Você está na página 1de 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kami khaturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan pembuatan Makalah ini.

Dalam pembuatan Makalah ini, banyak kesulitan yang saya alami terutama disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya tugas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas ini, khususnya para rekan-rekan.Terimakasih juga tak lupa Kami
haturkan kepada Guru Mata Pelajaran SOSIOLOGI yang telah memberikan Kami Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan Makalah yang Kami buat ini yang masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu Kami memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun
kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini menjadi lebih baik serta berdaya
guna dimasa yang akan datang.

Dompu, Agustus 2016

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 2
BAB I........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 4
BAB II....................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 5
A. Pengertian atau Definisi Kemiskinan ........................................................................................... 5
B. Penyebab Terjadinya kemiskinan ................................................................................................. 5
C. Kemiskinan sebagai Masalah Sosial ............................................................................................. 6
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Kemiskinan............................................................................ 7
E. Cara Mengatasi Masalah Kemiskinan .......................................................................................... 8
BAB III ..................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya senantiasa tidak terlepas dari
benturan-benturan antara lain nilai dan norma sosial dengan keterbatasan kemampuan dan sumber-
sumber kebutuhan yang diperebutkan. Jika nilai-nilai atau unsur-unsur kebudayaan pada suatu
waktu mengalami perubahan, dimana anggota-anggota masyarakat terasa terganggu atau tidak lagi
dapat memenuhi kebutuhannya melalui kebudayaan tadi, maka timbul gejala-gejala sosial yang
meresahkan masyarakat yang disebut dengan masalah sosial. Masalah sosial dapat berupa
kebutuhan-kebutuhan sosial maupun biologis. Masalah sosial dapat disebabkan oleh
ketidakseimbangan pergaulan dalam masyarakat, sedangkan kebutuhan biologis disebabkan
kebutuhan-kebuuhan biologis tersebut sulit atau tidak bisa lagi dipenuhi, seperti kebutuhan makan,
minum, dan sebagainya.

Menurut pendapat Harold A. Phelps dalam Abdulsyani(1994:183), ada 4 sumber timbulnya masalah
sosial, yaitu:

1. Yang berasal dari faktor-faktor ekonomis,antara lain termasuk kemiskinan dan pengangguran.
2. Yang berasal dari faktor-faktor biologis, antara lain meliputi penyakit jasmani dan cacat.
3. Yang berasal dari faktor-faktor psikologis, seperti sakit saraf, jiwa, lemah ingatan, sukar
menyesuaikan diri, dan bunuh diri.
4. Yang berasal dari faktor-faktor kebudayaan, seperti masalah-masalah umur tua, tidak punya
tempat kediaman, janda perceraian, kejahatan dan kenakalan anak muda, serta perselisihan-
perselisihan agama, suku dan ras.

Soekanto (1995) menegaskan bahwa masalah sosial akan terjadi, apabila kenyataan yang dihadapi
oleh warga masyarakat berbeda dengan harapannya. Secara lebih lanjut dikatakan bahwa masalah
sosial menyangkut persoalan yang terjadi pada proses interaksi sosial.

Di dalam makalah ini, penulis akan membahas lebih lanjut mengenai kemiskinan sebagai salah satu
masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Karena sebagaimana kita ketahui, di Indonesia sendiri
masalah kemiskinan merupakan masalah yang sampai saat ini menjadi masalah yang berat bagi
Indonesia. Terlebih dalam posisi Indonesia sebagai negara berkemabang dengan jumlah penduduk
yang sangat majemuk.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi tentang kemiskinan yang merupakan salah satu dari masalah sosial?

2. Apa yang menyebabkan terjadinya kemiskinan?


3. Mangapa kemiskinan termasuk dalam kategori masalah sosial?

4. Apakah dampak yang ditimbulkan akibat kemiskinan?

5. Bagaimanakah cara untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa mengerti tentang permasalahan sosial yang
terjadi di masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian atau Definisi Kemiskinan

Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana
seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

B. Penyebab Terjadinya kemiskinan


Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat,
khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan senantiasa menarik perhatian berbagai
kalangan, baik para akademisi maupun para praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun
terus menerus dikembangkan untuk menyibak tirai dan mungkin “misteri” mengenai kemiskinan ini.

