Você está na página 1de 7

yasserihsa.blogspot.co.

id

Analisis sensitivitas ekonomi - Katangkaskill


6-8 minutes

ANALISIS SENSITIVITAS?

Analisis sensitivitas dapat ditinjau atas 2 perspektif:

 Sensitivitas terhadap diri sendiri, yaitu pada kondisi break even point saat NPV = 0 atau

AE = 0 atau

 Sensitivitas terhadap alternatif lain.

Investasi = 1000 juta

Annual benefit = 400 juta

Annual cost = 50 juta

Nilai sisa = 700 juta

Umur investasi = 4 tahun

Suku bunga = 10%

Jika yang akan dianalisis sensitivitas investasinya,

maka :

NPV = - I + Ab (P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)

0 = - I + 400 (P/A,10,4) + 700 (P/F,10,4) – 50 (P/A,10,4)

0 = - I + 400 (3,170) + 700 (0,6830) – 50 (3,170)

0 = - I + 1587,6
I = Rp.1587,6 juta

Artinya investasi pada nilai Rp.1,587,6 juta, jika biaya investasi meningkat dari Rp.1.000 juta
sampai Rp.1.587,6 investasi masih layak.

Jika yang dianalisis sensitivitas benefit, maka :

NPV = - I + Ab (P/A,i,n) + S (P/F,i,n) – Ac (P/A,i,n)

0 = - 1000 + Ab (P/A,10,4) + 700 (P/F,10,4) – 50 (P/A,10,4)

0 = - 1000 + Ab (3,170) + 700 (0,6830) – 50 (3,170)

0 = 3,170 Ab – 680,4

Ab = Rp.214,63 juta

Sensitivitas pada alternatif lain :

Alt.1 Alt.2 Alt.3

Investasi 1000 jt 800 jt 1200 jt

Annual benefit 400 jt 400 jt 300 jt

Annual cost 50 jt 75 jt 50 jt

Nilai sisa 700 jt 500 jt 400 jt

Umur investasi 4 th 3 th 6 th

Suku bunga 10% 10% 10%

AE1 = - I (A/P,i,n) + Ab + S (A/F,i,n) – Ac

= - 1000 (A/P,10,4) + 400 + 700 (A/F,10,4) – 50

= - 1000 (0.3155) + 400 + 700 (0.2155) – 50

= Rp.185,35 juta
AE2 = - 800 (A/P,10,3) + 400 + 500 (A/F,10,3) -75

= - 800 (0.4071) + 400 + 500 (0.3021) -75

= Rp.154,32 juta

AE3 = - 1200 (A/P,10,6) + 300 + 400 (A/F,10,6) – 50

= - 1200 (0.2296) + 300 + 400 (0.1296) – 50

= Rp.26,32 juta

ANALISIS BREAK-EVEN POINT INVESTASI

Analisis ini untuk mengetahui pada kondisi bagaimana pembangunan fasilitas investasi perlu
dilakukan sekaligus atau dilakukan bertahap, dan bila bertahap kapan tahapan2 dilakukan
sehingga menghasilkan investasi optimal dan produktif.

Suatu proyek investasi pembangunan fasilitas produksi menyediakan 2 alternatif metode


pembangunan yaitu membangun fasilitas satu tahap (full capacity) atau membangun bertahap. U/
full capacity biaya invstasinya Rp.2 M dan jika membangun 2 tahap, tahap pertama butuh biaya
investasi Rp.1,4 M dan tahap kedua Rp.1,7 M. Jika semua fasilitas akan habis dalam waktu 40
tahun dengan nilai sisa = 0, baya operasi dan perawatan relatif sama untuk kedua metode.
Analisislah sejauh mana keputusan sensitif pada suku bunga berjalan 8% pertahun !

