Você está na página 1de 67

JBBE, Vol.08, No.1, Feb.

2015 ISSN: 2087-040X

STRATEGI PEMASARAN PAKAN TERNAK AYAM RAS


PADA PT. JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk

UNIT MAKASSAR

Andi Hasryningsih Asfar 1

1
Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa Banten

ABSTRACT

This research aimed to analyze the development prospect market chicken fodder at PT.Japfa
Comfeed Indonesia Tbk of Makassar Unit, and determine the marketing strategy that could be
implemented at the current condition of interprise and market situation. The research was
conducted by using case study method at PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk of Makassar Unit.
The data of the research were collected by means of direct observation and interview technique
using quistionnaires. The collected data were then descriptively analyzed using Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT), and Internal-External (IE) Matrix analyses. Based
on the Internal-External (IE) Matrix analyses, it was found that the enterprise was on the
development position. Therefore, the strategies that can be implemented are to take over the
marketing leadership, keep the development to be based on the product quality, and increase or
strengthen the weak marketing area. Whereas, the SWOT analyses showed that the enterprise
could perform the strategies of SO, ST, WO, and WT simultaneously.

Keywords: Marketing Strategy, Strength, Weakness, Opportunity, Threat.

A. PENDAHULUAN

Pabrik pakan sebagai industri penunjang dalam mengantisipasi perkembangan usaha


peternakan tumbuh dengan pesat, bukan hanya merupakan suatu unit produksi semata,
melainkan juga merupakan suatu unit usaha yang menghadapi persaingan diantara sesamanya
dalam merebut pasar. Ini bisa dilihat dengan makin maraknya merek-merek produk pakan di
Indonesia khususnya di Makassar. Dari merek dan karakteristik serta keistimewaan yang berbeda
dari masing-masing produk bergantung dari formula yang digunakan masing-masing perusahaan
yang akan berpengaruh terhadap harga jual produk pakan tersebut. Mereka bersaing dalam
memasarkan produknya kepada para peternak dengan berbagai strategi yang berbeda pula.
Suwarta (1994) menyatakan bahwa dalam sistem industri peternakan, perusahaan sapronak
menghadapi dua pasar yaitu pasar “input” untuk mendapatkan bahan
baku dan juga pasar “output” untuk menjual produksinya yang berupa pakan, obat-obatan
maupun bibit anak ayam. Selanjutnya dikatakan pula, adalah suatu hal yang bijaksana apabila
masalah pemasaran produk senantiasa dipikirkan sejak sebelum usaha dimulai maupun pada
usaha yang berlangsung dalam hal pengembangan usaha tersebut. Keberhasilan perusahaan
dalam pemasaran dengan memperhatikan lingkungannya. Adapun lingkungan yang dimaksud,
tentunya berupa variabel-variabel yang dapat dikontrol (biasa disebut bauran pemasaran) yang
meliputi produk, harga, promosi dan distribusi.

Banyaknya perusahaan yang memproduksi barang yang sejenis dalam hal ini pakan ternak
ayam ras mengakibatkan suatu perusahaan harus sedini mungkin memikirkan pesaing yang ada
pada pasar yang akan dimasukinya, sehingga produk yang dihasilkan telah siap untuk bersaing
dengan produk yang
2
1
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
sejenis yang ada dipasaran, untuk itu dibutuhkan penetapan strategi untuk memenangkan pasar.

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Makassar (PT.JCI) merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dalam usaha makanan ternak yang khusus melayani kebutuhan pakan
di Kawasan Indonesia Timur. Dalam menjalankan usahanya perusahaan ini bersaing dengan
beberapa perusahaan pakan ternak yang ada di Makassar dan menyadari perlunya pemahaman
konsep dan implementasi pemasaran dalam mencapai tujuan pemasarannya. Untuk itu
diperlukan suatu kegiatan pemasaran yang merupakan kegiatan perusahaan mulai dari
perencanaan produksi hingga penyalurannya. Dalam kegiatan ini tentunya membutuhkan suatu
strategi pemasaran guna menghadapi perusahaan lain yang memasarkan produk yang sejenis di
pasar konsumen.

Kotler (2003) menyatakan strategi pemasaran dapat dikatakan sebagai suatu perencanaan
strategis yang berorientasi pada pasar, ini dimaksudkan karena segala proses manajerial dalam
strategi pemasaran berfungsi untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan
sumberdaya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan dari perencanaan
strategis ini adalah untuk membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan
sehingga memenuhi tujuan laba dan pertumbuhan. Perencanaan strategis ini dilaksanakan pada
empat tingkat yaitu korporasi/perusahaan, divisi, unit usaha dan produk.

Porter (2003) menjelaskan bahwa di dalam suatu industri, aturan persaingan dicakup di
dalam lima kekuatan bersaing, yaitu masuknya pesaing baru, ancaman dari produk pengganti
(subtitusi), kekuatan pertawaran (tawar menawar) pembeli, kekuatan pertawaran pemasok, dan
persaingan di antara pesaing-pesaing yang ada. Kelima kekuatan tersebut menentukan
kemampulabaan industri karena
mempengaruhi harga, biaya, dan memerlukan investasi perusahaan di dalam suatu industri.
Kekuatan masing-masing dari kelima kekuatan bersaing merupakan fungsi struktur industri, atau
karakteristik ekonomi dan teknis yang mendasari suatu industri.

