Você está na página 1de 9

Analisa Pemahaman Discharge Planning dengan Tingkat Kepatuhan Pasien

Gagal Ginjal Kronik (GGK) Dalam Menjalani Terapi Hemodialisis


Di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
Lilik Maslakha *, Wesiana Heris Santy**
(UNUSA, Jl. Smea 57 Surabaya)
e-mail: wesiana@unusa.co.id

Abstract: Hemodialysis is one of renal replacement therapy in patients with CRF, one of
the problems that led to the failure of hemodialysis is the issue of compliance. Therefore
it takes the role of health workers in providing understanding of discharge planning for
continuity of care in achieving the quality of life of patients. The study aims to determine the
relationship of understanding of discharge planning with the level of compliance in the CRF
patients undergoing hemodialysis therapy in RSI Jemursari Surabaya.
Analytical research method with cross sectional design. The population is all patients with
chronic renal failure undergoing hemodialysis for 70 people and a large sample of 59
respondents. Systematic sampling with sampling techniques. The instrument has it under the
sheet questionnaires, and then analyzed by Spearman correlation test using SPSS 16.0 can for
Windows.
The results showed that a large majority of the 59 respondents 35 (59.3%) a good
understanding of discharge planning, compliance levels in CRF patients undergoing
hemodialysis therapy most of the 30 (50.8%).
With the relationship of discharge planning with the level of compliance in the CRF patients
undergoing hemodialysis therapy, it is expected that health workers can provide clear
information to patients, in the form of discharge planning which is in good order and improve
the quality of interaction to the family and the patient.

Abstrak : Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal pada pasien dengan
GGK, salah satu masalah yang mengakibatkan kegagalan hemodialisis adalah masalah
kepatuhan. Oleh karena itu dibutuhkan peran petugas kesehatan dalam memberikan
pemahaman discharge planning untuk mendapatkan kontinuitas perawatan dalam mencapai
kualitas hidup pasien. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemahaman discharge
planning dengan tingkat kepatuhan pasien GGK dalam menjalani terapi hemodialisis di RSI
Jemursari Surabaya.
Jenis penelitian analitik cross sectional. Populasi adalah semua pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis sebesar 70 responden dan besar sampel 59 responden. Dengan
sampling teknik systematic sampling. Instrumen menggunakan lembar kuesioner, kemudian
dianalisis dengan uji korelasi spearman dapat menggunakan SPSS 16.0 for Windows.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 59 responden sebagian besar 35 (59,3%) pemahaman
discharge planning baik, tingkat kepatuhan pasien GGK dalam menjalani terapi hemodialisis
sebagian besar 30(50,8%).
Dengan adanya hubungan Discharge planning dengan tingkat kepatuhan pasien GGK dalam
menjalani terapi hemodialisis, maka diharapkan petugas kesehatan dapat memberikan
informasi yang jelas terhadap pasien dan berkesinambungan, dalam bentuk discharge
planning yang sudah tersusun dengan baik dan meningkatkan kualitas interaksi kepada
keluarga dan pasien.

Kata Kunci : Pemahaman, Discharge lanning, kepatuhan, pasien GGK, hemodialisis

49
50. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8 , No 1, Februari 2015., hal. 49-57

