Você está na página 1de 14

ANALISIS KEADILAN TATANIAGA BENGKUANG DI

KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG


Yusri Usman

Abstract: The purpose of this study is to examine the fairness from the marketing
channels of bengkuang in Kuranji Sub-district, Padang. This reserach used survey
method, and data gathered from 20 samples. There are one trader and four retailers
choosed randomly. Research reveals that there are two types of bengkoang marketing
chanel in the reserch site:1) farmers → trader → retailers → consumers. 2) Farmers →
retailers → consumers. Based on fairness analysis, this study finds that these
marketing chanels are not fair, because the profit obtained by the farmers was lower
than expected profit. Contrarely, the trader obtain the higher profit than profit that he
was expected. Based on that findings, it is suggested that the farmers should sell their
product in unit weight of Kg instead of sack, upgrade their product, sell the product as
a group, develop marketing informations, cooperate with related companies such as
restaurants, cosmetics and finally expand the market.

Kata Kunci: pemasaran, saluran pemasaran, keadilan, bengkuang

PENDAHULUAN Dapat hidup dari dataran rendah sampai


Latar Belakang ke dataran tinggi dengan ketinggian 1000
m dpl (Lingga dkk, 1990).
Tanaman bengkuang berasal dari Hasil produksi dari tanaman beng-
Amerika Tengah dan masuk ke Indonesia kuang, yaitu dari umbinya dapat dikon-
sekitar tahun 1800. Tanaman ini sumsi dalam keadaan segar. Dapat diolah
termasuk leguminosae dengan tumbuh- menjadi sirup, keripik, jus, asinan, kue
nya merambat lewat sulurnya, berbuah sagun dan bedak serta kosmetik lainnya.
polong yang berisi biji dan berumbi Disamping itu umbi bengkuang ini dapat
dijadikan sebagai bahan baku kosmetik.
berwarna putih berbentuk seperti gasing
yang berasal dari akar primer dengan kulit Perumusan Masalah
yang mudah dikelupas. Umbi merupakan Bengkuang merupakan tanaman
hasil produksi dengan rasa manis dan khas di Kota Padang sehingga Kota
berair yang dapat dikonsumsi baik segar Padang dinamakan pula sebagai Kota
maupun olahan dan juga dijadikan bahan Bengkuang. Banyak dijual pedagang seba-
komestik (DPKKP, 1998). Perkembang gai oleh-oleh bagi wisatawan yang
biakannya bisa secara vegetatif lewat umbi berkunjung ke Kota Padang. Bengkuang
dan stek dan generatif lewat biji. Tana- yang berasal dari Kota Padang rasanya
man bengkuang ini dikatakan kebal hama manis, banyak air dan enak dimakan.
karena daunnya mengandung racun. Diusahakan secara kurang intensif dengan
Berkemampuan mengambil nitrogen dari menggunakan benih lokal. Sangat jarang
udara dan perakaran mampu menembus dipupuk, dan kurang dalam kontrol
lapisan tanah yang cukup dalam. Penyakit bunga, yaitu memotong bunga yang
yang menyerang sangat jarang ditemui. muncul kalau mengharapkan umbinya

Yusri Usman adalah Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Andalas
2 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan,Volume 3 No 1, November 2013, hal 1 - 14

