPLICATION OF PROJECT BASED LEARNING LEARNING MODEL
THROUGH LESSON STUDY TO INCREASE CREATIVITY OF
STUDENT MATH SMA NEGERI 1 LABUHAN HAJI
Nurlaila jum’ati
Mathematic education study programme
ella.celen16@gmail.com

Abstract: This study aims to determine the improvement of students' mathematical


creativity after the application of mathematics learning using project based learning
model through lesson study. The type of research used in this research is Classroom
Action Research (CAR). The model used is a model of learning based project
learning through lesson study. Sources of data in this study were obtained by using
the observation sheet and the test was then analyzed qualitatively and quantitatively
with the subject of 31 students. This study lasted for two cycles and each cycle
consisted of three stages, namely stage plan (planning), do (implementation) and
see (reflection). Results of creative thinking ability is said to be complete if the
percentage of learning completeness classically achieved at least are at good
criteria. Based on the result of the analysis of the students' creative thinking ability
test which is interpreted to the five scale there are thirteen people who meet the
criteria of highly creative, five people who meet the creative criteria, seven people
who meet the criteria are quite creative, and six people who meet the criteria less
creative in cycle 1 , while in the second cycle there are 28 people who meet the
criteria very creative, 2 people who meet the creative criteria. From the results of
the analysis of students' creative thinking ability can be concluded that from cycle I
and II experience improvement of creative thinking ability of classical mastery
41.93% and increased to 90.32%. .

Keywords: Project Based Learning, Lesson Study, math creativity.


PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dan
sangat dibutuhkan di dalam kehidupan sehari-hari baik masa sekarang maupun
masa depan. Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang
menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam
pelajaran sekolah lebih banyak dibanding pelajaran yang lain. Matematika
diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung di
dalam matematika itu sendiri, tetapi matematika diajarkan pada dasarnya bertujuan
untuk membantu melatih pola pikir semua siswa agar dapat memecahkan masalah
dengan kritis,kreatif, logis dan tepat. Oleh sebab itu pembelajaran matematika bagi
seluruh siswa perlu ditingkatkan. Akan tetapi, matematika masih merupakan
pembelajaran yang sulit dipelajari oleh siswa bahkan merupakan pelajaran yang
ditakuti, dan dihindari karena dianggap sulit dan membosankan.
Siswa tidak suka belajar matematika, karena mereka memandang
matematika sebagai mata pelajaran yang sangat sulit. Penyebab dari kesulitan
belajar siswa berasal dari faktor guru dan siswa itu sendiri. Menurut Slameto (2010:
54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu: a)
Faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar (intern), b) Faktor yang ada
di luar individu (ekstern). Faktor belajar yang muncul dari siswa berasal dari rasa
takut, bosan, tidak menarik, kurangnya sumber belajar, dan kurangnya pengetahuan
awal tentang matematika. Sedangkan salah satu faktor kesulitan belajar siswa
yang muncul dari guru adalah cara mengajar yang masih monoton dan masih
menggunakan pembelajaran secara konvesional yaitu metode ceramah dimana
pembelajaran ini hanya terfokus pada guru.
Masalah tersebut menuntut agar guru matematika dapat mencari pemecahan
masalah dari kejadian tersebut dan perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang
melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar guna
meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika. Hasil observasi
dan wawancara peneliti dengan bapak H. Andap S.Pd selaku guru mata pelajaran
matematika di SMAN 1 Labuhan Haji pada hari Rabu 15 Maret 2017, diketahui
pada saat pembelajaran berlangsung kreativitas siswa dalam belajar matematika
masih kurang. Terlihat bahwa pada saat pelaksanaan pembelajaran matematika,