Keberhasilan suatu strategi yang telah ditetapkan sangat ditentukan oleh seberapa besar
tingkat kesesuaian strategi terserbut dengan perubahan lingkungan, persaingan, serta siatuasi
organisasi. Kriteria posisi yang relatif kuat dicerminkan oleh perusahaan yang:

a. Memiliki pangsa pasar yang cukup signifikan

b. Memilki produk yang unggul dalam pangsa pasar

c. Memiliki pangsa pasar yang terus meningkat

d. Memiliki pasar yang sangat kompetitif Sedangkan untuk membangun karakter

struktural, ada beberapa komponen kunci antara lain :

a. Berkosentrasi dalam bisnis yang dimiliki oleh kekuatan perusahaan

b. Bermain dalam bisnis yang dipandang kurang atraktif oleh pesaing

c. Bermain dalam bisnis, di mana teknologi yang digunakan perusahaan lebih unggul
dibandingkan dengan teknologi pesaing.

d. Konsentrasi dalam bisnis di mana anda

memiliki hubungan khusus dengan sumber bahan baku, distributor, konsumen atau mendapat
dukungan organisasi lain.

Konsep-konsep yang berhubungan dengan keunggulan bersaing menurut Day dan


Wensley (1988) dalam Rangkuti (2005) adalah sebagai berikut :
a. Distinctive competence. Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan
kegiatan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing. Distinctive competence menjelaskan
kemampuan spesifik suatu organisasi. Identifikasi dalam

distinctive compotence dalam suatu

22
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
organisasi meliputi keahlian tenaga kerja dan kemampuan sumber daya.

b. Competitiv advantage. Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih
unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan
strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut pasar.

Menurut Siagian (2002) bahwa Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen yang
ampuh dalam melakukan analisis stratejik, keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para
penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan
peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat
dalam tubuh organisasi dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Jika para
penentu strategi perusahaan mampu melakukan kedua hal tersebut dengan tepat, biasanya upaya
untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif membuahkan hasil yang diharapkan.

Faktor-faktor Berupa kekuatan. Yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang


dimilki oleh suatu perusahaan adalah antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam
organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha dipasaran.
Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber, keterampilan, produk andalan dan
sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari para pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar
yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan. Contoh-contoh
bidang-bidang keunggulan itu antara lain ialah kekuatan pada sumber keuangan, citra positif,
keunggulan kedudukan di pasar, hubungan dengan pemasok, loyalitas pengguna produk dan
kepercayaan para berbagai pihak yang berkepentingan.

Faktor-faktor kelemahan. Yang dimaksud adalah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan
kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang
memuaskan. Berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada
sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,
keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang
diminati oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang
memadai.

Faktor Peluang. Peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan dari
suatu satuan bisnis. Yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut antara lain ialah :

a. kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk

b. identifikasi suatu segmen pasar yang memadai perhatian,

c. perubahan dalam kondisi persaingan

d. perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka berbagai

e. kesempatan baru dalam kegiatan berusaha,

f. hubungan dengan para pembeli yang akrab dan

g. hubungan dengan pemasok yang harmonis

Faktor Ancaman.Ancaman faktor-

faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis. Jika tidak diatasi ancaman
akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun
di masa depan. Berbagai contohnya, antara lain, adalah :

a. masuknya pesaing baru di pasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis,

b. pertumbuhan pasar yang lamban


c. meningkatnya posisi tawar pembeli produk yang dihasilkan,

d. menguatnya posisi tawar pemasok bahan mentah atau bahan baku yang diperlukan untuk
proses lebih lanjut menjadi produk tertentu

e. perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai,

23
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
f. perubahan dalam peraturan perundang-

undangan yang sifatnya restriktif

PT.JCI Tbk Unit Makassar memperlihatkan pergerakan volume penjualan yang fluktuatif tahun
2005. Hal tersebut terjadi karena faktor eksternal perusahaan, seperti situasi pasar, faktor
lingkungan seperti penyebaran penyakit dan peralihan usaha peternakan ke usaha sektor lain
yang berdampak menurunnya populasi ternak ayam ras sehingga akan berpengaruh terhadap
permintaan pakan. Volume penjualan setiap bulannya dalam kurun waktu 2005 dapat dilihat pada
gambar 1.

Perusahaan hanya melayani kelompok pasar hanya dari para agen yang ditunjuk dan
peternak besar yang memiliki skala usaha diatas 50.000 ekor, selebihnya itu tidak dilayani
kecuali yang bermitra dengan perusahaan. Dengan adanya kelompok pasar ini, maka perusahaan
dituntut untuk dapat memuaskan kelompok pasar yang dilayani, karena loyalitas hanya bisa
dicapai melalui tingkat kepuasan yang merupakan nilai bagi konsumen. Namun perlu disadari
bahwa perusahaan juga memiliki keterbatasan yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki.
Yang menjadi pertanyaan, apakah saat ini perusahaan telah mengetahui dan menyadari potensi
yang dimiliki serta hambatan yang sedang dihadapi dalam memasuki pasar pakan ternak ayam
ras. Potensi dan hambatan tersebut meliputi faktor-faktor internal dan eksternal yang dimiliki
perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan
tersebut dengan mencoba melihat dari sisi keberadaan perusahaan itu sendiri dalam memasuki
pasar pakan ternak ayam ras yaitu dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang
meliputi; Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), dan Ancaman
(Threat) yang dikenal dengan sebutan SWOT. Hasil dari analisis ini akan digunakan untuk
merumuskan suatu strategi pemasaran yang diharapkan sesuai dan efektif pada kondisi
perusahaan dan situasi pasar saat ini.

Hipotesis

Analisis SWOT pada PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Makassar akan menghasilkan
beberapa kemungkinan strategi yang mengarah pada strategi pertumbuhan (growth strategy).

Perusahaan telah menerapkan strategi fokus yang tepat dalam pemasarannya dengan
menyesuaikan kondisi perusahaan dan situasi pasar saat ini.

