Você está na página 1de 11

DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG

PADA PARIWISATA DAN PEREKONOMIAN BALI


I Made Gili Prasthadi, Kelas 1B, NIM: 1715051100,
Pendidikan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Kejuruan
Universitas Pendidikkan Ganesha
2017

Abstrak
Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai kebudayaan dan keindahan
alam yang diminati oleh wisatawan. Maka tak heran banyak masyarakat Indonesia
yang bekerja sebagai pelaku industri pariwisata. Bali adalah penyumbang devisa
terbesar bagi Indonesia, di mana sekitar 70 triliun rupiah disalurkan ke pemerintah
pusat tiap tahunnya. Banyak alasan dari wisatawan untuk datang ke Bali. Di
antaranya adalah karena kebudayaannya yang masih sangat kental dan unik juga
alamnya yang indah. Keindahan alam di Bali tidak luput dari berbagai permalahan
salah satunya yang terjadi belakangan ini yaitu bencana erupsi Gunung Agung.
Bencana tersebut menyebabkan permasalahan ekonomi. Maka dari itu
permasalahan yang dikaji adalah bagaimana hubungan dan pengaruh erupsi
Gunung Agung dengan perekonomian di Bali. Adapun tujuan dari penulisan artikel
ini adalah menemukan masalah perekonomian sebagai dampak dari erupsi Gunung
Agung dan solusi permasalahan tersebut. Diharapkan nantinya artikel ini dapat
bermanfaat untuk masyarakat sebagai penambah wawasan dan acuan untuk
menyelesaikan permasalahan terkait.
Banyak negara yang perekonomiannya bergantung pada industri pariwisata
sebagai sumber pajak, dan pariwisata juga menjadi sumber pendapatan bagi
perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Termasuk di dalamnya Indonesia
yang terkenal sebagai destinasi favorit se-Asia Pasifik. Bisnis dalam sektor
pariwisata membawa dampak besar dan sambung-menyambung bagi seluruh
masyarakat dalam suatu negara. Di Indonesia bisnis dalam sektor pariwisata
memberikan dampak besar terutama dalam hal penghasilan pajak maupun devisa
bagi negara. Bali menyumbangkan devisa yang sangat besar, maka dari itu
pariwisata di Bali dapat mempengaruhi perekonomian. Pariwisata merupakan
industri yang rentan terhadap berbagai peristiwa bencana. Dan belakangan ini
pariwisata di Bali sedang mengalami kelesuan karena dampak dari erupsi Gunung
Agung.
Hubungan dan pengaruh erupsi Gunung Agung dengan perekonomian di
Bali adalah negatif. Berkurangnya jumlah kedatangan wisatawan berarti penurunan
pemasukan dan kerugian dalam dunia pariwisata yang berdampak pada
perekonomian masyarakatnya. Dengan adanya bencana ini diharapkan agar
pemerintah dan masyarakat khususnya pelaku industri pariwisata melakukan
introspeksi diri. Seharusnya perencanaan mitigasi terhadap bencana alam sudah
dilakukan sejak lama. Lalu, pengkajian terhadap upaya-upaya yang dapat dilakukan

1
sebagai solusi terhadap permasalahan terkait juga perlu terus dilakukan dan
dikembangkan.
Kata kunci: bencana, erupsi Gunung Agung, pariwisata, perekonomian.
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya. Negara ini dipenuhi oleh


kebudayaan serta flora dan fauna yang beragam. Berbagai kebudayaan dan
kekayaan alam yang ada di Indonesia menjadi daya tarik tersendiri yang mampu
memikat banyak orang untuk datang ke Indonesia sebagai wisatawan, baik dari
dalam maupun luar negeri. Dengan demikian, tidak mengherankan jika banyak
masyarakat Indonesia yang mencari sumber kehidupan dari sektor pariwisata.
Menurut Wijaya (2015:119) Indonesia adalah salah satu negara di dunia
mengandalkan pariwisata sebagai sumber devisa negara.

Dalam sektor pariwisata, Indonesia menjadi salah satu destinasi favorit di


Asia Pasifik dalam penghargaan bergengsi TTG Travel Awards. Hal tersebut sudah
cukup untuk menjadi bukti bahwa keindahan alam Indonesia sudah diakui oleh
dunia. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari peranan masing-masing daerah
yang memiliki keunikan serta penawaran wisata tersendiri. Daerah-daerah tersebut
mengundang kedatangan wisatawan asing yang nantinya akan menyumbangkan
devisa bagi negara.