PENDAHULUAN seseorang yang mendapatkan pengobatan,


A. Latar Belakang mengikuti diet dan atau melaksanakan
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah perubahan gaya hidup sesuai dengan
suatu keadaan klinis yang ditandai rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan
penurunan fungsi ginjal yang irreversibel, (WHO, dalam Nita Syamsiyah 2011).
pada suatu derajat yang memerlukan terapi Kepatuhan pasien terhadap rekomendasi
pengganti ginjal yang tetap, berupa dan perawatan dari pemberi pelayanan
dialysis atau transplantasi ginjal (Suwitra, kesehatan adalah penting untuk kesuksesan
2006). Hemodialisis sebagai salah satu suatu intervensi keperawatan. Sayangnya,
alternatif terapi pengganti ginjal pada ketidakpatuhan menjadi masalah yang
pasien dengan gagal ginjal kronik dengan besar pada pasien yang menjalani
tujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa hemodialisis. Ketidakpatuhan berdampak
metabolisme, protein dan koreksi pada berbagai aspek perawatan pasien,
gangguan keseimbangan air dan elektrolit termasuk konsistensi kunjungan, regimen
antara kompartemen larutan dialisat pengobatan serta pembatasan makanan dan
melalui selaput tipis (membran) cairan. Agar kualitas pasien hemodialisis
semipermiabel yang bertindak sebagai bisa tercapai dibutuhkan kualitas
ginjal buatan yang disebut dializer. penatalaksanaan asuhan yang baik oleh
Ketika seseorang memulai terapi tenaga kesehatan, dengan melibatkan
ginjal pengganti (hemodialisis) maka pasien dan keluarga dalam memahami
ketika itulah klien harus merubah seluruh proses penyakitnya yang disusun dalam
aspek kehidupannya. Klien harus discharge planning, yaitu mempersiapkan
mendatangi unit hemodialisis secara rutin pasien untuk mendapatkan kontinuitas
2-3 kali seminggu, belum sembuh rasa perawatan baik dalam proses penyembuhan
sakit bekas pungsi akses vaskuler akan maupun dalam mempertahankan derajat
tetapi pasien harus datang kembali untuk kesehatannya sampai pasien merasa siap
melakukan hemodialisis, konsiten terhadap kembali ke lingkungannya dan harus
obat-obatan yang harus dikomsumsi, dimulai sejak pasien mulai datang ke
memodifikasi dietnya secara besar-besaran, pelayanan kesehatan (cawthorn, dalam
mengatur asupan cairan hariannya. upik rahmi 2011).
Masalah lainnya berupa pengaturan- Data yang di dapat dari Indonesian
pengaturan sebagai dampak penyakit Renal Registry(IRR, 2013) jumlah pasien
ginjalnnya seperti dampak penurunann baru yang menjalani hemodialisis pada
hemoglobin yang lazim terjadi pada pasien tahun 2011 sebanyak 15353 pasien dan
gagal ginjal, pengaturan kalium, kalsium, pada tahun 2012 terjadi peningkatan
Fe, dan lain-lain. Hal tersebut menjadi pasien yang menjalani hemodialisis
beban yang sangat berat bagi klien yang sebanyak 4268 orang sehingga secara
menjalani hemodialisis. Termasuk pula keseluruhan terdapat 19621 pasien yang
masalah psikososial dan baru menjalani hemodialisis. Sampai akhir
ekonomiyangtentunyaakanberdampakbesar tahun 2012 terdapat 244 unit hemodialisis
menyebabkanklienseringkali menderita di Indonesia.
kelelahan yang luar biasa. Sehingga Prevalensi penyakit gagal ginjal
akhirnya menyebabkan kegagalan terapi kronik di Rumah Sakit Islam Jemursari
dan memperburuk prognosis klien dengan Surabaya selama bulan September 2014
Chronic Kidney Deases(Kim, 2010). terdapat beberapa pasien gagal ginjal
Salah satu masalah besar yang kronik yang melakukan terapi
berkontribusi pada kegagalan hemodialisis hemodialisis. Jumlah pasien dalam tiga
adalah masalah kepatuhan klien. Secara bulan terakhir pada bulan Juli sampai
umum kepatuhan (adherence) September 2014 terdapat 70 pasien dengan
didefinisikan sebagai tingkatan perilaku rata-rata kunjungan perbulannya sebanyak
Maslakha, Santy : Analisa pemahaman discharge planning dengan tingkat kepatuhan pasien gagal 51
ginjal kronik (GGK) dalam menjalani terapi hemodialisis di rumah sakit islam jemursari surabaya

