Você está na página 1de 7

E.

Data pengamatan
Minggu Bahan Pertambahan Pertambahan Jumlah Daun
ke- Panjang Batang Cabang
1. -FedTa Belum tumbuh 0 -
daun
-MgSO4 Belum tumbuh 0 -
daun
-KNO3 19 cm 1 Terdapat 2 daun
-KHPO4 Belum tumbuh 0 -
daun
-CaCl Belum tumbuh 0 -
daun
Komplit 12 cm 1 Terdapat 2 daun
2. -FedTa 18 cm 1 Terdapat 2 daun

-MgSO4 15 cm 1 Terdapat 2 daun


-KNO3 32 cm 2 Terdapat 5 daun
-KHPO4 19 cm 1 Terdapat 2 daun
-CaCl 17,5 cm 1 Terdapat 2 daun
Komplit 18 cm 1 Terdapat 4 daun
3. -FedTa 48 cm 2 Terdapat 6 daun
-MgSO4 44 cm 2 Terdapat 7 daun
-KNO3 81 cm 3 Terdapat 6 daun
-KHPO4 46 cm 2 Terdapat 5 daun
-CaCl 40 cm 2 Terdapat 7 daun
Komplit 40 cm 2 Terdapat 9 daun
4. -FedTa 60 cm 2 Terdapat 11 daun
-MgSO4 55 cm 3 Terdapat 8 daun da nada
yang sedikit menguning.
-KNO3 86 cm 4 Terdapat 3 daun tetapi
layu
-KHPO4 67 cm 2 Terdapat 12 daun
-CaCl 52 cm 2 Terdapat 9 daun
Komplit 44 cm 3 Terdapat 11 daun