Bali adalah penyumbang devisa pariwisata terbesar bagi Indonesia yaitu


sekitar 70 triliun rupiah per tahun. (Yoni, VOA Indonesia, 2017) Bagi wisatawan,
Bali adalah salah satu daya tarik utama yang dimiliki oleh Indonesia. Banyak alasan
dari wisatawan untuk datang ke Bali. Di antaranya adalah karena kebudayaannya
yang masih sangat kental dan unik juga alamnya yang indah.

Kebudayaan Bali masih terjaga hingga saat ini disebabkan oleh dua faktor.
Yang pertama adalah karena manusia Bali sangat menghargai budayanya yang
diwariskan turun-temurun. Lalu yang kedua karena kebudayaan yang erat dengan
unsur sacral keagamaan. Masyarakat Bali sangat tekun dalam menjalankan
berbagai kegiatan keagamaannya melalui upacara-upacara adat. Secara tidak
sengaja kebiasaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara.
Keadaan alam di Bali pun tidak luput dari kebiasaan masyarakat yang sangat

2
menghargai alam. Sebagaimana yang terdapat dalam ajaran Tri Kaya Parisudha
yang salah satunya berisi tentang hubungan yang baik antara manusia dengan alam
sekitar yang menjadikan alam Bali terjaga keasriannya alamnya. Selain keasrianya,
bentuk-bentuk kekayaan alam juga menjadi daya tarik Bali. Banyak pantai,
kawasan hutan, dan gunung yang dijadikan fasilitas wisata untuk memenuhi
kebutuhan para wisatawan.

Saat ini Bali sedang mengalami musibah yang cukup mencuri perhatian
dunia. Musibah tersebut adalah erupsi Gunung Agung. Gunung Agung mengalami
erupsi sekitaran November dan masyarakat sekitaran gunung telah mulai
mengungsi sejak akhir September. Bencana alam tersebut tentunya bukanlah kuasa
manusia, sehingga kedatanngannya tidak bisa diramalkan secara pasti. Karena
bencana ini terjadi secara tiba-tiba, banyak kerugian yang terjadi karena kurangnya
persiapan. Kerugian dalam bidang pendidikan misalnya ada beberapa sekolah yang
terpaksa ditutup atau siswa yang tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah
karena ikut mengungsi, dan lain sebagainya. Namun yang menjadi permasalahan
besar saat ini adalah permasalah ekonomi yang timbul dari bencana tersebut.

Berdasarkan hal di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penulisan ini
adalah bagaimana hubungan dan pengaruh erupsi Gunung Agung dengan
perekonomian di Bali. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah menemukan
masalah perekonomian sebagai dampak dari erupsi Gunung Agung dan solusi
permasalahan tersebut. Diharapkan nantinya artikel ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat sebagai penambah wawasan dan acuan untuk menyelesaikan
permasalahan terkait.

PEMBAHASAN

Menurut Murphy (1985) yang disitir oleh Wijaya (2015) , Pariwisata adalah
keseluruhan dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata,
perjalanan, industri, dan lain lain) yang merupakan akibat dari perjalanan wisata,
sepanjang perjalan tersebut tidak permanen, dan The world Tourism Organisation
(WTO) memberi batasan teknis bahwa: “Tourism comprises the activities of
persons, travelling to and staying in place outside their usual enviroment for not

3
more than one consecutive year for leisure business and other purpuse”
(Richardson dan Fluker dalam Pitana 2004:45)

Menurut Undang Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang


dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang
didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat,
pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Pariwisata adalah suatu perjalanan
yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Maka dari itu seorang yang dapat
disebut sebagai wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan
wisata keberbagai tempat atau destinasi wisata tertentu dan untuk memenuhi
kegiatan atau keperluan tertentu.

Definisi yang lebih lengkap dari pariwisata adalah dalam konteks industri
jasa. Dalam pariwisata jasa yang ditangani mulai dari transportasi, jasa keramahan,
tempat tinggal, makanan, minuman dan jasa bersangkutan lainnya seperti bank,
asuransi, keamanan dll. Dan juga menawarkan tempat istrihat, budaya, pelarian,
petualangan, pengalaman baru dan berbeda lainnya. (Kontributor Wikipedia, 2017)

Banyak negara yang perekonomiannya bergantung pada industri pariwisata


sebagai sumber pajak, dan pariwisata juga menjadi sumber pendapatan bagi
perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Termasuk di dalamnya Indonesia
yang terkenal sebagai destinasi favorit se-Asia Pasifik. Oleh karena itu
pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh
Organisasi Non-Pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai
daerah wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa
kepada orang non-lokal. Pariwisata memegang peranan vital dalam perekonomian
di berbagai daerah dalam suatu negara.