400 kali kunjungan dialisis. (Data Rekam anjuran dokter maka pada tahap
Medis RSI Jemursari Surabaya, 2014). selanjutnya akan terjadi sesak, oedem,
Data yang di ambil peneliti secara acites dan menimbulkan banyak
acak terdapat 5 pasien dalam pemahaman komplikasi jangka panjang misalnya
discharge planning yang dilakukan ensefalopati dialisis, hiperlipidemia, yang
perawat, 3 (60%) diantaranya dapat pada akhirnya akan meningkatkan
mengetahui tentang pengobatan, kematian (Suparman, 2004).
laboratorium, diet makanan, jadwalterapi Dengan kualitas intruksi kesehatan
hemodialisis yang dianjurkan, langkah yang baik atau pemahaman tentang
yang dilakukan saat dalam keadaan darurat discharge planning yang baik diharapakan
dan 3 (100%) patuh dalam menjalani dapat meningkatkan kepatuhan pasien
hemodialisis,2 (40%) tidak dapat GGK dalam menjalani terapi hemodialisis,
mengetahui tentangpengobatan, meliputi bagaimana pengobatan di rumah,
laboratorium, diet makanan, jadwal terapi kebutuhan akan hasil test laboratorium
hemodialisis yang dianjurkan, langkah yang dianjurkan, bagaimana memilih gaya
yang dilakukan saat dalam keadaan darurat hidup dan tentang perubahan aktivitas,
dan2 (100%)tidak patuh dalam menjalani latihan, diet makanan yang dianjurkan dan
hemodialisis. pembatasannya, apa yang dilakukan pada
Gagal ginjal kronis adalah keadaan darurat dan nomor telpon yang
penurunan fungsi ginjal yang bersifat bisa dihubungi, bagaimana mengatur
persisten dan irreversibel, oleh karena itu perawatan lanjutan (jadwal terapi
pasien gagal ginjal kronis harus menjalani lanjutan). Discharge planning diberikan
terapi hemodialisis dan harus menjalani kepada semua pasien GGK yang menjalani
terapi hemodialisis 2 kali dalam 1 minggu Hemodialisis, baik pasien baru maupun
menimbulkan kebosanan atau kejenuhan. pasien lama, Sehingga kualitas hidup
Perawat sebagai salah satu profesi pasien lebih optimal.
kesehatan memiliki peran yang sangat Berdasarkan uraian diatas peneliti
besar karena memiliki waktu interaksi tertarik untuk mengetahui “Hubungan
terlama dengan pasien di institusi Pemahaman Discharge planning Dengan
kesehatan, khususnya dalam memberikan Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
informasi penting yang tersusun dalam Kronik Dalam Menjalani Terapi
bentuk discharege planning, meliputi Hemodialisis di Rumah Sakit Islam
informasi jadwal terapi hemodialisis, cara Jemursari Surabaya”.
minum obat dan beberapa perubahan gaya
hidup yang harus dilakukan. Faktor-faktor METODE
yang mempengaruhi kepatuhan antara lain Jenis penelitian adalah analitik cross
motivasi individu, persepi tentang sectional yaitu mempelajari hubungan
kerentangan, keyakinan terhadap upaya pemahaman discharge planning dengan
pengontrolan, dan pencegahan penyakit, tingkat kepatuhan pasien GGK dalam
variabel lingkungan, kualitas intruksi menjalani terapi hemodialisis di Rumah
kesehatan, kemampuan mengakses sumber Sakit Islam Jemursari Surabaya.
yang ada (Carpenito, 2009). Apabila Populasi adalah semua pasien gagal
pasien patuh terhadap jadwal hemodialisis ginjal kronik yang menjalani terapi
maka akan berdampak positif bagi pasien hemodialisis Rumah Sakit Islam
untuk memperpanjang hidupnya. Apabila Jemursari Surabaya sebesar 70 orang.
pasien tidak patuh maka untuk (Data Rekam Medis RS. Islam Jemursari
mempertahankan kehidupan pasien sangat Surabaya, September 2014).
berkurang. Dengan demikian apabila Sampel dalam penelitian ini adalah
didapatkan pasien yang tidak patuh dalam sebagian pasien GGK yang menjalani
pelaksanaan terapi hemodialisis sesuai hemodialisis di instalasi hemodialisis
52. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8 , No 1, Februari 2015., hal. 49-57

Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya b. Distribusi responden berdasarkan


dengan besar sampel 60 pasien tingkat kepatuhan pasien GGK dalam
Pengambilan sampel dalam menjalani terapi Hemodialisis
penelitian ini menggunakan teknik Kepatuhan juga dipengaruhi oleh
probability sampling, dengan jenis pengalaman. Pengalaman merupakan suatu
systematic samplingyaitu tehnik proses pembelajaran dan pertambahan
pengambilan sampel secara sistematik perkembangan potensi bertingkah laku
dapat dilaksanakan jika tersedia daftar baik dari pendidikan formal maupun non
subjek yang dibutuhkan atau berdasarkan formal atau bisa diartikan sebagai suatu
nomor urut dari anggota populasi yang proses yang membawa seseorang kepada
telah diberi nomor urut. Pengambilan suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
sampel dapat dilakukan dengan mengambil Suatu pembelajaran juga mencakup
nomor ganjil atau genap. Penelitian ini perubahan yang relative tepat dari perilaku
dilaksanakan di instalasi hemodialisis yang diakibatkan penglaman, pemahaman,
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. dan praktek (Knoers & Haditono, 2004).
Penelitian ini dilaksanakan pada Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden
November 2014. berdasarkan tingkat kepatuhan pasien
GGK dalam menjalani terapi hemodialisis
HASIL DAN PEMBAHASAN di RS Islam Jemursari Surabaya pada
HASIL bulan Desember 2014.
a. Distribusi Responden berdasarkan No Tingkat Frekuensi Persentase
pemahaman discharge planning. kepatuhan (f) (%)
Discharge planning adalah suatu 1 Tidak patuh 30 50,8
proses dimulainya pasien mendapatkan 2 Patuh 29 49,2
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan Jumlah 59 100
kesinambungan perawatan baik dalam
Data Primer : Desember 2014
proses penyembuhan maupun dalam
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan
mempertahankan derajat kesehatannya
sebagian besar (50,8%) responden tingkat
sampai pasien merasa siap untuk kembali
kepatuhan pasien GGK dalam menjalani
ke lingkungannya (Kozier, 2004).
terapi hemodialisis adalah tidak patuh.
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pemahaman discharge
c. Tabulasi silang
planning di unit Hemodialisa RS Islam
Tabel 5.6 Tabulasi silang hubungan
Jemursari Surabaya padabulanDesember
pemahaman discharge planning dengan
2014.
tingkat kepatuhan pasien GGK dalam
No Pemahaman Frek Persentase menjalani terapi hemodialisis di RS Islam
discharge (f) (%) Jemursari Surabaya pada bulan Desember
planning 2014
1 Kurang baik 24 40,7
Tingkat Pengetahuan
2 Baik 35 59,3
Pemahaman Tidak patuh Patuh Jumlah
Jumlah 59 100 discharge
Data Primer : 2014 No planning N % N % N %
1 Kurang Baik 17 70,83 7 29,17 24 100
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan 2 Baik 13 37,14 22 62,86 35 100
sebagian besar (59,3%) responden
Jumlah 30 50,85 29 49,2 59 100
memiliki pemahaman discharge planning
baik. Hasil uji spearman sig.(2-tailed) = 0,01 α = 0,05
Data Primer : Desember 2014
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa
dari 24 responden dengan pemahaman
Maslakha, Santy : Analisa pemahaman discharge planning dengan tingkat kepatuhan pasien gagal 53
ginjal kronik (GGK) dalam menjalani terapi hemodialisis di rumah sakit islam jemursari surabaya

