Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Jadi intinya gw belum genap seminggu menghirup udara kebebasan di luar Rumah Sakit Yos
Sudarso Padang Room No.320.. U know why? Gw habis operasi pren.. Operasinya Medium,
dengan sebuah tonjolan di selakangan gw (bukan, bukan tonjolan yang itu) deket2 anus,
makanya namanya periANAL. Gw kira sbelumnya tonjolan itu adaalh Wasir, tapi anehnya waktu
BAB ga masalah tuh.. Sminggu sbelumnya gw dah periksa ke dokter di Bukittinggi dan beliau
juga mengira itu wasir. Alhasil gw dikasih obat wasir berbentuk peluru yang mesti dimasukkan
lewat anus. Gw ga ngerti perasaan temen2 gw kalo tau gw salaman setelah minum, eh
memasukkan obat. (becanda dink, gw pake antiseptik kok). Trus dokter itu nyuruh gw kontrol
seminggu lagi. Belom genap seminggu, gw maen2 ke padang, kumpul ma tmen2 alumni BDK
Palembang 06. Nah.., karena waktu itu pas arus balik lebaran, gw mesti berdesak2an di travel 2
jam lebih. Pantat gw berusaha menjerit dan berontak karena tergesek dan terhimpit. Inilah yang
gw tengarai menjadi trigger atas perihnya tonjolan gw itu keesokan harinya.
Esoknya ketika gw bangun di pagi hari, gw tidak disambut oleh nyanyian burung2 gereja (??)
melainkan gw mesti berjalan ngangkang karena klo ga gt rasanya sakit deh (ga pake banget,
belum saatnya). Dan gw memutuskan untuk pergi ke RS Yos Sudarso ditemenin ma Dimas naek
taksi buluk khas padang karena dah ga sanggup lagi buat naek kendaraan umum jenis lain,
apalagi buat jalan dengan gaya orang pasca sunat dan anunya tiba2 jadi dua. Seperti yg gw duga,
dokter di RS memutuskan untuk dilakukan operasi malam harinya. So, gw check in di RS siang
itu juga.
14.00
Check in di RS, Puasa pra operasi dimulai
15.00
Hampir mati kebosanan, karena namanya jg Rumah Sakit, mau jalan2 ke mana? Ngecengin
perawat? ide bagus
16.00
Tidur
18.00
Dimas n Nyokapnya dateng
19.00
Minum obat
19.30
Dokter datang, perasaan gw dah ga enak. Yap gw disuruh duduk di kursi roda untuk pindah ke
ruang operasi. Masuk ruangan aku disambut beberapa lelaki dan perempuan yang memaksaku
untuk melucuti seluruh pakaian yang aku kenakan.. (kok familiar ya dgn kalimat spt ini). Trus
dokter pimpinan operasi gw datang dengan masih ngobrol di hapenya. Namanya dokter Wirsman
Arif, panggilannya dr. Ucok (darimana ucoknya ya? ga pake marga juga kok). Habis nutup telp
dia tanya ke salah satu perawat bernama Melsi, “Mana cipika-cipikinya?” Entah setan mana yang
lewat, gw langsung nyeletuk, “Buat pasiennya enggak suz?” sedetik kemudian sebuah bantal
sukses mendarat di muka gw, sebuah perilaku keji untuk seorang pasien tak berdaya , yang kaki
dan tangannya sudah terikat di meja operasi. Operasi udah siap, nah sekarang saatnya para
perawat mengalihkan perhatian gw dengan mengajak ngobrol, pas ngelubangin pergelangan
tangan gw seorang perawat cowok (bukan gaylord focker) nanya olahraga gw apa, soalnya kulit
tangan gw susah ditembus. Gw ga nyangka klo Basket punya efek kaya gini. Ternyata bukan
cuman tangan gw yang dilubangin, habis itu giliran punggung gw ditusuk jarum yang bikin gw
hilang kesadaran kurang dari 5 menit sesudahnya…
20.30
Mata gw kebuka setengah…. cuma keliatan bayangan2 orang di sekitar gw.. oh.. operasi dah
kelar ya? tapi gw ngerasa terbang di awan tanpa bisa ngerasain anggota badan gw ada di mana
20.45
Gw dipapah duduk di kursi Roda n dibalikin ke bangsal 13, eh 320. Sbelum keluar Lift, suster
bilang ke mamanya Dimas yang setia nungguin (thanks Mom), “Tolong jagain ya buk, barang
langka nih.” Pikiran gw belum mampu buat mencerna kata2 itu, orang badan gw aja baru kerasa
setengah. Di bangsal gw ternyata udah nungguin Dimas, dek Soli (adeknya Dimas), bokapnya,
and so pasti nyokapnya… Fyuh… merekalah yang ngurus kesendirian gw sakit di rantau orang..