Di kehidupan era globalisasi saat ini, kesibukan manusia dalam kehidupan


sehari-hari tidak dapat dibantahkan. Manusia bekerja secara terus menerus dan
kadang pula bekerja dibawah tekanan dan beban deadline yang berat. Keadaan
seperti itu yang terjadi sehari-hari dapat meningkatkan stress yang pada akhirnya
membutuhkan penyeimbang berupa kesantaian dan refresing. Maka dari itu rekreasi
sudah menjadi kebutuhan hidup manusia yang tidak dapat dihilangkan lagi.

4
Kebutuhan akan kesantaian dan refresing ini perlu mendapat jawaban berupa bisnis
rekreasi dan hiburan. Dalam hal ini sektor pariwisatalah yang berkepentingan.

Pengembangan sektor pariwisata mampu mendorong pengembangan


sektor-sektor lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Pengembangan kawasan pantai misalnya, akan mendorong pengembangan bidang
transportasi baik berupa perbaikan jalan maupun rute angkutan kendaraan umum.
Perbaikan sarana jalan dan angkutan kendaraan umum mengakibatkan daerah di
sekitarnya terbebas dari isolasi, yang pada akhirnya membawa pengaruh pada
dinamika kehidupan penduduknya. Di samping itu, pengembangan sektor
pariwisata membuka peluang bagi penduduk sekitarnya untuk meningkatkan
perekonomian melalui bisnis rumah makan maupun penginapan dan berbagai
peluang-peluang lainnya.

Bisnis dalam sektor pariwisata membawa dampak besar dan sambung-


menyambung bagi seluruh masyarakat dalam suatu negara. Di Indonesia bisnis
dalam sektor pariwisata memberikan dampak besar terutama dalam hal penghasilan
pajak maupun devisa bagi negara. Semakin dikenalnya negara Indonesia di
mancanegara, maka semakin banyak wisatawan asing yang datang. Semakin
banyak wisatawan asing datang, semakin banyak pula pendapatan negara dan
masyarakatnya. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata perlu melakukan
berbagai promosi terkait dengan keberadaan berbagai objek wisata di Indonesia.

Pariwisata di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Bali. Pulau


Bali adalah destinasi tempat wisata terpopuler di Indonesia. Total kunjungan
wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai
mencapai 40% terhitung sampai bulan Oktober 2016, dengan nilai penerimaan
devisa Bali untuk Indonesia dari sektor pariwisata sebesar 70 Triliun Rupiah.
Dengan total anggaran sebesar 3 triliun Rupiah dari Kementerian Pariwisata untuk
mempromosikan pariwisata di Indonesia 2016. Terjadi peningkatan kunjungan
wisatawan mancanegara khususnya ke Bali dari 4.001.835 (2015) menjadi
4.071.905 (2016). (Kontributor Wikipedia, 2017) Berdasarkan statistik Departemen
Pariwisata Indonesia, sampai bulan Oktober 2017 jumlah kedatangan wistawan ke

5
Bali mencapai 5.014.713 atau separuh dari target nasional. Pariwisata Bali tumbuh
23,9 % dari tahun sebelumnya, jauh di atas pertumbuhan rata-rata kawasan lain di
Indonesia yang hanya sebesar 7,2 persen per tahun.

Alasan Bali menjadi destinasi yang popular tidak terlepas dari keberadaan
budaya dan alamnya. Budaya Bali sangat mendominasi kehidupan masyarakatnya.
Hal tersebut tercermin dalam perilaku dan kebiasaan masyarakat Bali yang sangat
disukai oleh wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. Keadaan Alam di Bali
juga menjadi perhatian khusus bagi wisatawan yang datang. Karena pemandangan
yang ada di Bali terkesan unik dan terjaga keasriannya. Namun keberadaan alam
yang asri tersebut tetap menghadapi berbagai tantangan salah satunya bencana
alam.

Pariwisata merupakan industri yang rentan terhadap berbagai peristiwa


bencana. Pariwisata sendiri dapat menjadi objek yang terdampak dari kemunculan
bencana atau sebaliknya, memicu kemunculan bencana itu sendiri. Selain karena
pengaruh berbagai sektor yang meliputi bidang penting kehidupan, industri
pariwisata perlu mendapat perhatian atas risiko dari bencana karena dalam kegiatan
pariwisata, perlu melibatkan hubungan yang luas secara internasional, khususnya
terkait manusia sebagai wisatawan, masyarakat lokal, maupun pengelola destinasi
baik pemerintah maupun swasta.