discharge planing kurang baik, pasien Kedua, 90,5% responden memahami


GGK dalam menjalani terapi hemodialisis discharge planning tentang kebutuhan hasil
sebagian besar (70,83%) tidak patuh, dari laboratorium dan tujuan pemeriksaan
35 respon den dengan pemahaman laboratorium, hal tersebut sangat penting
discharge planning baik sebagian besar untuk mengetahui perkembangan
(62,86%) patuh. kesehatan pasien dan sangat bermanfaat
untuk petugas kesehatan dalam
Pembahasan menentukan terapi. Menurut Corwin, 2009
Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil komplikasi yang dapat timbul akibat gagal
penelitian yang yang ada, setelah ginjal kronik meliputi : Pada gagal ginjal
mendapat hasil penelitian maka dilihat progresif, terjadi beban volume,
apakah ada kesenjangan atau tidak antara ketidakseimbangan elektrolit, asidosis
teori dengan kenyataan yang ada dilapan metabolik, azotemia, dan uremia, pada
gan mengenai hubungan pemahaman gagal ginjal stadium akhir, terjadi azotemia
discharge planning dengan tingkat dan uremia berat. Asidosis metabolik
kepatuhan pasien GGK dalam menjalani memburuk, yang secara mencolok
terapi hemodialisis di RS Islam Jemursari merangsang kecepatan pernapasan,
Surabaya, maka dapat diuraikan hipertensi, anemia. Osteodistrofi,
pembahasan sebagai berikut : hiperkalemia, ensefalopati uremik, dan
1. Pemahaman discharge planning pruritus adalah komplikasi yang sering
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa terjadi, penurunan pembentukan
sebagian besar responden memiliki eritropoietin dapat menyebabkan sindrom
pemahaman discharge planning pada anemia kardiorenal, penyakit
pasien GGK yang menjalani terapi kardiovaskular dan penyakit ginjal yang
hemodialisis adalah baik yaitu 35 akhirnya menyebabkan peningkatan
responden (59,3%), artinya sebagian besar morbiditas dan mortalitas, dapat terjadi
pasien memahami discharge planning gagal jantung kongestif, tanpa pengobatan
tentang pengobatan, hasil laborat, diit terjadi koma dan kematian.
makanan dan jadwal terapi. Discharge Ketiga, 83% responden memahami
planning dapat mengurangi hari perawatan discharge planning tentang diit makanan
pasien, mencegah kekambuhan, yang bisa dikonsumsi, pemahaman tentang
meningkatkan perkembangan kondisi diit makanan ini akan membantu
kesehatan pasien dan menurunkan beban memperbaiki nutrisi dan mencegah
perawatan keluarga (Slagnfall, dalam komplikasi seperti hiperkalemi, Menurut
Rahmi, 2011). Luverne & Barbara 1998 dalam Nursalam,
Pemahaman discharge planning 2010 yaitu kelompok perawat berfokus
responden dalam katerogi baik, hal ini dalam kebutuhan rencana pengajaran yang
dapat dibuktikan : Pertama, dalam baik untuk persiapan pasien pulang yaitu :
penelitian ini didapatkan 58,5 % responden Medication (obat), Environment
memahami discharge planning tentang (Lingkungan), Treathment, Health
pengobatan pasien GGK, khususnya Teaching (Pengajaran Kesehatan),
tentang dampak pengobatan yang Outpatient referral, diet: pasien sebaiknya
dihentikan, hal ini sangat penting untuk diberitahu tentang pembatasan pada
mencegah komplikasi yang bisa terjadi. dietnya, mampu memilih diet yang sesuai
Pengobatan gagal ginjal kronik dapat untuk dirinya.
dibagi menjadi dua golongan, yaitu: Keempat, 97% responden
Dengan pengobatan konservatif yaitu obat memahami discharge planning tentang
dan diit, dengan terapi pengganti jadwal terapi hemodialisis, dengan
hemodialisis dan transplantasi (Sidabutar, memahami jadwal terapi hemodialisis,
2003). pasien megetahui cara mempertahankan
54. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8 , No 1, Februari 2015., hal. 49-57