B. BAHAN DAN METODE

Rangkuti (2005), mengemukakan proses penyusunan analisis SWOT melalui tiga tahap
analisis, yaitu :

1. Tahap pengumpulan data

2. Tahap analisis

3. Tahap pengambilan keputusan

Ad. 1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini merupakan suatu kegitan pengklasifikasian dan pra analisis. Pada tahap ini data
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat
diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti data pasar, kompetitor, komunitas,
pemasok, pemerintah, dan kelompok kepentingan tertentu. Data internal dapat diperoleh di
dalam perusahaan itu sendiri, seperti laporan keuangan, laporan kegiaan sumberdaya manusia
(jumlah karyawan, keahlian, pengalaman, gaji, dan turn over),

24
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
laporan kegiatan operasional dan laporan kegiatan pemasaran.

Ad. 2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan


perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut kedalam model-
model kuantitatif strategi. Model-model analisis kuantitatif dalam penelitian ini, yang kami
gunakan hanya ada dua model yaitu Matrik SWOT dan Matrik Internal dan Eksternal (Matrik
IE). Menurut Rangkuti (2005), boleh digunakan salah satu bentuk model kuantitatif atau
beberapa model sekaligus agar dapat memperoleh analisis yang lebih lengkap dan akurat.

Matriks SWOT

Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
ekternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan beberapa kemungkinan strategi berdasarkan hasil
kombinasi dari faktor-faktor tersebut, berupa strategi SO (Strenght-Opportunit), strategi ST
(Strenght-Threat), strategi WO (Weakness-Opportunity), dan strategi WT (Weakness-Threat).
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebenarnya.

2. Strategi ST

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman

3. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.

4. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defenisif dan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Matrik Internal dan Ekternal (IE)

Matrik internal dan eksternal dikembangkan dari model General Electrik (GE-Model).
Matrik ini dikenal pula sebagai matrik portfolio, yang berguna untuk mengetahui keadaan
internal dan eksternal mempengaruhi suatu perusahaan. Dimensi utama adalah daya tarik pasar
dan kekuatan bisnisnya. Kedua faktor cocok untuk digunakan menilai suatu bisnis dari
pandangan pemasaran. Perusahaan akan berhasil jika terjun ke pasar yang menarik, dimana
perusahaan tersebut memiliki kekuatan bisnis yang diperlukan untuk meraih pasar tersebut.
Analisis ini berguna untuk perencana strategis mengenali faktor-faktor internal dan eksternal
suatu pasar. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler (2003), faktor-faktor yang dianalisis seperti
(a) Daya Tarik Pasar meliputi : ukuran pasar, pertumbuhan pasar, margin laba, persaingan,
teknologi, kurs mata uang dan inflasi, sumber daya energi dan lingkungan, (b) Kekuatan Pasar
yang meliputi pangsa pasar, pertumbuhan pangsa pasar, biaya per unit, mutu yang dihasilkan,
kekuatan merek, produk, riset dan pengembangan, distribusi, promosi dan bahan baku.
Ad. 3. Tahap Pengambilan Keputusan

25
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
Tahap ini merupakan tahap akhir dari analisa SWOT. Tahap pengambilan keputusan
merupakan kombinasi faktor internal dan eksternal. Bentuk diagram tahap pengambilan
keputusan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar. 3.Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2005)

Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan
dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/jasa).

Kuadran3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3
ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4: Ini merupakan siatuasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah peneilitian yang menggunakan metode deskriptif. Metode
deskriptif merupakan sutu metode dalam penelitian status menusia, suatu obyek, suatu kondisi,
suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Penelitian ini didesain dengan mengguakan studi kasus. Mengacu pada aspek yang terjadi
maka merupakan penelitian yang merinci tentang sesuatu unit selama kurun waktu tertentu.

Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan panduan kuisioner pada pihak
yang bertanggungjawab terhadap pemasaran perusahaan dan data internal perusahaan.

Data sekunder digunakan sebagai keterangan penunjang yang dikumpulkan dari instansi
terkait dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti dari Dinas Peternakan
dan Biro Statistik. Data sekunder yang dikumpulkan ini bersifat kuantitatif dan kualitatif.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan

adalah:

1. Analisis Deskriptif
Untuk mendapatakan gambaran kinerja perusahaan secara umum dan berbagai masalah
yang merupakan kendala serta faktor pendukung yang dimiliki perusahaan maka dilakukan

26
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
analisa deskriptif antara berbagai faktor yang diduga mempengaruhi perusahaan baik faktor
eksternal dan internal perusahaan dengan perkembangan produktifitas perusahaan.

2. Analisis Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT

Analysis)

Sebelum dilakukan analisis SWOT, dilakukan klasifikasi dan analisis faktor-faktor


strategi eksternal ( EFAS = External Factor Analysis Summary) maupun faktor-faktor strategi
internal ( IFAS = Internal Factor Analysis Summary). Prosedur analisis faktor-faktor eksternal
adalah sebagai berikut (Rangkuti, 2005) :

a. Disusun faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman

b. Dilakukan pemberian bobot dari 1,00 hingga 0,00 (dari sangat penting hingga tidak penting)
tergantung besarnya dampak faktor tersebut.

c. Dilakukan pemberian rating skala 4 – 1 untuk peluang (peluang yang besar diberikan nilai 4,
dan paling kecil diberikan nailai 1)

d. Dilakukan pemberian rating skala 1- 4 untuk ancaman ( ancaman yang besar diberikan nilai
1, dan paling kecil diberikan nilai 4)

e. Dilakukan perkalian antara bobot dengan rating sehingga diperoleh nilai untuk setiap faktor.

