Você está na página 1de 22

Candi

Kalasan

Untuk menemukan lokasi Candi Kalasan tidaklah sulit. Dari


jalan raya Yogya – Solo, kurang lebih 14 km timur Yogya,
bangunan candi di selatan jalan pasti sudah terlihat. Hanya
perlu masuk gang kurang lebih 50 m, kita sudah memasuki
kompleks candi yang secara administratif masuk dalam
wilayah Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan
Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY ini.

Berdasarkan prasasti yang berangka tahun 700 Çaka,


diketahui latar belakang pendirian Candi Kalasan ini adalah
permintaan para guru terhadap Maharaja Tejahpurana untuk
membangun bangunan suci bagi Dewi Tara. Sebagai suatu bentuk
persembahan bagi sang dewi, tentunya desain candi berikut
materialnya dirancang sebaik mungkin. Namun Candi Kalasan
yang dibangun sekitar tahun 778 M ini juga tak luput dimakan
usia. Kini, bangunan Candi Kalasan sudah tidak utuh lagi seperti
semula meskipun candi ini pernah dipugar oleh seorang Belanda
pada tahun 1927 – 1929. Walau demikian, beberapa
keistimewaan Candi Kalasan dibandingkan candi lain sampai
sekarang masih bisa kita saksikan. Di antaranya, dinding candi
yang dilapisi bajralepa yakni semacam semen pelapis sisi luar
bangunan yang memberi efek kuning keemasan pada diding
candi. Berdasarkan analisis laboratorium unsur bajralepa terdiri
dari pasir kwarsa (30%), kalsit (40%), kalkopirit (25%) serta
lempung (5%). Selain itu di sisi timur Candi Kalasan, tepat berada
di depan tangga masuk, kita bisa menjumpai papan batu langka
yang bentuknya hampir setengah lingkaran. Batu monolit ini juga
sering disebut batu bulan atau moonstone.

Pada setiap pintu masuk yang masih utuh, baik utara


maupun selatan terdapat hiasan berupa kepala kala yang
istimewa, yaitu pada bagian jengger terdapat kuncup-
kuncup bunga, daun-daunan dan sulur-suluran. Pada
rahang bagian atas terdapat hiasan singa di kanan
kirinya, bagian atas dihiasi pohon dewata yang ada di
kayangan, dan dipahatkan pula lukisan awan beserta
penghuni kayangan memainkan bunyi-bunyian. Begitu
pula dengan relung-relung lain dijumpai juga rangkaian
kala dan makara. Pada tubuh candi bagian atas terdapat
sebuah bangunan berbentuk kubus yang dianggap sebagai puncak Gunung
Meru dan di sekitarnya terdapat stupa-stupa yang
menggambarkan puncak suatu pegunungan.

Candi ini mempunyai bilik tengah yang di dalamnya


terdapat singgasana terbuat dari batu yang mempunyai
lapik dan sebuah sandaran yang di kanan kirinya diapit
oleh hiasan singa berdiri di atas gajah. Di antara atap
dan tubuh candi terdapat hiasan berupa gana (semacam
makhluk kayangan kerdil). Atap candi berbentuk segi
delapan dan bertingkat dua. Pada masing-masing sisi
tingkat pertama terdapat arca Budha yang melukiskan
para manusia Budha, sedangkan pada tingkat kedua dilukiskan Dyani Budha.
Bagian puncak candi diperkirakan berupa stupa namun hingga sekarang
tidak dapat direkonstruksi kembali karena banyak batu asli yang hilang. Di
sekeliling Candi Kalasan terdapat stupa-stupa yang berjumlah 52 buah.
Namun sayangnya stupa-stupa ini juga tidak ada yang dapat dipugar
kembali dengan alasan yang sama. Saat ditemukan, stupa-stupa ini terdiri
dari 81 buah peti batu. Di dalam beberapa peti batu tersimpan periuk dari
perunggu atau tanah liat yang berisi abu, pakaian pendeta, manik-manik,
lempengan emas bertulis dan juga genta perunggu yang saat ini disimpan di
Museum Sonobudoyo.
Untuk masuk ke bilik utama Candi Kalasan harus menaiki sejumlah batu
candi yang kini susunannya sudah tidak beraturan sehingga perlu berhati-
hati. Bentuk candi yang sudah tidak utuh lagi terlihat jelas dari sisi barat.
Batuan asli penyusun tubuh candi seperti runtuh separuh sehingga kini
bentuk Candi Kalasan bisa dikatakan seperti kubus.

