Você está na página 1de 3

ARISTOTELES

1. Riwayat Hidup
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Trasia, suatu kota di Yunani Utara, bapaknya bernama
Machon yang berpropesi sebagai dokter, keluarganya adalagh orang-orang yang tertarik pada
ilmu kedokteran, ia banyak mempelajari filsafat, Matematika, Astronomi, Retorika dan ilmu-
ilmu lainnya. Pada usia 17/18 tahun Aristoteles dikirim ke Athena untuk belajar di academia
Plato. Ia tinggal disana sampai Plato meninggal dunia pada tahun 347/348, jadi kita-kira 20 tahun
ia belajar akepada Plato. Sewaktu ia belajar di academia, ia menerbitkan beberapa karya. Selain
itu juga ia belajar ilmu astronomi kepada eudotos dan kaippos yang pada masa itu terkenal
asebagai ahli astronomi. Aristoteles juga menmgajarkan anggota-anggota akademoa yang lebih
muda tentang logika dan retorika.
Di Athena ia mendirikan sekolah yang bernama Lyceum. Dari sekolah itu banyak menghasilkan
hasil penelitian yang tidak hanya dapat menjelaskan prinsip-prinsip sains tetapi juga politik,
retorika dan lain sebagainya. Namun lama kelamaan posisi Aristoteles di Athena tidak aman,
karena aia orang asing. Lebih dari itu ia diisukan sebagai pnyebar pengaruh yang bersifat
subversif dan dituduh Atheis. Kemudian akhirnya ia meninggalkan Athena dan pindah ke
Cahalcis dan meninggal disana pada tahun 322 SM.
Aristoteles adalah salah seorang yang pernah mengalahkan pemikiran-pemikiran orang Yunani
secara ilmiah dengan pernyataan-pernyataan yang logis dan brilian, pernyataan-pernyataan
tersebut aia peroleh melalui diskusi dengan murid-muridnya. Keberhasilannya mengahsilkan
menyusun tekhnik berfikir sistematis dan benar sekaligus hukum-hukumnya, telah
mengangkatnya mejadi guru pertama logika di dunia sampai kemasa ini.
2. Pandangan Aristoteles
Aristoteles sependapat dengan gurunya Plato, yaitu tujuan terakhir daripada filosofi adalah
pengetahuan tentang wujud/adanya dan yang umum. Dia juga mempunyai keyakinan tentang
kebenaran yang sebenarnya hanya dapat dicapai dengan jelas pengertian, bagaimana memikirkan
adanya itu? Menurut Aristoteles adanya itu tidak dapat diketahui dari materi benda belaka, tidak
pula dari pemikiran yang bersifat umum semata. Seperti pendapat Plato tentang adanya itu
terletak dalam barang satu-satunya, selama barang tersebut ditentukan oleh yang umum.
Pandangannya juga yang realis dari pandanganan Plato yang selalu didasarkan pada yang
abstrak. Ini semua disebabkan dari pendidikannya diwaktu kecil yang senantiasa mengharapkan
adanya bukti dan kenyataan. Ia terlebih dahulu memandang yang konkrit, bermula dari
mengumpulkan fakta-fakta yang ada kemudian disusun menurut ragam dan jenis atau sifatnya
dalam suatu sistem setelah itu ia meninjaunya kembali dan disangkutpautkan satu sama lain.
Bila orang-orang shopis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh
kebenaran, Aristoteles dalam metaphysics menyatakan abahwa manusia dapat mencapai
kebenaran. Tuhan itu menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia tidak
berhubungan dengan (idak memperdulikan) alam ini. Ia bukan pesona, ia tidak memperhatikan
doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai tuhan kita tidak usah mengharapkan ia mencintai
kita. Ia adalah kesempurnaan tertinggi dan kita mencontoh ke sana untuk perbuatan dan pikiran-
pikiran kita.
Pandangan filsafatnya tentang etika adalah bahwa etika adalah sarana untuk mencapai
kebahagiaan dan merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam kehidupan. Etika dapat
mendidik manusia supaya memiliki sikap ayang pantas dalam segala perbuatan. Lebih lanjut ia
menjelaskan bahwa kebaikan terletak ditengah-tengah antara dua ujung yag paliang jauh.
Contohnya pemberani adalah sifat baik yang terletak di antara pengecut dan nekad, dermawan
terletak di antara kikir adan pemboros, renadah hati terletak diantara berjiwa budi dan sombong,
dan lain sebagainya. Orang harus pandai mengusai diri agar tidak terombang-ambing oleh haw
nafsu.
Namuna, dalam pemahamannya selain dalam permasalahan etik ia juga menyinggung masalah
tentang nilai-nilai matematika, fisika, astronomi dan filsafat. Ia menyatakan bahwa putra-putri
semu warga negara sebaiknya diajar sesuai dengan kemampuan mereka, sesuatu pandangan
mereka yang sama dengan doktrin Plato tentang keberadaan individual, disiplin merupakan hal
yang essensial untuk mengajarkan para apemuda daan kaum laki-laki muda untuk mematuhi