f. Nilai setiap faktor dijumlahkan sehingga diperoleh nilai total untuk faktor strategi eksternal.
Nilai ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor eksternalnya dan
dapat digunakan sebagai

pembanding untuk perusahaan sejenis. Setelah melakukan klasifikasi dan


analisis faktor eksternal, dilakukan klasifikasi dan analisis faktor internal ( kekuatan dan
kelemahan perusahaan). Prosedur analisis faktor-faktor internal (IFAS = Internal Factor Analysis
Summary) adalah sebagai berikut :
a. Disusun faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan

b. Dilakukan pemberian bobot dari 1,00 hingga 0,00 (dari sangat penting hingga tidak penting)
tergantung besarnya dampak faktor tersebut.

c. Dilakukan pemberian rating skala 4 – 1 untuk peluang (peluang yang besar diberikan nilai 4,
dan paling kecil diberikan nailai 1)

d. Dilakukan pemberian rating skala 1- 4 untuk ancaman ( ancaman yang besar diberikan nilai
1, dan paling kecil diberikan nilai 4)

e. Dilakukan perkalian antara bobot dengan rating sehingga diperoleh nilai untuk setiap faktor.

f. Nilai setiap faktor dijumlahkan sehingga diperoleh nilai total untuk faktor strategi eksternal.
Nilai ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor eksternalnya dan
dapat digunakan sebagai

pembanding untuk perusahaan sejenis.

Nilai dari faktor eksternal (EFAS) dan faktor internal (IFAS) dilakukan penentuan posisi
perusahaan di matrik internal eksternal.

3. Analisis Matrik Internal dan Eksternal (IE)

Menurut Rangkuti (2005), suatu perusahaan membutuhkan parameter faktor daya tarik
pasar sebagai faktor eksternal dan faktor kekuatan pasar sebagai faktor internal. Adapun cara
mengukur daya tarik pasar dan kekuatan pasar adalah sebagai berikut :

a. Tentukan faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik pasar dan kekuatan pasar.

b. Proporsi pembobotan untuk seluruh faktor tidak boleh melebihi dari 1,00 (baik untuk daya
tarik pasar dan kekuatan pasar).
c. Untuk setiap faktor yang mempengaruhi pada daya tarik pasar dan kekuatan pasar diberi
skor : 1-2 rendah, 2-3 sedang, 3-4 tinggi.

d. Untuk memperoleh nilai dari masing-masing faktor yang mempengaruhi daya

27
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
tarik pasar dan kekuatan pasar dilakukan dengan mengalikan bobot dan skor.

e. Adapaun yang menjadi faktor daya tarik pasar : ukuran pasar, pertumbuhan pasar, marjin
laba, persaingan,teknologi dan lingkungan,dll. Sedangkan yang menjadi faktor kekuatan
pasar : pangsa pasar, pertumbuhan pangsa pasar, mutu, merek, produksi, riset dan
pengembangan, distribusi, promosi, bahan baku, dan manajemen.

C. HASIL DAN DISKUSI

Strategi dan Perkembangan Usaha

Perusahaan

PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Makassar dalam memasarkan produk pakan ternak
memiliki strategi yaitu dengan menjalankan strategi usaha dengan melakukan ekspansi dalam
volume penjualan, tetapi melalui peningkatan nyata pada kualitas produk, standar mutu
penerimaan bahan baku dan pelayanan bagi pelanggan.

Perkembangan usaha dilihat dari pertumbuhan penjualan yang semakin meningkat dari
tahun ke tahun, meskipun masih mengalami fluktuasi pada volume penjualan perbulannya.
Pertumbuhan penjualan didorong oleh peningkatan permintaan dan kebutuhan pasar produk
pakan ternak ayam ras, fluktuasi lebih dimungkinkan oleh faktor lingkungan. Peningkatan
tersebut seiring dengan meningkatnya perkembangan populasi ternak di kawasan Indonesia
Timur. Peningkatan tersebut karena permintaan akan daging dan telur meningkat tajam, terkait
dengan banyaknya masyarakat yang punya hajat terutama pada bulan puasa, menjelang hari natal
dan tahun baru, sehingga banyak bermunculan peternak marjinal mengusahakan beternak ayam
ras. Dengan demikian permintaan akan pakan juga meningkat. Sementara menurunnya
permintaan
pakan kemungkinan disebabkan oleh naiknya harga pakan karena mengikuti naik-turunnya nilai
tukar rupiah terhadap dollar. Disisi lain, akibat serangan wabah penyakit seperti flu burung
(Avian Influence), banyak peternak kecil terpaksa gulung tikar.

PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Makassar dalam upaya meningkatkan volume
penjualannya menerapkan strategi pemasaran produk pakan ternak sebagai berikut :

1. Strategi Produk

Perusahaan senantiasa mempertahan dan

meningkatkan kualitas pakan ternak serta


kontuinitas ketersediaan
menjaga barang.
Perusahaa berusah
n a memaksimalkan

pemasarannya dengan memasarkan satu macam merek saja yaitu BENEFEED dan tidak
melakukan penambahan produk merek baru. Perusahaan menciptakan citra dalam pikiran para
konsumen bahwa produk mereka adalah lebih superior dibandingkan dengan merek-merek pakan
lain.

Pengawasan mutu produk pakan tidak hanya menyangkut pembuktian dari standar
kualitas yang dilakukan pada setiap bahan baku yang diterima untuk disimpan atau digunakan
dipabrik, tetapi juga melibatkan pemantauan yang cermat terhadap perubahan kualitas bahan
selama penyimpanan sebelum digunakan dan selama pengolahannya.

2. Strategi Harga

Harga pakan dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar, kebijakan pemerintah,
dan menyesuaikan pada biaya-biaya operasional perusahaan.