Jam buka : 06.00 WIB – 18.00 WIB


Harga tiket masuk : Rp 2.000

CANDI KALASAN ini terletak 50 meter di sebelah selatan Jalan Yogya - Solo,
tepatnya di Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten
Sleman DIY.

Bangunan candi yang mempunyai tinggi 34 meter, panjang dan lebar 45


meter ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian bawah atau kaki candi,tubuh
candi dan atap candi. Bagian terbawah candi merupakan kaki candi yang
berdiri di sebuah alas batu yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 45
meter dan sebuah batur lebar. Di bagian ini terdapat tangga masuk yang
dihiasi dengan makara di bagian ujung tangga. Di sekeliling kaki candi
terdapat hiasan sulur-suluran yang keluar dari sebuah pot bunga atau
jambangan.

Tubuh candi berbentuk bujur sangkar dengan beberapa penampilan


yang menjorok keluar di tengah sisinya. Pada bagian tenggara terdapat bilik
yang dapat dimasuki melalui bilik penampil sisi timur. Di dalam bilik tersebut
terdapat singgasanabersandaran yang dihiasi pola singa yang berdiri di atas
punggung seekor gajah. Pada bagian luar tubuh candi terdapat relung yang
dihiasi figur tokoh dewa dalam posisi berdiri dengan memegang bunga
teratai.

Pada setiap pintu masuk, dari sisi utara dan selatan, terdapat hiasan
kala. Di bagian jengger terdapat hiasan kuncup-kuncup bunga, daun-daunan
dan sulur-suluran. Bagian atas dihiasi pohon dewata dan lukisan awan
beserta penghuni khayangan yang sedang memainkan bunyi-bunyian
diantaranya pembawa gendang, rebab, kerang dan camara. Bagian atap
candi terdapat kubus yang dianggap sebagai kemuncak Gunung Semeru
yang disekitarnya terdapat beberapa stupa.

Batas antara atap dan tubuh candi terdpat hiasan bunga


makhlukkayangan yang berbadan kerdil disebut gana. Bagian atap candi ini
berbentuk segi delapan dan terdiri dua tingkat. Pada masing-masing sisi di
tingkat pertama terdapat arca Budha yang melukiskan manusia Budha dan
di tingkat dua melukiskan Yani Budha. Misalnya Yani Budha Ratnasembawa
yang berada di sisi selatan. Bagiana puncak kemungkinan berupa stupa,
tetapi tidak berhasil direkonstruksi kembali karena banyak batu yang sudah
hilang.

Di sekeliling candi terdapat stupa dengan tinggi kurang lebih 4,60 dan
berjumlah 52 buah. Stupa-stupa tersebut tidak dapat dibangun kembali
karenasudah banyak batu yang hilang. Keistimewaan candi ini adalah pada
permukaan batu terdapat lapisan yang disebut Brajalepha.

Candi Kalasan merupakan peninggalan Budha yang tertua di daerah


Yogyakarta dan Jawa Tengah sebagai persembahan kepada Dewi Tara.
Pembangunan candi dapat diketahui dari Prasasti Candi tahun 700 Saka atau
778 Masehi berhuruf Penagari dan berhuruf Sanskerta yang menyebutkan
bahwa pendirian candi ini bermula dari usulan Para Guru Sang Raja yang
kemudian berhasil membujuk Raja Tejahpurna Parapkarana (Kariyana
Panangkara), mustika Keluarga Syailendra (Syailendra Wangsatikala), untuk
membangun sebuah bangunan suci bagi dewatara dan sebuah biara bagi
para pendheta. Kemudian raja menghadiahkan Desa Kalasan kepada para
biara dan tahun 778 Masehi dianggap sebagai tahun pembuatan Candi
Kalasan.

Mendengar kata candi ingatan kita pastilah tertuju pada dewi Durga
(dewi Maut), dimana yang terbayang pada otak kita ialah candi sebagai
tempat pemakaman. Kiranya ini tidak salah karena telah diketemukan bukti
bukti bahwa di sekelililig candi kalasan tepatnya di bagian lapik candi
diperkirakan terdapat 52 buah stupa yang dahulu ialah sebagai makam para
pendeta yang setelah meninggal dan abunya ditanam di bawah stupa. Candi
yang berdasarkan catatan prasasti Kalasan (Berbahasa Sansekerta, berhuruf
Pre-Nagari/huruf yang lebih tua dengan Nagari, yang pada umumnya dipakai
untuk menulis dan mencetak bahasa Sansekerta) didiraikan pada abad ke-8
ialah untuk memuliakan dewi Tara dalam tahun 700 caka (778 M). memiliki
kekhasan dimana Bangunan Candi tersebut ialah hasil dari kerjasama dari
dua wangsa (Sanjaya dan Syailendra) yang nota benne beragama Hindu dan
Buddha.