kesehatannya. Discharge planning eritropeitin, suplemen zat besi dan


Association (2008) mengatakan bahwa berbagai obat lain, belum lagi pengaturan
unsur-unsur yang harus ada pada sebuah diet serta rutinitas mendatangi
perencanaan pemulangan antara lain : hemodialisis, hal ini menimbulkan
Bagaimana mengatur perawatan lanjutan kejenuhan yang luar biasa dari pasien
(jadwal pelayanan dirumah, perawat yang karena harus banyak merubah pola
menjenguk, penolong, pembantu jalan, hidupnya. (Loghman-Adham, dalam
walker, kanul, oksigen dan lain-lain) Syamsiah 2011). Selain itu, faktor-faktor
beserta dengan nama dan nomor telepon yang mendukungkepatuhanpasien :
setiap institusi yang bertanggung jawab Pendidikan, akomodasi, perubahan model
untuk menyediakan pelayanan. terapi, modifika si factor lingkungan dan
2. Tingkat kepatuhan sosial, interaksi professional kesehatan,
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan pengetahuan, usia, pekerjaan, dukungan
tingkat kepatuhan pasien GGK dalam keluarga, Feuerstein et al, (1986).
menjalani terapi hemodialisis sebagian Tingkat kepatuhan di pengaruhi
besar (50,8%) adalah tidakpatuh. oleh umur. Tabel 5.1 menunjukkan
Kepatuhan merupakan prilaku pasien sebagian besar (66,1%) responden berusia
dalam melaksanakan ketentuan yang di atas 50 tahun. Menurut Mubarok,
dibuat oleh professional kesehatan dalam Chayatin dan Santoso (2006), dengan
hal pengobatan, tes laboratorium, diit bertambahnya umur seseorang akan terjadi
makanan dan jadwal terapi hemodialisis. perubahan pada aspek fisik dan psikologis
Ketidakpatuhan pasien akan berdampak (mental). Pertumbuhan pada fisik secara
pada berbagai aspek perawatan pasien, garis besar ada empat kategori perubahan
sehingga peneliti membuat kategoripatuh, pertama, perubahan ukuran, kedua,
jika pasien melaksanakan pengobatan, tes perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-
laboratorium, diit makanan yang ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri
dianjurkan dan jadwal terapi hemodialisis, baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi
tidak patuh jika pasien tidak melaksanakan organ. Menurut Anna Keliat (1999), salah
salah satu intruksinya. Kepatuhan secara satu karakteristik lansia adalah kebutuhan
umum didefinisikan sebagai tingkatan dan masalah yang bervariasi dari rentang
prilaku seseorang yang mendapatkan sehat sampai sakit, dari kebutuhan
pengobatan, mengikuti diet dan atau biopsikososial sampai spiritual, serta dari
melaksanakan gaya hidup sesuai dengan kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.
rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan Beberapa lansia sering terjadi perubahan
(WHO, 2003). perilaku, seperti, pelupa, bersikap kaku,
Dari hasil penelitian tersebut, ada mudah putus asa dan mudah tersinggung,
13(22%) responden tidak patuh dalam sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan
pengobatan, 26(44%) responden tidak dalam menjalani terapi.
patuh dalam diet makanan dan 1(2%) tidak Berdasarkan tabel 5.2 tingkat
patuh dalam jadwal terapi hemodialisis. pendidikan diperoleh, dari 59 responden
Hal ini dapat menyebabkan komplikasi tingkat pendidikan sebagian besar
pada terapi hemodialisis seperti hipertensi, pendidikan menengah (39%), semakin
hipotensi, hiperkalemi, hipoglikemik, tinggi pendidikan, semakin tinggi pula
kejang, kram otot, anemi dan lain pengetahuan yang didapat, walaupun
sebagainya, sehingga mempengaruhi begitu ada beberapa pasien sudah tahu apa
kualitas kesehatan pasien. Untuk yang dianjurkan dan tidak dianjurkan akan
mengatasi masalah pasien memerlukan tetapi tetap dilanggar atau tidak dipatuhi.
pembatasan cairan, pengikat fosfat, Menurut Morgan dalam samsiah (2011),
vitamin D, agen calcimimetik, obat Penelitian telah menunjukkan bahwa
antihipertensi,agen hipoglikemik, peningkatan pengetahuan tidak berarti
Maslakha, Santy : Analisa pemahaman discharge planning dengan tingkat kepatuhan pasien gagal 55
ginjal kronik (GGK) dalam menjalani terapi hemodialisis di rumah sakit islam jemursari surabaya