Perusahaan menetapkan harga sama pada semua agen terlepas kedaerah mana pakan-
pakan tersebut akan diangkut. Harga jual akan berbeda dari agen ke konsumen akhir dimana
harga tersebut ditetapkan oleh para agen dengan mempertimbangkan biaya transportasi dan nilai
laba yang diinginkan oleh para agen. Namun demikian, pihak perusahaan tetap

28
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
mengontrol harga di agen agar para agen tidak seenaknya mempermainkan harga pakan didaerah.

Perusahaan juga memberikan kemudahan sistem pembayaran kepada para pelanggan.


Bila para agen membayar secara tunai maka perusahaan memberikan diskon sebesar 3 %, dan
bila pembayaran dilakukan secara kredit maka diberikan jangka waktu kurang lebih 7 hari
sampai 13 hari dari waktu pengambilan. Demikian pula pelaksanaan pembayaran dapat
mentransfer ke Bank yang ditunjuk atau datang langsung ke perusahaan.

3. Strategi Lokasi

Lokasi perusahaan berada dijalur tol yang mendukung kegiatan pemasaran karena berada
dijalur trasportasi yang aman dan lancar sehingga lebih memudahkan pengangkutan produk
ketempat para agen.

4. Saluran Distribusi

Perusahaan menerapkan kebijakan untuk tidak mendistribusikan pakan secara langsung


ke agen, tetapi agenlah yang mengambil langsung ke perusahaan. Dengan demikian biaya
pendistribusian pakan tersebut untuk sampai kedaerah tujuan ditanggung sepenuhnya oleh para
agen. Demikian pula untuk pengambilan pakan tersebut hanya dikhususkan untuk para agen
yang telah ditunjuk atau yang telah terdaftar dan diakui oleh perusahaan, selain dari agen yang
terdaftar tersebut maka perusahaan tidak akan melayani. Demikian pula dalam penyaluran
produk, perusahaan hanya melayani para agen yang telah menjalin kerjasama, para peternak
besar dengan skala usaha diatas 50.000 ekor dan perusahaan yang bermitra dengan PT.JCI.
Selain dari ketiga kelompok ini, maka perusahaan tidak akan melayani.

5. Strategi Promosi

Promosi yang diterapkan oleh perusahaan lebih banyak melalui persentase kepada calon
pelanggan (personnel selling).
6. Karyawan

Perusahaan melakukan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan. Proses pemilihan


karyawan dilakukan secara selektif dan kondusif untuk menjaga produktifitas karyawan.

7. Proses.

Perusahaan menerapkan tahap order, tahap adminstrasi, tahap penjualan, dan tahap
pengangkutan produk ke agen.

8. Strategi segmentasi

Segmentasi yang dilakukan perusahaan adalah segmentasi geografi.

9. Strategi Posisi

Posisi perusahaan saat ini sedang dalam tahap kenaikan dan telah memiliki konsumen
dengan segmen yang tetap.

10.Strategi Hubungan Masyarakat

Perusahaan menerapkan terjadinya hubungan secara individu dengan para agen untuk
mendukung kegiatan usahanya. Salah satu usaha yang dilakukan yaitu dengan kunjungan
kedaerah para agen untuk membangun hubungan dan komunikasi yang baik, memberikan hadiah
pada hari raya seperti pemberian parcel, baju kaos dan spanduk berlogo perusahaan.

Analisis Faktor Eksternal dan Internal

Hasil klasifikasi faktor strategi internal (kekuatan dan kelemahan) bagi PT.Japfa Comfeed
Indonesia Tbk Unit Makassar dapat dilihat pada tabel 1.
29
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
Data faktor internal memperlihatkan terdapat 6 kekuatan dan 4 kelemahan yang ada pada
PT.JCI Unit Makassar. Faktor kekuatan dan kelemahan ini disusun berdasarkan bobot dampak
sangat penting dan tidak penting kekuatan dan kelemahan yang diberikan terhadap strategi
pemasaran perusahaan. Data juga memperlihatkan bahwa bobot kekuatan lebih besar
dibandingkan bobot kelemahan atau dengan kata lain perusahaan memiliki kekuatan yang lebih
besar dibandingkan kelemahan.

Faktor kekuatan diberikan rating skala 4 hingga 1 dan faktor kelemahan diberikan rating
skala 1 hingga 4 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap perusahaan. Hasil perkalian
antara bobot dengan rating merupakan skor faktor kekuatan dan faktor kelemahan. Total nilai
skor kekuatan dan kelemahan adalah (2.90).

Hasil klasifikasi faktor strategi ekternal perusahaan meliputi peluang dan acaman
diperlihatkan pada tabel 2.

Data pada tabel 2 memperlihatkan terdapat 5 peluang dan 5 ancaman yang dihadapi oleh
PT.JCI Cabang Makassar yang disusun berdasarkan bobot sangat penting hingga tidak penting
dampak peluang dan ancaman yang diberikan terhadap strategi pemasaran perusahaan. Data
memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan
ancaman yang akan dihadapi.
Peluang diberikan rating dengan skala terbesar 4 hingga skala terkecil 1 dan setiap
ancaman diberikan rating 1 hingga 4 didasarkan pada kondisi perusahaan. Hasil perkalian antara
bobot dengan rating merupakan skor bagi setiap faktor peluang dan ancaman. Total nilai skor
peluang dan ancaman adalah 2,70. Nilai skor ini diperlukan untuk matrik internal eksternal posisi
perusahaan dalam memasarkan pakan ayam ras. Nilai IFAS dan nilai EFAS perusahaan pada
matrik Internal Eksternal dapat diketahui pada matrik V (2.90 – 2,70)