Dalam konteks masyarakat Indonesia, masalah kemiskinan juga merupakan masalah sosial yang
senantiasa relevan untuk dikaji secara terus menerus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan
telah ada sejak lama, melainkan pula karena masalah ini masih hadir di tengah-tengah kita dan
bahkan kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih
dihadapi oleh Bangsa Indonesia. Meskipun pembahasan kemiskinan pernah mengalami tahap
kejenuhan sejak pertengahan 1980-an, upaya pengentasan kemiskinan kini semakin mendesak
kembali untuk dikaji ulang. Beberapa alasan yang mendasari pendapat ini antara lain adalah:

Pertama, konsep kemiskinan masih didominasi oleh perspektif tunggal, yakni “kemiskinan
pendapatan” atau “income-poverty” (Chambers, 1997). Pendekatan ini banyak dikritik oleh para
pakar ilmu sosial sebagai pendekatan yang kurang bisa menggambarkan potret kemiskinan secara
lengkap. Kemiskinan seakan-akan hanyalah masalah ekonomi yang ditunjukkan oleh rendahnya
pendapatan seseorang atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kedua, jumlah orang miskin di Indonesia senantiasa menunjukkan angka yang tinggi, baik secara
absolut maupun relatif, di pedesaan maupun perkotaan. Meskipun Indonesia pernah dicatat sebagai
salah satu negara berkembang yang sukses dalam mengentaskan kemiskinan, ternyata masalah
kemiskinan kembali menjadi isu sentral di Tanah Air karena bukan saja jumlahnya yang kembali
meningkat, melainkan dimensinya pun semakin kompleks seiring dengan menurunnya kualitas hidup
masyarakaat akibat terpaan krisis ekonomi sejak tahun 1997.

Ketiga, kemiskinan mempunyai dampak negatif yang bersifat menyebar (multiplier effects) terhadap
tatanan kemasyarakatan secara menyeluruh. Berbagai peristiwa konflik di Tanah Air yang terjadi
sepanjang krisis ekonomi misalnya, menunjukkan bahwa ternyata persoalan kemiskinan bukanlah
semata-mata mempengaruhi ketahanan ekonomi yang ditampilkan oleh rendahnya daya beli
masyarakat, melainkan pula mempengaruhi ketahanan sosial masyarakat dan ketahanan nasional.

Secara umum ada beberpa faktor yang menyebabkan terjadinya msalah kemiskinan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya tingkat pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat memicu terjadinya kemiskinan. Hal ini karena
individu tersebut tidak memiliki pengetahuan atau pendidikan, keterampilan yang memadai yang
dapat digunakan untuk mencari penghasilan dan dapat menaikkan taraf hidup individu tersebut
serta mampu memenuhi kebutuhannya.

2. Kurangnya kreativitas individu


Jika seseorang dapat menggunakan kretivitasnya, tidak dipungkiri mereka dapat memiliki
penghasilan yang dapat menaikkan taraf hidup mereka. Mereka dapat menggunakan sarana
prasarana dan segala aspek yang ada untuk mencari dan mendapatkan sumber penghasilan.

3. Tingkat kelahiran yang tinggi


Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar, sehingga dapat dimungkinkan harta
kekayaannya lama kelamaan akan terkuras. Namun hal ini berbeda untuk kelompok sosial yang
memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih atau tetap. Mereka menganggap masih mampu
menghidupi anggota keluarganya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin. Hal
ini tampak sebagian besar di kota-kota besar.

4. Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggalnya


Lingkungan hidup dapat mempengaruhi tingkat kemiskinan. Seseorang yang berada di lingkungan
miskin pasti akan ikut terbawa arus kemiskinan. Apalagi individu-individu dalam kelompok tersebut
adalah individu-individu yang tidak mampu mengurusi dirinya sendiri dan tidak mampu memenuhi
kebutuhannya serta berada dalam gelombang kebodohan atau kelompok yang anggota
kelompoknya senantiasa malas untuk bekerja.

5. Keturunan
Tingkat ekonomi dari kelompok sosialnya dapat mempengaruhi dengan jelas. Individu yang berasal
dari golongan miskin, tidak menutup kemungkinan akan memyebabkan ia ikut miskin. Karena orang
tuanya tidak mampu mencukupi segala kebutuhannya, sehingga mereka menganggap kehidupannya
adalah takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Sehingga kurang adanya kemauan dan
usaha untuk mengubah keadaannya.

