Você está na página 1de 26

MAKALAH

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


POTENSI SUMBERDAYA MINERAL DAN BATUBARA
DI INDONESIA

OLEH :

LEDA PURNAMA
NIM. DBD 113 125

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang cukup luas dan memiliki sumber daya alam
yang berlimpah. Hal itu didasarkan pada letak Indonesia yang berada tepat digaris
yang dilalui khatulistiwa sehingga menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis
dan hal itu juga kiranya yang berpengaruh terhadap suburnya alam di negeri ini.
Begitu pula secara geologis Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng yang
mana itu semua memungkinkan munculnya deretan gunung api yang secara
otomatis akan mendukung pertumbuhan tanaman dan kaya akan barang tambang
galian.
Salah satu sumber daya alam yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya
mineral. Sumber daya mineral di Indonesia ini melimpah jumlahnya dan tersebar
hampir di semua pulau di Indonesia. mulai dari emas, intan, timah, belerang, dan
bahan mineral lainnya.
Sumber daya mineral memegang peranan penting dalam perekonomian
nasional. hal ini terbukti dengan besarnya peranan sector mineral sebagai penyedia
sumber devisa, penerimaan negara, sumber energy di Indonesia. dipastikan bahwa
beberapa tahun mendatang, sumber daya mineral menjadi salah satu penggerak roda
perekonomian Indonesia jika dapat dikelola dengan baik dan benar.
Berbagai sumber daya mineral yang ada di Indonesia perlu diketahui jenis-
jenisnya. Sumber daya mineral tersebut juga harus dikelola dan dikembangkan
dengan baik agar dapat memberikan manfaat bagi manusia. Pengelolaan dan
pengembangan yang dilakukan juga haruslah memperhatikan keseimbangan alam.
Pengelolaan dan pengembangan haruslah menjaga lingkungan dan keberlanjutan
sumber daya mineral itu sendiri, sehingga dapat diwariskan kepada generasi
selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian dari sumber daya mineral dan batubara ?
2. Bagaimana proses pembentukan sumber daya mineral dan batubara ?
3. Bagaimana potensi sumberdaya mineral dan batubara ?
4. Bagaimana pemanfaatan sumber daya mineral dan batubara ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari sumber daya mineral dan batubara.
2. Untuk mengetahui proses pembentukan sumber daya mineral dan batubara.
3. Untuk mengetahui potensi sumberdaya mineral dan batubara.
4. Untuk mengetahui pemanfaatan sumber daya mineral dab batubara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumber Daya Mineral


Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources). Jumlahnya sumber daya tersebut
sangat terbatas dan proses pembentukan serta pemulihannya membutuhkan
waktu lama. Untuk itu, pemanfaatannya harus digunakan seefektif dan
seefisien mungkin. Sumber daya mineral (mineral resource) adalah endapan
mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya
mineral sendiri menurut keyakinan geologi dapat berubah menjadi cadangan
setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria
layak tambang (Nugraha, 2014:1).
Sumber daya mineral atau yang lebih dikenal dengan bahan galian
mengandung arti bahan yang dijumpai di dalam baik berupa unsur kimia,
mineral, bijih ataupun segala macam batuan. Berdasarkan bentuknya bahan
galian dibedakan menjadi tiga yaitu bahan galian berbentuk padat (misalnya
emas, perak dan gamping, lempung dll), bahan galian berbentuk cair
(misalnya minyak bumi, yodium dll), maupun bahan galian yang berbentuk
gas (misalnya gas alam).
Barang tambang di Indonesia terdapat di darat dan di laut. Untuk
mengolah barang tambang tersebut tentunya kita harus memiliki banyak
modal, tenaga ahli dan penguasaan tekhnologi yang cukup mumpuni.
Kekayaan alam Indonesia dapat dikelola oleh perusahaan swasta maupun
asing dengan syarat bahwa mereka telah mendapatkan konsensi resmi dari
Pemerintah Indonesia. Konsensi ini merupakan surat izin yang dikeluarkan
pemerintah terhadap perusahaan yang berminat untuk mengolah barang
tambang yang ada di Indonesia dengan peraturan sistem bagi hasil.
2.2 Proses Pembentukan Sumber Daya Mineral dan Batubara
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bahan galian ini merupakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Dimana jumlahnya yang
sangat terbatas dan juga pembentukan serta pemulihannya memakan waktu
yang cukup lama bahkan dapat menelan waktu hingga jutaan tahun lamanya.
Untuk itulah dalam pemanfaatannya kita harus mampu menggunakannya
seefektif dan seefisien mungkin.
Dibawah ini akan diterangkan lebih lanjut mengenai proses
pembentukan beberapa bahan galian tambang diantaranya:
1. Minyak bumi
Proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu jutaan tahun.
Minyak bumi berasal dari mikroplankton (ganggang) yang terdapat di
danau, teluk, rawa, dan laut yang dangkal. Sesudah mati, mikroplankton
berjatuhan dan mengendap di dasar-dasar kemudian bercampur dengan
lumpur sapropelium. Tekanan dari lapisan-lapisan atas dan pengaruh
magma yang mengakibatkan terjadinya proses destilasi yang
menghasilkan minyak bumi. Kualitas minyak bumi di Indonesia terbilang
cukup baik. Kadar sulfurnya sangat rendah, sehingga mengurangi asap
motor yang menimbulkan pencemaran udara.
2. Gas Alam
Gas alam merupakan campuran beberapa hidro karbon dengan kadar
karbon yang kecil, terutama metan, propan dan butan yang digunakan
sebagi bahan bakar. Terdapat dua macam gas alam cair yang
diperdagangkan yaitu Liquified Natural atau gas alam cair (LNG) dan Gas
Liquified Petroleum Gas atau gas minyak bumi cair (LPG), dipasarkan
dengan nama elpiji dengan tabung gas. Elpiji ini yang digunakan untuk
bahan bakar kompor gas dan pemanas lainnya. Daerah persebarannya di
Arun, NAD (Sumatera), Kamojang (Jawa Timur), Bontang dan
Kalimantan Timur (Kalimantan).
3. Batubara
Sebagian besar batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan tropis masa
prsejarah/masa karbon. Tumbuhan tersebut tertimbun hingga berada di
dalam lapisan batuan sedimen. Proses pembentukan batubara disebut
inkolen (proses pengarangan) yang terjadi mejadi dua (proses biokimia
dan proses metamorfosis). Proses biokimia adalah proses pembentukan
batubara yang dilakukan oleh bakteri anaerob sehingga sisa-sisa
tumbuhan yang menjadi keras karena beratnya sendiri, tidak ada kenaikan
suhu dan tekana. Proses ini menyebabkan tumbuh-tumbuhan menjadi
gambut (turf). Proses metamorfosis merupakan proses yang terjadi karena
pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi dan berlangsung lama. Dan proses
ini tidak ada bakteri lagi.
Daerah persebaran batubara di Indonesia yaitu di Sumatera bagian tengah,
Ombilin (Sawah Lunto), Sumatera bagian selatan, Bukit Asam
(Sumatera), di daerah Mahakam, Kalimantan bagian tenggara di Pulau
Laut (Kalimantan).
4. Kaolin
Kaolin yang disebut oleh masyarakat tanah lempung putih atau tanah liat
putih merupakan endapan residual atau dapat pula terjadi sebagai akibat
proses pelapukan dan hydrothermal alterasi pada batuan beku yang
banyak mengandung feldspar dimana mineral potassium alumunium
silikat dan feldspar dirubah menjadi kaolin. Persebarannya terdapat di
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Maluku.
5. Batu kapur
Batu kapur terbentuk dari pelapukan makhluk hidup laut, seperti karang
dan sarang binatang laut. Batu kapur ini banyak terdapat di Pulau
Sumatera dan Pulau Jawa.
6. Pasir kuarsa
Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen, berasal dari rombakan
batuan yang mengandung silicon dioksida seperti granit, riolit,
granodiorit. Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui proses
transfortasi, sortasi dan sedimentasi. Oleh sebab itu endapan pasir kuarsa
dialam tidak pernah didapatkan dalm keadaan murni. Sekalipun ada di
alam biasanya sudah tercampunr dengan lempung, feldspar, magnetit dsb.
Persebarannya terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Timurdan
Selatan juga Sulawesi dan Papua.
7. Pasir besi
Pasir besi berasal dari batuan pasir yang banyak mengandung zat besi.
Persebaran pasir besi yaitu di pantai seltan Wates, Kulon Progo bagian
barat sampai ke timur Cilacap (Pulau Jawa).
8. Marmer/batu pualam
Marmer/batu pualam merupakan batu kapur yang telah berubah bentuk
menjadi batuan yang sangat indah setelah digosok dan dilicinkan.
9. Batu aji/batu akik
Batu aji/batu akik merupakan mineral yang cukup keras. Warna batu aji
ini bermacam-macam seperti merah, hijau, biru, ungu, putih, kuning dan
hitam. Batu ini banyak digunakan untuk perhiasan. Batu akik banyak
ditemukan di daerah pegunungan dan di sekitar aliran sungai. Banyak
terdapat di daerah seperti Pulau Jawa.
10. Bauksit
Bauksit terjadi dari hasil pelapukan prafis yang efektif pada batuan beku
yang kaya akan alumina. Bauksit merupakan bahan dasar pembuatan
alumunium. Persebaran bauksit adalah di Pulau Bintan, Loban, Tanjung
Saluh, Pulau Kijang, Angkut, Tembeling, Kelong dan Koyan (Riau),