tumbuh sempurna. Menurut DPKKP arto (1984) mengatakan bahwa efisiensi


(2005) produktivitasnya hanya 7,27 tataniaga adalah mampu mengadakan
ton/ha dimana produktivitas bengkuang pembagian yang adil dari keseluruhan
menurut Asriyunaldi (1996) dapat harga yang dibayarkan konsumen akhir
mencapai 20 ton/ha. kepada semua fihak yang ikut serta dalam
Walaupun menjadi tanaman khas kegiatan produksi dan tataniaga barang
di Kota Padang, perkembangan budidaya tersebut. Yang dimaksud adil adalah
bengkuang Padang ini tidak begitu pemberian balas jasa dari fungsi-fungsi
menggembirakan. Luas panennya hanya produksi dan tataniaga sesuai dengan
berkisar antara 106–140 ha per tahun dari sumbangan masing-masing. Berdasarkan
tahun 2002–2004 dan hanya diusahakan hal ini perlu diteliti efisiensi tataniaga
di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Kuranji, bengkuang dari Kecamatan dan keadilan
Pauh, Koto Tangah dan Nanggalo. tataniaga bengkuang di Kota Padang.
Bengkuang ini dijual sampai ke
luar daerah seperti ke Pekanbaru di METODA PENELITIAN
Provinsi Riau. Cara pelaksanaan panen- Penelitian ini dilaksanakan di
nya beragam yaitu ada yang dipanen oleh Kecamatan Kuranji Kota Padang yang
petani sendiri dan ada pula oleh pedagang merupakan sentra produksi bengkuang,
pengumpul. dimana produksi terbanyak dihasilkan
Tataniaga bengkuang di Kota Pa- dari kecamatan ini. Daerah tataniaganya
dang umumnya dari petani terus ke adalah di Pasar Raya Kota Padang dan di
pedagang pengumpul kemudian terus ke daerah terminal dan mangkalnya bus yang
pedagang pengecer yang banyak men- menuju ke luar Kota Padang. Waktu
jualnya di pasar-pasar baik di pusat pasar penelitian dilaksanakan dari bulan Mei
atau pasar satelit di Kota Padang. Dari sampai dengan Juni 2006.
hasil pra-survai tataniaga bengkuang Responden yang diambil dalam
diketahui margin tataniaganya cukup penelitian ini adalah petani produsen dan
besar yaitu harga jual petani produsen ke pedagang perantara bengkuang seperti
pedagang pengumpul Rp 750,00/kg pedagang pengumpul dan pedagang
sedangkan harga pedagang pengecer ke pengecer. Penelitian dilaku-kan dengan
konsumen Rp 1.500,00/kg. Dari data ini metode survai dengan pengambilan sa-
terdapat margin tataniaga sebesar Rp mpel secara acak seder-hana dengan
750,00/kg yang mana jumlah ini sama alasan varietas bengkuang, lokasi tanam
besar dengan harga jual petani. Bagi di lahan sawah, waktu tanam dan cara
petani harga jual Rp 750,00/kg ini pemeliharaan yang homogen. Populasi
termasuk biaya produksi, biaya tataniaga petani berjumlah 47 orang pada waktu
dan keuntungan. Sedangkan bagi peda- musim tanam tersebut dan sampel di-
gang margin tataniaga sebesar Rp ambil sebanyak 20 orang petani.
750,00/kg hanya merupakan biaya Pedagang pengumpul ditemui hanya 1
tataniaga dan keuntungan. Dari data ini orang dan pedagang pengecer sebanyak 7
dapat diduga bahwa petani produsen orang.
mendapatkan untung yang kecil dan Data yang dikumpulkan berasal
pedagang mendapatkan untung yang dari data primer dan data sekunder. Data
besar, atau mungkin juga petani produsen primer meliputi data dari petani sampel
merugi sehingga tataniaga bengkuang ini berupa identitas petani (umur, pen-
tidak adil. Tataniaga yang tidak adil didikan, keluarga, pegalaman beru-
adalah tataniaga yang tidak efisien. Muby- sahatani, pekerjaan utama dan sam-
Yusri usman, Analisis Keadilan Tata Niaga Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang | 3