3
aktivitas yang dilakukan masih didominasi oleh guru. Siswa hanya pasif dan kurang
inisiatif dalam pembelajaran. Ketika siswa diberikan soal yang dikembangkan lebih
lanjut (bervariasi), siswa kesulitan mengerjakan soal karena siswa hanya
mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan oleh guru, serta mencontoh cara-
cara guru menyelesaikan soal. Siswa terkadang malas mengerjakan soal yang
mereka anggap sulit sehingga hanya menunggu jawaban dari teman lain yang
mengerjakannya ataupun menunggu guru mengerjakan. Kebanyakan siswa tidak
mau mengemukakan gagasan atau idenya dalam menyelesaikan soal, jika tidak
ditunjuk oleh guru. Siswa juga masih takut mengerjakan soal ke depan kelas karena
takut salah sehingga hanya sebagian kecil yang berani untuk maju mengerjakan
soal ke depan kelas. Dari kenyataan yang ada di kelas XI MIPA-1 SMAN 1
Labuhan Haji tersebut telah dapat menunjukkan bahwa siswa kurang kreatif.
Solusi pada proses belajar matematika diharapkan dapat meningkatkan
kreativitas siswa dengan melaksanakan tugas secara professional, seorang guru
dituntut untuk dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan (Kokom Komalasari, 2013: 58). Hal ini yang mendasari penulis
untuk menerapkan salah satu model pembelajaran project based learning (PjBL).
Model pembelajaran bebasis proyek (PjBL) merupakan model pembelajaran yang
berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit
pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah
komponen, baik itu pengetahuan, disiplin ilmu maupun pengalaman lapangan
(Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, 2015: 62).
Proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek maka untuk mengetahui keberhasilannya penulis melakukan penelitian
melalui Lesson Study (LS). Menurut Herawati susilo, dkk (2011:3) Lesson study
adalah suatu bentuk utama peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan
keprofesionalan guru yang dipilih oleh guru-guru Jepang. Dalam melaksanakan
lesson study guru secara kolaboratif 1) mempelajari kurikulum dalam merumuskan
tujuan pembelajaran dan tujuan pengembangan peserta didik (pengembangan
kecakapan hidupnya), 2) merancang pembelajaran untuk mencapai tujuan, 3)
melaksanakan dan mengamati Reserch Lesson (“pembelajaran yang dikaji”), dan
4) melakukan refleksi untuk mendiskusikan pelajaran yang dikaji dan
menyempurnakannya dan merencanakan pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Melalui Lesson Study Untuk
Meningkatkan Kreatifitas Matematika Siswa Kelas XI MIPA-1 SMAN 1 Labuhan
Haji”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian


tindakan kelas ( classroom Action Research) melalui kegiatan lesson study, maka
prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur penelitian tindakan
kelas melalui kegiatan lesson study. Desain PTK berbentuk siklus – siklus, dalam
tiap siklus terdiri dari tiga fase, yaitu: (1) perencanaan (Plan), (2) implementasi dan
obsevasi (Do), (3) refleksi (See). Sedangkan teknik sampel yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini adalah probability sampling jenis simple random sampling.
Dikatakan simple (sedehana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
tersebut. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Labuhan Haji yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas XI MIPA-1, MIPA-2,
MIPA-3, MIPA-4, IPS -1, IPS -2, dan IPS -3. Sedangkan sampel yang digunakan
adalah kelas XI MIPA-1.
Tehnik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai
berikut:1) Observasi (pengamatan) yang dilakukan dengan mengamati jalannya
pelaksanaan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung di kelas.2) Kuesioner
(Angket) dilakukan dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan tertentu yang
diberikan kepada siswa berdasarkan pengalaman pembelajaran yang telah
dilakukan. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket respon
siswa. Tehnik angket dilaksanakan di akhir siklus. 3) Tes adalah suatu alat
pengumpulan informasi, tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang
meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok matriks. 4) Dokumentasi berupa
perangkat pembelajaran, lembar observasi siswa, observasi guru, angket respons
siswa serta foto – foto saat proses pembelajaran.