Pulau Singkep, Bangka Belitung, daerah Kapuas dan Tayun (Kalimantan
Barat).
11. Timah
Timah dapat dibedakan menjadi dua yaitu timah primer dan timah
sekunder (alluvial). Timah primer merupakan timah yang mengendap
pertama kali pada batuan granit, sedangkan timah sekunder adalah timah
yang sudah berpindah dari tempat asalnya akibat proses pelapukan dan
erosi. Persebaran timah yaitu di Pulau Bangka, Belitung, Singkep,
Bangkinang, Riau daratan, dan lepas pantai Pulau Tujuh (Pulau
Sumatera).
12. Nikel
Nikel terbentuk karena proses pelapukan dan pencucian oleh air hujan
pada batuan peridotit yang massif. Hasil pelapukan kemudian teronggok
di permukaan sebagai mineral-mineral. Mineral ini mengandung nikel.
Daerah persebaran nikel terdapat di Soroako, Bulubulang, Pamaloa Utara,
dan Pamaloa Selatan (Sulawesi Tenggara).
13. Tembaga
Tembaga berasal dari larutan cair magma yang kemudian menyusup dan
mengisi celah-celah pada patahan (diaklas). Tembaga dalam jumlah kecil
merupakan hasil sampingan dalam penambangan emas dan perak.
Persebarannya di Tembagapura (Papua/Irian Jaya), Cikotok, Cirotan dan
Palasari (Jawa).
14. Emas dan perak
Emas dan perak merupakan logam mulia. Pertambangan emas dan perak
di Indonesia dilakukan dengan cara pertambangan secara terbuka, dan
mengeruk/mendulang pasir/lumpur sungai yang mengandung emas.
Daerah persebaran di Pulau Jawa yaitu: Cikotok (Jawa Barat), dan daerah
Rejang Lembong (Bengkulu).
15. Mangan
Mangan merupakan hasil pengendapan di daerah danau dan pantai yang
terjadi pada zaman tersier. Daerah persebaran magma terdapat di
Karangnunggal dan Tasikmalaya bagian selatan (Jawa Barat), Kliripan
dan Kulon Progo (Yogyakarta) serta di sekitar Martapura (Kalimantan).
16. Besi
Pada temperature yang tinggi, bijih besi dicampur dengan kokas dan besi
tua. Percampuan diatur dan dibakar secara merata. Kotoran dalam bijih
besi dihilangkan melalui proses reduksi yaitu mengambil unsure oksigen
dari bijih besi. Proses pembakaran pada suhu tinggi menghasilkan cairan.
Kemudian cairan tersebut dicetak dalam bentuk tertentu. Bijih besi
merupakan besi yang kandungan/campuran karbonnya rendah.
17. Belerang
Belerang atau sulfur didapatkan dalam 2 bentuk yaitu sebagai senyawa
sulfide dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfide didapatakan
dalam bentuk galen-PbS, chalkoporit-CuFeS dan Pirit-FeS. Kesemuanya
terbentuk akibat proses hydrothermal, kecuali yang yang terakhir dapat
pula terjadi karena proses sedimentasi dalam kondisi tertentu. Sedang
belerang alam unsure tersebut berbentuk kristal bercampur lumpur atau
merupakan hasil sublimasi. Endapan belerang ini terbentuk oleh kegiatan
solfatara, fumarola atau sebagai akibat dari gas dan larutan yang
mengandung belerang keluar dalam bumi melalui rekahan-rekahan, serta
selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api aktif.
Belerang ini terdapat di Kab. Aceh Besar, Aceh Tenggara, Sumatera
Utara (Kab. Taput), Sumatera Barat (Kab. Solok), Jambi (Kab. Kerinci),
Jawa Barat (G. Papandayan, G. Galunggung, G. Ciremai dan Tangkuban
Parahu), Jawa Tengah (G. Dieng, Telaga Terus), Maluku, Sulawesi Utara.
18. Fosfat
Endapan fosfat di Indonesia terdapat di gua-gua dalam berbagai bentuk
dan butiran , bongkahan sampai bongkahan besar. Endapan fosfat guano
dengan komposisi kalsium fosfat terdapat sebagai endapan permukaan,
endapan gua dan endapan bawah permukaan.
Secara garis besar proses pembentukan ketiganya adalah sama yaitu
merupakan hasil reaksi antara batu gamping dengan kotoran burung dan
kelelawar yang mengandung asam fosfat karena pengaruh air hujan/air
tanah. Persebarannya terdapat di daerah Aceh yaitu kab. Aceh Besar dan
Aceh Barat, Sumatera Utara, Jawa Barat (Kab.Bogor, Kab. Sukabumi,
Kab. Ciamis, Pangandaran), Jawa tengah (Kab. Tegal, dan Kab.
Wonogiri), Blitar, Sumenep, Madura, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Irian Jaya dan Sulawesi Tenggara.
19. Mika
Kelompok mika (muskovit, plogopit dan biotit) terbentuk pada tahap
akhir proses pembentukan magma yang kekentalannya rendah dan
bersifat assam. Kristal mika berukuran lebar dan berlapis, relatif lunak
(kekerasan 2-2,5) transparan dengan warna yang bervariasi. Muscovit ini
berwarna putih, kuning dan coklat yang memiliki sifat fleksibel dan
elastis didapatkan pada batuan beku yang kaya silica dan alumina.
Sedangkan plogopit bersifat transparan dan elastis dengan warna coklat
muda atau kekuningan dan biasa terdapat pada batuan metamorf yang
kaya magnesium. Biotit berwarna hitam hingga hijau gelap, fleksibel,
elastis, dan biasa dijumpai pada batuan pegmatite, lamprophyre, kadang-
kadang pada lava batuan metaomrf.
Persbarnnya terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Irian Jaya.
20. Tras
Tras pada umumnya terbentuk pada batuan volkanik yang banyak
mengandung feldspar dan silica antara lain breksi andesit, granit, rhyolit
yang telah mengalami pelapukan lanjut. Akibat proses pelapukan feldspar
akan berubah menjadi mineral lempung/kaolin dan senyawa silica amorf.
Makin lanjut tingkat pelapukan maka makin baik mutu/kualitas tras.
Persebarannya terdapat di Pulau Sumatera, Pulau Bali, Pulau Jawa, Nusa
Tenggara dan Sulawesi.
21. Intan
Intan terbentuk bersamaan dengan pembekuan batuan ultra basa missal
peridotit dan kimberlit. Kristalisasi Intan pada kimberlite pipa terbentuk
pada kedalaman 60 mil/ lebih dalam dibawah permukaan bumi dan
temperatur 1.500-2.000°C. Intan mempunyai hablur berwarna bening
tetapi kadang-kadang berwarna kebiruan, kehijauan, kemerahan atau
kuning. Intan yang diketemukan di Indonesia terdapat di Riau,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan (Martapura),
Kalimantan Timur.
22. Asbes
Asbesterjadi karena proses metamorphose (proses serpentinisasi) batuan
yang bersifat basa atau ultra basa. Berdasarkan sifatnya asbes ini terbagi
enjadi dua yaitu asbes serpentinit dan amfibol. Tempat diketemukan Jawa
Tengah (Karangsambung, kab. Kebumen), Halmahera (Weda), Sulawesi
Teggara, Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya.
23. Grafit
Grafit terbentuk pada metamorphose tingkat tinggi dari batuan yang
mengandung zat organic, dapat terjadi pula karena proses magmatisme
antara lain pada pegmatite, dan juga terdapat pada hydrothermal vein.
Grafit ini sangat umum didapatkan dalam granit, sekis, genis mika sekis
ataupun batu gamping kristalin.