perintah-perintah dan mengendalikan gerakan ahati mereka.
Aristoteles seorang filusuf yang terbesar, memberikan definisi bahwa manusia itu adalah hewan
yang berakal sehat yang mengeluarkan pendapatnya yang bebicara berdasarkan akal pikirannya.
(the animal that reasons)
Dia pun mengajukan rumusan lain yaitu manusia itu adalah hewan yang berpolitik (zoon
politicion, political animal) hewan yang membangun masyarakat diatas family-family menjadi
pengelompokkan yang impersonal dari opada kamapung dan negara. Ditambahnya pula bahwa
manusia itu political karena dia memiliki bahasa. Hal ini membawa kepada kesimpulan bahwa
semua hewan sosial (social animal) seperti lebah dan semut, mempunyai beberapa pengucapan
atau komunikasi. Akan tetapi Aristoteles selanjutnya menerangkan pula bahwa keadilan
umpamanya tanpa idea-idea termaksud maka jenis masyarakat hewan sering mempunyai
organisasi yang menarik perhatian dan prilaku para anggotanya tertib dalam pengertian garis-
garis insting yang terbatas, akan tetapi kita tidak berpendapat bahwa hewan-hewan tersebut tidak
menginsafi aturan-aturan dan mengubahnya dari waktauke waktu mereka tetap tidak pernah
beruasaha memikirkan suatu cita keadilan.
3. Karya-karya Aristoteles
Buku-buku logika yang ditrjemahkan oleh Aristoteles ialah:
a) Categoriae (al-Maqulat) berisi 10 macam predikat (keterangan). Buku ini diterjemahkan
oleh Ibnu al-Muqaffa, kemudian diterjemahkan lagi oleh Isbah bin Hunein, kemudian
diterjemahkan lagi oleh Yahya bin Adij dengan ulasan dari Iskandar Aprodisios. Al-Farabi
menulis ulasan tentang Maqulat dan Ibnu Sina menulis tujuan Maqulat.
b) Interpretatione (tafsiran-tafsiran) yang dalam dunia islam terkenal dengan nama Pro-
Armenias, berisi keterangan tentang bahasa yaitu tentang proposisi dan bagian-bagiannya. Buku
tersebut diterjemahkan oleh Ishaq bin Hunein dan juga al-Farabi.
c) Analytica Priora (uraian pertama) yang membicarakan tentang qiyas (syllogis)
diterjemahkan oleh al-Kindi, Abu Bisyr, Mattius, al-Farabi dan al-Jurjani.
Dikalangan Yunani buku-buku tersebut terkenal dengan nama Organoon, yang berarti akal,
karena buku ini merupakan alat yang diperlukan dalam pembahasan dan dipakai untuk setiap
ilmu, berisi aaturan-aturan berfikir yang menjamin kebenaran-kebenaran persoalan yang
dibicarakan.
Buku-buku Aristoteles tentang fisika ada tiga:
a) De Caelo (langit) yang diterjemahkan oleh Ibnu Petrik, kenmudian diberi ulasan oleh al-
Farabi, Abu Hasim al-Jubbai juga mengulasnya dengan judul al-Mutassaffih. Disana ia banyak
menentang pikiran-pikiran Aristoteles.
b) Animalium (hewan) yang diterjemahkan oleh Nicolas Damascus, seperti yang diriwayatkan
oleh Ibnu Abi Zar’ah.
c) Anima (jiwa) yang diterjemahkan oleh Ishak bin Hunein, Ibnu Sina, Qusta bin Luzas dan
Imam Ar-Razi didasarkan atas pikiran-pikiran Aristoteles.
Buku Etika
Buku etika Aristoteles yang diterjemahkan ke dalam bahas arab menurut pengarang buku
Kaasyfud-Dhaunun ialah buku Ethica Nocomachaea dan dua uraian tentang etika. Pada galibnya
buku berikut didasarkan atas ilmu etika.
a. Al-Akhlak karangan al-Farabi sebagai ulasan terhadap buku Aristoteles.
b. Al-Akhlak karangan Ibnu Maskawih.
c. Akhlakus-Syech ar-rais dari Ibnu Sina.
BUKU METAFISIKA
Buku metafhysics yang apoakao-poko pembahasannya disusun menurut urutan abjad Yunani
dimulai dari huruf A. Diantaranya isinya yang sampai kepada kaum Muslimin ada sebelas
karangan sedangkan teks aslinya dalam bahasa Yunani berisi 14 karangan.
Sebagai gema dari buku tersebut. Timbullah buku-buku berikut.
a. Al-Ibanah ‘An Gharadhi Aristoteles fi Kitabi ma ba’da at-Thabi’ah (penjelasan tentang
maksud Aristoteles dalam buku metafisika) karangan al-Farabi.
b. Buku tentang ilmu ketuhanan dan catatan atas buku huruf (buku metafisika dari aristoteles)
keduanya juga karangan al-Farabi.
c. Buku-buku sekitar matefisika karangan ar-Razi, seorang tabib.
KESIMPULAN
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Trasia, suatu kota di Yunani Utara. Bapaknya bernama
Machon yang berpropesi sebagai dokter, keluarganya adalah oarang-orang yang tertarik pada
ilmu kedokteran, ia banyak mempelajari filsafat, matematika, astronomi, Retorika, dan ilmu-ilmu
lainnya.
Pandangan filsafat Aristoteles tentang etika adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dan
merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam kehidupan.
Buku karya Aristoteles mencakup:
a. Loghika
b. Fisika
c. Metafisika
d. Etika

Você também pode gostar