Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani
bangsa Austria, Gregor Mendel pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun
1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-
akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk,
ukuran, dan sifat-sifat lain dari kacang polong tersebut. Penelitian inilah ia
mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum
bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga
organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat buah
Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan
menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini dipilih karena paling mudah
dipelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak
ahli genetika. Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad
renik yang di pelajari dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir,
kapang, dan virus.
1
Genetika mikroba tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau
observasi perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar
kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang
mengandung satu gen yang resisten terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri
kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung
antibiotik sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan bahwa seleksi gen memerlukan
ekspresinya dibawah kondisi yang tepat dapat diamati pada tingkat fenotif. Genetika
bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.
Penulisan ini betujuan untuk mengetahui pengertian dari genetika bakteri dan
komponen apa sajakah yang menyusun genetika bakteri. Genetika merupakan
bagian yang sangat penting dalam kehidupan bakteri. Tanpa adanya faktor genetika
ini, kelanjutan spesies bakteri yang bersangkutan tentu sangat dipertanyakan. Oleh
karena pentingnya masalah ini, kelompok kami mencoba untuk membahas dan
mempresentasikannya pada presentasi kali ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model
molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal
dengan heliks ganda Watson-Crick.
4
Gambar 1. Double Helix DNA
Karena ada empat jenis basa, maka pada DNA dijumpai empat jenis nukleotida :
5
berhadapan dengan pelarut, dan muatan ini tersusun sepanjang struktur linear dari
molekul. Panjang molekul DNA pada umumnya tersusun dalam ribuan pasang DNA
ribuan pasang basa, atau kilobase pavis (kbp). Suatu kromosom Eshericia coli
memiliki 4639 kbp. Panjang keseluruhan kromosom E.coli diperkirakan I nm. Oleh
karena keseluruhan dimensi sel bakteri diperkirakan 1000 kali lebih kecil dari pada
panjangnya tersebut sehingga terbentuk lipatan yang melipat lagi atau supercoiling,
menyusun struktur fisik dari molekul in vivo.
Kamir (yeast) 32 18 18 32
Mycrobacteriu
16 34 34 16
m tuberculosis
1. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari
pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya.
2. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut
dari sel induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi.
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat lebih kurang 2-3%
dari berat kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai
benang-benang fibriler yang menempati sebagian besar dari volume sel. Molekul
DNA bila diekstraksi dari sel bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler,
dengan panjang kira-kira 1 mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi
karena terdiri dari heteropolimer dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan
Guanin dan deoksiribonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri
dari dua rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan
hidrogen antara purin di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan
antiparalel, dan disebut sebagai struktur double helix. Ikatan hidrogen ini hanya
dapat menghubungkan Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil
pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino
pirimidin). Singkatnya pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-
G. Karena adanya sistem berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA dapat
dijadikan cetakan/template untuk membangun rantai DNA yang komplementer.
Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan sel, molekul DNA dari sel
anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang komplememter tapi dibuat baru, dengan
kata lain, pemindahan materi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya
adalah dengan cara semikonservatif.
7
membran sel dan struktur sel yang lain yang secara keseluruhan menentukan
karakter dari sel itu.
1. Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase
membentuk satu rantai oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari
rantai DNA yang ada. Proses ini diseut transkripsi. Jadi pada transkripsi DNA,
terbentuk satu rantai RNA yang komplementer dengan salah satu rantai
double helix dari DNA.
2. Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan ditransfer kepada transfer
RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa
mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung lainnya
tiga buah basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai
kodon untuk suatu asam amino.
3. mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dan
disinilah rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca
menjadi menjadi suatu sekwen asam amino yang membentuk protein
tertentu. Proses ini disebut translasi.
Pada sel, replikasi DNA terjadi sebelum pembelahan sel. Prokariota terus-
menerus melakukan replikasi DNA. Pada eukariota, waktu terjadinya replikasi DNA
sangatlah teratur, yaitu pada fase S daur sel, sebelum mitosis atau meiosis I.
Penggandaan tersebut memanfaatkan enzim DNA polimerase yang membantu
pembentukan ikatan antara nukleotida-nukleotida penyusun polimer DNA. Proses
replikasi DNA dapat pula dilakukan in vitro dalam proses yang disebut reaksi
9
berantai polimerase (PCR). Dengan demikian, setiap sel yang melakukan mitosis
akan dihasilkan 2 sel anak yang memilki DNA lengkap sama persis dengan yang
dimiliki induknya.
