Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Secara garis besar, sebuah alat ukur mempunyai tiga komponen utama yaitu
sensor, pengubah dan pencatat/penunjuk.
Ada dua jenis sensor, yaitu kontak dan non kontak. Sensor kontak banyak
digunakan pada prinsip alat ukur mekanik dan elektrik, sedang sensor non
kontak pada prinsip optik dan pneumatik. Contoh sensor pada mikrometer
adalah kedua permukaan ukur yang menjepit benda ukur, pada dial indikator
terletak pada ujung tangkai batang ukurnya.
B. Pengubah (Tranduser)
Bila sensor tadi merupakan bagian alat ukur yang menyentuh langsung benda
ukur,maka bagian manakah dari alat ukur tersebut yang akan memberi arti
dari pengukuran yang dilakukan. Sebab, tanpa adanya bagian khusus dari
alat ukur yang meneruskan apa yang diterima oleh sensor maka si
pengukurpun tidak memperoleh informasi apa-apa dari benda ukur. Ada satu
bagian dari alat ukur yang sangat penting yang berfungsi sebagai penerus,
pengubah atau pengolah semua isyarat yang diterima oleh senso yaitu yang
disebut dengan pengubah (tranduser). Dengan adanya pengubah inilah
semua isyarat dari sensor diteruskan ke bagian lain yaitu penunjuk/pencatat
yang terlebih dahulu di ubah datanya oleh bagian pengubah. Dengan
demikian pengubah ini mempunyai fungsi untuk memperkuat/memperjelas
dan memperbesar perbedaan yang kecil dari dimensibenda ukur yang
merupakan sinyal yang diterima dari sensor dan mengirim hasil ke penunjuk
atau indikator/rekorder maupun kontroler.Pada tranduser sinyal dirubah
dengan besaran lain, misalnya system mekanik menjadi elektrik kemudian
diubah kembali menjadi sistem mekanik Jadi prinsip kerja dari alat ukur
tergantung dari pengubahnya, yang dapat dibedakan menjadi beberapa
prinsip kerja, yaitu :
1) Sistem mekanik
2) Sistem elektrik
3) Sistem optik
4) Sistem pneumatik
5) Sistem gabungan diantara tersebut diatas, diantaranya: sistem
optomekanik, sistem optoelektronik, sistem mekatronik
Contoh tranduser pada mikrometer berupa sistem ulir presisi, pada dial
indikator berupa sistem rodagigi yang dapat mengubah dari gerakan linier
menjadi gerakan berputar pada indikatornya.
1. kunci momen
Kunci momen (torque wrench) berfungsi untuk mengencangkan mur atau baut
sesuai dengan ukuran kekencangan tertentu.
Pada kunci momen bagian ujungnya bisa dipasang kunci soket sesuai dengan ukuran
mur atau baut yang akan dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain (dekat
dengan handle kunci momen) terdapat jarum penunjuk dan angka-angka yang
menunjukkan nilai kekencangan dari mur atau baut yang dikencangkan. Jarum
akan bergerak sesuai dengan kekencangan yang diberikan.
Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir dari pengencangan baut atau
mur. Jadi pada saat awal pengencangan kita menggunakan kunci biasa (kunci ring,
kunci soket maupun kunci pas), setelah dirasa agak kencang baru dikencangkan
akhir menggunakan kunci momen dan kencangkan sesuai dengan nilai kekencangan
dari mur atau baut tersebut.
Kunci momen bisa untuk mempermudah dalam menyamakan nilai kekencangan mur
atau baut, sehingga kebengkokan pada suatu bagian karena nilai kekencangan yang
berbeda-beda dapat dihindari.
2. Dial Gauge
Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik , hidrolik
maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering
Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder gauge
sering digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lainnya secara
teliti. Dalam penggunaannya cylinder gauge tidak dapat digunakan sendiri, tapi
juga membutuhkan alat ukur lainnya, yaitu jangka sorong/vernier caliper dan
micrometer. Ketelitian alat ini adalah 0,01 mm.
4. Feeler Gauge
Feerler gauge sering disebut juga dengan thickness gauge, karena memang bentuknya seperti bilah
tipis dalam ukuran yang bermacam-macam. Mulai dari 0,05 mm sampai 1 mm. Namun ada juga yang
dimulai dari ukuran 0,03 mm dan 0,04mm