Mempelajari masa lampau sungguh sangat menyenangkan karena dapat


menjadika kita lebih bijaksana dalam melihat masa depan yang lebih baik
(Kuntowijoyo, 2001, Guna Sejarah Instirinsik, Pengantar Ilmu sejarah.
Bentang, Jogjakarta). Mengunjungi Candi Kalasan merupakan pengalaman
yang tiada duanya. Candi yang terletak di dusun Kalasan, Prambanan,
Sleman Yogyakarta ini memiliki beragam keunikan yang tidak dipunyai oleh
Candi lain mulai dari seni pahat baik dalam bentuk arca, relung, bilik, Kala,
Mekara, Gana, dan juga bentuk stuupa dan juga bentuk-bentuk sulurnya
yang sangat halus karena mendapat sentuhan dari badjralepa. Ini
merupakan penegasan corak khusus kebudayaan bangsa kita, agar kita lebih
mengenal watak bangsa sendiri dan juga paham akan diri sendiri, yang
notabene telah berabad-abad mengalami pengaruh baik yang datang dari
sekeliling sendiri maupun dari luar.

Walau memiliki tubuh yang tambun sebgai mana candi di Jwa tengah
pada umumnya, namun tidak terluhat gemuk karena bangunan candi terbagi
atas kaki, badan, dan kepala, dimana masing-masing terbagi menjadi tiga
bagian mendatar (perbingkaian bawah, batang dan perbingkaian atas).
Terdapat empat tangga yang menghubungkan batur yang dahulukala
dikelilingi oleh pagar langkan, yang mempunyai hiasan-hiasan berbentuk
genta atau stupa diatasnya. Papan batu yang ada di depan tangga sebelah
timur bentuknya hampir menyerupai setengah lingkaran, yang mirip
“Moonstone” di depan tangga kuil agama Buddha di India selatan terutama
di Sailan, hal ini merupakan keunikan tersendiri yang ada di Candi Kalasan

Peampil-peampil pada tubuh candi begitu lebarnya sehingga masing-


masing terdapat sebuah bilik. Pintu gerbang candi ialah terdapat pada bilik
di sebelah timur. Namun sekarang tidak bayak yang tinggal. Bilik yang masih
utuh ialah bilik sebelah Utara dan Selatan. Kaki candi hanya beberapa saja
yang yang masih terlihat jelas susunannya. Susunan kaki tersebut
diperindah dengan bingkai mendatar yang menonjol, setengah bulatan dan
sisiya merupakan semacam bantal sebagai tempat berdirinya candi. Bagian
atap candi sudah sangat rusak walau demikian kita masih dapat mengenali
dimana bentuk dasarnya yang bujur sangkar, dengan penampil-penampil
sebagai penghubung antara tubuh dengan atapnya. Diatasnya terdapat
prisma segi delapan bersusun menjadi pusat atas. Dahulunya diperkirakan
pusat ini terdapat mahkota yang besar. Keempat penampil tersebut
mempunyai atap sendiri, dengan beralaskan susunan dua kubus jang
menempel pada prisma segi delapan sebelah bawah pusat atap tadi. Dengan
demikian tinggi seluruh candi tanpa stupa punjaknya kurang lebih 24 Meter
(A.J. Bernet Kempers., 1954, Cadi Kalasan dan Sari, Jakarta, Dinas Purbakala
Republik Indoesia dan Balai Buku Indonesia hlm.10)

Kepala Kala yang besar dan yang sering kita sebut sebagai Banaspati
(raja hutan) seakan-akan menggambarkan bahwa candi ialah lambang dari
hutan yang sunyi, tempat sang raja hutan itu berkuasa. Namun dapat
kitaartikan juga candi sebagai perlambang dari pegunungan yang tidak
dapat lepas dari hutan tadi. Dalam hutan dan juga pegunungan saling
bertemulah alam biasa dan alam gaib, hidup dan mati, tuhan dan manusia.
Candi Kalasan belum begitu jelas apakah sebagai tempat kediaman para
dewa ataukan tiruan dari gunung Meru. Stupa-setuapa yang ada di atap
candi merupakan hiasan semata dan bukan benda pemujaan yang mejadi
hal yang paling penting dalam agama Buddha (sebagai tempat menyimpan
benda-benda suci, terutama dari sang Budha sendiri). Namun dalam
perkembagannya stupa tersebut berfungsi sebagai tanda peringatan atau
lambang dari agama Buddha.