Energi dalam bentuk ATP disediakan. Pada setiap nukleotida teraktivasi terikat dua
gugusan fosfat yang berasal dari peruraian dua ATP.
Berdasarkan struktur DNA heliks ganda (double helix), timbul tiga hipotesis
mengenai pola replikasi DNA. Ketiga hipotesis tersebut adalah:
1. Semikonservatif
2. Konservatif
10
3. Dispersif
Kromosom suatu bakteri yang khas ialah sebuah molekul DNA berutasan-
ganda, yang mempunyai berat molekul kira-kira 2,5 x 109 Dalton (satu Dalton sama
dengan massa satu atom hidrogen). Jumlah pasangan basanya kurang lebih 4 x 10 6.
Bila kromosom tersebut ditarik secara linier dalam bentuk heliks-ganda, ukurannya
akan mencapai kira-kira 1,25 mm, yaitu beberapa ratus kali lebih panjang daripada
sel bakteri yang memilikinya.
Syarat pertama agar suatu DNA dapat bereplikasi ialah bahwa pada DNA
tersebut terdapat situs awal replikasi. Hasil pengamatan terhadap kromosom
E.coli memperlihatkan bahwa replikasi selalu dimulai dari titik awal tertentu
(Cairns, 1963). Situs awal replikasi dikenal dengan istilah titik ori (singkatan dari
origin of replication). Pada kromosom bakteri diketahui hanya ada satu titik ori,
11
sedangkan pada kromosom eukariot terbukti mempunyai banyak titik ori. DNA
yang tidak mempunyai titik ori tidak akan dapat bereplikasi.
Untuk dapat terjadi proses replikasi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
Watson dan Crick mengajukan suatu usulan pola replikasi DNA yang disebut pola
semikonservatif. Pola konservatif mula-mula dibuktikan oleh Mathew Maselson
dan Francis Stahl yang bekerja dengan E.coli yang telah menggunakan teknik
radio isotop, sentrifugasi, dan spektrofotometer. Dengan pola semikonservatif ini
akan terpenuhi dua hal. Pertama, fungsi pewarisan dalam replikasi satu utasan
DNA. Kedua, fungsi pemeliharaan sifat, yaitu struktur DNA yang baru akan sama
dengan struktur DNA sebelumnya.
Dalam proses replikasi terjadi dua proses. Pertama, pelepasan heliks ganda
menjadi untai tunggal dan membentuk cabang replikasi. Kedua, sintesis rantai
12
baru dengan menggunakan untaian tunggal tersebut sebagai model. Pada situs
awal replikasi, enzim DNA polimerase akan memutus pilinan heliks ganda menjadi
dua untaian tunggal. Dalam proses ini akan terbentuk struktur huruf Y, titik
persimpangannya disebut titik tumbuh. Replikasi bergerak berurutan dari titik
tumbuh, baik pada satu arah (replikasi satu arah) atau dua arah (replikasi dua
arah). Situs awal dan titik tumbuh terikat pada membran sel dan dari sinilah kedua
utasan diduplikasi. Masing-masing utasan mempunyai urutan basa pada utasan-
utasan DNA yang mula-mula.
1. Transformasi
2. Konjugasi
3. Transduksi
II. 5. 1 Transformasi
Transformasi pertama kali ditemukan oleh Frederick Griffith pada tahun 1928.
Dia mempelajari transformasi satu tipe Streptococcus pneumoniae menjadi tipe yang
13
berbeda. S. pneumoniae dibagi menjadi 100 tipe lain yang berbeda atas dasar
perbedaan kimia pada kapsulnya. Jadi, tipe 1 menghasilkan kapsul yang berbeda
dengan tipe 2, dan seterusnya.
II. 5. 2 Konjugasi
14
Konjugasi merupakan mekanisme perpindahan informasi genetik (DNA) dari
sel donor ke sel resipien yang terjadi akibat adanya kontak sel dengan sel.
Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg dan Tatum pada tahun
1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan Escherichia coli yang berbeda yang
tidak mampu mensintesis satu atau lebih faktor tumbuh esensiil dan memberinya
kesempatan untuk kawin.
Dengan adanya proses konjugasi ini, gen-gen tertentu yang membawa sifat
resistensi pada obat dapat berpindah dari populasi bakteri yang resisten ke populasi
bakteri yang tidak resisten. Oleh karenanya, bila hal tersebut terjadi pada populasi
bakteri bisa timbul multi drug resistance.
