Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kalasan
CANDI KALASAN ini terletak 50 meter di sebelah selatan Jalan Yogya - Solo,
tepatnya di Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten
Sleman DIY.
Pada setiap pintu masuk, dari sisi utara dan selatan, terdapat hiasan
kala. Di bagian jengger terdapat hiasan kuncup-kuncup bunga, daun-daunan
dan sulur-suluran. Bagian atas dihiasi pohon dewata dan lukisan awan
beserta penghuni khayangan yang sedang memainkan bunyi-bunyian
diantaranya pembawa gendang, rebab, kerang dan camara. Bagian atap
candi terdapat kubus yang dianggap sebagai kemuncak Gunung Semeru
yang disekitarnya terdapat beberapa stupa.
Di sekeliling candi terdapat stupa dengan tinggi kurang lebih 4,60 dan
berjumlah 52 buah. Stupa-stupa tersebut tidak dapat dibangun kembali
karenasudah banyak batu yang hilang. Keistimewaan candi ini adalah pada
permukaan batu terdapat lapisan yang disebut Brajalepha.
Mendengar kata candi ingatan kita pastilah tertuju pada dewi Durga
(dewi Maut), dimana yang terbayang pada otak kita ialah candi sebagai
tempat pemakaman. Kiranya ini tidak salah karena telah diketemukan bukti
bukti bahwa di sekelililig candi kalasan tepatnya di bagian lapik candi
diperkirakan terdapat 52 buah stupa yang dahulu ialah sebagai makam para
pendeta yang setelah meninggal dan abunya ditanam di bawah stupa. Candi
yang berdasarkan catatan prasasti Kalasan (Berbahasa Sansekerta, berhuruf
Pre-Nagari/huruf yang lebih tua dengan Nagari, yang pada umumnya dipakai
untuk menulis dan mencetak bahasa Sansekerta) didiraikan pada abad ke-8
ialah untuk memuliakan dewi Tara dalam tahun 700 caka (778 M). memiliki
kekhasan dimana Bangunan Candi tersebut ialah hasil dari kerjasama dari
dua wangsa (Sanjaya dan Syailendra) yang nota benne beragama Hindu dan
Buddha.
Walau memiliki tubuh yang tambun sebgai mana candi di Jwa tengah
pada umumnya, namun tidak terluhat gemuk karena bangunan candi terbagi
atas kaki, badan, dan kepala, dimana masing-masing terbagi menjadi tiga
bagian mendatar (perbingkaian bawah, batang dan perbingkaian atas).
Terdapat empat tangga yang menghubungkan batur yang dahulukala
dikelilingi oleh pagar langkan, yang mempunyai hiasan-hiasan berbentuk
genta atau stupa diatasnya. Papan batu yang ada di depan tangga sebelah
timur bentuknya hampir menyerupai setengah lingkaran, yang mirip
“Moonstone” di depan tangga kuil agama Buddha di India selatan terutama
di Sailan, hal ini merupakan keunikan tersendiri yang ada di Candi Kalasan
Kepala Kala yang besar dan yang sering kita sebut sebagai Banaspati
(raja hutan) seakan-akan menggambarkan bahwa candi ialah lambang dari
hutan yang sunyi, tempat sang raja hutan itu berkuasa. Namun dapat
kitaartikan juga candi sebagai perlambang dari pegunungan yang tidak
dapat lepas dari hutan tadi. Dalam hutan dan juga pegunungan saling
bertemulah alam biasa dan alam gaib, hidup dan mati, tuhan dan manusia.
Candi Kalasan belum begitu jelas apakah sebagai tempat kediaman para
dewa ataukan tiruan dari gunung Meru. Stupa-setuapa yang ada di atap
candi merupakan hiasan semata dan bukan benda pemujaan yang mejadi
hal yang paling penting dalam agama Buddha (sebagai tempat menyimpan
benda-benda suci, terutama dari sang Budha sendiri). Namun dalam
perkembagannya stupa tersebut berfungsi sebagai tanda peringatan atau
lambang dari agama Buddha.