I dont know how to thanks and what to give back..
next day…
gw bangun dengan perasaan enaaakkkk bgt.. tapi ga bertahan lama setelah melihat infus di
tangan gw dan ranjang yang berdarah kena noda bekas tusukan di punggung gw.
gw pikir penderitaan gw bakal berakhir di sini…
ternyata gw salah
2. Pengkajian resiko luka tekan seharusnya dilakukan pada saat pasien memasuki RS dan diulang dengan pola yang
teratur atau ketika ada perubahan yang signifikan pada pasien, seperti pembedahan atau penurunan status
kesehatan[5]. Beberapa instrumen pengkajian resiko dapat digunakan untuk mengetahui skor resiko. Diantara skala
yang sering digunakan adalah skala Braden dan Norton[18]. Saat ini skala Braden telah diuji validitasnya di
Indonesia, dan memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi [17].
3. Identifikasi kelompok kelompok yang beresiko tinggi terhadap kejadian luka tekan. Orangtua dengan usia lebih dari
60 tahun, bayi dan neonatal, pasien injuri tulang belakang adalah kelompok yang mempunyai resiko tinggi terhadap
kejadian luka tekan[12].
7. Kaji dan minimalkan terhadap pergesekan (friction)dan tenaga yang merobek (shear).
Bersihkan dan keringkan kulit secepat mungkin setelah episode inkontinensia. Kulit yang lembab mengakibatkan
mudahnya terjadi pergesaran dan perobekan jaringan. Pertahankan kepala tempat tidur pada posisi 30 atau dibawah
30 derajat untuk mencegah pasien merosot yang dapat mengakibatkan terjadinya perobekan jaringan[19].
8. Kajilah inkontinensia
Kelembapan yang disebabkan oleh inkontinensia dapat menyebabkan maserasi. Lakukanlah latihan untuk melatih
kandung kemih (bladder training) pada pasien yang mengalami inkontinesia. Hal lain yang dapat dilakukan untuk
mencegah terjadinya luka tekan adalah :
10. Kaji dan monitor luka tekan pada setiap penggantian balutan luka[19].
meliputi :
● Deskripsi dari luka tekan meliputi lokasi, tipe jaringan ( granulasi, nekrotik, eschar), ukuran luka, eksudat ( jumlah,
tipe, karakter, bau), serta ada tidaknya infeksi.
● Stadium dari luka tekan
● Kondisi kulit sekeliling luka
● Nyeri pada luka
● Penyembuhan luka seringkali gagal karena adanya kondisi kondisi seperti malignansi, diabetes, gagal jantung,
gagal ginjal, pneumonia
● Medikasi seperti steroid, agen imunosupresif, atau obat anti kanker juga akan mengganggu penyembuhan luka[18].
● Parameter untuk penyembuhan luka termasuk dimensi luka, eksudat, dan jaringan luka.