15
Gambar. 5 Proses Konjungasi pada Sel Bakteri
II. 5. 3. Transduksi
Beberapa jenis virus berkembang biak di dalam sel bakteri. Virus-virus yang
inangnya adalah bakteri seringkali disebut bakteriofage atau fage. Pada waktu fage
menginfeksi bakteri, fage memasukkan DNA-nya ke dalam bakteri tersebut. DNA
fage ini kemudian bereplikasi di dalam sel bakteri atau berintegrasi dengan
kromosom bakteri. Inilah yang dikenal dengan transduksi. Jadi, transduksi adalah
proses perpindahan gen dari suatu bakteri ke bakteri lain oleh bakteriofage lalu oleh
bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri. Transduksi ditemukan
oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu DNA fage
dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-bakteri fage baru, DNA
fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi
inangnya. Selanjutnya, bila fage menginfeksi bakteri lainnya, maka fage akan
memasukkan DNA-nya yang mengandung sebagian dari DNA bakteri inang
sebelumnya. Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke
dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri lain
16
yang ikut terbawa pada DNA fage. Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari
satu sel bakteri ke bakteri lainnya.
1. Transduksi terbatas
Pada proses ini tidak semua gen dapat ditransfer. Transduksi terbatas terjadi
saat profage telah terintegrasi pada kromosom bakteri. Gen-gen bakteri yang
mengalami transduksi terbatas adalah yang berdekatan dengan profage yang
terintegrasi.
2. Transduksi umum
Transduksi umum terjadi bila suatu fage memindahkan gen dari kromosom
bakteri atau plasmid. Pada saat fage memulai siklus litik, enzim-enzim virus
menghidrolisis kromosom bakteri menjadi potongan-potongan kecil DNA.
Setiap bagian dari kromosom bakteri tersebut dapat digabungkan dengan
kepala fage selama perakitan fage. Fage yang telah berisi DNA sel bakteri
dapat menginfeksi sel lain dan mentransfer gen bakteri di dalam sel resipien
DNA bakteri dan bergabung dengan rekombinasi homolog menggantikan gen
dalam sel resipien. Transduksi ini terjadi pada bakteri gram positif dan gram
negatif.
17
Gambar. 6 Proses Transduksi pada Sel Bakteri
II. 6 Mutasi
II. 6. 1 Mutagenesis
Mekanisme dasar:
2. Hasil sintesis ini harus dihibridisasi dengan DNA lain dari gen yang
diinginkan.
4. Molekul yang diperoleh akan diadaptasikan ke dalam sel inang dan dikloning.
5. Pemilihan mutan.
18
Gambar. 7 Mutagenesis
II. 6. 2 Mutagen
Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin
adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel
pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.
Mutagen bahan kimia dapat menimbulkan mutasi melalui beberapa cara.
Gugusan alkil aktif dari bahan mutagen kimia dapat ditransfer ke molekul lain
pada posisi dimana kepadatan elektron cukup tinggi seperti phosphate
groups dan juga molekul purine dan pyrimidine yang merupakan penyusun
struktur deoxyribonucleic acid (DNA). Seperti diketahui umum, DNA
merupakan struktur kimia yang membawa gen. Basa-basa yang menyusun
struktur DNA terdiri dari adenine, guanine, thyimine, dan cytosine. Adenine
dan guanine merupakan basa bercincin ganda (double-ring bases) disebut
purines, sedangkan thymine dan cytosine bercincin tunggal (single-ring
bases) disebut pyrimidines. Struktur molekul DNA berbentuk pilitan ganda
(double helix) dan tersusun atas pasangan spesifik Adenine-Thymine dan
19
Guanine-Cytosine. Contoh mutasi yang paling sering ditimbulkan oleh
mutagen kimia adalah perubahan basa pada struktur DNA yang mengarah
pada pembentukan 7-alkyl guanine.
Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, dan lain-
lain. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Mutagen fisika bersifat
sebagai radiasi pengion (ionizing radiation) yang dapat melepas energi
(ionisasi), begitu melewati atau menembus materi. Mutagen fisika termasuk
diantaranya sinar-X, radiasi gamma, radiasi beta, neutron, dan partikel dari
aselerators sudah umum digunakan dalam pemuliaan tanaman. Karakteristik
untuk masing-masing jenis radiasi disajikan dalam tabel di bawah ini. Begitu
materi reproduksi tanaman diradiasi, proses ionisasi akan terjadi dalam
jaringan dan dapat menyebabkan perubahan pada jaringan itu sendiri, sel,
genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan yang ditimbulkan pada
tingkat genom, kromosom, dan DNA atau gen dikenal dengan istilah mutasi
(mutation).
Diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus
yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.