Menurut Erythea (2017) Keterkaitan antara pariwisata dan bencana


merupakan satu hal yang negatif. Pariwisata seringkali diasosiasikan dengan
kesenangan, dan wisatawan melihat keamanan dan kenyamanan sebagai satu hal
yang esensial dalam berwisata. Bencana merupakan salah satu faktor yang sangat
rentan mempengaruhi naik turunnya permintaan dalam industri pariwisata.
Penurunan jumlah wisatawan sebagai akibat terjadinya tsunami tanggal 24
Desember 2004 dirasakan di beberapa kawasan wisata seperti di Phuket Thailand,
di Langkawi Malaysia, China, Aceh Indonesia, dan Srilanka. Erupsi Gunung
Merapi yang baru saja terjadi di tahun 2010, telah mengakibatkan penurunan
jumlah kunjungan wisatawan di beberapa obyek wisata di Sleman dan Jawa Tengah
mencapai hampir 50 persen.

6
Belakangan ini Pariwisata di Bali sedang mengalami kelesuan. Hal ini
ditandai dengan berkurangnya pemasukan sektor pariwisata perhari. Menurut
Ketua PHRI BPD Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati penutupan bandara
selama tiga hari membuat dunia pariwisata mengalami kerugian Rp 234 Miliar per
hari. (Wibowo, Timlo.com, 2017) Kelesuan sektor pariwisata ini disebabkan oleh
erupsi Gunung Agung.

Erupsi Gunung Agung telah berlangsung sekitar 3 Bulan. Terhitung sejak


bulan September warga sekitar Gunung Agung mulai mengungsi ketempat yang
lebih aman. Karena bencana tersebut pula Bandara Internasional Ngurah Rai
terpaksa ditutup beberapa kali untuk menghindari awan panas yang dapat
mengganggu penerbangan. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap
perekonomian di Bali maupun di Indonesia secara umum. Pemasukan yang berasal
dari sektor pariwisata berkurang secara drastis. Banyak masyarakat yang
mengeluhkan dampak dari kejadian ini, khususnya masyarakat yang bermata
pencaharian sebagai pelaku di bidang industri pariwisata. Namun, kunjungan
wisatawan yang berkurang tersebut bukanlah hal yang tidak wajar. Bencana alam
adalah hal yang tidak dapat diprediksi secara akurat dan sangatlah berbahaya, jadi
sudah sebaiknya keselamatan wisatawan dan para pelaku pariwisata menjadi
prioritas utama saat ini.

Selain berdampak pada berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan,


menurut Epriliani (2017) bencana alam juga dapat memberi dampak pada situs
pariwisata. Adapun dampak pada situs pariwisata akibat bencana yaitu:
1. Kerusakan atau musnahnya bangunan monumental yang sangat berharga
sebagai sumber dan bukti sejarah.
2. Orang-orang yang menjadi korban banyak kehilangan harta benda bahkan
nyawa.
3. Trauma tersendiri bagi korban ataupun wisatawan. Mereka cenderung
mengesampingkan kebutuhan untuk pariwisata.

Bencana erupsi Gunung Agung memiliki hubungan dan pengaruh yang


buruk terhadap perekonomian Bali karena mengurangi jumlah kunjungan

7
wisatawan ke Bali. Kerugian sebesar 234 miliar perhari bukanlah kerugian yang
kecil, jadi permasalahan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Pihak yang paling
berpengaruh dalam upaya penyelesaian masalah ini adalah pemerintah. Pemerintah
memiliki pengaruh terhadap dunia internasional, masyarakat internasional harus
diberikan kepastian oleh pemerintah bahwa keadaan pariwisata di Bali saat ini
masih bisa berjalan secara kondusif. Untuk memulihkan pariwisata Bali, sekaligus
mencapai target kunjungan wisman, Kementerian Pariwisata dan beberapa asosiasi
industri pariwisata melakukan empat langkah strategis sebagaimana yang
dilaporkan oleh Irzal, Kompas.com, (2017) yaitu:
1. Cabut travel warning.
Dengan mencabut travel warning ke Bali, maka akan memberi
kepastian akan keselamatan pada wisatawan yang akan berkunjung ke Bali.
Saat ini sebagian besar daerah Bali berada dalam keadaan normal, jadi
pencabutan travel warning adalah salah satu jalan terbaik.
2. Anggaran Rp 100 milyar untuk promosikan Bali.
Mempromosikan Bali sebagai destinasi yang aman dengan status
normalnya dinilai menjadi salah satu solusi. Terlebih dengan beragam
promo menarik yang bisa mengundang kembali wisatawan datang ke Bali.
3. Gerakan Ayo ke Bali.
Dengan kampanye ini diharapkan dapat mengundang ketertarikan dari
wisatawan mancanegaa untuk datang ke Bali.
4. Strategi mitigasi bencana.
Dengan menerapkan strategi tertentu, diharapkan penanggulangan
terhadap bencana dapat dilakukan dengan baik.