● Pantaulah perkembangan dari penyembuhan luka dengan menggunakan instrumen/skala. Contoh instrumen yang
sering digunakan untuk mengkaji penyembuhan luka adalah PSST (pressure sore status tool ), dan PUSH ( pressure
ulcer scale for healing)[4].
13. Kajilah komplikasi yang potensial terjadi karena luka tekan seperti abses, osteomielitis, bakteremia, fistula[19].
14. Berilah pasien edukasi berupa penyebab dan faktor resiko untuk luka tekan dan cara cara untuk meminimalkan
luka tekan.
Acknowledgement
I would like to thank to Professor Hiromi Sanada and Gojiro Nakagami for the figures and helping me in creating this
article.
Daftar Pustaka
1. Agency for Health Care Policy and Reseach, U.S. Department of health and Human Services. Pressure ulcers in
adult: prediction and prevention. 1992. Rockville
2. Allman R.M.,Goode,P.S, Patrick,M.M.,et al. Pressure ulcer risk factors among hospitalized patients with activity
limitations. Journal of the american Medical association. 1995;273:865-870
3. Ankrom A.M., Bennet G.R., Sprigle S.,et al. Pressure-related deep tissue injury under intact skin skin and the
current pressure ulcer staging systems. Advances in skin and wound care.2005;18:35-42
4. Bates -Jensen . Indices to include in wound healing assessment. Advances in Wound Care. 1995;8:25-3
5. Berlowitz D.R., Brandeis. G.H., Anderson J., Du W, et al. Effect of pressure ulcers on the survival of long -term
care residents. The Journal Of Gerontology. 1997, 52A
6. Braden BJ, Bergstrom N . A conceptual schema for the study of the etiology of pressure sores. Rehab Nursing,
2000, 25, 105-110
7. Defloor T., The Risk of Pressure Sores: Aconceptual scheme. Journal of Clinical Nursing, 1999;8:206-216,.
8. Guenter P., Malyszck R.,Bliss D.Z.,et al. Survey of nutritional status in newly hospitalized patiens with stage III or
stage IV pressure ulcers. Advances in Wound Care.2000;13:164-168
9. National Pressure Ulcer Advisory Panel. Push Tools. Available at : http://www.npuap.org. Accesed Desember 2006
10. Newman. D.K., Wallace.D.W., et.al Moisture control and incontinence management. In D.L Krasner.G.T.
Rodeheaver,and R.G Sibbald, Chronic wound care : A clinical source book for healthcare professionals (3rd ed).2001.
Wayne,PA:HMP communication
11. Pieper B., Sugrue M., Weiland M., et al. Risk factor, prevention methods, and wound care for patients with
pressure ulcers. Clinical Nurse Speacialist.1998;12:7
12. Quigley. S.M., Curley. M.A.Q. Skin Integrity in The Pediatric Population: preventing and managing pressure
ulcers. Journal Of The Society Of Pediatric Nurses. 1996;1(1):7
15. Sato M., Sanada H., Konya C., et al. Prognosis stage I and related factors. International Wound Journal.
2006;3:335-362
16. Sugama., J., Sanada, H., Kanagawa, K., et al . Risk factors of pressure sore development, intensive care unit,
Pressure – relieving care, the Japanese version of the Braden Scale. Kanazawa Junior Collage, 1992, 16, 55-59
17. Suriadi, Sanada H, Kitagawa A, et.al. Study of reliability and validity of the braden scale translated into indonesia.