pingan, biaya produksi yang dikeluarkan perantara dalam mempro-duksi dan


(biaya benih, pupuk, pestisida, tenaga menyampaikan barang itu ke konsumen
kerja), informasi pasca panen (penen-tuan akhir. Untuk itu efisiensi akan tercapai
panen, pengangkutan, jumlah produksi, apabila keuntungan yang diterima sama
mutu produksi) dan informasi tataniaga dengan pemberian balas jasa dari
(saluran tataniaga, harga, sistem pen- korbanan (input) dari kegiatan produksi
jualan dan pembelian). Data primer dari dan tataniaga yang dilaksa-nakan oleh
pedagang berupa identitas pedagang, petani dan lembaga tataniaga yang ikut
kegiatan perdagangan (tem-pat pembelian serta dalam tata-niaga tersebut. Pem-
sistem pembelian, tempat penjualan, berian balas jasa dari korbanan kegiatan
penetapan harga, harga satuan dan biaya produksi dan tataniaga adalah merupakan
yang dikeluarkan selama tataniaga. Data keuntu-ngan yang seharusnya diterima
sekunder berupa keadaan umum daerah oleh petani dan pedagang perantara. Jadi
penelitian dan data yang diperlukan yang efisien tataniaga ini dapat dicapai apabila
berasal dari instansi yang terkait dengan keuntungan yang diterima sama dengan
penelitian ini. keuntungan yang seharusnya (Usman,
Variabel yang diamati adalah 2010).
lembaga tataniaga yang terlibat dalam Rumus-rumus yang digunakan
penyaluran hasil produksi dari petani sa- untuk menganalisa keadilan tataniaga
mpai ke konsumen, dan bentuk saluran berdasarkan keuntungan.
tataniaga bengkuang, biaya-biaya usaha- 1. Biaya dan Keuntungan Diteri-ma
tani, biaya tataniaga petani, harga jual, Pada Petani dan Pedagang
penerimaan dan keuntungan petani, biaya
tataniaga pada masing-masing pedagang a. Biaya Total Petani
perantara, harga jual dan keuntungan
pedagang perantara. BTt = BTU + Bpt
Tujuan penelitian efisiensi tata- Dimana :
niaga dianalisis dengan efisiensi tata-
niaga berdasarkan keuntungan. BTt = Biaya Total Petani (Rp/kg)
Pendapat Mubyarto (1984) me- BTU= Biaya total usahatani
ngatakan bahwa efisiensi tataniaga adalah (Rp/kg)
mampu mengadakan pembagian yang adil Bpt = Biaya tataniaga pada petani
dari keseluruhan harga yang dibayarkan (Rp/kg)
konsumen akhir kepada semua fihak yang b. Keuntungan diterima Petani
ikut serta dalam kegiatan produksi dan
tataniaga barang tersebut. Yang dimaksud Kta= Pt– BTt
adil adalah pemberian balas jasa dari Dimana :
fungsi-fungsi produksi dan tataniaga
Kta= Keuntungan yang diterima
sesuai dengan sumbangan masing-ma-
sing. petani (Rp/kg)
Balas jasa adalah berupa ke-
Pt = Penerimaan petani (Rp/kg)
untungan yang diterima oleh petani dan
pedagang perantara yang ikut serta dalam BTt = Biaya tataniaga pada petani
memasarkan barang itu. Sedangkan (Rp/kg)
fungsi produksi dan fungsi tataniaga
adalah korbanan atau input yang
dikorbankan oleh petani dan pedagang
4 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan,Volume 3 No 1, November 2013, hal 1 - 14

a. Keuntungan yang diterima Pe- tani (Rp/kg)


dagang d. Keuntungan seharusnya dite-rima
Kda = Pd – (Bpd + Hbd) petani
Dimana : Ktb = %BTt x KT
Kda= Keuntungan yang diterima Dimana:
pedagang yang ikut serta Ktb = Keuntungan seharusnya
(Rp/kg) di-terima petani (Rp/kg)
Pd = Penerimaan pedagang yang
ikut serta (Rp/kg) e. Persentase biaya total peda-gang
Bpd= Biaya tataniaga pada
pedagang yang ikut serta %BTd = x 100%
(Rp/kg)
Hbd= Harga beli pedagang yang Dimana:
ikut serta (Rp/kg)
BTb = Persentase biaya total pe-
dagang (Rp/kg)
2. Menghitung Keuntungan yang
seharusnya f.Keuntungan seharusnya dite-rima
pedagang
a. Biaya Total
BT = BTt+BTd1+ ……. + BTdn Kdb = %BTd x KT
Dimana : Dimana:
BT = Biaya total (Rp/kg) Kdb = Keuntungan seharusnya di-
BTd= Biaya Tataniaga pada Peda- terima pedagang (Rp/kg)
gang yang ikut serta (Rp/kg)

b. Keuntungan Total 3. Keadilan Tataniaga


KT = Kta+ Kda-1+ …… + Kda-n a. Berdasarkan Mubyarto (1984)
keadilan Tata Niaga Pada Pe- tani
Dimana : dihitung sbb:
KT = Keuntungan total (Rp/kg) Kta = Ktb
Kta = Keuntungan yang diterima
petani (Rp/kg) Dimana:
Kda = Keuntungan yang diterima Kta= Keuntungan yang diterima
pedagang yang ikut serta petani (Rp/kg)
(Rp/kg)
Keuntungan yang seharusnya
Ktb = diterima petani (Rp/kg)
c. Persentase biaya total petani
b. Keadilan Tataniaga pada Pedagang
%BTt = x 100%
Kda= Kdb
Dimana:
%BTt = Persentase biaya total pe-
Yusri usman, Analisis Keadilan Tata Niaga Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang | 5

