Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Polewali Mandar Sulawesi Barat.@arali2008— Hasil diskusi penulis dan tim pelaksana internal program
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dinas Kesehatan Polewali Mandar, disimpulkan, pengertian dari K1
Kehamilan telah berubah, dulu tepatnya diawal tahun 1990an ketika penulis mempelajari program KIA,
Pengertian K1 Kehamilan adalah pemeriksaan kesehatan seorang ibu hamil sesuai standar untuk
pertama kalinya pada tiga bulan (triwulan) pertama kehamilan.
Tetapi sekarang, dan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompotensi (bidan)
diberbagai unit pelayanan kesehatan (Puskesmas) di Polewali Mandar, pengertian dari K1 Kehamilan
adalah Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali
pada masa kehamilan —— tidak tergantung usia smester kehamilan——- di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Tulisan ini mencoba memberikan gambaran bahwa penyelenggaraan program KIA dengan pengertian
indikator K1 telah salah dan tidak mendukung peningkatan mutu kehamilan dan persalinan yang aman
dan sehat.
Pemeriksaan kesehatan (termasuk gizi) pertama pada smester pertama kehamilan sebagaimana yang
penulis tahu dan dalami dalam pendekatan epidemiologi dan ilmu gizi adalah sudah sangat jelas yaitu
ibu hamil sejak ditahu kehamilan atau kurang lebih usia kehamilan 6 minggu –sampai 12 minggu
kehamilan (1-3 bulan kehamilan), sudah harus memeriksakan kehamilannya, apabila sang ibu hamil
tidak memeriksakan kehamilannya pada masa kehamilan ini (1-3 bulan kehamilan) itu artinya sang ibu
hamil tersebut telah mangkir/lalai (default) atau dulunya disebut dengan istilah DO (Drop Out) pada
smester pertama kehamilan, tetapi istilah DO ini kurang tepat digunakan karena ada kecenderungan
sang ibu hamil tidak akan dilayani lagi untuk bulan-bulan kehamilan berikutnya, sehingga istilah default
(mangkir) lebih tepat digunakan.
Sementara itu pengertian pemeriksaan kesehatan pertama (K1) semasa kehamilan dalam pengertian
selama kehamilan (usia kehamilan 1-9 bulan/atau mendekati lahir) walaupun sesuai standar
pemeriksaan kehamilan, sangatlah sulit untuk dimengerti, karena standar pemeriksaan kesehatan
(termasuk gizi) pada smester pertama, kedua dan ketiga pada prinsipnya berbeda, keadaan hamil pada
smester pertama jelas berbeda pada smester kedua dan juga ketiga, walaupun standar yang dipakai
adalah 5T tetapi pada pemeriksaannya tetap berbeda, berat badan ibu hamil pada smester pertama
kehamilan jelas berbeda pada berat badan pada smester ketiga kehamilan.
Standar 5 T adalah standar pemeriksaan /perawatan kehamilan (ANC = Antenatal Care) yang
dimaksud adalah:
Setiap kali pemeriksaan /perawatan kehamilan selalu berbeda setiap smesternya, misalnya berat
badan ibu hamil, pada triwulan pertama pasti beda dengan triwulan kedua.
Atau Pengertian terbaru sebagaimana yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal (SPM), Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah 7T
pelayanan yang mencakup minimal :
Tetanus Toxoid yaitu Skrining status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toxoid),
Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, HIV,
Malaria, TBC).
Namun dalam prakteknya standar baku masih tetap menggunakan prinsip 5 T standar pemeriksaan
/perawatan kehamilan (ANC = Antenatal Care).
Istilah K1 atau Kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah K4 atau Kunjungan
ke empat ibu hamil. K4 itu sendiri mempunyai pengertian dari beberapa sumber yaitu
Berdasarkan indikator MDGs goal 5 Indikator lokal untuk memonitoring kemajuan kabupaten dan
kecamatan. Menyebutkan bahwa Kunjungan ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan
minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga
umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan tahun 2009 Depkes RI 2009. Menyebutkan bahwa
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan
antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Sementara itu berdasarkan Pedoman SPM Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
sebagai penjabaran dari SPM Bidang Kesehatan Depkes RI, Kunjungan ibu hamil K 4 adalah: ibu hamil
yang kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar 5 T
dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat trimester I minimal 1 kali,
trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali.
Skill bidan dan kematian Ibu : Ada hubungan secara bermakna skill bidan dengan penurunan kematian
ibu, “Semakin Baik Skill Seorang Bidan, Semakin Kurang Kematian Ibu”
Jadi Karena adanya istilah K4 berarti ada istilah K1, K2 dan K3 serta tentunya K4. Dari pengertian K4
diatas, maka pengertian K1 sudah sangat jelas yaitu Pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada
smester pertama, K2 dalam pengertian K(1+1=2) adalah pemeriksaan kehamilan sesuai standar pada
smester pertama dan kedua kehamilan, K3 adalah pemgertian K(1+1+1=3) adalah pemeriksaan
kehamilan sesuai standar pada smester pertama, kedua dan ketiga kehamilan. Dan K4 itu sendiri K3
tambah pemeriksaan ketika mendekati persalinan. Penjelasan ini menunjukkan pelayanan pemeriksaan
ibu hamil dalam ilmu epidemiologi menggunakan pendekatan prospektif atau biasa dikenal dengan
istilah kohor atau dalam program pencatatan dan pelaporan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
tercatat dalam buku register kohor ibu.