2.3 Potensi Sumber Daya Mineral dan Batubara di Indonesia

aa
1. Minyak Bumi
Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki minyak bumi. Potensi
minyak bumi Indonesia terus mengalami penurunan karena saat ini,
Indonesia telah mulai mengimpor minyak bumi untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri yang tak lagi mencukupi. Minyak bumi
kendaraan bermotor, mesin pabrik, dan lain-lain. Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sebagian menggunakan minyak bumi untuk menghasilkan
listrik. Oleh karena itu, kamu perlu melakukan tindakan penghematan
listrik maupun bahan bakar minyak agar cadangannya tidak cepat habis.
Indonesia dahulu merupakan anggota OPEC sebagai salah satu
pengekspor minyak bumi . Tetapi pada tahun 2008 , Indonesia resmi
keluar dari OPEC karena produksi dalam tidak dapat mengurangi
konsumsi dalam negeri. Rata-rata kebutuhan dalam negeri adalah sekitar
1,3 juta barel per hari . Permintaan ini tidak diiringi dengan produksi
minyak yang hanya sebesar 879 ribu barel per hari.
Indonesia saat ini masih memiliki cadangan minyak sebesar 7,73 miliar
barel. Angka ini terdiri dari 4,039 miliar barel cadangan proven dan 3,692
miliar barel cadangan berpotensi. Selain ada upaya untuk mencari sumur
produksi baru, para ahli perminyakan juga berusaha untuk meningkatkan
teknologi untuk produksi minyak yang lebih maksimal. Cadangan minyak
bumi terbesar di Indonesia terdapat di Sumatera bagian tengah dengan
nilai 3,847 miliar barel cadangan.
2. Gas alam
Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dimana
produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo,
Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT
Pupuk Sriwidjaja di Palembang. Perkembangan pemanfaatan gas alam di
Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1974, dimana PERTAMINA
mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di
Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan
Pusri IV di Palembang. Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada
tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun
oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB
merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena
menggunakan teknologi tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang
bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa gas
dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan
Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan
Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas alam yang membentang dari
kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas alam antara lain
ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan
pembangkit listrik tenaga gas dan uap. Selain untuk kebutuhan dalam
negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor dalam bentuk LNG
(Liquefied Natural Gas)
Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Aceh.
Sumber gas alam yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola
oleh PT Arun NGL Company. Gas alam telah diproduksikan sejak tahun
1979 dan diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng
Geukuh, Nanggröe Aceh Barôh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT
Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas
alam.
Gas bumi sebagai sumber energi dan suber bahan baku memiliki peran
penting di Indonesia saat ini dan masa mendatang. Potensi gas bumi yang
dimiliki Indonesia berdasarkan status tahun 2008 mencapai 170 TSCF
dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF, dengan komposisi tersebut
Indonesia memiliki reserve to production (R/P) mencapai 59 tahun.
Gas bumi masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan, untuk itu
maka pemerintah dalam rangka mendukung perencanaan pasokan gas
untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri melakukan kajian dan
menetapkan Neraca Gas Bumi Indonesia 2010-2025 dan menetapkan
Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional
serta memprioritaskan pemanfaatan melalui Kebijakan Penetapan
Alokasi dan Pemanfaatan Gas Bumi dalam Negeri.
Sumber daya alam yang banyak tersedia di Indonesia adalah gas alam.
Indonesia memiliki cadangan gas alam sebesar 2,8 triliun meter kubik
(97triliun kaki kubik). Jumlah ini tidak terlampau besar jika dibandingkan
dengan jumlah gas alam yang dihasilkan beberapa penghasil gas alam
lainnya.
Cadangan gas alam Indonesia hanya 1,5% dari cadangan gas alam dunia.
Negara yang memiliki cadangan gas alam secara berurutan: Rusia 48
triliun meter kubik, Iran 27 triliun meter kubik, dan Qatar 26 triliun meter
kubik. Walaupun persentasenya kecil, namun Indonesia merupakan
negara pengekspor gas alam terbesar di dunia.
3. BatuBara
Indonesia merupakan Negara penghasil batubara terbesar kelima di
dunia. Negara ini menjadi pengekspor batubara terbesar di dunia karena
masih minimnya pemanfaatan batubara di dalam negeri. Negara tujuan
ekspor batubara Indonesia di antaranya adalah Hongkong, Taiwan, China,
Korea Selatan, Jepang, India, dan Italia. Potensi batubara yang dimiliki
Indonesia sekitar 376 ton. Di Indonesia, batubara dimanfaatkan sebagai
sumber energi. Namun, pemanfaatannnya masih kalah dibandingkan
dengan pemanfaatan BBM (Bahan Bakar Minyak). Padahal, cadangan
batubara Indonesia mencapai 19,3 miliar ton.