Dimana: 99.542 jiwa. Mata pencaharian penduduk


Kta= Keuntungan yang diterima yang terbesar dari sektor pertanian (27%).
Terdapat sarana irigasi, yaitu irigasi
pedagang (Rp/kg) Batang Balimbiang, Irigasi Batang Kuranji
Ktb = Keuntungan yang seharusnyaa dan Irigasi Batang Gua. Terdapat
diterima pedagang (Rp/kg) sebanyak 74 Kelompok Tani (KT), 2 buah
Koperasi Unit Desa (KUD) 2 buah
dimana Koperasi Pertanian, 23 buah kios pupuk, 2
a. Adil: Apabila selisih keuntungan buah bank dan 1 buah pasar (Kantor
yang diterima dengan keuntungan Camat Kec. Kuranji, 2005).
yang seharusnya diterima kecil Gambaran Usahatani Bengkuang di
dari 5% Kecamatan Kuranji
b. Tidak adil: Apabila selisih
keuntungan yang diterima dengan Sebagian besar umur petani di atas
keuntungan yang seharusnya 55 tahun (55,00%), dimana umur ini
diterima besar dari 5% kurang produktif dalam berusahatani. Hal
ini bisa berpengaruh pada pelaksanaan
usahatani, menurunkan produksi, pe-
HASIL DAN PEMBAHASAN nerimaan, pendapatan dan ke-untungan.
Rata-rata pendidikan pet-ani terbanyak
Gambaran Daerah Penelitian.
adalah tamat SLTA (sekolah lanjutan
Kecamatan Kuranji terletak 6 km tingkat atas) yaitu 60,00%. Tingkat
dari pusat Kota Padang. Ketinggian pendidikan ini cukup tinggi dan bisa
daerah 16 m dpl. Temperatur udara memudahkan masuknya inovasi baru
berkisar antara 24,0◦–31,5◦ C. Curah hujan dalam melaksanakan usahatani be-
rata-rata 305 mm/bulan dengan jumlah ngkuang. Mudahnya mene-rima inovasi
hari hujan 136,5 hari per tahun. Jenis baru akan memberikan pengetahuan
tanahnya adalah aluvial yang terdapat di usahatani yang lebih maju kepada petani.
daerah aliran sungai dan podzolik merah Rata-rata luas lahan yang paling
kuning di daerah perbukitan dengn pH banyak adalah di bawah 0,5 ha yaitu
tanah 5,5–7,5. (Cabang Dinas Pertanian 90,00%. Luas lahan di bawah 0,5 ha
dan Kehutanan Kec. Kuranji, 2005). adalah luas lahan yang kecil. Hal ini akan
Kecamatan Kuranji punya 9 mengakibatkan luas tanam dan luas
kelurahan dan 6 wilayah kerja penyuluh panennya juga kecil sehingga me-
pertanian (WKPP), yaitu WKPP Pasar ngakibatkan jumlah produksi beng-kuang
Ambacang, WKPP Lubuk Lintah, WKPP pada masing-masing petani juga sedikit.
Kalumbuak, WKPP Korong Gadang, Rata-rata status lahan yang terbanyak
WKPP Kuranji, WKPP Gunuang Sariak adalah milik sendiri (80%) dan hanya
dan WKPP Sungai Sapiah. Luas 20% lahan sewa. Banyaknya petani yang
kecamatan Kuranji 5.730,50 ha dengan mengusahakan tanaman bengkuang di
luas sawah 2.126 ha dan tegalan 738 ha atas lahan milik sendiri berarti penda-
(Cabang Dinas Pertanian dan Kehutanan patan dan keuntungan akan lebih banyak
Kec. Kuranji, 2005). Jumlah penduduk
6 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan,Volume 3 No 1, November 2013, hal 1 - 14