F. Analisis Data
G. Pembahasan
1. -Fedta
Besi diambil oleh tanaman dalam bentuk ion ataupun dalam bentuk garam-garam
kompleks organik (chelate) dan dapat juga diabsorpsi oleh daun apabila besi sulfat atau
kompleks Fe organik diberikan melalui daun. Walaupun Fe3+ dapat diabsorpsi oleh
tanaman, tetapi dalam proses metabolisme ion Fe2+ yang aktif. Kadar Fe sebesar 50 – 250
ppm dalam tanaman dinilai cukup (Filter, 1991).
Pada perlakuan -Fe dapat diamati perbedaan pertumbuhan dari minggu ke-1 sampai ke-
4. Untuk pertumbuhan akar, batang maupun daun mengalami pertumbuhan yang baik, yaitu
mengalami kenaikan secara signifikan. Jumlah daun mengalami pertambahan. Menurut
Rosmarkam dan Yuwono (2002) fungsi besi bagi tanaman adalah pembentukan zat hijau
daun (klorofil), pembentukan karbohidrat, lemak dan protein, berperan dalam
perkembangan kloroplas. Tanpa adanya unsur Fe disini tidak mempengaruhi pertumbuhan
tanaman, karena unsur Fe disini dapat digantikan oleh unsur lain misalnya N yang
fungsinya sama yaitu pembentukan klorofil dan pembentukan protein. Didukung oleh
pernyataan Filter dan Hay (1991) Nitrogen merupakan bagian dari klorofil, pigmen hijau
dari tanaman yang bertanggung jawab untuk fotosintesis, serta dalam pembentukan protein
dan asam nukelat Namun kemungkinan tetap saja bekerjanya kurang optimal karena setiap
unsur memiliki peran yang spesifik. Selain itu adanya unsur-unsur lain juga mempengaruhi
pertumbuhan tanaman juga baik. Kesalahan dalam praktikum juga dapat mempengaruhi
data misalnya kesalahan pengukuran, kesalahan dalam menghitung jumlah akar dll.
Menurut Filter (1991) defisiensi zat besi sesungguh-nya jarang sekali terjadi. Gejala-gejala
yang tampak pada daun muda, mula-mula secara setempat-tempat berwarna hijau pucat
atau hijau kekuningan-kuningan, sedang tulang-tulang daun tetap berwarna hijau serta
jaringan-jaringannya tidak mati. Selanjutnya pada tulang-tulang daun terjadi klorosis yang
tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna kuning dan ada pula yang menjadi putih.
Gejala selanjutnya yang paling hebat terjadi pada musim kemarau, daun-daun muda yang
banyak yang menjadi kering dan berjatuhan. Tidak terjadinya klorosis disini karena masih
adanya unsur N dan Mg sebagai pembentuk klorofil. Didukung oleh pendapat Terry dan
Ulrich (1993) unsur pembentuk klorofil adalah N, Mg, Fe.
2. -MgSO4
Magnesium (Mg) di ambil oleh tumbuhan dalam bentuk Mg2+ (Campbell et al, 2010).
Mg merupakan satu-satunya ion logam yang terdapat dalam molekul klorofil dan
merupakan inti klorofil. Banyak enzim yang ikut serta dalam metabolisme karbohidrat
membutuhkan Mg sebagai aktivator (Anhar, 2006).
Pada pengamatan tumbuhan yang diberikan larutan Mg dari minggu ke-1 sampai
minggu ke-6. Pada perlakuan ini pada minggu terakhir daun sedikit menguning yang
menandakan adanya klorosis. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya konsentrasi
Mg sehingga daun mengalami klorosis. Sesuai dengan (Campbell et al, 2010) yang
menyatakan fungsi magnesium sebagai komponen klorofil dan mengaktivasi berbagai
macam enzim. Apabila kekurangan magnesium berarti akan mempengaruhi kadar
klorofilnya. Jadi, apabila kadar klorofil sedikit, akan mempengaruhi proses fotosintesis.
Proses fotosintesis tidak akan berjalan dengan baik. Sesuai dengan (Anhar, 2006)
menyatakan bahwa Kekurangan unsur ini akan menyebabkan klorosis pada tanaman dan
menghambat reaksi gelap pada proses fotosintesis.
3. -KNO3
Pada perlakuan –KNO3 terdapat dua unsur yang berperan penting pada tumbuhan yaitu
kalium (K) dan nitrogen (N). Nitrogen adalah unsur hara keempat yang paling melimpah
pada tanaman. Merupakan unsur esensial dari protein, asam nukleat, hormon, klorofil, dan
berbagai fungsi penting lainnya dan konstituen tanaman sekunder (Hopkins, 2014).
Nitrogen di ambil oleh tumbuhan dalam bentuk NO3- dan NH4+. Nitrogen dapat dipecah
oleh bakteri pemfiksasi yang dapat mengubah gas Nitrogen (N2) menjadi NH3 (Campbell
et al, 2010).
Pada perlakuan tanaman yang diberi larutan nitrogen dapat diamati perbedaan
pertumbuhan dari minggu ke-1 sampai ke-4. Pertumbuha panjang batang dan jumlag daun
meninkat secara signifikan. Hal ini karena masih terdapat unsur-unsur lain yang dapat
menggantikan fungsi nitrogen. Menurut (Campbell et al, 2010) menyatakan fungsi (N)
adalah sebagai komponen asam nukleat, protein, hormon, klorofil dan koenzim. Fungsi-
fungsi ini dapat digantikan oleh keempat unsur yang lainnya seperti klorofil dan
pengaktivan enzim dapat digantikan oleh (Mg), asam nukleat dan koenzim di gantikan oleh
(P).
Tanaman yang kekurangan nitrogen anakannya sedikit dan pertumbuhannya kerdil.
Daun berwarna hijau kekuning-kuningan dan mulai mati dari ujung kemudian menjalar ke
tengah helai daun (Patti et al, 2013). Namun tanaman yang kelebihan nitrogen pun akan
mengalami kerusakan karena setiap tanaman mempunyai batas-batasnya tersendiri. Sesuai
dengan (Sonbai et al, 2013). Menyatakan bahwa kelebihan unsur hara nitrogen dapat
meningkatkan kerusakan akibat serangan hama dan penyakit, dan tanaman lebih mudah
rebah.
4. -KHPO4
Pada perlakuan -KHPO4 terdapat dua unsur yang sangat berperan yaitu kalium (K) dan
phospat (P). Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat (H2PO4-) dan ion
ortofosfat sekunder (HPO4-). Unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk
pirofosfat dan metafosfat, bahkan kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa
oraganik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin. (Filter, 1991). Terdapat
sembilan unsur esensial disebut makronutrien (macronurient) karena tumbuhan
memerlukan unsur tersebut dalam jumlah besar. Enam diantaranya adalah komponen
utama senyawa organik yang membentuk struktur tumbuhan, yaitu Karbon, Oksigen,
Hidrogen, Nitrogen, Fosfor, dan Sulfur. Ketiga makronutrien yang lain adalah Kalium,