2.4 Pemanfaatan Sumber Daya Mineral


Dalam perkembangannya, pengelolaan sumber daya mineral kini
semakin kompleks mengingat seiring dengan perkembangan zaman yang
disertai dengan perkembangan tekhnologi yang semakin canggih. Dimana,
manusia dituntut untuk selalu menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan
yang ada. Hal itupun yang sekiranya membawa dampak terhadap inovasi
demi inovasi yang bermunculan saat ini. Begitupun halnya dengan sumber
daya mineral yang pemanfaatannya memiliki peran yang sangat sentral bagi
pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Dibawah ini pemanfaatan hasil
tambang sebagai berikut:
1. Minyak bumi
Minyak bumi ini setelah diolah dihasilkan minyak gas (avigas), bensol
(avtur), gasoline (bensin, premium dan super 98), karosin (minyak tanah
dan minyak lampu), minyak solar, diesel dan minyak bakar, vaselin dan
paraffin (untuk industry batik dan korek api) dan aspal. Hasil olahan
tersebut dapat digunakan untuk penerangan rumah, tenaga penggerak dan
mesin pabrik, bahan bakar kendaraan bermotor, bahan bakar pesawat
terbang dan pemanfaatan lainnya.
2. Gas alam
Gas alam ini biasanya digunakan untuk bahan bakar rumah tangga dan
keperluan industri lainnya.
3. Batubara
Batubara biasanya digunakan sebagai bahan bakar pemberi tenaga dan
bahan mentah cat, obat-obatan, wangi-wangian dan bahan bakar peledak.
4. Kaolin
Kaolin ini digunakan sebagai bahan dasar membuat porselen.

5. Batu gamping
Batu gamping digunakan sebagai bahan perekat bangunan, bahan
pembuat semen, dan pengapur dinding.
6. Pasir kuarsa
Pasir kuarsa ini dapat digunakan untuk membuat kaca.
7. Pasir besi
Pasir besi biasanya digunakan untuk membuat besi tuang.
8. Marmer
Marmer ini biasa digunakan untuk membuat lantai dan hiasang dinding.
9. Alumunim
Alumunium merupakan logam ringan dan kuat yang digunakan untuk
industri kapal terbang, mobil, mesin-mesin dan alat-alat rumah tangga
lainnya.
10. Timah
Timah sebagai bahan untuk membuat pipa ledeng, logam patri dan kawat
telepon.
11. Nikel
Nikel dapat digunakan untuk bahan campuran dalam industry besi baja
agar kuat dan tahan karat.
12. Tembaga
Tembaga dapat digunakan untuk membuat bahan kapal dan industri
barang-barang perunggu dan kuningan.
13. Intan
Intan ini biasa dipergunakan untuk perhiasan bagi kaum perempuan pada
umumnya.
14. Asbes
Asbes dapat digunakan sebagai atap bangunan pengganti genting.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber daya mineral merupakan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui (unrenewable resources). Dari jenis-jenis sumber daya mineral
yang ada, hal tersebut dapat kita manfaatkan untuk kelangsungan hidup
manusia. Dengan potensi sumber daya mineral dan batubara yang berlimpah
sesungguhnya kita dapat melaksanakan proses pembangunan bangsa ini
secara berkelanjutan tanpa harus dibayangi rasa cemas dan takut akan
kekurangan modal bagi pelaksanaan pembangunan tersebut. Pemanfaatan
secara optimal kekayaan sumber daya ini akan mampu membawa
kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://hildahilyant.blogspot.co.id/2012/12/sumber-daya-mineral-di-indonesia.html

http://hertiner456.blogspot.co.id/2016/10/sumber-daya-mineral.html

http://infoaladapid.blogspot.co.id/2015/09/makalah-potensi-sumber-daya-
alam.html

http://geografisku.blogspot.co.id/2015/09/potensi-dan-persebaran-sumber-daya-
mineral.html
 About
 Contact Us
 Privacy Policy
 Disclaimer




Geografisku
Belajar Geografi Indonesia dan Dunia

 Home
 Geografi 1
 Geografi 2
 Geografi 3
 Rangkuman
 Glosarium
 Geo Terpadu

Search...