Keunikan lainnya ialah terdapatnya ceruk pada setiap dinding candi


dengan tinggi ceruk dengan hiasan ukir-ukiran diatasnya hampir sama
tinggginya. Fungsi dari ceruk dan ukir-ukiran ini ialah memberikan kesan
agar candi napak lebih langsing. Dalam candi Kalasan bentuk sugkup
merupakan kekecualian, karena berbeda dengan candi lainnya dimana
pembanguan candi sedemikain rupa sehingga mengakibatkan sungkup
bertemu di sisi atas candi. Namun di Candi Kalasan terdapat lengkungan
diatas ceruk-ceruk. Namun pada dasarnya pembangunan candi sama
dengan pembangunan candi yang lainnya, dimana batu disusu dimana
semakin keatas semakin menjorok kedalam (teknik susun timbun).

Keunikan lain ialah pada kaki candi dimana kita akan melihat
Djambangan (pengganti Bonggol) sebagai perlambang dari kesuburan
dan kebahagiaan. Dari dalam jembangan terlihat seakan-akan memuntahkan
bunga-bunga dan sulur-sulur. Boggol berbentuk bulat sedangkan jembangan
juga berbentuk bulat sehingga dalam hal ini keberadaannya dapat saling
menggantikan. Tempat menjulurnya sulur-sulur selain dari bonggol atau
djambangan juga terdapat pada kerang, kura-kura, ikan, ular, gambar orang,
dua ekor kera, ketan, Burung, Babi, Sapi, atau rusa yang semuanya
digambar sedemikian rupa sehingga berbentuk bulat. Sulur-sulur yang ada di
candi Kalasan melingkar-lingkar menjadi Sukur gelung dan di Candi Kalasan
berpangkal kepada Bonggol.

Kepala Kalanya, berbeda dengan kala pada candi lainnya dimana bersatu
dengan makara yang terdapat pada kedua sisi pintu. Makara ialah seekor
binatang Ajaib, di Jawa Tengah digambarkan menyerupai Gajah. Bentuk ini
tiada lain setelah menempuh perjalanan panjang dari kesenian India kurang
lebih 200 Tahun SM. Dimana dahulu kala digambarkan menyerupai seekor
buaya, yang mula-mula digambarkan dengan ekor lurus, kemudian dengan
ekor melingkar, kemudian dalam perkembangan selanjutnya menyerupai
binatang-binatang yang serupa dengan Gajah yang bertubuh ikan
(gajahmina), walau fungsi dan tujuan makara tersebut belum begitu jelas
maksud dan tujuannya. Makara di India bagian Selatan digambarkan dengan
binatang buas yang mulutnya menganga, belalainya melingkar dan ekornya
bermalai besar sekali. Di Jawa Tengah yang tinggal hanya bentuk kepalanya
saja dan kadang kala dengan kedua kaki depannya. Candi kalasan memiliki
relief makara baik di ujung lengan tangga baik yang berupa ukiran maupun
yang bulat mempunyai sekor singa yang duduk didalam mulutya yang
menganga lebar. Dilain candi di mulut Makara terdapat burung Nori atau
manusia. Pada belalai makara terdapat gambar bunga, dan dari bunga ini
bergantung seuntaian mutiara, dengan telinga yang sama sekali tidak
menyerupai telinga gajah, namun lebih mirip telinga sapi yang pinggirnya
berkumai seperti daun tumbuh-tumbuhan.

Bentuk makra di Candi Kalasan juga berganti wujud menjadi Garis-garis


lekak lengkung dan berlingkar-lingkar seperti daun-daun dan sulur-sulur.
Bentuk makaranya hanya tinggal dalam garis kelilingnya serta beberpa garis
besarnya saja. Bentuk ini terdapat pada hiasan kepala Makara di Bagian
candi sebelah selatan, jengger Kala terdiri atas timbunan kuncup-kuncup,
daun-daun, sulur-sulur. Dibawah kepala Kala terdapat kembali jengger yang
serupa. Dimana tjeplok bunga yang menjadi penggantinya. Di Candi Kalasan
merupakan bukti bahwa pertukaran bentuk relief dimungkinkan terjadi atas
dasar persamaan sifat. Sehingga kiranya tidak menjadikan janggal jika ada
teratai tumbuh dari beggol atau dari daun-daun yang aneh bentuknya.