Keunikan lain ialah pada kaki candi dimana kita akan melihat
Djambangan (pengganti Bonggol) sebagai perlambang dari kesuburan
dan kebahagiaan. Dari dalam jembangan terlihat seakan-akan memuntahkan
bunga-bunga dan sulur-sulur. Boggol berbentuk bulat sedangkan jembangan
juga berbentuk bulat sehingga dalam hal ini keberadaannya dapat saling
menggantikan. Tempat menjulurnya sulur-sulur selain dari bonggol atau
djambangan juga terdapat pada kerang, kura-kura, ikan, ular, gambar orang,
dua ekor kera, ketan, Burung, Babi, Sapi, atau rusa yang semuanya
digambar sedemikian rupa sehingga berbentuk bulat. Sulur-sulur yang ada di
candi Kalasan melingkar-lingkar menjadi Sukur gelung dan di Candi Kalasan
berpangkal kepada Bonggol.
Kepala Kalanya, berbeda dengan kala pada candi lainnya dimana bersatu
dengan makara yang terdapat pada kedua sisi pintu. Makara ialah seekor
binatang Ajaib, di Jawa Tengah digambarkan menyerupai Gajah. Bentuk ini
tiada lain setelah menempuh perjalanan panjang dari kesenian India kurang
lebih 200 Tahun SM. Dimana dahulu kala digambarkan menyerupai seekor
buaya, yang mula-mula digambarkan dengan ekor lurus, kemudian dengan
ekor melingkar, kemudian dalam perkembangan selanjutnya menyerupai
binatang-binatang yang serupa dengan Gajah yang bertubuh ikan
(gajahmina), walau fungsi dan tujuan makara tersebut belum begitu jelas
maksud dan tujuannya. Makara di India bagian Selatan digambarkan dengan
binatang buas yang mulutnya menganga, belalainya melingkar dan ekornya
bermalai besar sekali. Di Jawa Tengah yang tinggal hanya bentuk kepalanya
saja dan kadang kala dengan kedua kaki depannya. Candi kalasan memiliki
relief makara baik di ujung lengan tangga baik yang berupa ukiran maupun
yang bulat mempunyai sekor singa yang duduk didalam mulutya yang
menganga lebar. Dilain candi di mulut Makara terdapat burung Nori atau
manusia. Pada belalai makara terdapat gambar bunga, dan dari bunga ini
bergantung seuntaian mutiara, dengan telinga yang sama sekali tidak
menyerupai telinga gajah, namun lebih mirip telinga sapi yang pinggirnya
berkumai seperti daun tumbuh-tumbuhan.
Bentuk makara yang tidak lazim di Jawa ialah pada bawah kala dimana
makara pada dua tiap sisi dimana yang satu menjadi ujung plengkung dan
menghadap ke dalam, sedangkan yang kedua bertolak belakang dengan
yang pertama dan menghadap keluar. Diatas makara terdapat kala yang
menghadap keluar. Keindahan candi dari segi kehaluasan relief tidak lain
ialah hasil kerjakeras dari Bajralepa. Deretan makhluk kecil yaitu makluk
kayangan yang bertubuh kerdil dan bernama Gana menambah semakin
uniknya candi Kalasan. Gana menjadi satu dengan untaian bunga yang
merupakan sebuah pasangan yang menjadi suatu ragam indah dari hiasan
pendukung untaian. Ragam hias ini sudah sejak dahulu kala diambil oleh
kesenian Hindia awal dari kesenian Yunani-Romawi, dan kemudian menjadi
lazim dalam seni hias India, seperti Untaian bunga yang didukung oleh
makhluk kerdil, kantong-kantong uang yang membujur panjang, deretan
relung dengan arca Buddha di dalamnya. Gana di candi Kalasan terkesan
berdiri sendiri dan tidak mendukung untaian bunga dimana terlihat mereka
terdapat pada bingkai tersendiri, dan melayang tidak satu arah dan
beberapa menunjang rangkaian bunga diatsnya dengan satu tangan saja.