5
Instrument yang digunakan sebagai berikut: 1) Lembar observasi
pembelajaran terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar observasi
aktivitas guru berbentuk variabel yang akan dikumpulkan datanya (check list)
menggunakan rentang nilai dalam bentuk angka (1,2,3,4,5). Untuk penilaian
keterlaksanaan pembelajaran yang berarti angka 5 = sangat baik, 4 = baik, 3 =
cukup, 2 = kurang, 1 = sangat kurang. 2) Angket respon siswa bentuknya adalah
alternatif pilihan. Kategori jawaban yang digunakan adalah sangat setuju, setuju,
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. 3) Lembar soal tes evaluasi
digunakan untuk mengumpulkan data tentang peningkatan hasil belajar matematika
dalam materi pokok matriks. Soal tes yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah
tes uraian yang terdiri dari 5 butir soal yang dilakukan diakhir siklus. Tes yang
digunakan peneliti telah diuji cobakan dan dihitung validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda.
Tehnik analisis data untuk observasi siswa dan guru yaitu : 1) Data observasi
dengan pemberian skor pada setiap indikator. Adapun pedoman penskoran sebagai
berikut: Skor 1 : diberikan jika tidak ada descriptor tercapai ,Skor 2 : diberikan
jika 1 deskriptor tercapai, Skor 3 : diberikan jika 2 deskriptor tercapai, Skor 4 :
diberikan jika 3 deskriptor tercapai, Skor 5 : diberikan jika 4 deskriptor tercapai.
Setiap indikator memiliki 4(empat) deskriptor, yang akan menjadi acuan penelitian
aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. 2) Angket respon siswa,
analisis data isian angket dilakukan dengan memberi skor pada masing – masing
butir pada lembar hasil pengisian angket. Adapun penskoran untuk masing –
masing butir sebagai berikut: skor 5 (SS = Sangat Setuju), skor 4 (S = Setuju) skor
3 (KS = Kurang Setuju) skor 2 (TS = Tidak Setuju) skor 1 (STS = Sangat Tidak
Setuju) Untuk menghitung rata- rata skor aktivitas siswa, kemampuan guru dalam
mengelola kelas dan angket respon siswa, dapat dicari menggunakan rumus
menurut Sugiyono (2010:49) yaitu:

Me =
 xi
n
Keterangan : Me = rata – rata skor
∑ x = Jumlah skor yang diperoleh.
n = banyak item penilaian
Sebelum menentukan kriteria penilaian, terlebih dahulu ditentukan mean
ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) yaitu sebagai berikut:
1
Mi = 2 ( Skor Maksimal Ideal + skor minimal ideal)
1
Sdi = 6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
Setelah MI dan SDI ditentukan maka kriteria aktivitas siswa, kemampuan
guru mengelola kelas dan respon siswa menggunakan konversi skor berjenjang
lima. 2) Hasil Belajar Matematika Siswa yaitu : a) Standar Ketuntasan Individu
Secara perorangan (individual), dianggap telah “tuntas mencapai ≥75, b)
Standar Ketuntasan Klasikal, dianggap telah “tuntas belajar” apabila mencapai
85% dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 75.
Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan pendekatan PjBL dapat
dilihat dari analisis skor tes hasil kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini,
acuan tercapainya ketuntasan dari hasil kemampuan berpikir kreatif adalah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah di tentukan sekolah yaitu 75. Berikut
langkah-langkah analisis kemampuan berpikir kreatif adalah: Menghitung nilai
masing-masing siswa, Menganalisis ketuntasan nilai siswa berdasarkan kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 75, Menghitung persentase
ketuntasan belajar secara klasikal sesuai Kriteria Penilaian.
Tabel 1. Kemampuan berpikir kreatif
Persentase ketuntasan Kriteria
65 < T Sangat kreatif
55 < T ≤ 65 Kreatif
45 < T ≤ 55 Cukup kreatif
35 < T ≤ 45 Kurang kreatif
T ≤ 35 Tidak kreatif
(Saifuddin Azwar, 1996: 163)

Keterangan:

T = Persentase ketuntasan belajar klasikal

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


= 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠 x 100%

Tes hasil kemampuan berpikir kreatif dikatakan tuntas jika persentase ketuntasan
belajar klasikal yang dicapai minimal berada pada kriteria baik.