Home » Geografi 2 » Sumber Daya Alam » Sumber Daya Mineral » Potensi dan
Persebaran Sumber Daya Mineral

Dian Respati 18.00 Geografi 2, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Mineral

Potensi dan Persebaran Sumber Daya


Mineral

Potensi dan Persebaran Sumber Daya Mineral - Sumber daya mineral atau bahan galian
adalah sumber daya yang telah disediakan oleh kulit bumi sebagai bagian dari mineral
batuan dalam jumlah tertentu. Sumber daya ini jika diolah akan menghasilkan logam dan
berbagai bahan keperluan proses industri untuk menunjang kehidupan manusia.
Sumber daya mineral yang tergolong tidak dapat diperbarui di antaranya logam mulia
(emas, perak, platina), bukan logam mulia (tembaga, timbal, seng, timah, besi, mangaan,
nikel), dan bahan galian industri (fosfat, asbes, belerang, gamping, pasir kuarsa, oker,
lempung, mangaan, diatomae, gips, dan anhidrid).

Menurut UU No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan yang dikenal
dengan Undang-Undang Pokok Pertambangan (UUPP), disebutkan bahwa bahan galian
adalah unsur kimia, mineral, bijih, dan segala macam batuan, termasuk batuan mulia dan
endapan alam.

Berdasarkan ketentuan pasal 14 UUPP, usaha pertambangan bahan galian terdiri atas
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Pertama

Penyelidikan umum, yaitu penyelidikan secara geologi atau geofisika di daratan, perairan,
dan udara, dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau menetapkan tanda-
tanda ditemukannya bahan galian.

2) Tahap Kedua

Eksplorasi, yaitu segala penyelidikan geologi pertambangan untuk menetapkan lebih teliti
adanya suatu bahan galian dan sifat dari bahan galian.

3) Tahap Ketiga

Eksploitasi, yaitu usaha pertambangan dengan maksud menghasilkan bahan galian dan
manfaatnya bagi kehidupan manusia.

4) Tahap Keempat

Pengolahan dan pemurnian, yaitu pengerjaan untuk mem pertinggi mutu bahan galian
dan upaya memanfaatkan dan mendapatkan unsurunsur yang terdapat pada bahan galian
tersebut.

5) Tahap Kelima

Pengangkutan, yaitu segala usaha pemindahan bahan galian dari hasil pengolahan serta
pemurnian bahan galian dari daerah eksplorasi atau tempat pemurnian.

6) Tahap Keenam

Penjualan, yaitu segala penjualan bahan galian dari hasil pengolahan atau pemurnian
bahan galian.
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) No. 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan
Bahan-Bahan Galian, disebutkan bahwa bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan,
yaitu golongan bahan galian strategis, golongan bahan galian vital, dan golongan bahan
galian lainnya.

1) Golongan bahan galian stategis juga dikenal dengan sebutan bahan galian golongan A,
jenisnya antara lain batubara, minyak bumi, gas alam, uranium, nikel, dan timah.

2) Golongan bahan galian vital juga dikenal dengan sebutan bahan galian golongan B,
jenisnya antara lain besi, mangaan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, perak, intan,
platina, yodium, dan belerang.

3) Golongan bahan galian lainnya dikenal dengan sebutan bahan galian golongan C,
jenisnya antara lain fosfat, asbes, mika, tawas, okek, batu permata, pasir kuarsa, kaolin,
feldspar, gips, batu apung, marmer, batu tulis, batu kapur, granit, tanah liat, dan pasir.

Van Bemmelen (1949) membagi bahan galian ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai
berikut.

1) Golongan pertama, yaitu mineral organik yang terdiri atas minyak bumi, gas alam,
batubara, dan aspal.

2) Golongan kedua, yaitu bijih logam yang terdiri atas timah, emas, perak, bauksit, nikel,
mangaan, tembaga, seng, dan platina.

3) Golongan ketiga, yaitu mineral anorganik bukan bijih logam, seperti fospat, belerang
(sulfur), yodium, gamping, dan air raksa.

Berikut akan dijelaskan beberapa bahan galian yang cukup penting dan sudah diusahakan,
di antaranya sebagai berikut.

1) Bijih Timah

Daerah penghasil timah terdapat di daerah Riau (Pulau Lingga, Singkep, Karimun, Kundur,
dan Bangkinang), Pulau Bangka, dan Pulau Belitung. Pengeksploitasian timah di Indonesia
seluruhnya dilakukan oleh PT Timah Tbk. yang berpusat di Pangkal Pinang (Pulau Bangka).
PT Timah Tbk dalam kegiatan operasionalnya dibantu oleh PT Tambang Timah dan PT
Koba Tin (keduanya anak perusahaan PT Timah Tbk.).