Hal-hal lain yang tampak nyata menyebabkan kemiskinan banyak terjadi di kota-kota besar yaitu
antara lain arus urbanisasi. Banyak para urban dari desa datang ke kota, kebanyakan dari mereka
bertujuan mencari pekerjaan. Namun banyak juga dari mereka gagal mendapatkan pekerjaan,
karena mereka tidak memiliki keahlian atau keterampilan tertentu untuk bekerja di kota.Dan juga
mereka tidak mempunyai sanak famili yang tinggal di kota. Sehingga hidupnya terkatung-katung
tidak menentu, dan merekapun hidup di tempat yang tidak layak dihuni. Dan menyebabkan tingkat
kemiskinan di kota meningkat, karena mereka tidak memiliki penghasilan dan tidak dapat memenuhi
segala kebutuhannya.

Sadar bahwa isu kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa aktual, pengkajian konsep
kemiskinan merupakan upaya positif guna menghasilkan pendekatan dan strategi yang tepat dalam
menanggulangi masalah krusial yang dihadapi Bangsa Indonesia dewasa ini.

C. Kemiskinan sebagai Masalah Sosial


Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara berdampingan tidak mrupakan maslah sosial
sampai saatnya perdagangan berkembang dengan sangat pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang
baru. Dengan berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkan tarf kehidupan tertentu
sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah sosial. Pada waktu itu
individu sadarakan kedudukan ekonominya, sehingga mereka mampu untuk mengatakan apakah
dirinya kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial, apabila perbedaan kedudukan
ekonomi para warga masyarakat ditentukan secara tegas.

Pada masyarakat modern yang kompleks, kemiskinan menjadi masalah sosial karena sikap
membenci kemiskinan tersebut. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian, dan
perumahan. Namun karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf hidupnya
yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta. Seseorang dianggap miskin
karena tidak memiliki radio, televisi, atau mobil. Sehingga lama kelamaan benda-benda sekunder
tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan sosial ekonomi seseorang, yaitu apakah dia miskin atau
kaya. Dengan demikian, persoalannya mungkin menjadi lain, yaitu tidak adanya pembagian
kekayaan yang merata.

D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Kemiskinan

Masalah kemiskinan yang terjadi akan menimbulkan dampak atau akibat yang dapat terjadi yaitu
meningkatnya tingkat kriminalitas. Kriminalitas disini yang sering terjadi antara lain adalah
pencurian, pencopetan, perampokan, dan lain-lain. Alasan mereka melakukan hal itu adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, karena mereka tidak mempunyai penghasilan untuk mencukupi
kebutuhannya. Seseorang cenderung melakukan apa saja jika terdesak untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Baik itu dengan cara halal maupun tidak. Sehingga tingkat kriminalitas di kota-kota besar
meningkat.

Selain meningkatkan kriminalitas, kemiskinan juga dapat menyebabkan tingkat kesehatan dan
Sumber Daya Manusia (SDM) semakin rendah. Hal ini terjadi karena masyarakat miskin cenderung
kesulitan pula dalam memenuhi kebutuhan makan mereka. Sehingga kandungan gizi yang ada pada
makanan yang biasa dikonsumsiny setiap hari kurang, atau bahkan sudah tidak layak konsumsi.
Akibatnya, kesehatan mereka terganggu dan tingkat kesehatannya semakin menurun.

Sementara tingkat SDM atau pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat miskin yang semakin
menurun, dapat disebabkan karena mereka sulit untuk bersekolah atau menyekolah anak mereka
(sebagai orang tua), sehingga pendidikan mereka pun tidak jauh berbeda dengan orang tua mereka.
Padahal pemerintah juga telah banyak menetapkan peraturan dan program-program yang bertujuan
untuk mengentaskan kemiskinan dan agar masyarakat miskin masih tetap bisa bersekolah atau
menerima pendidikan hingga di Perguruan Tinggi sekalipun. Namun mungkin semua itu tetap terjadi
karena beberapa di antara bantuan yang diberikan kepada masyarakat miskin tidak tepat sasaran.
E. Cara Mengatasi Masalah Kemiskinan