2003. Master thesis. Kanazawa University, Japan
18. Sussman, C. & Bates-Jensen, B.M.. Wound Care: a collaborative practice manual for physical therapist and
nurses. Second Edition. Gaithersburg: AN Aspen publication, 2001,235 – 260
19. Wound Ostomy and Continence Nurses Society : Guideline for prevention and management of pressure ulcers,
2003, 1-15
20. Wound, Ostomy, and Continence Nurses Society. WOCN society response to NPUAP white papers: Deep tissue
injury, stage 1 pressure ulcer, and stage II pressure ulcers. Glenview ill: Wound, Ostomy, and Continence Nurses
Society;2005
21. Van Rijswijk L., Braden B. Pressure ulcer patient and wound assessment: An AHCPR clinical parctice guideline
update. ostomy/Wound Management.1999;45(suppl.1A):56S-67S
FISTEL/ABSES PERIANAL
Definisis :
Fistula : Hubungan abnormal antara anal dan kulit perianal oleh saluran yang dilapisi epitel
Abses : Terdapat penumpukan Nanah pada saluran anal dan kulit perianal
Gejala :
Nyeri/sakit
berdarah atau bernanah
rasa gatal sekitar anus
Sering disertai Demam bila ada
Pengobatan
Pemberian Antibiotik/Antinyeri
Operasi Fistulotomy/Fistulektomy
Appendicitis/Usus Buntu
Definisi: Peadangan pada Usus buntu/Appendik
Dapat berupa :
Apendisitis akut
Periapendikuler infiltrat
Periapendikuler abses
Gejala :
Pemeriksaan Fisik :
Terapi :
Definisi :Pembengkakan atau radang pembuluh darah vena di rectum dan anus
Gejala :
keluar darah segar saat BAB (terutama saat feses akan keluar atau setelah feses keluar
(Stadium I)
Keluar benjolan saat anus dapat masuk atau tidak dapat masuk (stadium IIs/d IV).
Rasa nyeri pada dubur,
kadang terasa gatal pada dubur
Pemeriksaan Fisik
Terapi :
Stadium I & II tanpa atau dengan pendarahan : rawat jalan, medikamentosa, pengaturan
diet, skleroterapi.
Stadium III & IV : MRS, ligasi rubber band.operasi haemoroidektomi.
STRUMA/GONDOK
Dapat Berupa :
1). Struma uninodosa : bila terdapat satu benjolan/nodus dalam satu sisi/lobus
2). Struma multinodsa : bila terdapat dua atau lebih benjolan/nodus dalam satu atau kedua
sisi/lobus
Penderita gelisah, gemetar, nadi cepat, badan tambah kurus, jantung berdebar, sering
keringatan, sulit tidur, diare,mata melotot(exophthalmos)
Kemungkinan Lain :
KARSINOMA/KEGANASAN TIROID:
Benjolan di leher bagian depan, ikut bergerak waktu menelan disertai tanda : Penekanan, suara
parau, sesak nafas, gangguan menelan, teraba keras, gerakan terbatas, pembesaran kelenjar getah
bening leher, FNAB keganasan (+)
Terapi :
a. Bedah :
Operasi macamnya tergantung proses patologi tiroid :
Definisi : Keluarnya organ dalam rongga perut melalui bagian dinding perut yang lemah
Dapat berupa :
Diagnosis :
Terapi :
(Hernioraphy menurut Bassini / shouldice atau lebih baik dengan memakai Prolene Mesh
(Lichtenstein)
HIPERTROFI PROSTAT BENIGNA (BPH)
Definisi : Pembesaran kelenjar prostat,dapat menyebabkan ganguan kencing
Diagnosa :
3 pertanyaan penting :
Tanda-tanda
Mengejan
Pancaran lemah
Pengosongan tidak sempurna
Kencing tidak puas
Kencing terputus
Sering kencing
Kesulitan menahan rasa ingin kencing
Menetes setelah kencing
Kencing malam hari
Pemeriksaan Fisik :
Terapi : Labioplasti
Terapi :
b. Bedah : Palatoplasti
KARSINOMA KOLON
Diagnosis :
Terapi :
KARSINOMA REKTUM
Diagnosis :
Pemeriksaan Fisik
Colok dubur :
Terapi :
LUKA BAKAR
3. Diagnosis banding : -
4. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium : DL, UL, RFT, elektrolit, protein darah
Jantung : EKG
5. Terapi :