Buku register kohor ibu ini maksudnya adalah buku pencatatan dan pelaporan seorang bidan yang
menyelenggarakan pelayanan ANC dan merupakan suatu skill dan keterampilan yang harus dikuasai
bukan saja keahlian melakukan persalinan, tetapi juga keahlian membuat prospektif hasil pencatatan
dan pelaporan dalam register kohor untuk dapat melihat dan memantau faktor-faktor resiko dan non
resiko selama proses kehamilan normal maupun tidak normal dalam melakukan intervensi segera.
Ketika seorang ibu telah hamil maka ibu hamil ini harus datang atau didatangi untuk dicatat dan
dipantau serta diperiksa selama masa kehamilannya selesai, sebagai induvidu yang beresiko, dan
melakukan intervensi segera, itu sedikit inti dari pencatatan kohor, penjelasanya adalah
Jika sang ibu hamil datang-didatangi pada smester pertama kehamilan maka ia diperiksa dan dicatat
pada kolom smester pertama dan selanjutnya disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa
dan dicatat pada smester-smester berikutnya. Ingat! Ibu hamil adalah induvidu yang beresiko, Inilah
yang diharapkan sesuai dengan standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4
Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester kedua kehamilan (tidak
datang-didatangi pada smester pertama) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester kedua buku
register kohor, dan selanjutnya tetap disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk diperiksa dan
dicatat pada smester-smester berikutnya. Ingat! Ibu hamil adalah induvidu yang beresiko. Inilah yang
tidak diharapkan karena telah lalai atau mangkir tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal
K1 maupun K4.
Jika ibu hamil tersebut untuk pertama kalinya datang-didatangi pada smester ke tiga kehamilan (tidak
datang-didatangi pada smester pertama dan kedua) tetap diperiksa dan dicatat pada kolom smester
ketiga buku register kohor, dan selanjutnya tetap disarankan (diupayakan) datang-didatangi untuk
diperiksa dan dicatat pada saat mendekati persalinan sebagai pemeriksaan yang terakhir kalinya. Ini
juga tidak masuk dalam standar cakupan pelayanan minimal K1 dan K4.
Perubahan pengertian K1 rupanya berhubungan dengan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak, Bukan sistem pencatatan dan pelaporan
kohor Ibu dan Anak. Sebagaimana pengertian K1 menyebutkan Cakupan ibu hamil yang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan ——- tidak mengenal usia
smester kehamilan—— di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Disini keterangan disuatu wilayah kerja pada waktu tertentu lebih ditekankan pada sistem pencatatan
dan pelaporan PWS. Dalam pengertian ini K1 bukan merupakan paket dari Pelayanan dan pemeriksaan
K4. K1 menunjukkan kegiatan (diberi simbol “K”) pelayanan antenatal untuk pertama kalinya (diberi
simbol “1”) pada masa kehamilan, …… diulang!, “KEGIATAN (K) antenatal untuk pertama kalinya selama
masa kehamilan”………sering juga disebut sebagai K1 AKSES. Kalau yang dimaksud K1 adalah demikian,
maka standar yang dimaksud adalah semua ibu hamil terdata, mempunyai buku KIA (atau KMS ibu
hamil) dan dilakukan pemeriksaan sesuai standar untuk pertama kalinya , kemudian dicatat dalam buku
register PWS.
Konsep PWS ini biasa diistilahkan dengan liputan program yaitu sejauhmana program dapat meliput
atau menjangkau sasarannya (red, men-AKSES). Ibu yang hamil merupakan sasaran program, targetnya
menggunakan formula, faktor 1.1 x CBR x jumlah Penduduk disuatu wilayah dan waktu tertentu.
Wilayah biasanya Kabupaten, kemudian dibagi perkecamatan dan desa. Waktu tertentu biasa dimulai
pertahun kemudian dibagi-bagi perbulannnya.
Contoh dari hasil formula didapat 120 sasaran bumil dalam setahun berarti dalam satu bulan harus
ditargetkan 10 bumil harus dicakup dengan tidak mengenal usia kehamilan, yang penting ibu hamil
tersebut diperiksa tetap masuk dalam hitungan K1.