diperoleh petani. Lebih banyaknya pen- butiran dari buah bengkuang yang be-
dapatan dan keun-tungan yang diperoleh rasal dari buah polong. Besarnya biaya ini
akan menjamin modal untuk berusahatani berkisar antara Rp270.000– Rp
selanjutnya. Di samping itu dengan status 1.080.000 per luas lahan per musim
lahan milik sendiri mengakibatkan petani tanam dengan rata-rata Rp. 434.763,28/
lebih bebas menentukan kebijaksanaan luas la-han/MT. Terlihat biaya benih ini
usahataninya tanpa dipengaruhi dan cukup besar yaitu 17,66% dari biaya total
diatur oleh orang lain. produksi. Besarnya biaya ini menye-
Rata-rata pengalaman berusaha- babkan petani berfikir banyak untuk
tani bengkuang sudah tinggi yaitu di atas mengusahakan usahatani bengkuang ini.
20 tahun (60,00%). Tingginya pe- Biaya tenaga kerja adalah berupa
ngalaman berusahatani bengkuang meng- upah pekerja yang dibayarkan petani
akibatkan semakin mampunya petani dalam membantunya dalam usahatani
dalam mengatasi kendala-kendala dan bengkuangnya. Upah tenaga kerja ini
masalah-masalah dalam berusahatani. paling banyak dikeluarkan petani dalam
Tetapi disamping itu, makin tinggi mengolah tanah yang merupakan pe-
pengalaman berusahatani semakin sulit kerjaan terberat dalam usahayani ini.
pula menerima inovasi baru, karena Semua petani (100%) menggunakan
petani merasa yakin dengan cara-cara bantuan tenaga kerja luar keluarga (TK-
yang mereka lakukan. LK) ini. Petani bersama TKLK mengolah
Jumlah anggota keluarga ter- lahannya untuk ditanami bengkuang.
banyak adalah antara 4-6 orang (65,00%). Biaya TKLK ini 12,82% dari biaya total
Banyaknya anggota keluarga berarti produksi.
banyak pula tenaga kerja yang tersedia da- Sewa lahan adalah biaya yang diba-
lam berusahatani, sehingga pelaksanaan yarkan petani untuk dapat meng-gunakan
usahatani akan lebih mudah dilakukan. Di lahan petani lain untuk usahatani
samping itu dengan banyaknya ta- bengkuangnya. Hanya seba-nyak 25% dari
nggungan keluarga akan mendorong petani yang melakukan penyewaan lahan
petani bekerja dan berusaha lebih giat ini karena tidak memiliki lahan sendiri,
disebabkan oleh tuntutan tanggungjawab atau lahannya digunakan untuk usahatani
terhadap keluarga yang besar. lain se-dangkan 75% lainnya mengu-
Biaya Produksi sahakan di lahannya sendiri. Cara peng-
hitungan sewa lahan ini adalah 1/3 dari
Pada Tabel 1 terlihat biaya pro- hasil padi kalau lahan ditanami dengan
duksi terdiri dari biaya yang dibayarkan padi. Biaya sewa lahan yang dibayarkan
dan biaya yang diper-hitungkan. Yang ini cukup besar juga yaitu 10,61% dari
termasuk biaya yang dibayarkan adalah biaya total pro-duksi. Sewa lahan ada juga
biaya benih, tenaga kerja luar keluarga berupa biaya yang diperhitungkan dalam
(TKLK), sewa lahan dan pajak (PBB). membayar sewa lahan milik sendiri. Biaya
Sedangkan biaya yang diperhitungkan ini ter-masuk biaya yang besar yaitu
adalah biaya sewa lahan, tenaga kerja 18,57% dari biaya total produksi. Peng-
dalam keluarga (TKDK), bunga modal dan hitungannya berdasarkan biaya sewa yang
penyusutan alat. dibayarkan, yaitu 1/3 dari hasil padi kalau
Biaya benih adalah pembelian be- sekiranya lahan itu ditanami tanaman
nih bengkuang untuk digunakan petani padi.
dalam usahataninya. Benih adalah berupa
Yusri usman, Analisis Keadilan Tata Niaga Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang | 7

