Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PROPOSAL SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
Surakarta
2016
2
PERSETUJUAN
Tahun: 2016
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,...........................
PROPOSAL PENELITIAN
I. Nama Peneliti :
V. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu “Adakah hubungan frekuensi olahraga
dengan dismenore pada mahasiswi semester VI program studi
kedokteran UNS?”
2. Manfaat Aplikatif
7
a. Dismenore Primer
Banyak teori yang telah dikemukakan untuk
menjelaskan penyebab-penyebab dismenorea primer tetapi
sampai saat ini patofisiologinya masih belum jelas dimengerti.
Menurut Simanjuntak (2008), penyebab yang saat ini dipakai
untuk menjelaskan dismenorea primer, yaitu:
1) Faktor kejiwaan
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,
apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik
tentang proses haid, mudah timbul dismenorea.
2) Faktor konstitusi
Faktor ini maksudnya adalah faktor yang
menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri. Faktor-
faktor yang termasuk dalam hal ini adalah anemia,
penyakit menahun, dan sebagainya.
3) Faktor obstruksi kanalis servikalis
Teori stenosis/obstruksi kanalis servikalis adalah
teori yang paling tua untuk menjelaskan proses terjadinya
dismenorea. Pada wanita dengan uterus hiperantefleksi
mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan
tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang
penting sebagai penyebab dismenorea.
4) Faktor endokrin
9
a) Adenomiosis
Merupakan suatu keadaan patologis yang ditandai
dengan adanya invasi jinak endometrium ke komponen
otot uterus (miometrium), sering juga terdapat
pertumbuhan berlebihan dari komponen otot (Smith,
2003).
Didapatkan penebalan dinding uterus, dengan
dinding posterior biasanya lebih tebal. Uterus umumnya
berbentuk simetrik dengan konsistensi padat (Prabowo,
2008).
b) Mioma
Penyakit ini sering terjadi pada wanita usia 40
tahun ke atas, kira-kira sebanyak 30% (Smith, 2003).
Penyakit ini merupakan suatu tumor yang bisa terjadi di
uterus, serviks, ataupun ligamen. Hal yang membuat
dismenorea pada penyakit ini adalah oleh karena
distorsi pada uterus dan kavitas uteri (Smith, 2003).
c) Polip Endometrium
Polip adalah suatu bentuk tumor jinak yang
patogenesis utamanya dipegang oleh estrogen yang
berakibat timbulnya tumor fibromatosa baik pada
permukaan atau pada tempat lain (Joedosepoetro dan
Sutoto, 2008). Polip terbagi menjadi 3 macam, yaitu
polip endometrium, adenoma-adenofibroma, dan
mioma submukosum (Joedosepoetro dan Sutoto, 2008).
d) Intrauterine Contraceptive Devices (IUD)
Kontrasepsi intrauterin merupakan penyebab
iatrogenik dismenorea sekunder yang paling banyak
(Smith, 2003). Hal ini diakibatkan oleh adanya
keberadaan benda asing di dalam uterus sehingga saat
kontraksi uterus akan timbul rasa nyeri (Smith, 2003).
11
e) Infeksi
Terdapatnya infeksi aktif biasanya akan terdeteksi
sebagai fase akut (Smith, 2003). Infeksi akan
menyebabkan rasa nyeri pada waktu menstruasi, buang
air besar, atau saat aktivitas berat (Smith, 2003).
f) Penyaki-penyakit jinak pada vagina dan serviks
Penyakit jinak yang termasuk dalam bagian ini
adalah stenosis serviks dan lesi-lesi jinak pada vagina
dan serviks (Smith, 2003). Namun, penyakit jinak
tersebut tidak sering meyebabkan dismenorea sekunder.
2) Penyebab Ekstrauterin
a) Endometriosis
Endometriosis adalah suatu keadaan di mana
jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di
luar kavum uteri dan miometrium (Prabowo, 2008).
Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma.
Jaringan patologis ini bisa terdapat di tuba uterina dan
rongga pelvis (Smith, 2003).
b) Tumor
Jaringan tumor yang menyebabkan dismenorea
sekunder bisa bersifat benigna atau maligna. Struktur
dari tumor tidak hanya fibroid tetapi juga struktur lain
memungkinkan untuk terjadinya dismenorea sekunder.
Jaringan tumor di ekstrauterin bisa terdapat di ovarium,
tuba uterina, dan vagina (Smith, 2003).
c) Inflamasi
Inflamasi kronik bisa menjadi penyebab terjadinya
nyeri pelvis kronik dan dismenorea sekunder (Smith,
2003). Pada penderita akan ditemukan riwayat penyakit
dahulu berupa proses penyakit kronik, misalnya
tuberkulosis (Smith, 2003).
12
d) Adesi
Adesi merupakan suatu proses yang timbul akibat
proses inflamasi lama atau intervensi bedah yang akan
berakibat pada nyeri pelvis dan dismenorea sekuder
(Smith, 2003).
e) Psikogenik
Penyebab ini sangatlah jarang ditemui untuk
dismenorea sekunder. Hal ini dikarenakan psikis lebih
berperan dalam dismenorea primer daripada
dismenorea sekunder (Smith, 2003).
f) Sindroma kongestif pelvis
Sindroma ini merupakan gabungan dari gejala
nyeri pelvis kronik dan keluhan dismenorea berulang
yang mana tidak ada temuan klinik yang berarti pada
pemeriksaan. (Smith, 2003).