meningkatkan kepatuhan pasien terhadap bertahan lama daripada perilaku yang tidak
pengobatan yang diresepkan yang paling didasari oleh pengetahuan, sebelum
penting adalah seseorang harus memiliki seseorang mengadopsi perilaku yang baru
sumber daya dan motivasi untuk mematuhi (berperilaku baru), di dalam diri orang
pengobatan. tersebut terjadi proses berurutan, yakni
Tingkat kepatuhan juga didukung sebagai berikut : Timbul kesadaran
oleh pekerjaan. Hal ini sesuai dengan tabel (Awareness), ketertarikan (Interest),
5.3 yang menunjukkan sebagian besar mempertimbangkan baik tidaknya stimulus
responden ( 50,8%) tidak bekerja. (Evaluation), mulai mencoba (Trial),
Lingkungan pekerjaan dapat meningkatkan mengadoptasi (adoption) yakni orang
interaksi antar individu sehingga dapat tersebut telah berperilaku baru sesuai
meningkatkan pengetahuan dan dengan pengetahuan, kesadaran dan
pengalaman seseorang. Menurut Thomas sikapnya terhadap stimulus (Rogers, 1974
(1996) yang dikutip oleh Nursalam dan dalam Notoatmojo 2003). Faktor-faktor
Pariani (2001) pekerjaan adalah kesibukan yang mempengaruhi kepatuhan antara lain
yang harus dilakukan untuk menunjang (carpenito, 2009) : Motivasi individu,
kehidupannya dan kehidupan keluarganya, persepsi tentang kerentangan, keyakinan
bekerja umumnya menyita waktu sehingga terhadap upaya pengontrolan dan
dapat mempengaruhi hal-hal lain termasuk pencegahan penyakit, variabel lingkungan,
juga dalam mengetahui sesuatu diluar kualitas instruksi kesehatan/pemahaman
pekerjaannya misalnya masalah kesehatan discharge planning, kemampuan
keluarga. mengakses sumber yang ada
3. Hubungan pemahaman discharge (keterjangkauan biaya). Menurut Almborg
planning dengan tingkat kepatuhan pada et al (2010), pemberian discharge planning
pasien GGK dalam menjalani terapi dapat meningkatkan kemajuan pasien,
hemodialisis. membantu pasien untuk mencapai kualitas
Hasil perhitungan dengan uji statistik hidup optimum. Menurut penelitian
spearman di peroleh hasil sig. 2-tailed = Firman Suryadi (2013), didapatkan hasil
0,01 (sig. 2-tailed< 0,05). Sehingga dapat penelitian peran educator perawat dalam
di simpulkan H0 di tolak yang berarti ada disharge planning sebagian besar 23
hubungan antara pemahaman discharge (57,5%) dalam kategori baik dan tingkat
planning dengan tingkat kepatuhan pada kepatuhan untuk kontrol sebagian besar
pasien GGK dalam menjalani terapi 24(60%) dalam kategori patuh, sehingga
hemodialisis di RS Islam Jemursari disimpulkan ada hubungan yang signifikan
Surabaya pada bulan Desember 2014. antara peran educator perawat dalam
Dari hasil penelitian didapatkan discharge planning dengan tingkat
bahwa dari 24 responden dengan kepatuhan untuk kontrol di Rumah Sakit
pemahaman discharge planing kurang Simpulan
baik, sebagian besar (70,83%) tidak patuh, Berdasarkan analisis data penelitian yang
dari 35 responden dengan pemahaman telah dilakukan maka dapat disimpulkan
discharge planning baik sebagian besar sebagai berikut :
(62,86%) patuh. Dengan pemahaman 1. Pasien GGK yang menjalani terapi
discharge planning yang baik dapat hemodialisis di RSI Jemursari Surabaya
memberikan perubahan perilaku yang sebagian besar memiliki pemahaman
baik, karena pasien dapat memahami Discharge planningyang baik.
manfaat dan dampak tentang pengobatan, 2. Tingkat kepatuhan pasien GGK yang
tes laboratorium, diet makanan dan jadwal menjalani terapi hemodialisis di RSI
terapi hemodialisis. Dari pengalaman dan Jemursari Surabaya sebagian besar tidak
penelitian terbukti bahwa perilaku yang patuh.
didasari oleh pengetahuan akan lebih
56. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol 8 , No 1, Februari 2015., hal. 49-57