Kepala Kala tidak hanya berhubungan dengan pohon-pohonnya diatas


dunia saja, tetapi juga dengan pohon-pohon yang lebih tinggi tingkatanya
(kayangan). Hal ini dijelaskan dalam hiasan gumpalan-gumpalan awan yang
mengelilingi Jengger kala, sedangkan diatas awan nampak penghuni
kayangan yang memainkan bunyi-bunyian. Dantara bunyi-bunyian tersebut
dapat kita kenali seperi Gendang, Rebab, dan kerang, baik disisi kana
maupun disisi kiri, sedangkan orang keempat memegang tjambuk penghalau
lalat.

Bentuk makara yang tidak lazim di Jawa ialah pada bawah kala dimana
makara pada dua tiap sisi dimana yang satu menjadi ujung plengkung dan
menghadap ke dalam, sedangkan yang kedua bertolak belakang dengan
yang pertama dan menghadap keluar. Diatas makara terdapat kala yang
menghadap keluar. Keindahan candi dari segi kehaluasan relief tidak lain
ialah hasil kerjakeras dari Bajralepa. Deretan makhluk kecil yaitu makluk
kayangan yang bertubuh kerdil dan bernama Gana menambah semakin
uniknya candi Kalasan. Gana menjadi satu dengan untaian bunga yang
merupakan sebuah pasangan yang menjadi suatu ragam indah dari hiasan
pendukung untaian. Ragam hias ini sudah sejak dahulu kala diambil oleh
kesenian Hindia awal dari kesenian Yunani-Romawi, dan kemudian menjadi
lazim dalam seni hias India, seperti Untaian bunga yang didukung oleh
makhluk kerdil, kantong-kantong uang yang membujur panjang, deretan
relung dengan arca Buddha di dalamnya. Gana di candi Kalasan terkesan
berdiri sendiri dan tidak mendukung untaian bunga dimana terlihat mereka
terdapat pada bingkai tersendiri, dan melayang tidak satu arah dan
beberapa menunjang rangkaian bunga diatsnya dengan satu tangan saja.
Relief candi Kalasan memang lebih sedikit tidak seperti candi
Prambanan atau Borobudur. Semua arca buddha yang ada di candi Kalasan
melukiskan para Dhyani Budda/Djina (dewa-dewa khayangan), dewa-dewa
tertinggi di dalam mytologi agama Buddha, yang dihubungkan dengan
empat penjuru mata angin serta zenith. Arca-arca yang ada di luar cadi yang
ada di bilik utara dan selatan, dan juga pada dinding segi delapan bagian
pusat atap candi hanyalah arca relief saja, yang dapat kita sebut sebagai
arca tokoh-tokoh dari dunia kedewaan.

Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah
bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal
dari peradaban Hindu-Buddha.[1] Bangunan ini digunakan sebagai tempat
pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah
'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat
ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-
Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian
(petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.

Candi merupakan bangunan replika tempat tinggal para dewa yang


sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru.[2] Karena itu, seni arsitekturnya dihias
dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang
disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru.[2] Candi-candi dan pesan yang
disampaikan lewat arsitektur, relief, serta arca-arcanya tak pernah lepas dari
unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya.[3]

Beberapa candi seperti Candi Borobudur dan Prambanan dibangun amat


megah, detil, kaya akan hiasan yang mewah, bercitarasa estetika yang
luhur, dengan menggunakan teknologi arsitektur yang maju pada zamannya.
Bangunan-bangunan ini hingga kini menjadi bukti betapa tingginya
kebudayaan dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.[4]
“Candi Kalasan”

Kelompok :12
Disusun Oleh :

 Bagus Subekti (02)


 Fadillah Astari Putri (10)
 Nur Bahara Alviana Naj’mi (22)
 Silvia Intan Sumadji (30)

SMA Negeri 1 Jatirogo


Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah,berkat rahmat Allah yang maha


kuasa,pada hari ini,tanggal 13 februari 2012,kami
selaku tim penyusun bisa menyelesaikan teks
makalah ini dengan baik tanpa adanya suatu
kendala apapun.Teks makalah yang berjudul “Candi
Kalasan” ini kami buat dengan sebaik-
baiknya.Harapan kami,semoga makalah ini dapat
memberi manfaat kepada orang-orang yang
membacanya,dan semoga bermanfaat juga bagi
adik-adik generasi penerus kita.
Demikian kata pengantar dari kami,apabila ada
kesalalahan dalam hal penulisan kalimat atau
dalam penulisan tempat/lokasi kami ucapkan maaf
yang sebesar-besarnya.Cukup sekian dari
kami,kami ucapkan banyak Terima kasih.