Posisi matrik memiliki strategi yang

berbeda sebagai
berikut :
melalu
Posisi 1 = Strategi konsentrasi i
integrasi vertikal
melalu
Posisi 2 = Strategi konsentrasi i
integrasi horisontal
Posisi 3 = Strategi turnaround
Posisi 4 = Strategi stabilitas
melalu
Posisi 5 = Strategi konsentrasi i
integrasi horisontal/stabilitas
Posisi 6 = Strategi divestasi
Posisi 7 = Strategi diversifikasi konsentrik
Strategi diversifikasi
Posisi 8 = konglomerat
Posisi 9 = Strategi likuidasi atau bangkrut
Posisi perusahaan saat ini
berdasarkan
Internal Eksternal berada
Matrik pada tingkat

rata-rata pada faktor strategi internal (nilai 2,90) dan tingkat sedang pada faktor strategi eksternal
(nilai 2,70) sehingga strategi yang sesuai untuk ditetapkan adalah strategi pertumbuhan (growth
strategy). Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan asset, profit,
atau kombinasi dari ketiganya. Cara ini

30
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan berada dalam pertumbuhan yang cepat
dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk mencapai
critical mass (mendapat profit dari large-scale production) akan mengalami kekalahan, kecuali
jika perusahaan dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan.

Perusahaan dalam tahap mempertahankan pertumbuhan yang cepat selama mungkin


dapat melakukan strategi antara lain dengan meningkatkan kualitas produk, menambah model
ataupun segi produk lainnya, mencari segmen pasar yang baru. Golongan pembeli lain yang
selama ini belum mengetahui, belum berminat, ataupun belum membeli produk tersebut perlu
didorong untuk bersedia membeli. Selalu mencari saluran distribusi yang baru untuk lebih
mempersebar distribusinya. Dengan penambahan saluran distribusi baru ini pasarnya akan
semakin luas. Yang perlu pula adalah dengan mengadakan periklanan. Dalam hal ini, periklanan
yang dilakukan tidak lagi ditujukan untuk memperkenalkan produknya, tetapi ditujukan untuk
meyakinkan kepada pembeli bahwa produk perusahaan tersebut adalah yang terbaik. Jadi
perusahaan berusaha menciptakan pembelian berulang-ulang kepada pembeli. Perlu ditambahkan
bahwa dalam tahap ini, perusahaan harus mengambil keputusan tentang kapan harga itu akan
diturunkan. Ini dimaksudkan untuk menarik golongan pembeli yang peka terhadap harga.

Untuk mendukung strategi pertumbuhan tersebut, maka perusahaan dapat memanfaatkan


situasi pasar yang ada dengan menentukan segmen pasar yang paling potensial untuk dilayani
untuk menjamin peningkatan volume penjualan yang akan berpengaruh positif terhadap
peningkatan profit.
Analisis SWOT

Berdasarkan matrik EFAS dan matrik matrik IFAS dapat dijadikan landasan dalam
penyusunan alternatif strategi pemasaran bagi PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Makassar
dalam memasarkan pakan ayam ras pada unsur-unsur strenght (kekuatan), weakness(kelemahan),
opportunities (peluang), dan threats (ancaman) dari bauran pemasaran yang ada pada PT.Japfa
Comfeed Indonesia Unit Makassar adalah sebagai berikut :

a. Kekuatan

1. Perusahaan memasarkan pakan ternak ayam ras dengan produksi pakan berasal dari
bahan baku lokal yang sebagian besar berasal dari daerah yang ada di Sulawesi Selatan.

2. Lokasi perusahaan yang strategis dimana berada pada jalur tol dengan arus kendaraan
yang lancar dan mudah dijangkau

3. Merupakan salah satu pabrik pakan terbesar di Indonesia Timur dan memiliki jaringan
yang luas di kawasan Indonesia Timur.

4. Memiliki kerjasama yang baik dengan para agen sehingga loyalitas agen terhadap
perusahaan tetap terjaga dengan baik.

5. Ketat dalam quality control sehingga produk yang dihasilkan adalah kualitas yang terbaik
dan bermutu tinggi.

6. Harga yang ditawarkan layak bersaing dengan produk yang sejenis dari perusahaan
kompetitor.

7. Ketersediaan pakan yang selalu siap, sehingga kapan dibutuhkan oleh pembeli akan
selalu dipenuhi setiap saat.

b. Kelemahan
1. Perusahaan tidak memiliki sarana transportasi sendiri untuk memudahkan dan lebih
memperlancar pengangkutan

31
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
pakan ternak ayam ras ke tempat pembeli.

2. Perusahaan kurang melakukan promosi yang gencar karena masih bertahannya


pelanggan-pelanggan lama yang tetap eksis dengan perusahaan. Promosi yang dilakukan
lebih banyak dilakukan oleh Tehnical Service yang jumlahnya hanya 5 orang untuk
keseluruhan lokasi pemasaran.

3. Tidak ada penetapan harga jual resmi kepada komsumen, yang ada hanya penetapan
harga ke para agen sehingga kemungkinan akan terjadi harga jual tinggi yang
diberlakukan oleh beberapa agen ke konsumen.

4. Adanya sistem paket DOC dan pakan sehingga pelanggan baru atau peternak tidak bisa
membeli pakan saja tetapi harus dengan DOC dari perusahaan kecuali peternak yang
memiliki skala usaha diatas 50.000 ekor.

3. Peluang

1. Peningkatan populasi ternak ayam ras dari tahun ke tahun merupakan indikator bagi
peningkatan penjualan pakan ternak ayam ras. Semakin banyak orang memelihara ayam
ras, semakin tinggi pula tingkat penjualan pakan.

2. Semakin berkembangnya teknologi informasi, maka perusahaan sangat berpeluang untuk


memasuki pasar global karena adanya kemudahan akses yang akan meminimkan biaya
promosi dan pemasaran.