Tabel 1. Rata-rata Penerimaan, Biaya Produksi, dan Keuntungan Pada Usaha-tani


Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang.
No Uraian Rp/luas lahan Rp/hektar %
A. Peneri-maan 2.528.281,12 6.742.082,99
B. Biaya Produk-si
1. Biaya Dibayarkan
a. Benih 434.763,28 1.159.368,75 17,66
b. TKLK 315.612,50 841.633,33 12,82
c. Sewa lahan 261.250,00 696.666,67 10,61
d. Transportasi 133.136,50 355.030,67 5,41
e. Pajak (PBB) 2.968,72 7.916,59 0,12
Jumlah 1.147.730,50 3.060.616,01 46,62
2.Biaya perhitungkan
a. Sewa lahan 457.187,50 1.219.166,67 18,57
b. TKDK 740.937,50 1.975.833,33 30,10
c. Bunga modal 101.767,87 271.380,99 4,13
d. Penyusutan alat 14,015,63 37.375,01 0,57
Jumlah 1.313.908,50 3.503.756,00 53,38
3. Total biaya produksi 2.461.639,00 6.564.372,01 100,00

C. Pendapatan 1.380.550,62 3.681.466,98

D. Keuntungan 66.642,12 177.710,98

Biaya transportasi adalah biaya yang Tenaga kerja keluarga adalah tenaga kerja
dikeluarkan petani bengkuang dalam yang berasal dari dalam keluarga petani
mengangkut bengkuangnya ke pedagang sendiri seperti bapak, ibu, anak-anak,
perantara bagi petani bengkuang yang saudara yang ikut dalam keluarga itu.
memanen sendiri bengkuangnya. Rata- Biaya TKDK adalah sumbangan anggota
rata biaya transportasi ini sebesar Rp keluarga dalam usahatani. Walaupun
133.136,50/luas lahan/MT atau Rp biaya ini tidak dibayarkan tetapi perlu jadi
355.030,67/ha/MT (5,41% dari biaya total perhatian petani, karena sebesar itulah
produksi). biaya yang harus dia bayarkan kalau
Biaya pajak adalah besarnya biaya sekiranya anggota keluarganya itu tidak
yang dibayarkan petani dalam membayar lagi membantunya dalam usahatani
pajak bumi dan bangunan (PBB) terhadap bengkuangnya.
lahan usahataninya. Biaya pajak ini Biaya bunga modal dihitung ber-
berkisar antara Rp 5.000 – Rp 50.000 per dasarkan total biaya yang dibayarkan,
luas lahan Rp 2.968,72/luas lahan/MT. yaitu 2%/bulan. Bunga modal juga meru-
Besarnya biaya pajak ini hanya 0,12% pakan biaya yang diperhitungkan. Tetapi
dari biaya total produksi. juga harus menjadi perhatian petani,
Biaya tenaga kerja dalam keluarga sebab sebesar itulah biaya yang harus
(TKDK) adalah biaya yang persentasenya dibayarkannya, kalau sekiranya dia meng-
paling besar diantara biaya produksi gunakan kredit bank untuk usahatani
(30,10%), yaitu Rp 740.937,50/luas bengkuangnya.
lahan/MT atau Rp 1.975.833,33/ha/MT.
8 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan,Volume 3 No 1, November 2013, hal 1 - 14

Penyusutan alat adalah nilai pe- Keuntungan


nyusutan dari alat-alat yang digunakan
petani selama dia be-rusahatani beng- Nilai keuntungan yang di-dapatkan
kuang, seperti cangkul, gunting tanaman kecil sekali, yaitu Rp 66.642,12/luas
dan pisau. Besarnya biaya penyusutan ini lahan/MT atau Rp 177.710,98/ha/MT.
hanya 0,57% dari biaya total produksi. Besarnya ke-untungan itu hanya 2,64%
Harga jual pada petani berkisar
dari nilai pe-nerimaan. Kecilnya nilai ke-
antara Rp 750,00/kg sampai Rp
untungan disebabkan rendahnya jumlah
1,187,50/kg Harga Rp 750,00/kg terjadi
produksi yang didapatkan. Produksi yang
pada petani yang pemanenannya dila-
rendah disebabkan kurang baiknya cara
kukan oleh pedagang pengumpul dan
budidaya bengkuang yang dilakukan
harga Rp 1.187,50/kg adalah adalah harga
petani. Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai
pada petani yang memanen sendiri be-
keuntungan jauh lebih kecil dari nilai
ngkuangnya. Untuk itu didapatkankanlah
pendapatan yang disebabkan besarnya
rata-rata penerimaan petani Rp
biaya yang diperhitungkan.
2.528.281,12/luas lahan/MT dan Rp
6.742.082,99/ha/MT. Tataniaga Bengkuang