Relief candi Kalasan memang lebih sedikit tidak seperti candi
Prambanan atau Borobudur. Semua arca buddha yang ada di candi Kalasan
melukiskan para Dhyani Budda/Djina (dewa-dewa khayangan), dewa-dewa
tertinggi di dalam mytologi agama Buddha, yang dihubungkan dengan
empat penjuru mata angin serta zenith. Arca-arca yang ada di luar cadi yang
ada di bilik utara dan selatan, dan juga pada dinding segi delapan bagian
pusat atap candi hanyalah arca relief saja, yang dapat kita sebut sebagai
arca tokoh-tokoh dari dunia kedewaan.
Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah
bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal
dari peradaban Hindu-Buddha.[1] Bangunan ini digunakan sebagai tempat
pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah
'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat
ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-
Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian
(petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.
Kelompok :12
Disusun Oleh :
Assalamualaikum Wr.Wb
Wasalamualaikum Wr.Wb
Jatirogo,13 februari
2012
Tim Penyusun
Surat Perjanjian
Dengan ini,saya selaku pihak pertama:Silvia Intan S,dan Panca Ariadi selaku pihak
kedua menyatakan adanya perjanjian.yang meliputi:
1)Dilarangnya kedua belah pihak untuk menyimpan kontak nomor maupun smsan dengan
lawan jenis kecuali sudah ada ijin dari salah satu pihak tersebut.(ex:pihak wanita tidak boleh
menyiman nomor telpon pria,,begitupula dengan pihak pria tidak boleh menyimpan nomor
wanita tanpa seijin pihak lain yang bersangkutan)
2)Dilarang keras adanya perselingkuhan dari pihak manapun(baik dari intan maupun panca
dilarang keras adanya perselingkuhan)
3)Harus saling mengerti,tidak diperkenankan adanya rasa egois dari pihak manapun
Demikian surat perjanjian ini kami buat dengan sebenar2nya.apabila dari salah satu
pihak melanggar perjanjian tersebut,maka dia akan mendapatkan hukuman yang akan
diberikan oleh pihak yang merasa dirugikan.
Mengetahui:
Candi kalasan adalah candi yang dibangun sebagai penghargaan atas perkawinan
nantara raja Pancapana dari dinasti Sanjaya dengan putri yang berasal dari Dinasti
Syailendra,Dyah Pramudya Wardhani ini terdapat ornament/ukiran halus yang dilapisi dengan
“Vajlarepa”,bahan kekuning-kuningan terbuat dari getah pohon tertentu.Vajlarepa berfungsi
sebagai pelindung lumut dan jamur dan memperhalus ukiran menjadi bagus.Tinggi candi ini
adalah 24m,dan fondasinya dibangun dengan bentuk Greek Cross.
Candi Kalasan ini bercorak budha,namun pendirinya adalah Rakai Panangkaran dari
Wanca Sanjaya yang menganut agama hindu.Rakai Panangkaran mendirikan Candi Kalasan
atas bujukan guru-gurunya dari Wanca Syailendra yang menganut agama budha.
Candi Kalasan juga terkenal sebagai candi yang indah hiasannya dan sangat halus
pahatan batunya.Selain itu ornament dan relief pada dinding luarnya dilapisi sejenis semen
kuno yang disebut dengan Vajlarepa.
Candi Kalasan merupakan peninggalan Budha yang tertua didaerah Yogyakarta dan
Jawa Tengah yang dibangun pada Tahun 778 M sebagai persembahan kepada Dewi
Tara.Candi Kalasan atau yang disebut juga dengan Candi Kalibening ini merupakan candi
umat budha yang terletak di desa Kalasan,Kabupaten Sleman,Provinsi Yogyakarta.
Berdasarkan Prasasti Kalasan Bertarikh 778 yang ditemukan dari candi ini
menyebutkan tentang pendirian bangunan suci untuk menghormati Bodhisattva
wanita,Tarabhawana dan sebuah vihara untuk para pendeta.