3. Ketersediaan bahan baku lokal seperti jagung, dedak, tepung batu, dsb yang merupakan
kebutuhan utama dalam produksi pakan ternak ayam ras.

4. Arus transportasi yang lancar, akan memudahkan akses pemasaran pakan ternak ayam ras
ke daerah-daerah tujuan.
5. Perlunya promosi yang agresif agar produk dikenal dan laku dipasarkan dengan
melakukan strategi pengembangan pasar yaitu melirik pasar-pasar potensial.

4. Ancaman

1. Munculnya perusahaan baru dengan menawarkan produk yang rendah dan layanan yang
lebih baik.

2. Promosi yang dilakukan oleh pesaing lebih gencar baik melalui media cetak ataupun
media elektronik.

3. Iklim usaha yang cepat berubah karena kondisi ekonomi menyebabkan peralihan usaha
dari peternakan ke usaha bidang lain.

4. Harga bahan baku yang berfluktuasi, yang disebabkan oleh tingkat stabilitas

ekonomi yang masih rendah yang akan mengkhawatirkan perusahaan.

Matrik ringkasan analisis SWOT yang berisikan keadaan internal dan eksternal perusahaan
dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
32
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
Ada empat hasil gabungan , yaitu : Kekuatan dan Peluang, Kekuatan dan Ancaman, Kelemahan
dan Peluang, serta Kelemahan dan Ancaman. Hal ini dapat menjadi landasan bagi PT.JCI Tbk
Unit Makassar dalam menerapkan strategi pemasaran selanjutnya. Adapun uraian dari gabungan
analisa SWOT tersebut adalah :

a. Strategi Kekuatan dan Peluang ( S-O)

1. Jaringan pemasaran dapat lebih meluas kedaerah-daerah potensial dengan melihat


peningkatan jumlah ternak ayam yang ada.

2. Ketersediaan bahan baku lokal akan memperlancar produksi perusahaan sehingga


ketersediaan jumlah pakan setiap saat yang tentunya akan memperlancar distribusi
pemasaran.

3. Teknologi informasi dapat memperluas jaringan pemasaran

4. Arus transportasi yang lancar dan kerjasama yang baik dengan para agen akan
meningkatkan pemasaran pakan ternak ayam ras.

b. Strategi Kelemahan dan Peluang (W – O)

1. Arus transporatasi yang lancar akan memudahkan dan meningkatkan pendistribusian


pakan kelokasi yang dituju.

2. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai upaya peningkatan pemasaran dan perluasan


wilayah promosi.

3. Untuk lebih memperluas wilayah pemasaran dan menambah pelanggan baru, penjualan
pakan dapat dilakukan tanpa adanya pembelian DOC.

c. Strategi Kekuatan Ancaman ( S – T )


1. Meningkatkan promosi pemasaran pakan ternak ayam ras kewilayah pelanggan lama atau
pelanggan baru yang akan dituju

2. Menyesuaikan harga dengan harga jual pesaing dan meningkatkan kualitas produk dan
pelayanan.

3. Memperhatikan kondisi ekonomi untuk mengantisipasi perubahan iklim usaha yang


sewaktu-waktu dapat berubah.

4. Penguatan hubungan dengan para agen agar kegiatan pemasaran tetap berlangsung.

d. Strategi Kelemahan dan Ancaman


(W–T)

1. Menerapkan metode promosi yang lebih selektif dan proaktif

2. Reanalisis keadaan ekonomi setiap saat

3. Peningkatan pelayanan dan manajemen guna memenangkan persaingan untuk menjaga


kepercayaan dan menigkatkan loyalitas pelanggan.

Analisis Matrik Internal dan Eksternal (IE)

Pada analisis ini berguna untuk mengetahui keadaan internal dan ekternal mempengaruhi
peruahaan. Dimensi utama adalah daya tarik pasar meliputi ukuran pasar, pertumbuhan pasar,
marjin laba, persaingan, teknologi, dan lingkungan yang dikategorikan sebagai faktor eksternal
dan kekuatan pasar yang berkaitan dengan kondisi perusahaan yang meliputi pangsa pasar, mutu,
riset dan pengembangan, manajemen, bahan baku, dsb, yang dikategorikan sebagai faktor
internal. Pada PT.Japfa Comfeed Tbk Unit Makassar, produk pakan ayam ras yang dipasarkan
kemudian dianalisis dengan matrik IE atau biasa disebut portofolio. Penilaian daya tarik pasar
dan kekuatan pasar dapat dilihat pada tabel 5.
Data faktor daya tarik pasar memperlihatkan total nilai skor untuk evaluasi faktor eksternal
adalah 3,10 sedangkan faktor

33
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
kekuatan pasar atau faktor internal memperlihatkan total nilai skor 2,60. Ini menandakan bahwa
faktor eksternal lebih besar daripada faktor internal.

Adapun hasil yang dicapai dalam analisis matrik internal dan eksternal dapat dilihat pada
tabel 6 berikut ini.