Kalsium, dan Magnesium. Delapan unsur esensial lainnya disebut mikronutrien
(micronutrient) karena tumbuhan membutuhkan unsur tersebut dalam jumlah kecil.
Pada perlakuan –KHPO4 dapat diamati perbedaan pertumbuhan dari minggu ke-1
sampai minggu ke-4. Untuk pertumbuhan batang maupun daun mengalami pertumbuhan
yang baik, yaitu mengalami kenaikan secara signifikan. Jumlah daun juga mengalami
pertambahan. Menurut Thompson dan Troeh (1978) bahwa fosfat dibutuhkan oleh tanaman
untuk pembentukan sel pada jaringan akar dan tunas yang sedang tumbuh.. Tidak adanya
unsur fosfor disini tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena unsur fosfor disini
dapat digantikan oleh unsur lain misalnya N yang fungsinya sama yaitu dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Didukung oleh pernyataan Sarief (1985)
ketersediaan unsur N pada tanaman dapat membantu pembentukan klorofil dan dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Nitrogen sangat diperlukan dalam pembentukan
bagian – bagian vegetativ seperti daun, batang dan akar. Namun kemungkinan tetap saja
bekerjanya kurang optimal karena setiap unsur memiliki peran yang spesifik. Selain itu
adanya unsur-unsur lain juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman juga baik. Menurut
Hopskin (2004) Karakteristik utama defisiensi adalah berkurangnya warna hijau pada daun.
Terkadang, pigmen biru dan ungu terakumulasi sehingga memberikan warna daun hijau
keunguan dan menyebabkan titik nekroses. Pada beberapa kasus, pigmen biru dan ungu
juga terakumulasi. Tidak terjadinya klorosis juga kemungkinan disebabkan fosfor tidak
berperan dalam pembentukan klorofil namun hanya berperan dalam pertumbuhan sistem
perakaran dan organ generative. Didukung oleh pernyataan Cahyono (1998) menyatakan
bahwa peranan zat hara fosfat pada tanaman adalah untuk pertumbuhan akar, pembentukan
bunga, pembentukan buah dan biji, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, dan
meningkatkan hasil dan mutu. Diperkuat oleh pendapat Terry dan Ulrich (1993) unsur
pembentuk klorofil adalah N, Mg, Fe.
5. –CaCl
Kalsium diambil dalam bentuk kation divalent (Ca2+). Kalsium banyak terdapat di tanah
dan jarang mengalami kekurangan. Kalsium penting karena berperan dalam mitosis spinle
selama pembelahan sel dan membentuk kalsium di lamela tengah dai sel. Kalsium juga
dibutuhkan untuk intregitas fisik dan messenger kedua pada bebrapa hormon dan respon
lingkungan (Hopkins, 2004).
Pada perlakuan -Ca dapat diamati perbedaan pertumbuhan dari minggu ke-1 sampai
ke-4. Untuk batang maupun daun mengalami pertumbuhan yang baik, yaitu mengalami
kenaikan secara signifikan. Jumlah daun maupun jumlah akar juga mengalami
pertambahan. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002) fungsi kalsium bagi tanaman
adalah merangsang pertumbuhan bulu-bulu akar, pembuatan protein atau bagian aktif dari
tanaman, memperkeras batang tanmaan dan sekaligus merangsang pembentukan biji,
menetralisir asam-asam organic yang dihasilkan pada saat metabolism dan kalsium yang
terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisir senyawa atau suasana keasaman tanah.
Tidak adanya unsur Ca disini tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena dapat
digantikan oleh unsur lain yang menyebabkan pertumbuhan tanaman tetap baik. Namun
kemungkinan tetap saja bekerjanya kurang optimal karena setiap unsur memiliki peran
yang spesifik. Kesalahan dalam praktikum juga dapat mempengaruhi data misalnya
kesalahan pengukuran, kesalahan dalam menghitung jumlah akar dll.Warna daun dan
keadaan daun dari minggu ke-1 sampai ke-4 berwarna hijau dan keadaannya masih segar,
hal ini menunjukkan bahwa tanaman ini tidak kekurangan nutrisi kalsium. Pada perlakuan
Ca tidak terjadi adanya klorosis juga kemungkinan disebabkan kalsium tidak berperan
dalam pembentukan klorofil namun hanya berperan dalam pertumbuhan organ vegetative
dan metabolism tumbuhan. Didukung oleh pernyataan Hopkins et al., (2009).menyatakan
Kalsium memiliki peran yang baik untuk menyokong pertumbuhan. Kalsium juga memiliki
peran dalam fungsi membran serta memiliki peran penting dalam regulasi dan aktivitas
beberapa enzim. Diperkuat oleh pendapat Terry dan Ulrich (1993) unsur pembentuk klorofil
adalah N, Mg, Fe.
6. Lengkap
Larutan lengkap yang dimaksud adalah larutan yang mengandung unsur Nitrogen (N),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Kalium (K) dan Phospor (P). Unsur-unsur ini merupakan
unsur esensial dan termasuk dalam unsur makronutrient. Sesuai dengan (Campbell et al,
2010) menyatakan bahwa unsur esensial makronutrien merupakan komponen utama
senyawa-senyawa organik yang membentuk struktur tumbuhan yaitu Karbon (C), Oksigen
(O2), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Fosfor (P), Sulfur (S), Kalium (K), Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg). Sedangkan unsur Besi (Fe) merupakan unsur mikronutrient.
Pada perlakuan tanaman yang diberi larutan lengkap dapat diamati perbedaan
pertumbuhan dari minggu ke-1 sampai minggu ke-4. Panjang batang jumlah daun terus
bertambah. Sesuai dengan (Campbell et al, 2010) menyatakan bahwa Unsur esensial
(essential element) merupakan unsur kimiawi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
menyelesaikan siklus hidupnya dan menghasilkan generasi yang lain.
Unsur esensial berperan spesifik yang tidak bisa diganti oleh unsur lain, sehingga
apabila terjadi difisiensi salah satu unsur maka akan terjadi kerusakan atau terhambatnya
pertumbuhan. Misalnya difisiensi magnesium. Salah satu komponen klorofil, akan
menyebabkan klorosis pada daun. Sesuai dengan (Campbell et al, 2010) magnesium
berfungsi sebagai komponen klorofil, dan mengaktivasi berbagai macam enzim. Tetapi
pada perlakuan ini tidak terjadi adanya klorosis, mungkin dikarenakan unsur yang
dibutuhkan oleh atanaman sudah tersedia dengan baik.