Jadi kalau sekarang yang dimaksud K1 adalah demikian, berarti K1 pada sistem PWS tidaklah sama
dengan K1 pada sistem Kohor. K1 pada sistem PWS belum tentu K1 pada sistem Kohor, sebaliknya K1
pada sistem kohor sudah pasti K1 pada sistem PWS. Tetapi yang berkembang sekarang adalah K1 pada
sistem PWS, bukan K1 pada sistem Kohor, ini artinya cakupan pelayanan ANC telah salah dan karena
mengabaikan pendekatan sprospektif (kohor) yang berarti pelaksanaan program ANC sudah tidak
terkendali sesuai dengan proses tumbuh kembang rahim dan janin dari seorang ibu hamil sampai usia
melahirkan sebagai seorang induvidu yang beresiko alias tidak mendukung peningkatan mutu
kehamilan dan persalinan yang aman dan sehat, yang sementara di gembor-gemborkan untuk
mempercepat pencapaian MDGs 2015. Wallahu a’lam
——————————————————————————————————————————————
—–
KEBUTUHAN GIZI EMBRIO DAN PARADIGMA BARU PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Menghitung Berat Badan Ideal Ibu Hamil.
——————————————————————————————————————————————
—–
Blogger @arali2008
Opini dari Fakta Empiris Seputar Masalah Epidemilogi Gizi dan Kesehatan
Beri peringkat:
10 orang penilai
Perhatian ! Pertama: Komentar spam akan dihapus, Kedua : ditulis untuk saling berbagi
CetakSurat elektronikRedditTwitterFacebook6LinkedInGoogle
Terkait
Menelaah Hasil Cakupan K1-ANC Program Kesehatan Ibu dan Anakdalam "Status Kelangsungan Hidup"
Analisis Cakupan Kesehatan Ibu dan Kematian Ibu di Polewali Mandardalam "Status Kelangsungan
Hidup"
Indikator Goals Kelima MDGs Peningkatan Kesehatan Ibudalam "Status Kelangsungan Hidup"
Filed under Status Pelayanan Kesehatan Tagged with Cegah Kesakitan, Sakit dan Mati
Adalah pemilik dan penulis blog situs @arali2008. Seorang pemerhati -----OPINI DARI FAKTA EMPIRIS----
seputar masalah epidemiologi gizi dan kesehatan di wilayah kabupaten Polewali Mandar. Dapat
memberikan gambaran hasil juga sebagai pedoman pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten
Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat Indonesia. Tertulis dalam blog situs @arali2008 sejak 29
Februari 2008.
6 Responses to Cakupan Pelayanan ANC (K1 dan K4) Salah dan Tak Terkendali
mashar mengatakan:
Menarik ulasannya, terutama untuk mencari asal muasal masih tingginya angka kematian ibu
359/100.00 (2010), padahal target 102 (2015).
0
Rate This
Pipit mengatakan:
Menarik2, cm bingung mana yg jdi acuan masa kini, terutama ttg K1?
arali2008 menjawab
Jangan bingung SPM terbaru akan memberlakukan kembali pengertian K1 pada smester pertama
kehamilan, untuk K1 Akses dinyatakan gagal untuk menurunkan angka kematian ibu.
Rate This
Data real sangat penting di bandingkan proyeksi. Saya lebih setuju dari data cohort
0
Rate This
andre mengatakan:
Sangat menarik. Terima kasih bang. Maaf saya mau nanya. kalau menghitung K1 PWS itu berarti
penyebutnya yang memakai rumus CBR kan ya? Kalau K1 Kohor itu penyebutnya apa? Apakah sama?
arali2008 menjawab
PWS untuk tingkat kabupaten memakai rumus CBR x Jumlah penduduk = mendapat proyeksi jumlah
bayi yang lahir. Kalau pada kohor penyebutnya adalah jumlah yang terdaftar (yang terlayani dan tidak
terlayani alias data real).
Rate This
1
0
Rate This
semoga bermanfaat.
Purwadi
grosirsepatusafety.wordpress.com
0811773163
Rate This
Tinggalkan Balasan
qulhu al haq
Bookmark and Share
Program, Kegiatan dan Anggaran DPRD Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2016
Perlu Kajian terhadap Kinerja ASN Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar
Isu Pembangunan Kesehatan dalam Renja Kesehatan Kab. Polewali Mandar Tahun 2016.
Cakupan Pelayanan ANC (K1 dan K4) Salah dan Tak Terkendali
Sistem Puskesmas
Anda telah berkontribusi terhadap Pengembangan Kesehatan Masyarakat dan juga terhadap Web Blog
ini. Dan jika Anda ingin ber DONASI dapat di berikan pada No. Rek 0259-01-021847-50-1, BRI Polewali
Atas Nama : Arsad Rahim Ali. Terima Kasih
Tag
Anggaran Kesehatan Cegah Kesakitan Kegiatan Kesehatan Sakit dan Mati Sarana Kesehatan Serba Serbi
Indonesia Serba Serbi Polewali Mandar
Blogroll
bootingskoBlog
Dapatkan Widgetbox
Lintas Berita
PELITA
Polewali Mandar
Sulawesi Barat
Thumbshots
Ping list