Hasil eksploitasi timah berupa bijih timah, kemudian diolah oleh pabrik peleburan timah
sehingga menjadi timah batangan atau logam timah. Pusat peleburan timah di Indonesia
terdapat di Muntok (Pulau Bangka).
Pemanfaatan timah di dalam negeri antara lain digunakan untuk pembuatan kaleng, pipa
saluran, pembungkus rokok, mata peluru, dan solder.

Cadangan timah terdapat dalam urat-urat kuarsa dalam batuan granit dan skis, juga dalam
endapan atau lapisan aluvial dan eluvial. Cadangan timah di Indonesia diperkirakan
terdapat sekitar satu juta ton, jumlah ini mungkin bertambah jika telah dilakukan
inventarisasi sumber daya yang lebih saksama.

2) Nikel

Nikel kali pertama ditemukan di daerah Pomala (Sulawesi Tenggara) yaitu sekitar 1909.
Deposit tersebut mulai dieksplorasi pada 1934 dan mulai berproduksi pada 1938.
Cadangan nikel di Pomala sangat kecil sehingga hanya dapat memenuhi kebu tuhan
sampai 1962.

Bekas kegiatan penambangan nikel di daerah Pomala sekarang dijadikan pusat


pengolahan bijih nikel oleh PT Aneka Tambang (PT Antam). Pada 1979 PT Antam
melakukan penambangan nikel di Pulau Gebe (Maluku Utara). Daerah lain yang sedang
dikembangkan untuk proyek penambangan nikel, yaitu Pulau Gee, Pulau Pakal, Tanjung
Buli, Pulau Obi (Maluku Utara), serta Pulau Gag dan Pegunungan Cyclops (Papua).

Hasil penambangan nikel adalah bijih nikel, nikel matte, (bijih nikel yang sudah dipisahkan
dengan bahan buangannya), dan ferronikel (campuran yang mengandung nikel 78% dan
besi 0,7%).
Daerah deposit nikel di Indonesia adalah Sulawesi Selatan (Soroako), Sulawesi Tenggara
(Kolaka), wilayah perbatasan Sulawesi (Selatan, Tengah, dan Tenggara), dan Papua.
Deposit nikel terdapat pada silikat nikel dalam tanah laterit, pada batuan basa yang
memiliki ciri berat jenis tinggi, berwarna gelap atau hijau-hijau gelap, serta kaya
kandungan besi dan magnesium.

3) Bauksit (Bijih Aluminium)

Bauksit merupakan kelompok mineral aluminium hidroksida. Memiliki warna putih atau
kekuningan (keadaan murni), dan merah atau cokelat jika tercampur (terkontaminasi)
oleh besioksida atau bitumen. Bauksit relative sangat lunak (kekerasan 1–3), mudah larut
dalam air, mudah patah, dan tidak mudah terbakar. Bauksit terjadi dari proses pelapukan
(laterisasi) batuan induk yang erat kaitannya dengan persebaran batuan granit.

Bauksit dapat dijumpai di daerah-daerah aliran sungai, seperti di kepulauan Riau (pulau
Bintan-Indonesia). Aluminium banyak diperguna kan untuk membuat perkakas dapur,
industri mesin, dan industry pesawat terbang. Proses peleburan bauksit biasanya
memerlukan tenaga listrik yang besar sehingga pada umumnya industri aluminium
ditempatkan di daerah penghasil listrik, di antaranya di sekitar air terjun.

Pengelolaan tambang bauksit dilakukan oleh PT Antam dengan pusat pengolahannya di


Kijang (Pulau Bintan, Riau) dengan luas area 8.002,4 ha. Pada 1997 mulai diproduksi
bauksit dari dua area, yaitu dari Pulau Pari dan Galang (Kepulauan Riau) sebesar 808.749
metrik ton. Produksi bauksit pada 1998 mencapai 850.000 metrik ton.

4) Emas dan perak

Emas dan perak banyak dipergunakan untuk membuat barangperhiasan dan obat-obatan.
Pada umumnya, emas digunakan sebagai alat pembayaran. Pada abad ke-16 dan-17
manusia banyak yang berlomba mencari emas ke berbagai daerah atau negara yang
dianggap sebagai negara emas, terutama orang-orang Spanyol.

Negara yang banyak kandungan emasnya di antaranya Afrika Selatan (merupakan daerah
terpenting penggalian emas di seluruh dunia, yang berpusat di kota Johannesburg), Rusia,
Amerika Serikat (bagian barat Amerika Serikat, Alaska, Kanada), dan Australia.

Cadangan perak jumlahnya jauh lebih banyak daripada emas sehingga harganya jauh lebih
murah. Negara yang paling banyak kandungan peraknya adalah Meksiko. Logam emas dan
perak sering terdapat bersamaan dan berasosiasi dengan logam-logam tembaga, besi,
seng, dan logam platina. Logam emas paling mudah dikenali karena warnanya kuning,
lunak, dapat ditempa, tahan terhadap asam, dan tidak mudah teroksidasi.

Emas banyak ditemukan di urat-urat batuan atau gang di dalam batuan. Proses pengikisan
pada saat erosi dapat menyebabkan kikisan emas yang akan terakumulasi di daerah
endapan sekitar muara sungai. Oleh karena itu, terdapat beberapa pasir endapan yang
bercampur emas. Dapat juga batuan yang bercampur emas kemudian mengendap ke
tempat lain sehingga terjadi lapisan emas baru.