3. Ada hubungan antara pemahaman New Jersey : Pearson/Prentice


Discharge planning dengan tingkat Hall
kepatuhan pasien GGK dalam menjalani
terapi hemodialisis di RSI Jemursari Lumenta, S. (2005). Komplikasi
Surabaya. Hemodialisis. Pelatihan Perawat
Saran Hemodialisis RS PGI Cikini.
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Jakarta.
digunakan sebagai acuan penelitian
berikutnya. Untuk itu peneliti selanjutnya, Marthalena Siahaan (2009). Pengaruh
diharapkan dapat melanjutkan penelitian Discharge Planning Yang
mengenai faktor-faktor yang Dilakukan Oleh Perawat
mempengaruhi ketidakpatuhan pasien Terhadap Kesiapan Pasien Pasca
GGK dalam menjalani terapi hemodialisis. Bedah Akut Abdomen
2. Bagi Rumah Sakit diharapkan Menghadapi Pemulangan di
penelitian ini dapat digunakan sebagai RSUP H. Adam Malik Medan.
bahan acuan dalammeningkatkan tingkat http://respository.USU.ac.id.
kepatuhan pasien GGK dalam menjalani Tanggal akses 26/09/2014.
terapi hemodialisis, yaitu dengan cara
meningkatkan kualitas interaksi antara Ninis Nuriana (2014). Gambaran Faktor
petugas kesehatan dengan pasien dan Penyebab Pasien Tidak Patuh
memberikan motivasi kepada keluarga Dalam Menjalani Terapi
untuk selalu memberikan dukungan Hemodialisis di Unit Hemodialisa
terhadap terapi yang dijalani, sehingga Rumah Sakit Islam Jemursari
dapat terwujud dengan pemahaman Surabaya. Karya Tulis Ilmiah,
discharge planningyang baik, semua Surabaya. Tidak dipublikasikan.
pasien GGK dalam menjalani terapi
hemodialisis dapat berprilaku patuh. Nita Syamsiah (2014). Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan
DAFTAR PUSTAKA Pasien CKD Yang Menjalani
Hemodialisa di RSPAU Dr
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Esnawan Antariska Halim
Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Perdana Kusuma Jakarta.
revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta. http://www.lontar.ui.ac.id.
Tanggal akses 19/09/2014.
Data Rekam Medis Rumah Sakit Islam
Jemursari Surabaya. (2014) Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Friedman, M, Marilyn. (2013). PT Rineka Cipta.
Keperawatan Keluarga Riset,
Teori dan Praktik Jakarta: EGC. Notoatmojo, S. (2007). Pengantar
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Kowalak, Jennifer P. dan William Welsh Perilaku Kesehatan. Andi Offset.
(2011). Buku Ajar Patofisiologi Yogyakarta.
(Professional Guide to
Pathophysiology). Jakarta: EGC. Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian
Ilmu Keperawatan, Jakarta :
Kozier, B.et al, (2004). Fundamentals Of Salemba Medika.
Nursing Concepts Process and
Practice. 1 st Volume, 6th edition. Nursalam. (2010). Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam
Maslakha, Santy : Analisa pemahaman discharge planning dengan tingkat kepatuhan pasien gagal 57
ginjal kronik (GGK) dalam menjalani terapi hemodialisis di rumah sakit islam jemursari surabaya

Praktik Keperawatan Suparman. (2004). Ilmu Penyakit Dalam


Profesional Edisi 3. Jakarta : Jilid II. Jakarta : FKUI
Salemba Medika.
Upik Rahma. (2011). Pengaruh Discharge
Nursalam dan Fransiska (2009). Asuhan Planning Terstruktur Terhadap
Keperawatan Pada Pasien Kualitas Hidup Pasien Stroke
dengan Gangguan Sistem Iskemik di RSUD Al-Ihsan &
Perkemihan. Jakarta : Salemba RS. Al-Islam Bandung. Karya
Medika Tulis Ilmiah, Depok.
http://lib.ui.ac.id, tanggal akses
O’Callaghan, C.A (2009). At a Glance 17/09/2014.
Sistem Ginjal Edisi kedua.
Jakarta: Erlangga.

Price, Sylvia Anderson dan Lorraine


McCarty Wilson (2006).
Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 2. Jakarta : EGC.

Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional


PPGII.(2010). Perawatan Pada
Pasien Gagal Ginjal Yang
Menjalani Hemodialisis Secara
Komprehensif. Semarang.

Setyawan, (2005). Asuhan Keperawatan


Pada Penderita Hemodialsis
dan Pasca Hemodialsis..
Surabaya.

Soewanto. (2006). Infeksi pada Penderita


Hemodialisis, Majalah Ilmu
Penyakit Dalam, Vol.18 no 1
FK Unair-RSUD Dr.Soetomo,
Surabaya.

Sudoyo, A.W. dkk (2009). Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Edisi Keempat. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.

Suharyanto, Toto dan Abdul Madjid


(2009). Asuhan Keperawatan
pada Klien dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Jakarta :
Trans Info Medika.

Você também pode gostar