Pada matrik Internal dan Eksternal, produk pakan ternak ayam ras pada PT. Japfa Comfeed
Unit Makassar berada pada posisi kuadran II dengan EFE (3,10) dan EFI (2,60). Keadaan yang
terjadi pada produk pakan ternak ayam ras menunjukkan dalam masa pertumbuhan dan
pengembangan. Untuk masa mendatang, produk ini harus lebih intensif lagi dalam pemasarannya
karena memiliki investasi yang baik untuk dikembangkan. Strategi yang dilakukan pada produk
pakan ini adalah :

a. Merebut kepemimpinan pasar

b. Pertumbuhan tetap berdasarkan pada kekuatan produk

c. Perkuat daerah penjualan yang rapuh. Berdasarkan hasil analisis SWOT dan

pembahasan yang dilakukan terhadap proses pemasaran pakan ternak ayam ras yang dilakukan
pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Unit Makassar, maka dapat disimpulakan sebagai berikut :
1. PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Makassar dapat menerapkan strategi pertumbuhan
(growth strategy). Produk pakan ayam ras tersebut ditandai oleh peningkatan volume
penjualan yang cepat setiap tahunnya. Namun secara keseluruhan peningkatan volume
penjualan ini belum
menunjukkan jika perusahaan dapat menguasai pangsa pasar produk sejenis. Untuk
memenangkan pasar dalam pasar produk yang sama, maka perusahaan dapat melakukan
strategi SO, WO, ST, dan WT secara serentak.

2. Produk pakan ternak PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk Unit Makassar berada pada tahap
pertumbuhan dan pengembangan, ini terbukti dengan berada pada kuadran 2. Untuk itu strategi
yang bisa dilakukan yaitu dengan merebut kepemimpinan pasar, pertumbuhan tetap berdasar
pada kualitas produk dan meningkatkan atau memperkuat daerah pemasaran yang rapuh.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya dapat simpulkan
bahwa efektivitas dan kontribusi pajak restoran secara keseluruhan dan berdasarkan
klasifikasinya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serang adalah sebagai
berikut:

1. Efektivitas pemungutan pajak restoran secara keseluruhan selama tahun 2009-2013 sudah
sangat efektif dengan rata-rata tingkat efektivitas pertahun sebesar 120,87% namun, jika
dilihat berdasarkan klasifikasinya ada dua jenis pajak yang dikatakan sangat efektif yaitu
pajak restoran dan pajak katering dengan rata-rata tingkat efektivitas masing-masing
pertahun sebesar 123,62% dan 528,02%, sedangkan untuk pajak rumah makan termasuk
dalam kriteria kurang efektif dengan rata-rata tingkat efektivitas sebesar 63,73% dan untuk
pajak cafe termasuk dalam kriteria tidak efektif dengan rata-rata tingkat efektivitas pertahun
sebesar 54,13%.

2. Penerimaan pajak restoran secara keseluruhan maupun berdasarkan klasifikasinya pada


tahun 2009-2013 masih sangat kurang memberikan kontribusi dalam peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serang dengan rata-rata tingkat kontribusi pertahun
pajak restoran secara keseluruhan sebesar 1,02%.

34
JBBE, Vol.08, No.1, Feb. 2015 ISSN: 2087-
040X
E. SARAN

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh PT.Japfa Comfeed Inonesia Tbk Unit Makassar dalam
memasarkan produk pakan ternaknya adalah sebagai berikut :

1. Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing, melalui respon secara
terus menerus terhadap peluang dan ancaman eksternal maupun kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat mempengaruhi suatu organisasi. Keberhasilan suatu strategi sangat
ditentukan oleh seberapa besar tingkat kesesuaian strategi tersebut dengan situasi eksternal
seperti tingkat permintaan pasar, tingkat persaingan, dan perkembangan teknologi
informasi serta kondisi internal seperti kapasitas produksi dan tingkat produktivitas dari
perusahaan itu sendiri.

2. Perusahaan harus senantiasa mengamati perubahan situasi ekternal dan perkembangan


usahanya agar dapat menganalisa apakah strategi yang digunakan masih sesuai dengan
situasi dan kondisi saat ini agar misi dan visi perusahaan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Amier, N.R. 2003. Pendekatan Analisis SWOT Pada Strategi Pemasaran Rumput Laut.Program
Studi Magister Manajemen Pascasarjana UNHAS: Makassar.

Badan Pusat Statistik, 2004. Makassar dalam Angka 2004. Badan Pusat Statistik Sulawesi
Selatan.

Dinas Peternakan, 2005. Statistik Peternakan Tahun 2005. Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi
Selatan.

Kahlil, Suryahadi. 1997. Poultry Indonesian


No.213. November 1997.

Kartadisastra. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam.

Kanisius: Yogyakarta.
Keegan, Warren J. 2005. Manajemen Pemasaran Global. Edisi Bahasa Indonesia.
Prehalindo:Jakarta.

Kotler, P. 2003. Marketing Management. 10 th (Millenium) Edition. Prentice Hall Inc: USA.
Porter, M.E. 2005. Keunggulan Bersaing Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul.
Binarupa Akasara: Jakarta.

Program Pasca Sarjana UNHAS. 2006.

Pedoman Penulisan tesis dan Desertasi. Makassar.

Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.

Rasyaf, M. 1994. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Fakultas Peternakan

Rasyaf, M. 1994. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya: Jakarta.

Sevilla. G, Ochave, Jesus., Uriarte, Gabriel., 1993. Pengantar Metode Penelitian. Universitas
Indonesia, Jakarta.

Siagian, S.P. 2002. Manajemen Strategik. Bumi Aksara: Jakarta.

Siregar, A.R. 2000. Desertasi Pencapaian Maksimasi Laba Peternakan Ayam Pedaging Melalui
Berbagai Model Usaha di Sulsel. Pascasarjana UNHAS: Makassar.

Suwarta, F.X. 1994. Resiko Dalam Pengunggasan. Poultry Indonesia No.169 Maret 1999.

Swastha, B. 2005. Azas-Azas Marketing. Edisi II. Liberty: Yogyakarta.

Wicaksana, E.A. Analisis Strategi Pemasaran

Produk Perikanan (Udang Windu Beku).


PT.Inti Aquatic Perdana. Program Studi

Agribisnis Pascasarjana UNHAS.

Makassar.
3
5

Você também pode gostar