Penguasa yang memerintah pebangunan candi ini bernama Maharaja Tejapurnaparna
Panangkaran (Rakai Panangkaran) dari keluarga Syailendra.Kemudian dengan perbandingan
dari muniskrip pada prasasti Kelurak tokoh ini dapat diidentifikasikan dengan Dharanindra
atau dengan prasasti Nalanda yang pada dasarnya adalah sebutan bagi ayah dari
Samaragrawira.Sehingga candi ini dapat menjadi bukti kehadiran Wangsa
Syailendra,penguasa Sriwijaya diSumatera atas jawa.
Daftar Isi
Kata
pengantar.............................................................................................................................................................xi
Daftar
isi........................................................................................................................................................................xii
Lokasi Candi
Kalasan...................................................................................................................................................1
Sejarah Candi
Kalasan................................................................................................................................................8
Kata
Penutup................................................................................................................................................................10
Kata Penutup
Alhamdulillah,segala puji syukur kami
panjatkan kepada Allah swt yang atas berkahnya
kami diberikan kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Candi
Kalasan” ini.
Kami ucapakan banyak terima kasih kepada
guru-guru kami yang berkenan mendidik
kami,serta kepada teman-teman yang mendukung
kita sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Harapan kami,semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembacanya dan juga bisa
bermanfaat untuk menambah wawasan tentang
sejarah candi kalasan.
Cukup sekian dari kami,apabila terjadi
kesalahan dalam hal penulisan nama,tempat,dll
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Jatirogo,13 februarii
2012
Tim Penyusun
Penyesalan Boby
Set: di kelas
dialog 1
Aly: aku dengar, ms. Allena sangat ketat saat menjaga ujian di ruang 2! Kau tahu
tiffany anak kelas ipa 2?
Aly: dia ketahuan mencontek saat ujian kemaren! Dan miss allena langsung
merobek kertas ulangannya dan menyuruhnya keluar dari ruang ujian! Aah.. Itu
sangat menakutkan!
Dialog 2
Sett : saat ujian Miss Alena masuk ruangan dan duduk dikursinya.anak2 mulai
gaduh saat tau yang menjaga adalah miss Alena.
Jess:Omg..
All:maaf miss
(Miss alenapun mulai membagikan kertas ujian dengan raut muka yang kesal)
All:Mengerti bu!
Mrs Alena :bagus..waktu kalian 60 menit.,jadi kerjakan soal dengan sebaik
mungkin.!
Jess :Apa?
Abel :belum
Aly :aaahhh
(tepat saat itu Mrs.Alena masuk dan menegur aly dan abel)
Aly :Kertas apa ini?(Aly membukannya dan dia kaget.miss alena melihat aly dan
diapun mendekatinya.)
Mrs.Alena:apa yang kau bawa itu alycia?(sambil merebut kertas contekan yang
dibawa aly).
Mrs.Alena: (mengambil kertas ujian Aly) keluar,,dan setelah ujian selesai temui
ibu dikantor!
Set 3:Diruang guru aly duduk sambil menundukan kepalanya dihadapan miss
alena.Miss alena terlihat masih sangat marah atas kejadian tadi.
Boby : (tiba2 datang)alycia benar bu,dia tidak salah.itu memang bukan kertas
dia,tetapi milik saya.saya benar2 minta maaf!.
Boby :saya takut ketahuan bu,jadi secara sepontan saya melemparkan kertas itu
dan tidak sengaja mengenai aly bu.
(bobypun duduk)
Mrs.alena:kamu tau sendiri mencontek itu tidak baik,,kamu tau kan akibat dari
mencontek kalau kamu sampai ketahuan?(1)kamu bisa dihukum,(2)kertas ujian
kamu bisa langsung ibu ambil dan (3)nilai ujian kamu akan kosong dan tidak
keluar karena kamu telah diskualifikasi>apakah kamu mengerti boby?
Boby :ya bu,,saya mengerti.saya sangat menyesal dan saya minta maaf bu!!
Mrs.alena:kamu juga harus meminta maaf kepada aly,karena ulahmu itu ibu
hampir saja menghukumnya.
Aly :iya bob tidak apa2,,yang penting kamu sudah mau mengakui
kesalahanmu.aku sudah memaafkanmu bob.
Mrs.alena:ya
END#