Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Fluktuasi
Harga
Sayuran
Anas D. Susila, Ph.D
Asssociate Professor in Horticulture
Department Agronomy and Horticulture
Faculty of Agriculture - Bogor Agricultural University
Dengan hormat,
Pertama kali saya berharap bapak dalam keadaan sehat dan sukses dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari. Bapak, untuk edisi mendatang tabloid kami membahas mengadakan liputan
khusus berkaitan dengan kenaikan harga sembako dan sayur mayur dan kami rasa bapak sangat
berkompeten untuk dimintai pendapat berkaitan dengan tema ini. Adapun pertanyaan yang ingin
kami ajukan yaitu:
Cabe merupakan salah satu diantara 6 komoditas sayuran unggulan nasional. Sayuran unggulan
nasional yang lain adalah bawang merah, kentang, tomat, kubis, dan jamur. Cabe menduduki
posisi paling penting sebab walaupun diperlukannya dalam jumlah kecil (4 kg/kapita/tahun)
namun hampir seluruh menu masakan di Indonesia menggunakan cabai. Cabe tidak dapat
disubstitusi oleh komoditas lain, lagi pula di Indonesia cabe sebagian besar dikonsumsi dalam
bentuk segar. Sehingga bila terjadi ketidak seimbangan antara produsi dan serapan pasar pasti akan
terjadi fluktusi harga. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya ketidak seimbangan
tersebut diantaranya adalah pola produksi (adanya on season dan off season), gagal panen yang
diakibatkan oleh bencana alam, masalah distribusi, serta naiknya harga-harga komoditas strategis
lain. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap harga sayuran yang lain.
2. Faktor-faktor yang pendukung kenaikan tinggi pada cabe contohnya di Jakarta harga cabe rawit
merah hingga Rp 20.000 per kgnya pada akhir desember 2007?
Faktor pendukung kenaikan harga cabe diantaranya adalah adanya pola tanam di lapang. Panen
raya cabe di sentra-sentra produksi biasanya terjadi antara bula Maret sampai Juni, pada saat ini
harga cabai relatif rendah mulai July sampai Desember harga biasanya merangkak naik karena
persediaan di pasar relatif rendah, kondisi ini dapat berlangsung sampai bulan Februari sebelum
musim panen berikutnya. Faktor lain yang menyebakan terjadinya kenaikan harga cabe adalah
adanya peringatan hari besar seperti lebaran.
Khusus untuk tahun 2007 faktor yang menjadi penyebab tingginya harga cabe dan sayuran lain
adalah adanya berncana banjir. Menurut informasi dari Direktorat Jenderal Hortikultura luas
kerusakan tanaman sayuran akibat banjir tahun 2007 (keadaan Januari sampai dengan Desember
2007) adalah 1.190.4 hetar (terkena seluas 707.7 hektar dan puso seluas 482.7 hektar). Tanaman
yang terkena banjir ada 11 jenis yaitu: cabe, bawang merah, tomat, kacang panjang, timun, terong,
sawi, bayam, pare, gambas dan kangkung, dimana tanaman yang terkena banjir terluas adalah cabe
(terkena seluas 441.7 hektar dan puso seluas 303.9)
3. Apakah kenaikan harga cabe dan sayuran akan seperti fenomena tahun 1998 yang semua harga
sembako naik, kira-kira kenaikan ini akan berapa lama?
Naiknya harga komoditas cabe dan sayuran saat ini disebabkan oleh naiknya komoditas startegis
lain yang diimpor. Kenaikan harga international terhadap komoditas strategis yang diimpor
tersebut membawa dampak terhadap naiknya harga pengelolaan usaha produksi dan distribusi
komoditas sayuran.
5. Di tingkat harga berapa titik terekstrim harga cabe dan kira-kira kapan?
Dipulau Jawa yang merupakan 65% dari total luas lahan produksi nasional cabe harga maksimum
cabe segar bisa sampai 25-30 ribu (saya belum pernah medapatkan info di atas ini ---Tolong
dikoreksi) namun di luar jawa harga bisa lebih mahal. Harga tertinggi biasanya dicapai pada bulan
Oktober-Februari. Menjelang Idul Fitri biasanya kenaikan konsumsi sebesar 10-20% dan biasanya
diikuti dengan naiknnya harga.
7. Kenaikan harga cabe dan sayuran hijau ini akan mengurangi daya beli masyarakat hingga seperti
apa?apakah hingga ke tingkat tidak mau membeli?
Karena cabe selalu dipelukan untuk hampir semua menu masakan dan tidak bisa dgantikan oleh
komoditas lain, maka cabe akan tetap akan dibeli oleh konsumen.
8. Seberapa besar peran pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini?
Dari pemantauan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura terhadap
besarnya permintaan mingguan dan pola produksi cabai merah dapat dilaporkan bahwa kebutuhan
nasional cabai merah lewat pasar induk hanya berkisar 750.000 - 800.000 ton/tahun atau 60.000 -
70.000 ton/bln. Mengingat selama ini Pulau Jawa memberikan sumbangan sebesar + 65% dari
total produksi idealnya diperlukan areal tambah tanam setiap bulan cukup sekitar 5.000 ha untuk
menghasilkan 40.000 - 50.000 ton/bln.
9. Pihak-pihak mana saja yang dikatakan harus bertangggung jawab? Dan seperti apa pertanggung
jawab yang harus dilakukan?
Pemerintah : menjamin adanya kebijakan pengaturan pola produksi dan distribusi komoditas
sayuran sehingga ketersediaannya merata di seluruh daerah sepanjang tahun.
Pengusaha/Petani : Membangun kemitraan sehingga mampu memasok produk sayuran yang tepat
secara: Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, Kompetitiveness (daya saing produk)
Peneliti : mengembangkan penelitian-penelitian untuk membangun Best Management Practices dan
New Crop Development yang sesuai dengan kondisi agroklimat di Indonesia
Kami harapkan jawaban dari bapak paling lambat hari Sabtu, 2 Februari 2008 karena deadline kami
hari Senin, 4 Februari 2008 dan kami juga berharap untuk di kirimkan foto bapak. Atas waktu dan
kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,