Potensi tambang emas di Indonesia terdapat di wilayah Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara, dan Maluku
(Pulau Halmahera dan Pulau Obi). Pengusahaan tambang emas di Indonesia sudah
dilakukan sejak lama, seperti yang dilakukan di Rejang Lebong (Bengkulu), Cikotok (Jawa
Barat), Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), dan Sambas (Kalimantan Barat). Eksploitasi
tambang emas di Indonesia dilakukan oleh PT Antam, di antaranya di Jawa Barat dan
Kalimantan Selatan. Adapun di Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Tengah dilakukan oleh pihak perusahaan swasta.

Produksi emas Indonesia pada 1995/1996 sebesar 65.864,5 kg dan perak sebesar
163.119,6 kg. Penjualan emas dalam negeri sebesar 3.747,2 kg dan perak sebesar
57.258,7 kg, sedangkan nilai ekspor emas sebesar 60.022,8 kg.

5) Tembaga

Tembaga merupakan kelompok logam bukan besi yang telah dipergunakan sejak 3.500
SM oleh orang-orang Mesir. Tembaga dipadu dengan besi menjadi perunggu, sedangkan
jika tembaga dipadu dengan seng menjadi kuningan.

Tambang tembaga di Indonesia terdapat di Kalimantan, Pulau Sram, Papua, dan Maluku.
Jumlah cadangan diperkirakan ada 170 juta ton dengan kadar tembaga 1%. Di Papua
terdapat cadangan tembaga sebanyak 33 juta ton dengan kadar tembaga 2,5% dan besi
40,6%. Potensi tembaga terbesar di Indonesia berada di Tembagapura (Papua), yang
pengelolaannya bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia Company (Amerika Serikat)
sejak 3 Maret 1973.
6) Intan

Intan sering dijumpai di dalam batuan vulkanik karena terbentuk bersamaan dengan
pembentukan batuan ultrabasik, misalnya dunite, peridotite, dan Piroxenite. Kristalisasi
intan terbentuk akibat pembekuan magma di bagian dalam (batu-batu intrusif ), yaitu
batu magma yang terbentuk selama proses pembekuan magma jauh di dalam lapisan
kerak bumi.

Intan merupakan batuan yang memiliki kekerasan paling tinggi, sehingga sekeras apapun
benda jika digores dengan intan akan tergores. Intan merupakan satu-satunya batu
permata yang memiliki formula satu unsur, yaitu karbon (C).

Intan akan muncul ke permukaan bumi karena adanya gerakan kulit bumi sehingga
muncul ke permukaan atau akibat erosi yang terus menerus sehingga tersingkap ke
permukaan. Penambangan intan dapat dilakukan dengan cara memisahkan batuan
dengan unsur intan, atau dilakukan di antara batu dan pasir yang mengendap di sungai,
seperti di Martapura. Tempat penemuan intan di Indonesia antara lain di Sumatra Barat
dan Riau (Sungai Siabu, Kampar, dan Bangkinang), Kalimantan Barat (Muara Mengkiang
dan Ngabang), Kalimantan Tengah (Sungai Gula, Pucukcau, Murungraya, Sei Pinang),
Kalimantan Selatan (Martapura dan Simpang Empat), dan Kalimantan Timur (Sekatak
Bunyi, Kabupaten Kutai, dan Longiran).

Sekian materi mengenai Potensi dan Persebaran Sumber Daya Mineral dari Geografisku,
semoga bermanfaat.
0
inShare

Related Posts :

 Potensi dan Persebaran Sumber Daya Mineral Potensi dan Persebaran


Sumber Daya Mineral - Sumber daya mineral atau bahan galian adalah sumber
daya yang telah disediakan oleh kulit bu… Read More...

0 Response to "Potensi dan Persebaran Sumber Daya Mineral"

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

 Popular Posts
 Label
 Entri Unggulan

Citra Foto dan Citra Nonfoto

Pengertian Macam Jenis Citra Foto dan Citra Nonfoto - Foto dapat dibedakan
atas citra foto (photographyc image) atau citra udara dan cit...

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Ekoefisiensi

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berdasarkan Prinsip Ekoefisiensi - Pada


awalnya, proses energi yang terdapat di alam berjalan seimbang kare...

Macam, Contoh dan Pengertian Teori Interaksi


Macam, Contoh dan Pengertian Teori Interaksi - Kaitan Teori Interaksi dan
Perencanaan Pembangunan Wilayah. Pada pembahasan mengenai inter...

Teori Terjadinya Tata Surya

Teori Terjadinya Tata Surya - Teori Nebula, Planetesimal, Pasang Surut, Bintang
Kembar, Awan Debu. Bintang bintang yang lainnya pun kemung...

Teknik Dasar Pembuatan Peta dan Pemetaan

Prinsip Teknik Dasar Pembuatan Peta dan Pemetaan - Umumnya kita mengenal
peta sebagai gambar rupa muka bumi pada suatu bidang datar atau...

Copyright 2014 Geografisku


Powered by Blogger.com

Você também pode gostar