Wasalamualaikum Wr.Wb

Jatirogo,13 februari
2012

Tim Penyusun
Surat Perjanjian

Dengan ini,saya selaku pihak pertama:Silvia Intan S,dan Panca Ariadi selaku pihak
kedua menyatakan adanya perjanjian.yang meliputi:

1)Dilarangnya kedua belah pihak untuk menyimpan kontak nomor maupun smsan dengan
lawan jenis kecuali sudah ada ijin dari salah satu pihak tersebut.(ex:pihak wanita tidak boleh
menyiman nomor telpon pria,,begitupula dengan pihak pria tidak boleh menyimpan nomor
wanita tanpa seijin pihak lain yang bersangkutan)
2)Dilarang keras adanya perselingkuhan dari pihak manapun(baik dari intan maupun panca
dilarang keras adanya perselingkuhan)

3)Harus saling mengerti,tidak diperkenankan adanya rasa egois dari pihak manapun

4)Tidak diperkenankan adanya kebohongan dalam perkataan dari masing2 pihak

5)Harus menepati janji dan tidak boleh ingkar janji

Demikian surat perjanjian ini kami buat dengan sebenar2nya.apabila dari salah satu
pihak melanggar perjanjian tersebut,maka dia akan mendapatkan hukuman yang akan
diberikan oleh pihak yang merasa dirugikan.

Bangilan,01 april 2012

Mengetahui:

Pihak pertama Saksi 1 Saksi 2 Pihak kedua

Tria Nita N. Asroh

Silvia intan S Panca Ariadi

Sejarah candi kalasan

Candi kalasan adalah candi yang dibangun sebagai penghargaan atas perkawinan
nantara raja Pancapana dari dinasti Sanjaya dengan putri yang berasal dari Dinasti
Syailendra,Dyah Pramudya Wardhani ini terdapat ornament/ukiran halus yang dilapisi dengan
“Vajlarepa”,bahan kekuning-kuningan terbuat dari getah pohon tertentu.Vajlarepa berfungsi
sebagai pelindung lumut dan jamur dan memperhalus ukiran menjadi bagus.Tinggi candi ini
adalah 24m,dan fondasinya dibangun dengan bentuk Greek Cross.

Candi Kalasan ini bercorak budha,namun pendirinya adalah Rakai Panangkaran dari
Wanca Sanjaya yang menganut agama hindu.Rakai Panangkaran mendirikan Candi Kalasan
atas bujukan guru-gurunya dari Wanca Syailendra yang menganut agama budha.

Candi Kalasan juga terkenal sebagai candi yang indah hiasannya dan sangat halus
pahatan batunya.Selain itu ornament dan relief pada dinding luarnya dilapisi sejenis semen
kuno yang disebut dengan Vajlarepa.

Candi Kalasan merupakan peninggalan Budha yang tertua didaerah Yogyakarta dan
Jawa Tengah yang dibangun pada Tahun 778 M sebagai persembahan kepada Dewi
Tara.Candi Kalasan atau yang disebut juga dengan Candi Kalibening ini merupakan candi
umat budha yang terletak di desa Kalasan,Kabupaten Sleman,Provinsi Yogyakarta.

Ditempat ditemukannya candi kalasan ini,pada awalnya hanya ditemukan sebuah


candi saja,namun setelah digali lebih dalam lagi,ditemukan lebih banyak lagi bangunan-
bangunan pendukung disekitar candi ini.Selain ditemukannya candi kalasan dan bangunan
pendukung lainnya ditemukan pula tiga buah candi kecil diluar bangunan utama yang
berbentuk Stupa.

Asal Muasal Pembangunan Candi

Berdasarkan Prasasti Kalasan Bertarikh 778 yang ditemukan dari candi ini
menyebutkan tentang pendirian bangunan suci untuk menghormati Bodhisattva
wanita,Tarabhawana dan sebuah vihara untuk para pendeta.
Penguasa yang memerintah pebangunan candi ini bernama Maharaja Tejapurnaparna
Panangkaran (Rakai Panangkaran) dari keluarga Syailendra.Kemudian dengan perbandingan
dari muniskrip pada prasasti Kelurak tokoh ini dapat diidentifikasikan dengan Dharanindra
atau dengan prasasti Nalanda yang pada dasarnya adalah sebutan bagi ayah dari
Samaragrawira.Sehingga candi ini dapat menjadi bukti kehadiran Wangsa
Syailendra,penguasa Sriwijaya diSumatera atas jawa.