7
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Siklus I
Berdasarkan hasil analisis terhadap lembar observasi belajar siswa dari
guru. Hasilnya diperoleh rata-rata skor kegiatan guru berada pada kategori baik,
rata-rata skor aktivitas siswa berada pada kategori aktif, dan rata-rata hasil
penilaian diskusi kelompok berada pada kategori baik. Peneliti juga melakukan
tes evaluasi pembelajaran untuk siklus I yang berkaitan dengan matriks yang
hasil yaitu ketuntasan klasikal 41,93%, 13 siswa yang tuntas dan 18 siswa yang
belum tuntas. sehingga dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Tes kemampuan berpikir kreatif Siswa Siklus I


Banyaknya siswa yang hadir 31
Banyak siswa yang tidak hadir -
Nilai total 1960
Nilai rata-rata 63,22
Nilai tertinggi 89,33
Nilai terendah 40
Banyaknya siswa yang tuntas 13
Banyaknya siswa yang tidak tuntas 18
Persentase ketuntasan klasikal (%) 41,93%

Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata nilai siswa adalah 69,85 dari 31
siswa yang mengikuti tes evaluasi, jumlah siswa yang tuntas adalah 13 dan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 41,93% dan jumlah siswa yang tidak
tuntas adalah 18 orang siswa atau 58,06%. Hasil ini menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu ≥ 85% belum tercapai. Dengan demikian
perlu diadakan perbaikan–perbaikan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II hasilnya diperoleh rata-rata skor


keterlaksanaan pembelajaran oleh guru berada pada kategori sangat baik, rata-
rata skor aktivitas siswa berada pada kategori sangat aktif, dan rata-rata hasil
penilaian diskusi kelompok berada pada kategori sangat baik. Peneliti juga
melakukan tes evaluasi pembelajaran untuk siklus II hasilnya yaitu untuk
ketuntasan klasikal 90,32 %, 28 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang belum
tuntas sehingga diperoleh ketuntasan klasikal belajar mencapai target yang
sudah ditentukan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Tes kemampuan berpikir kreatif Siswa Siklus II
Banyaknya siswa yang hadir 31
Banyak siswa yang tidak hadir -
Nilai total 2478,7
Nilai rata-rata 79,95
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 64,67
Banyaknya siswa yang tuntas 28
Banyaknya siswa yang tidak tuntas 3
Persentase ketuntasan klasikal (%) 90,32 %

Dari tabel di atas terlihat bahwa rata-rata nilai siswa adalah 80,94 dari 31
siswa yang mengikuti tes evaluasi, jumlah siswa yang tuntas adalah 28 dan
persentase ketuntasan klasikal sebesar 90,32 % dan jumlah siswa yang tidak
tuntas adalah 3 orang siswa atau 9,67%. Hal ini menandakan siswa sudah
menguasai materi sepenuhnya. Dalam hal ini dari siklus I sampai siklus II
tingkat kreatifitas matematika siswa sudah mengalami peningkatan. Hasil ini
menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal yaitu ≥ 85% sudah
tercapai.
3. Hasil analisis dari tes kemampuan berpikir kreatif siklus I dan II
Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan berpikir kreatif siswa yang di
interpretasikan ke sekala lima terdapat tiga belas orang yang memenuhi kriteria
sangat kreatif, lima orang yang memenuhi kriteria kreatif, tujuh orang yang
memenuhi kriteria cukup kreatif, dan enam orang yang memenuhi kriteria
kurang kreatif pada siklus 1, sedangkan pada siklus II terdapat 28 orang yang
memenuhi kriteria sangat kreatif, 2 orang yang memenuhi kriteria kreatif. Dari
hasil analisis tes kemampuan berpikir kreatif siswa dapat disimpulkan bahwa
dari siklus I dan II mengalami peningkatkan kemampuan berpikir kreatif dari
ketuntasan klasikal 41,93% dan meningkat menjadi 90,32 %.

9
SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitan dan analisis data yang dilakukan yang mengacu
pada tujuan penelitan ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran project based learning melalui Lesson Study dapat meningkatkan
kreatifitas matematika siswa SMAN I Labuhan Haji. Hal ini dapat dilihat dari hasil
evaluasi belajar siswa pada siklus I sampai siklus II terus mengalami peningkatan,
sehingga pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Kertercapaian tersebut dapat dilihat dari meningkatnya
aktivitas kegiatan guru, aktivitas siswa, aktivitas diskusi kelompok, respon siswa
dan tes kemampuan berpikir kreatif.