Daftar Rujukan
Anhar, S. 2006. Kandungan Magnesium Pada Biomassa Tanaman Acacia Mangium Willd Dan
Pada Podsolik Merah Kuning Di Hphti Pt Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Cahyono. 1998. Tembakau Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius
Campbell, N.A. & Reece, J.B. 2010. Biologi edisi delapan jilid dua. Jakarta: Erlangga.
Campbell, Reece, et al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press.
Yogyakarta.
Fitter A.H. dan Hay, R.K.M. (1991), Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Hopkins, W. dan Hiiner, N. 2009. Introduction to Plant Physiology Fourth Edition. Western
Ontario: John Wiley & Sons, Inc.
Hopkins, W.G. 2004. Introduction to Plant Physiology. 3rd.Huner NPA. USA: Jhon Wiley dan
Sons.
Patti, P.S., Kaya, E., & Silahooy, C. 2013. Analisis Status Nitrogen Tanah Dalam Kaitannya
Dengan Serapan N Oleh Tanaman Padi Sawah Di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu,
Kabupaten Seram Bagian Barat. Agrologia, Vol. 2, No. 1, 2013, Hal. 51-58.
Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Kanisius.
Sarief, 1985. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung
Sonbai, J.H.H., Prajitno, D., & Syukur, A. 2013. Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Pada Berbagai
Pemberian Pupuk Nitrogen Di Lahan Kering Regosol. Ilmu Pertanian Vol. 16 No.1,
2013: 77-89.

Terry N, A Ulrich. 1993. Effect of Phosporus Deviciency on the Photosinthesis and Respiration
of Leaves in Sugar Beat. Plant Physiologi. 51 : 43-47
Thompson, L.M. and F.R. Troeh. 1978. Soil and Fertility. New York, Mc Graw-Hill Book
Company. 368 p.

Você também pode gostar