Dalam pembangunannya,pada atap candi Kalasan terdiri dari 3 tingkat.Atap paling


atas terdapat 8 ruang,atap tingkat 2 berbentuk segi delapan,dan yang paling bawah sebangun
dengan candi berbentuk persegi 20 yang dilengkapi kamar-kamar disetiap sisinya.

Daftar Isi

Kata
pengantar.............................................................................................................................................................xi
Daftar
isi........................................................................................................................................................................xii

Lokasi Candi
Kalasan...................................................................................................................................................1

Sejarah Candi
Kalasan................................................................................................................................................8

Asal Muasal Pembangunan Candi.........................................................................................................................9

Kata
Penutup................................................................................................................................................................10

Kata Penutup
Alhamdulillah,segala puji syukur kami
panjatkan kepada Allah swt yang atas berkahnya
kami diberikan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Candi
Kalasan” ini.
Kami ucapakan banyak terima kasih kepada
guru-guru kami yang berkenan mendidik
kami,serta kepada teman-teman yang mendukung
kita sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Harapan kami,semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembacanya dan juga bisa
bermanfaat untuk menambah wawasan tentang
sejarah candi kalasan.
Cukup sekian dari kami,apabila terjadi
kesalahan dalam hal penulisan nama,tempat,dll
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Jatirogo,13 februarii
2012

Tim Penyusun

Penyesalan Boby

Set: di kelas

tokoh: boby, abel, jessica, miss allena, alycia...

dialog 1

Alycia: hey... apa kau sudah mendengar berita itu?

Jess: berita apa?

Aly: aku dengar, ms. Allena sangat ketat saat menjaga ujian di ruang 2! Kau tahu
tiffany anak kelas ipa 2?

Jess: iya.. Memangnya kenpa dengan dia?

Aly: dia ketahuan mencontek saat ujian kemaren! Dan miss allena langsung
merobek kertas ulangannya dan menyuruhnya keluar dari ruang ujian! Aah.. Itu
sangat menakutkan!

Jess: bagaimana dia bisa ketahuan?

Aly: aku juga tidak tahu! Bagaimana kejadian pastinya?


Jess: kalau begitu, kita harus berhati2 saat miss allena menjaga ujian di ruangan
kita nanti!

Aly: ya aku tahu! Ayo kita mulai belajar dulu...

Dialog 2

Sett : saat ujian Miss Alena masuk ruangan dan duduk dikursinya.anak2 mulai
gaduh saat tau yang menjaga adalah miss Alena.

Boby: Omg....mati aku!!

Abel:Apa...kenapa harus dy yang jaga sekarang!!aduh bagaimana nih..?

Aly :aaaahhhh,,,Miss Alena

Jess:Omg..

Mrs.Alena:kalian mau ujian apa tidak?jangan berisik!!!

All:maaf miss

(Miss alenapun mulai membagikan kertas ujian dengan raut muka yang kesal)

Mrs.Alena:Masukan semua buku kalian didalam tas!kerjakan soal sesuai dengan


kemampuan kalian dan tidak ada yang boleh mencotek.!kalian tau kan mencotek
itu tidak baik,jadi bersikaplah yang sprotif dalam ujian ini!kalian mengerti?

All:Mengerti bu!
Mrs Alena :bagus..waktu kalian 60 menit.,jadi kerjakan soal dengan sebaik
mungkin.!

All :iiyyya miiss..

Sett 2:Anak2 mulai mengerjakan soal,dan miss Alena mengawasi mereka.Tiba2


telephon miss alena berdering.miss alena mengakat telephone tersebut sambil
meninggalkan ruangan.

Boby :Jess,,jessicca (setengah berbisik)

Jess :Apa?

Boby :no 4 dan 5 apa jawabanmu?

Jess :no 4 A dan 5 C.

Boby : (sambil tersenyum) ok,makasii

Aly :Abel..apa kau sudah selesai?

Abel :belum

Aly :Tolong bantu aku,no 15 jawabannya apa?aku benar2 tidak tahu.