Untuk mengatasi masalah kemiskinan, sebenarnya pemerintah telah berusaha mengentaskan


kemiskinan yang senantiasa terjadi, khususnya di Indonesia yang termasuk negara berkembang.
Namun masalah ini tak kunjung usai, masih saja melanda sebagian besar masyarakat. Entah karena
faktor masyarakat atau individunya ataupun pemerintahnya. Namun sejauh penulis ketahui, kedua
faktor tersebut saling mempengaruhi. Masyarakat yang etos kerja dan kemauan untuk lebih
majunya rendah bahkan tidak ada, kebanyakan mempunyai sifat pemalas dan hanya mau terima jadi
tanpa mau berusaha. Untuk mengatasi masalah ini, seharusnya pemerintah dan masyarakat saling
bekerja sama. Pemerintah jangan hanya memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan
saja. Namun juga memberi pengarahan dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk
masyarakat miskin, agar dapat memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut
biaya. Sehingga mampu bekerja dan menghidupi keluarga tanpa menggantungkan hidupnya pada
pemerintah. Untuk masyarakat sendiri diharapkan mampu melaksanakan program tersebut dengan
sungguh-sungguh dan meningkatkan etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan
kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan
akan dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.

Penyebab lain dari kemiskinan dapat pula terjadi khususnya di kota-kota besar adalah karena jumlah
penduduk yang sangat padat, sedangkan jumlah lowongan pekerjaan yang sangat terbatas. Sehingga
pemerintah dapat mengatasi kepadatan penduduk tersebut dengan menggalakkan program
urbanisasi. Sehingga jumlah penduduk di setiap daerah dapat merata. Selain itu juga di daerah-
daerah tujuan urbanisasi harus disediakan fasilitas seperti adanya lowongan pekerjan yang
memadahi, sehingga nasib para masyarakat urban tidak sama seperti sebelumnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Soekanto (1995:406) berpendapat bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana
seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan
juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.

Kemiskinan dapat terjadi karena berbagai hal, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat pendidikan

2. Kurangnya kreativitas individu

3. Tingkat kelahiran yang tinggi

4. Pengaruh lingkungan hidup atau tempat tinggal

5. Keturunan

Kemiskinan dapat mengakibatkan berbagai masalah lain, dengan kata lain kemiskinan menimbulkan
dampak yang diatranya adalah tingginya tingkat kriminalitas, tingkat SDM atau pendidikan
masyarakat miskin yang rendah, dan semakin menurunnya tingkat kesehatan masyarakat miskin.

Masalah kemiskinan adalah masalah kita bersama. Sebagai masalah sosial, kemiskinan harus segera
diatasi. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi masalah kemiskinan. Tidak hanya tanggung
jawab pemerintah, masalah kemiskinana juga tanggung jawab kita bersama. Untuk mengatasi
masalah ini, seharusnya pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama. Pemerintah jangan hanya
memberi bantuan berupa uang tunai atau bahan makanan saja. Namun juga memberi pengarahan
dan pembekalan atau ketrampilan tertentu untuk masyarakat miskin, agar dapat memiliki
kemampuan dan ketrampilan untuk bekerja tanpa dipungut biaya. Sehingga mampu bekerja dan
menghidupi keluarga tanpa menggantungkan hidupnya pada pemerintah. Untuk masyarakat sendiri
diharapkan mampu melaksanakan program tersebut dengan sungguh-sungguh dan meningkatkan
etos kerja. Sehingga tujuan utama dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda
sebagian masyarakat dapat teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat berkurang bahkan hilang
sama sekali.
B. Saran

Dengan adanya kemiskinan, khususnya yang banyak dialami oleh negara berkembang, termasuk
Indonesia banyak aspek yang harus diperbaiki. Di dalam pembahasan makalah ini, penulis telah
memberi contoh cara untuk mengatasi kemiskinan sebagai masalah sosial. Peran pemerintah
sangatlah penting dalam tujuan untuk mengatasi kemiskinan, namun upaya pemerintah tidaklah
berarti apabila tidak diimbangi oleh etos kerja masyarakat itu sendiri. Maka kerjasma antara
pemerintah dan masyarakat ataupun individu haruslah terjalin dengan baik. Sehingga tujuan utama
dari program pengentasan kemiskinan yang sudah lama melanda sebagian masyarakat dapat
teratasi. Dan masalah kemiskinan akan dapat berkurang bahkan hilang sama sekali.

Selain itu, karena kemiskinan dapat menimbulkan masalah lain seperti rendahnya tingkat kesehatan
dan pendidikan, maka perintah juga harus segera mengatasi masalah tersebut. Agar masyarakat
miskin tidak merasa terus-terusan sengasara. Dan diharapkan dengan adanya peningkatan
kesehatan dan pendidikan, masyarakat miskin mampu meningkatkan taraf hidupnya sendiri dan
mampu bangkit dari kemiskinan.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_sosial

http://dyfitria.blogspot.com/

Você também pode gostar