Selain langkah-langkah tersebut, upaya yang dapat dilakukan pemerintah


untuk menaikkan kembali citra Indonesia dimata dunia sebagai Negara yang aman
khususnya daerah Bali adalah:
1. Meningkatkan promosi dan layanan objek wisata. Contohnya membuat
iklan yang ditayangkan di media elektronik dan media cetak.
2. Mengundang wartawan asing untuk meliput kawasan wisata.

8
3. Manambah perwakilan biro perjalanan diluar negeri dengan promo-promo
yang menarik
4. Mempermudah akses ke daerah tujuan wisata, misalnya memperbaiki jalan
dan membuka penerbangan tersendiri khusus menuju daerah tujuan wisata.
5. Mencegah berita bohong (hoax) yang dapat memperburuk citra pariwisata.

PENUTUP

SIMPULAN
Hubungan dan pengaruh erupsi Gunung Agung dengan perekonomian di
Bali adalah negatif. Erupsi Gunung Agung mengakibatkan penurunan jumlah
kedatangan wisatawan ke Bali, hal ini mengakibatkan pariwisata di Bali lesu.
Berkurangnya jumlah kedatangan wisatawan berarti penurunan pemasukan dan
kerugian dalam dunia pariwisata yang berdampak pada perekonomian
masyarakatnya. Kerugian tersebut sangatlah besar, yaitu sekitar 234 miliar rupiah
per harinya. Hal ini tentu sangat merugikan, oleh sebab itu pemerintah berupaya
untuk menanggulangi permasalahan ini.

SARAN
Dengan adanya bencana ini diharapkan agar pemerintah dan masyarakat
khususnya pelaku industri pariwisata melakukan introspeksi diri. Seharusnya
perencanaan mitigasi terhadap bencana alam sudah dilakukan sejak lama, agar tidak
mengakibatkan masalah lebih besar terhadap keberlangsungan pariwisata di Bali,
dan di Indonesai secara umum. Lalu, Pengkajian terhadap upaya-upaya yang dapat
dilakukan sebagai solusi terhadap permasalahan terkait juga perlu terus dilakukan
dan dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Epriliani, Putu. 2017. “Manajemen Risiko Bencana Pariwisata”. Dalam


https://www.scribd.com/document/358282362/Manajemen-risiko-
bencana-pariwisata. Diakses tanggal 24 Desember 2017.

Erythea Islami, Mona. 2017. “Bencana Alam Dan Pariwisata (Suatu Kajian
Teoritis)”. Dalam http://www.ampta.ac.id/bencana-alam-dan-
pariwisata#.WkORI4VOLDe. Diakses tanggal 23 Desember 2017.

9
Irzal Adiakurnia, Muhammad. 2017. “4 Langkah Pulihkan Pariwisata Bali Pasca-
erupsi Gunung Agung”. Dalam
http://travel.kompas.com/read/2017/12/22/170000127/4-langkah-pulihkan-
pariwisata-bali-pasca-erupsi-gunung-agung. Diakses tanggal 24 Desember
2017.

Kontributor Wikipedia. 2017a. “Pariwisata”. Dalam


https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata. Diakses tanggal 23 Desember
2017.

Kontributor Wikipedia. 2017b. “Pariwisata di Bali”. Dalam


https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Bali Diakses tanggal 23
Desember 2017.

Pitana, I Gde. 2005. Sosiologi Pariwisata, Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang


Kepariwisataan. 2009. Jakarta: Kementerian Pariwisata RI.

Wibowo, Wahyu. 2017. “Gunung Agung Erupsi, Rp 234 Miliar Per Hari
Melayang”. Dalam https://www.timlo.net/baca/68719743977/gunung-
agung-erupsi-rp-234-miliar-per-hari-melayang/. Diakses tanggal 23
Desember 2017.

Wijaya, Kandi. 2015. “Masa Depan Pariwisata Bali (Perspektif Permasalahan dan
Solisinya)”. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. Denpasar: Fakultas
Ekonomi Universitas Ngurah Rai.

Yoni, Made. 2017. “Kerugian Pariwisata Bali Bisa Ancam Perolehan Devisa
Indonesia”. Dalam https://www.voaindonesia.com/a/kerugian-pariwisata-
bali-bisa-ancam-peroleh-devisa-indonesia-/4163172.html. Diakses tanggal
23 Desember 2017.

10
11

Você também pode gostar