Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
III. Dosis
Kekuatan
No Nama Obat Dosis Resep Dosis Di Literatur Kesimpulan Rekomendasi
Sediaan
1 Cth tiap 10
kg/BB
Cotrimoxazole Umur pasien = Dosis
1 240 mg/5 mL 2x2 Cth Dosis tinggi
Syrup diturunkan
15kg = 2×1 Cth
3 Tab untuk 10
puyer (tiap Dosis 1-2 tab
puyer sebelum makan Dosis
2 Antasida Tab 200 mg Dosis Rendah
mengandung (kunyah dahulu) dinaikkan
max 4x/hari
tab)
3 Tab untuk 10
puyer (tiap
puyer 150 mg 2 kali
3 Ranitidin Tab 150 mg - -
mengandung sehari
tab)
2 Tab untuk 10
puyer (tiap
Domperidone puyer Dosis
4 10 mg 0,2-0,4 mg/Kg/BB Dosis Rendah
Tab mengandung dinaikkan
tab)
3. Ranitidin
Indikasi : Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks, esolfagia,
dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum
karena H.Pylori, sindrom Zollinger Ellison, kondisi lain dimana
pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap ranitid atau H2 reseptor
antagonis lainnya
Farmakologi : sebagai penghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel
sehingga asam lambung terhambat.
Peringatan : Gangguan ginjal, gangguan hati, kehamilan dan menyusui
Efek samping : Pada susunan saraf pusat, sakit kepala, malaise, pusing,
mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, dan halusinasi.
Pada kardiovaskuler, aritmia seperti takikardia, bradikardia, blok
atrioventrikuler, premature ventricular beats. Pada GI kontipasi,
diare, mual, muntah, nyeri perut, dan pankreasitis (jarang
dilaporkan). Muskuloskeletal, artralgia dan mialgia.
Hematologik, leukopenia, granulositosipenia, pansitopenia,
trombositopenia (pada beberapa penderita). Reaksi hipersensitif.
Interaksi Obat : Penggunaan bersamaan dengan antasida dapat mengurangi
bioavaibilitas ranitidin sehingga berikan ranitidin berselang 2 jam
setelah penggunaan antasid. Pemberian bersama warfarin dapat
meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
Dosis : Ulkus peptikum dan ulkus duodenum (oral) 150 mg 2 kali sehari
(pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan
malam atau sebelum tidur, selama 4-8 minggu. Terapi
pemeliharaan pada penyembuhan ulkus peptikum dan ulkus
duodenum 150 mg, malam hari sebelum tidur. Refluks
gastroesofagitis 150 mg, 2 kali sehari. IM 50 mg (2 ml) tiap 6-8
jam. IV lambat 50 mg diencerkan sampai 20 mL dan diberikan
selama tidak kurang dari 2 menit, dapat diulang setiap 6-8 jam.
Sediaan : tablet/kapelt 150 mg, tablet/kaplet 300 mg, sediaan injeksi ampul
25 mg/ml.
4. Domperidon
Indikasi : Terapi mual dan muntah (akibat terapi levodopa atau
bromokriptin, kemoterapi atau radioterapi kanker), dispepsia
fungsional.
Kontraindikasi : Jika stimulasi terhadap motilitas lambung dianggap
membahayakan, tumor hipofisis, prolaktinoma.
Farmakologi : bekerja pada Trigger zone yang digunakan untuk menghilangkan
mual dan muntah.
Peringatan : Gangguan ginjal, hamil dan menyusui. Tidak dianjurkan untuk
profilaksis rutin pada muntah pasca bedah atau untuk pemberian
kronik, bayi < 1 tahun
Efek samping : Kadar prolaktin naik (kemungkinan galaktorea dan ginekomasti),
penurunan libido, ruam dan reaksi alergi lain, reaksi distonia
akut.
Interaksi Obat : Pemberian antikolinergik secara bersamaan dapat
mengantagonisasi efek domperidon. Obat antasida dan
antisekresi jika diberikan bersamaan dapat menurunkan
bioavaibilitas domperidon
Dosis : Dispepsia fungsional: dewasa 3×10 mg sehari. Mual dan muntah
akut (termasuk mual dan muntah karena levodopa dan
bromokriptin): dewasa 3-4×10-20 mg sehari. Anak, mual dan
muntah akibat kemoterapi dan radioterapi: 0,2 mg/kgBB
diberikan setiap 8 jam
Sediaan : Tablet/kaplet 10 mg; syrup/suspensi 5 mg/5mL; drops 5 mg/mL
KESIMPULAN:
Interaksi obat dari antasida yang di berikan bersamaan dengan ranitidin dan
domperidon: dapat mempengaruhi penyerapan. Solusi: diberikan selang waktu 2 jam, dan
tidak dibuat dalam bentuk sediaan puyer dengan kandungan antasida, ranitidin, dan
domperidon dalam satu formulasi.