Pendapatan Lembaga tataniaga yang terlibat


dalam penyaluran bengkuang dari petani
Pendapatan petani adalah selisih ke konsumen adalah pedagang pe-
jumlah penerimaan dengan biaya yang ngumpul dan pedagang pengecer. Dari
dibayarkan. Pendapatan ini merupakan hasil penelitian ditemukan 2 bentuk
uang yang betul-betul diterima petani di saluran tataniaga bengkuang yaitu :
mana di dalamnya terdapat keuntungan 1. Petani  Pedagang pengumpul 
pedagang pengecer  konsumen.
usahatani dan biaya-biaya yang diper- 2. Petani  pedagang pengecer 
hitungkan seperti biaya sewa lahan, biaya konsumen
TKDK, bunga modal dan penyusutan alat Dari gambar 1 terlihat bengkuang
yang tidak pernah dibayarkan. Pen- lebih banyak disalurkan lewat saluran 1
dapatan yang di-dapat petani adalah sebe- yaitu dari petani terus ke pedagang
sar Rp 1.380.550,62/luas lahan/MT atau pengumpul, pedagang pengecer dan terus
ke konsumen, yaitu sebesar 80,56%.
Rp 3.681.466,98/ha/MT. Nilai pen-
Selebihnya sebanyak 19,44% produksi
dapatan ini cukup besar yaitu 54,60% dari bengkuang lainnya disalurkan petani
jumlah penerimaan. melalui pedagang pengecer yaitu pada
saluran 2. Di sini petani memanen sendiri
bengkuangnya kemudian men-jualnya ke
pedagang pengecer. Petani juga menjual
dalam satuan karung, tetapi berat 1
karung 80 kg.
Yusri usman, Analisis Keadilan Tata Niaga Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang | 9

Pedagang
1
80,56% Pengumpul

Petani

Pedagang Konsumen
19,44%
Pengecer
2

Gambar 1. Skema Saluran Tataniaga Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang

Dalam penjualan dari petani ke pedagang petani ke pedagang pengecer Rp


pengumpul atau ke pedagang pengecer 95.000/karung dengan berat 1 karung 80
tidak dilakukan grading. Petani kg dimana aktifitas panen dilakukan oleh
menjualnya dalam satuan karung dimana petani.
di dalam 1 karung tersebut berisi Aktifitas panen yang dilakukan
bengkuang dari ukuran kecil sampai besar oleh pedagang pengumpul pada saluran
dan dari bentuk pipih sampai dengan tataniaga 1 dibiayai oleh pedagang pe-
lonjong. Grading baru dilakukan oleh
ngumpul. Petani tidak mengeluarkan bia-
pedagang pengecer sewaktu mau menjual
ke konsumen. ya panen dan biaya angkut. Tetapi pada
Sistem pembayaran oleh pedagang saluran tataniaga 2, aktifitas panen dan
pengumpul dan pedagang pengecer pengangkutan dilakukan dan dibiayai oleh
kepada petani adalah sistem tunai, yaitu petani.
selesai setiap kegiatan panen oleh
pedagang pengumpul langsung dibayar Keadilan Tataniaga
tunai ke petani. Demikian juga oleh
Pada Tabel 2 terlihat pada saluran
pedagang pengecer ke petani.
tataniaga 1 biaya produksi petani
Harga yang berlaku adalah harga
mencapai 38,91% dari harga konsumen.
yang disepakati waktu transaksi dila-
Tidak ada biaya tataniaga pada petani
kukan. Biasanya harga lebih banyak
sebab petani menjual bengkuangnya di
ditentukan oleh pedagang pengumpul
lahan. Sedangkan biaya tataniaga pada
atau pedagang pengecer dibanding petani.
pedagang pengumpul hanya 0,88% dari
Petani lebih banyak mempercayakan
harga konsumen dan pada pedagang
harga jual ini ke pedagang pengumpul dan
pengecer 6,21%. Terlihat di sini betapa
pedagang pengecer karena antara petani
besarnya persentase biaya yang ditang-
dengan pedagang ini telah berhubungan
gung petani dibandingkan pedagang
lama. Pedagang pengumpul dan pedagang
perantara.
pengecer lebih mengetahui harga pasar
dibanding petani. Penentuan harga oleh Padas saluran tataniaga 2 petani
pedagang pengumpul dan pedagang menanggung biaya produksi dan tataniaga
pengecer berdasarkan harga pasar yang sebesar 68,36%, sedangkan pedagang pe-
berlaku. Harga jual petani ke pedagang ngecer hanya menanggung biaya sebesar
pengumpul Rp 75.000/karung dengan 6,25%. Juga terlihat betapa besarnya
berat 100 kg dimana panen dilakukan biaya yang ditanggung oleh petani.
oleh pedagang pengumpul. Harga jual Semakin besar biaya yang ditanggung
10 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan,Volume 3 No 1, November 2013, hal 1 - 14