4. Patofisiologi
B. Olahraga
1. Pengertian
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana,
terstruktur, dan berkesinambungan yang melibatkan gerakan
tubuh berulang-ulang dengan aturan-aturan tertentu yang
ditujukan untuk meningkatan kebugaran jasmani dan prestasi
(Kemenkes, 2015).
2. Jenis – jenis
15
1. Pengertian
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan cepat dan
terjadi perubahan signifikan pada komposisi tubuh yang
mempengaruhi aktivitas fisik dan respon terhadap
olahraga/latihan. Namun, pada kenyataannya manusia sering
mengabaikan keadaan fisik mereka (Sizers & Whitney, 2006)
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,
berasal dari bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan
orang-orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja
tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan.
Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu
mengadakan reproduksi (Ali & Asrori, 2006).
Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2004), masa remaja adalah
masa peralihan, ketika individu tumbuh dari masa anak-anak
menjadi individu yang memiliki kematangan. Pada masa
tersebut, ada dua hal penting menyebabkan remaja melakukan
pengendalian diri.
Dua hal tersebut adalah hal yang bersifat eksternal, yaitu
adanya perubahan lingkungan dan hal yang bersifat internal,
yaitu karakteristik di dalam diri remaja yang membuat remaja
relatif.
2. Rentang umur
Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik
awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini
(Romauli, 2009). Masa remaja adalah masa transisi yang
ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Batasan
usia remaja menurut WHO adalah usia 12 sampai 24 tahun.
Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Usia remaja dibagi atas 3 tahapan yakni : remaja awal (10
21
X. Hipotesis
Terdapat hubungan frekuensi olahraga dengan dismenore pada
mahasiswi semester VI Program Studi Kedokteran UNS
24
Keterangan:
n : jumlah sampel
q : (l – p) – 1-0,877 – 0,123
Penghitungan:
I. Cara Kerja
1. Persiapan
28
a. Penyusunan proposal
b. Validasi proposal
c. Kuisioner
2. Proses pengumpulan data
a. Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian
yang akan dilakukan. Kemudian mempersilakan calon
responden menandatangani informed consent apabila bersedia
menjadi responden dan mengisi biodata diri.
b. Responden mengisi kuesioner L-MMPI untuk mendeteksi
kebohonganresponden. Bila didapatkan angka >10 untuk
jawaban “tidak” makaresponden invalid dan dikeluarkan dari
sampel penelitian.
c. Peneliti melakukan restriksi terhadap responden dengan
menerapkankriteria inklusi dan eksklusi sehingga didapatkan
jumlah total akhirsampel yang memenuhi kriteria tersebut.
d. Responden mengisi kuesioner untuk mengetahui derajat
dismenore.
3. Melakukan analisis dari data yang diperoleh.
4. Pengolahan data
5. Entry data
6. Cleaning data
7. Tabulasi data
8. Analisis data
9. Pelaporan hasil penelitian
J. Rancangan Penelitian
Populasi
Purposive sampling
2016
No Kegiatan Penelitian
Maret April Mei Juni Juli
1 Pengajuan judul
2 Pembuatan proposal
3 Seminar proposal
4 Perijinan penelitian
5 Pengumpulan data
6 Analisis data
7 Penyusunan hasil
penelitian
8 Ujian hasil penelitian
31
Guyton A.C. and Hall J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Irawati,
et.al., trans., L.Y. Rachman, et.al., eds.). 11ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC (Original book published 2006), pp: 1072-3.
Hestiantoro, A., Natadisastra, M., Sumapraja, K., Wiweko, B., Pramata, G.,
Situmorang, H., & Kemal, A. (2012). Best Practices On Imperial.
Jakarta: Sagung Seto
IDAI (2014) Manfaat Olahraga bagi kesehatan anak dan remaja Diakses pada
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/manfaat-olahraga-
bagi-kesehatan-anak-dan-remaja - Maret 2016.
33
Joedosepoetro M.S. and Sutoto. 2008. Tumor Jinak pada Alat-Alat Genital. In:
Winkjosastro H., Saifuddin A.B., Rachimhadhi T. (eds.). Ilmu
Kandungan. 2ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, pp:
337-8.
Kelly (2007) Dalam Pratiwi AM. (2012). Hubungan Antara Aktivitas Olahraga
dengan Sindrom Premenstruasi pada Anggota Perempuan UKM INKAI
UNS. Fakultas Kedokteran. UNS. Surakarta.
Lee LK, Chen PCY, Lee KK, Kaur J (2006). Menstruation among adolescent
girls in Malaysia: a cross-sectional school survey. Singapore Med J.
47(10):869
Sizer FS, Whitney E (2006). Child, Teen, and Older Adult In: Nutrition
Concepts and Controversies, 10th Edition. South Melbourne, Victoria:
Thomson Wadsworth; p. 53.