Berdasarkan hasil dan pengalaman yang didapatkan dari penelitian tindakan


ini, maka dapat menggunakan model pembelajaran project based learning melalui
kegiatan Lesson Study menjadi salah satu model alternatif yang dapat digunakan
untuk mengajar, agar siswa dapat dengan mudah memahami matriks dan dapat
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Karunia Eka, L. & Mokhammad Ridwan Y. (2015). Penelitian Pendidikan


Matematika: Panduan Penyusunan Skripsi, Tesis dan Karya Ilmih dengan
Pendekatan Kuantitatif, dan Kombinasi Disertai dengan Model
Pembelajaran dan Kemampuan Matematis. Bandung: PT Refika Aditama.

Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasinya.


Bandung: PT Refika Aditama.
Herawati Susilo. dkk (2011). Lesoon study Berbasis Sekolah: Guru Konservatif
Menuju Guru Inovatif. Malang: Bayumedia Publishing.
Saifuddin Azwar. (1996). Tes prestasi ( fungsi dan pengembangan pengukuran
prestasi belajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.
Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Você também pode gostar

  • Gadai Sepeda Motor
    Gadai Sepeda Motor
    Documento6 páginas
    Gadai Sepeda Motor
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Gadai Sepeda Motor
    Gadai Sepeda Motor
    Documento6 páginas
    Gadai Sepeda Motor
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Book 1
    Book 1
    Documento5 páginas
    Book 1
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Kominfo - Kebumenkab.go .Id .291117-1
    Kominfo - Kebumenkab.go .Id .291117-1
    Documento6 páginas
    Kominfo - Kebumenkab.go .Id .291117-1
    Rachmat Hidayat
    Ainda não há avaliações
  • Artikel Laila
    Artikel Laila
    Documento17 páginas
    Artikel Laila
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
    Documento12 páginas
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • AKIDAH AKHLAK X Untuk SISWA PDF
    AKIDAH AKHLAK X Untuk SISWA PDF
    Documento220 páginas
    AKIDAH AKHLAK X Untuk SISWA PDF
    ahmadyusuf89
    75% (8)
  • Pedoman Penskoran
    Pedoman Penskoran
    Documento6 páginas
    Pedoman Penskoran
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento6 páginas
    Bab I
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Proposal
    Proposal
    Documento2 páginas
    Proposal
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • LMRN
    LMRN
    Documento1 página
    LMRN
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Bab III Revisi
    Bab III Revisi
    Documento23 páginas
    Bab III Revisi
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento2 páginas
    Kata Pengantar
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • LMRN
    LMRN
    Documento1 página
    LMRN
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Proposalreuni
    Proposalreuni
    Documento6 páginas
    Proposalreuni
    Lalan Sarmento
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento2 páginas
    Daftar Isi
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Geografi
    Makalah Geografi
    Documento22 páginas
    Makalah Geografi
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Angket Motivasi Belajar
    Angket Motivasi Belajar
    Documento5 páginas
    Angket Motivasi Belajar
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Revisi
    Bab I Revisi
    Documento7 páginas
    Bab I Revisi
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • BAB I-Naily
    BAB I-Naily
    Documento6 páginas
    BAB I-Naily
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • 2
    2
    Documento1 página
    2
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento8 páginas
    Bab I
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Sejrh Matematika
    Sejrh Matematika
    Documento13 páginas
    Sejrh Matematika
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento8 páginas
    Bab I
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento6 páginas
    Bab I
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento5 páginas
    Bab I
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Angket Motivasi Belajar
    Angket Motivasi Belajar
    Documento5 páginas
    Angket Motivasi Belajar
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Pengembangan Instrumen
    Pengembangan Instrumen
    Documento13 páginas
    Pengembangan Instrumen
    Laila
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Magang Bab I Dan IV
    Laporan Magang Bab I Dan IV
    Documento43 páginas
    Laporan Magang Bab I Dan IV
    Laila
    Ainda não há avaliações