BREAK-EVEN POINT INVESTASI


a. PWCA dari metode satu tahap adalah Rp.2 M.

b. PWCB dua tahap konstruksi adalah :

PWCB = I1 + I2 (P/F,i,n)

= 1,4 + 1,7 (P/F,8,n)

Jika n = 8, PWCB = 1,4 + 1,7 (0,5403)

= Rp.2,318 M.

Jika n = 10, PWCB = 1,4 + 1,7 (0,4632)

= Rp.2,187 M.

Jika n = 12, PWCB = 1,4 + 1,7 (0,3971)

= Rp.2,075 M.
Metode A akan sensitif terhadap metode B jika PWCA = PWCB, dimana PWCB akan sama jika
I2 ada diantara n=12 dan 15 tahun mendatang.

Bila diinterpolasi maka :

DEPRESIASI

Depresias i adalah penyusutan atau penurunan nilai aset

bersamaan dengan berlalunya waktu.

Pengertian aset : current asset & fixed asset.

Aset yang terkena depresiasi hanya set tetap yang bersifat

Fisik, seperti bangunan, mesin,peralatan, kendaraan,dll.

Depresiasi dapat dibedakan atas :

1. Penyusutan fisik.

Penyusutan yang diakibatkan o/berkurangnya kemampuan fisik dari aset u/menghasilkan


produksi karena keausan & kemerosotan.

Depresiasi dapat dibedakan atas :

2. Penyusutan fungsional.

Penyusutan yang diakibatkan o/kekunoan/usang.

3. Penyusutan moneter.

Penyusutan yang disebabkan adanya perubahan tingkat suku bungan moneter.

Tujuan depresiasi aset :

1. Untuk menyediakan dana pengembalian modal yang telah diinvestasikan dalam kekayaan
fisik. Dana ini sifatnya saving u/menjamin keberlanjutan usaha bila mesin habis masa pakainya
& perlu diganti dengan baru.

2. Untuk memungkinkan adanya biaya penyusutan yang

dibebankan pada biaya produksi atau jasa yang dihasilkan


dari penggunaan aset.

3. Sebagai dasar pengurangan pembayaran pajak-pajak

pendapatan usaha yang harus dibayarkan.

Metode penghitungan depresiasi :

1. Straight line depreciation (SLD)

Rumus:

SLD = Jumlah depresiasi per tahun

I = Investasi

S = Nilai sisa aset akhir umur produktif

N = Lamanya aset akan di depresiasi

Sebuah perusahaan angkutan memiliki beberapa buah truk dengan harga Rp.180
juta/buah.Berdasarkan pengalaman truk2 yang sama memiliki umur produktif selama 5 tahun
dan setelah itu truk dapat dijual dengan harga Rp.60 juta. Hitunglah besarnya depresiasi yang
harus dikeluarkan tiap tahun, jumlah depresiasi selama 3 tahun dan nilai buku pada akhir tahun
ketiga tersebut jika metode depresiasi yang diterapkan adalah SLD.

Nilai buku pada akhir tahun ke 3 :


BV 1 = I – Σ Dep 1

= 180 – 72

= Rp.108 juta

2. Sum of Years Depreciation ( SOYD )

Metode ini punya pola pembayaran depresiasi yang tidak sama tiap tahunnya, yaitu
didasarkan atas bobot digit dari tahun pemakaian. Pada tahun2 awal depresiasi yang dikeluarkan
lebih besar dari tahun berikutnya, dimana penurunannya merupakan fungsi dari berkurangnya
umur aset.

Penggunaan depresiasi ini biasanya dikenakan u/aset yang punya pola perilaku keuntungan
besar di awal & mengecil sesuai perjalanan umur investasi

Suatu aset dengan nilai investasi Rp.120 juta, umur 7 tahun

nilai sisa 20 juta Rupiah akan dihitung besarnya depresiasi per

tahun dan nilai buku setiap tahunnya.

I = Rp.120 juta

S = Rp.20 juta

Umur aset = 7 tahun

Maka =

1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 = 28

Você também pode gostar