DNA rekombinan adalah sebuah teknik membuat susunan DNA baru dengan
cara menyisipkan potongan DNA asing ke dalam DNA organisme sehingga
menghasilkan molekul DNA rekombinan yang aktif. Dan pada saat organism
tersebut membelah diri molekul DNA rekombinan tersebut ikut bereplikasi.
Sebenarnya pada tahun 1973 telah muncul dan dikembangkan teknik untuk
mengisolasi dan menggabungkan potongan-potongan DNA yang tak sama sehingga
dapat dihasilkan molekul DNA rekombinan yang aktif. Teknik ini memungkinkan
adanya isolasi, manipulasi, dan produksi dalam jumlah besar ruas DNA apa saja
yang diinginkan dari tipe sel apa saja. Pada pokoknya sel-sel bakteri semacam itu
20
telah menerima gen asing dan merupakan organisme baru. Sifat serta
kemampuannya bias sangat berbeda dari inang maupun donornya.
II. 7. 1 PROSES
21
• Enzim endonuklease restriksi : Untuk memotong DNA dengan sangat spesifik
sehingga sekuennya disebut molindrom (MOM). Dapat memotong DNA dari
sistem biologi apapun apabila mempunyai sekuens yang sama.
• Enzim ligase : Enzim yang menggabungkan potongan DNA, beberapa
diantaranya dapat menggabungkan fragmen-fragmen DNA yang berbeda.
• Plasmid : sebagai vektor untuk mengklonkan gen atau fragmen DNA, dan
juga untuk mengubah sifat bakteri.
• Pustaka genom : untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang telah
diklonkan
II. 7. 2 KEUNTUNGAN
II. 7. 3 KEKHAWATIRAN
22
informasi genetis dengan tipe-tipe bakteri yang lain dan dapat menyebar luas
diantara manusia, hewan, tumbuhan, dan yang lainnya.
Kekhawatiran terbentuknya palsmid-plasmid bakteri baru yang dapat
bereplikasi secara swantantra yang bila tidak diawasi secara ketat, dapat
memasukkan determinan genetis untuk resistensi antibiotik atau
pembentukan toksin bakteri ke dalam galur-galur bakteri yang pada waktu
tersebut tidak membawa determinan semacam itu.
Percobaan untuk menghubungkan semua segmen DNA virus onkogenik
ataupun virus hewani yang lain menjadi unsur-unsur DNA yang
melangsungkan replikasi secara swantantra, seperti plasmid bakteri atau
DNA viral lainnya, sebab penyebaran molekul DNA dengan cara seperti itu
mungkin meningkatkan terjadinya kanker ataupun penyakit yang lain.
23
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
DNA adalah sebuah molekul panjang yang menyerupai tali, biasanya terdiri
dari dua utas, saling membelit membentuk heliks ganda (double helix). Setiap utas
terdiri dari nukleotida-nukleotida yang tergabung membentuk rantai polinukleotida.
Perpindahan gen yang dilakuakan bakteri melalui tiga cara, yaitu : konjugasi,
transformasi, dan transduksi. Konjugasi merupakan proses perpindahan gen bakteri
melalui kontak antar selnya. Transformasi merupakan proses perpindahan gen
bakteri melalui sel bebas. Transduksi merupakan proses perpindahan gen dari suatu
bakteri ke bakteri lain dengan bantuan bakteriofage.
DNA rekombinan adalah DNA yang telah mengalami proses rekombinasi atau
penyusunan kembali. Proses ini diawali oleh terpotongnya struktur DNA oleh enzim
restriksi endonuklease kemudian potongan DNA tersebut disisipkan pada DNA
resipien dan digabungkan kembali oleh enzim ligase. Struktur DNA yang baru ini
akan ikut bereplikasi apabila organism pembawanya berkembangbiak. Meskipun
banyak kontroversi teknologi baru ini, teknologi ini cukup mendatangkan manfaat
bagi kehidupan umat manusia.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu
pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari
bakteri telah mengungkapkan adanya restriction enzymes (enzim restriksi) yang
memotong DNA pada tempat spesifik, menghasilkan fragmen potongan DNA.
Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen genetika kecil yang mampu melakukan
replikasi diri pada bakteri dan ragi. Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA
kedalam suatu plasmid memungkinkan fragmen di perbanyak (teramplifikasi).
Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di capai oleh enzim bakteri menggunakan
polymerase chain reaction (PCR) atau metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim
yang lain (misalnya amplifikasi berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan
kedalam plasmid dapat di kontrol oleh promoter ekspresi pada bakteri yang
mengamati protein, di ekspresi pada tingkat tinggi.
26