Você está na página 1de 4

TRANSPLANTASI GINJAL

Oleh : dr. Nanda Daniswara, Sp.U

Spesialis Urologi RSUP dr. Kariadi Semarang

Transplantasi ginjal/cangkok ginjal


adalah suatu tindakan dengan
menggunakan ginjal sehat yang
didonorkan melalui prosedur
pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal
dari individu yang masih hidup (donor
hidup) atau yang baru saja meninggal
(donor kadaver). Ginjal yang
ditransplantasikan selanjutnya akan
mengambil alih fungsi kedua ginjal yang
sudah rusak. Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak banyak berperan tetap berada pada
posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeksi
atau tekanan darah tinggi.

Transplantasi ginjal hingga saat ini masih merupakan terapi pengganti ginjal yang
paling ideal karena menghasilkan pemulihan yang lebih baik dibandingkan dialisis.
Transplantasi ginjal merupakan transplantasi yang paling banyak dilakukan dan pasien dapat
mencapai lama hidup paling panjang dibanding transplantasi organ tubuh lainnya.
PROSEDUR TRANSPLANTASI GINJAL

Agar transplantasi ginjal berhasil dengan baik, ginjal yang didonorkan harus
mempunyai kecocokan secara imunologi dengan penerima ginjal transplantasi (resipien).
Selain golongan darah yang harus sama, keberhasilan transplantasi ginjal ditentukan oleh
kecocokan antigen yang dikenal dengan nama HLA (human leukocyte antigen) antara donor
dan resipien. Waktu paruh ginjal cangkok pada HLA identik adalah 20-25 tahun, HLA yang
sebagian cocok (one-haplotype match) adalah 11 tahun dan pada donor jenazah adalah 7
tahun.

Prosedur transplantasi ginjal adalah dengan menempatkan ginjal baru pada rongga
perut bagian bawah (dekat daerah panggul) agar terlindung oleh tulang panggul. Pembuluh
nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena) dari ginjal “baru” ini dihubungkan ke arteri
dan vena tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring.
Saluran kemih dari ginjal baru selanjutnya dihubungkan ke kandung kemih agar urin dapat
dialirkan keluar. Lama operasi berkisar antara 3-4 jam, namun apabila terdapat penyulit,
lama operasi dapat lebih panjang.

Bila kondisi pasien dan fungsi ginjal sudah relatif stabil, pasien dapat keluar dari
rumah sakit, dan biasanya dalam kurun waktu 1-2 minggu setelah transplantasi.

PERAWATAN SETELAH TRANSPLANTASI GINJAL

Keberhasilan transplantasi ginjal sangat bergantung pada beberapa faktor, biasanya


angka keberhasilan sekitar 89-95% pada tahun pertama setelah operasi. Untuk menunjang
keberhasilan transplantasi, pasien disarankan untuk:

1. Pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebanyak seminggu sekali dan
mengikuti anjuran/ saran yang diberikan.

2. Mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan termasuk obat imunosupresan dalam dosis


dan waktu yang dianjurkan oleh dokter. Pasien disarankan untuk menggunakan pengingat
untuk mengkonsumsi obat (misal menggunakan pengingat di handphone).

3. Secara rutin melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa ginjal baru
dapat bekerja dengan baik.
4. Menerapkan gaya hidup sehat, termasuk diet yang sesuai, olah raga yang disesuaikan,
menghentikan kebiasaan merokok dan menurunkan berat badan apabila diperlukan.

5. Berdiskusi/ berkonsultasi dengan dokter apabila terjadi kondisi berikut ini:

a. Sakit, luka atau cedera, terutama yang tidak kunjung sembuh.


b. Gejala infeksi saluran kemih seperti sering kencing, rasa nyeri/ terbakar saat
kencing, urin keruh atau berwarna merah atau berbau menyengat.
c. Gejala infeksi saluran nafas seperti batuk, penyempitan jalan nafas, hidung berair,
tenggorokan sakit/ gatal, atau demam.
REAKSI PENOLAKAN TUBUH

Reaksi penolakan tubuh yang mempengaruhi keberhasilan transplantasi ginjal


dibedakan menjadi 2:

1. Reaksi penolakan akut


Biasanya terjadi selama 1 tahun pertama setelah transplantasi dan biasanya dapat
ditangani dengan baik. Dokter dapat menilai adanya penolakan akut dari hasil pemeriksaan
laboratorium (kadar ureum dan kreatinin) dan melalui biopsi. Beberapa gejala yang dapat
dirasakan oleh pasien, antara lain: penurunan volume urin, rasa sakit pada ginjal.

2. Reaksi penolakan kronis


Biasanya terjadi secara perlahan-lahan dalam periode waktu yang panjang.
Penyebabnya sering kali tidak diketahui dan penanganannya sering kali kurang berhasil.

Secara keseluruhan, tujuan dari transplantasi ginjal adalah agar pasien dapat kembali
beraktivitas secara normal seperti biasanya, termasuk bekerja. Waktu yang diperlukan
pasien agar dapat kembali bekerja setelah transplantasi tergantung dari jenis pekerjaan
yang dimiliki pasien, lamanya pasien menjalani rawat inap di rumah sakit dan mendapat
terapi dan seberapa baik pasien dapat menerima ginjal yang didonorkan. Bila pekerjaan
pasien tidak melibatkan aktivitas fisik yang berat, pasien dapat mulai bekerja dalam kurun
waktu 6 minggu sampai 2 bulan setelah transplantasi. Bila diperlukan aktivitas fisik, pasien
dapat kembali beraktivitas dalam 3 bulan setelah menjalani transplantasi.
INFEKSI SEBAGAI EFEK SAMPING OBAT IMUNOSUPRESAN

Obat imunosupresan berperan dalam mencegah penolakan organ ginjal yang


didonorkan dengan melemahkan sistem imun (daya tahan) tubuh. Sehingga meningkatkan
risiko terjadinya infeksi virus dan infeksi lainnya.

Berikut beberapa tips untuk meminimalisir terjadinya risiko infeksi:

1. Menemukan dan menangani infeksi sedini mungkin.


2. Paparan terhadap flu atau pneumonia dapat berakibat fatal.
3. Mengikuti program vaksinasi yang dianjurkan oleh dokter.
4. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik pada musim flu dan pilek serta menggunakan
masker.
5. Menjaga kebersihan terutama setelah bersentuhan dengan hewan peliharaan.
6. Menghindari kontak dengan pasien yang mengalami penyakit yang menular.
7. Menghindari kontak dengan anak-anak yang baru saja mendapat vaksin (terutama vaksin
virus hidup, misalnya vaksin polio yang diberikan melalui mulut, vaksin gondok dan campak,
vaksin influenza nasal) atau orang dewasa yang mendapat vaksin varicella, vaksin influensa
nasal.
8. Menjaga kebersihan makanan.
9. Menginformasikan ke dokter apabila berencana untuk bepergian agar dokter dapat
menganjurkan pemberian vaksin tertentu untuk mencegah infeksi di tempat tujuan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Care after Kidney Transplant. National Kidney Foundation [internet]. [cited: 2017
December 18th]. Available
from: https://www.kidney.org/atoz/content/immunosuppression
2. Kidney Transplant. National Kidney Foundation [internet]. [cited: 2017 December
18th]. Available from: https://www.kidney.org/atoz/content/kidneytransnewlease
3. Kidney Transplantation. Kidney Research UK [internet]. [cited: 2017 December 18th].
Available from: https://www.kidneyresearchuk.org/health-information/kidney-
transplantation

Você também pode gostar