Abel :sorry,,q juga tidak tahu

Aly :aaahhh

(tepat saat itu Mrs.Alena masuk dan menegur aly dan abel)

Mrs Alena:Aly Abel kerjakan sendiri,,jangan menyontek.

Abel & Aly :Maaf miss


(suasana kembali tegang saat mrs.alena kembali masuk ruangan.tapi ketika miss
alena lengah,,boby membuat masalah.)

Boby :Al,perlihatkan kertas ujianmu!!

(Alycia pura2 tidak mendengar dan mengacuhkan panggilan boby)

Boby:al....al(bobypun mulai kesal)

Boby :ah kau ini memang pelit..

Mrs.Alena:Boby jangan ramai,,apa kamu mau kertas ujianmu ibu ambil?

Boby :tidak bu,,maaf

(bobypun terdesak karena jawabannya masih banyak yang kosong.,diapun


akhirnya memberanikan diri untuk membuka kertas contekan yang dia buat
sebelum ujian.tapi saat dia sedang asik mencontek,,tiba2 miss Alena
terbatuk2.karena kaget mendengar suara batuk miss alena,Bobypun sepontan
melemparkan kertas contekannya kearah Aly.)

Aly :Kertas apa ini?(Aly membukannya dan dia kaget.miss alena melihat aly dan
diapun mendekatinya.)

Mrs.Alena:apa yang kau bawa itu alycia?(sambil merebut kertas contekan yang
dibawa aly).

Aly :itu bukan punya saya bu.

Mrs.Alena: (mengambil kertas ujian Aly) keluar,,dan setelah ujian selesai temui
ibu dikantor!

Aly :tapi bu,kertas itu bukan milik saya.


(miss alena tidak memperdulikannya.aly keluar dengan wajah sedi dan bobypun
menatapnya dengan penuh penyesalan).

Boby:maafkan aku(setengah berbisik).

(ujian selesai,boby terlihat lesu dan sedih.dia terus memikirkan kejadian


tadi.bobypun bertekad akan meminta maaf dan mengakui kesalahannya kepada
miss alena dan alycia.bonypun pergi keruang guru dan menemui miss alena).

Set 3:Diruang guru aly duduk sambil menundukan kepalanya dihadapan miss
alena.Miss alena terlihat masih sangat marah atas kejadian tadi.

Mrs.alena:jadi kamu tidak mau mengakui kalau kertas ini milikmu?

Aly :itu bukan kertas saya bu

Boby : (tiba2 datang)alycia benar bu,dia tidak salah.itu memang bukan kertas
dia,tetapi milik saya.saya benar2 minta maaf!.

Mrs.alena:(menatap boby)kalau memang benar ini kertas milikmu,mengapa


kertas ini bisa berada ditangan aly?

Boby :saya takut ketahuan bu,jadi secara sepontan saya melemparkan kertas itu
dan tidak sengaja mengenai aly bu.

Mrs.alena:hmm duduklah boby!

(bobypun duduk)

Mrs.alena:kamu tau sendiri mencontek itu tidak baik,,kamu tau kan akibat dari
mencontek kalau kamu sampai ketahuan?(1)kamu bisa dihukum,(2)kertas ujian
kamu bisa langsung ibu ambil dan (3)nilai ujian kamu akan kosong dan tidak
keluar karena kamu telah diskualifikasi>apakah kamu mengerti boby?
Boby :ya bu,,saya mengerti.saya sangat menyesal dan saya minta maaf bu!!

Mrs.alena:kamu juga harus meminta maaf kepada aly,karena ulahmu itu ibu
hampir saja menghukumnya.

Boby : (sambil menghadap ke aly)al q minta maaf,aku sangat menyesal.

Aly :iya bob tidak apa2,,yang penting kamu sudah mau mengakui
kesalahanmu.aku sudah memaafkanmu bob.

Mrs.alena:nah boby,,dengarkan nasehat ibu baik2!kamu tidak perlu


mencontek.kerjakanlah soal sesuai dengan kemampuanmu sendiri..berapapun
nilai yang kamu dapatkan,itu adalah hasil dari kerja kerasmu sendiri.!

Boby :iya bu,saya mengerti.saya tidak akan mengulanginya lagi.

Mrs.alena:bagus..(sambul tersenyum) karena kamu sudah mau mengakui


perbuatanmu,maka ibu tidak akan menghukummu.jadi sekarang kalian boleh
kembali kekelas!.

Boby :baik bu,,terima kasih bu

Aly :terima kasih bu,,permisi

Mrs.alena:ya

END#

Você também pode gostar