akan semakin besar pula resiko yang akan pedagang pengecer mendapat 19,53% dari
diterima. harga konsumen. lebih kecil.
Pada Tabel 2 secara umum terlihat Margin total pada saluran tataniaga
pada saluran tataniaga 1 keuntungan per 1 terlihat besar sekali yaitu Rp. 850,00/kg
kg bengkuang tidak merata. Petani hanya melebihi harga jual petani Rp 750,00/kg.
dapat keuntungan sebesar 7,96%, peda- Dapat dikatakan tidak terdapat pemba-
gang pengumpul 28,12% dan pedagang gian yang adil pada saluran ini, dimana
pengecer 18,75% dari harga konsumen. petani mendapatkan bagian yang kecil
Pada saluran tataniaga 2 keuntungan juga dari harga konsumen dibandingkan de-
tidak merata. Petani dapat keuntungan ngan pedagang perantara.
yang terkecil juga yaitu hanya 5,86%,

Tabel 2. Rata-rata Biaya Produksi dan Keuntungan Menurut Saluran Tataniaga pada
Komoditi Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang.

No. Uraian Saluran Tataniaga 1 Saluran Tataniaga 2


Rp/kg (%) Rp/kg (%)
A. Petani
1. Biaya Produksi 622,62 38,91 961,91 60,12
2. Biaya tataniaga - - 131,87 8,24
a. Transportasi - - 25,00 1,56
b. Biaya angkat - - 62,50 3,90
c. Biaya lain-lain - - 44,37 2,78
3. Jumlah biaya 622,62 38,91 1.093,78 68,36
4. Harga jual 750,00 46,87 1.187,50 74,22
5. Keuntungan 127,38 7,96 93,72 5,86
B. Pedagang Pengumpul
1. Harga beli 750,00 46,87 - -
2. Biaya panen 95,50 5,97 - -
3. Biaya tataniaga 14,09 0,88 - -
a. Transportasi 12,50 0,78 - -
b. Biaya angkat 1,55 0,10 - -
c. Biaya lain-lain 0,00 0,00 - -
4. Jumlah biaya 109,59 6,85 - -
5. Harga jual 1.200,00 75,00 - -
6. Margin 450,00 28,12 - -
7. Keuntungan 340,41 28,12 - -
C. Pedagang Pengecer
1. Harga beli 1.200,00 75,00 1.187,50 74,22
2. Biaya tataniaga 100,00 6,21 100,00 6,25
a. Plastik + tali 30,00 1,87 37,50 2,34
b. Keamanan 10,00 0,63 12,50 0,78
c. Retribusi 10,00 0,63 12,50 0,78
c. Biaya lain-lain 50,00 3,10 37,50 2,34
3. Harga jual 1.600,00 100,00 1.600,00 100,00
4. Margin 400,00 25,00 412,50 25,78
5. Keuntungan 300,00 18,75 312,50 19,53
D. Total Biaya tataniaga 114,09 9,00 231,87 14,49
E. Total Biaya 832,21 52,01 1.193,78 74,61
F. Total Margin 850,00 53,13 412,50 25,78
G. Total Keuntungan 767,79 47,99 406,22 25,39

Nilai distribusi biaya menun-jukan produsen kepada konsumen. Makin besar


besarnya sumbangan lembaga tataniaga nilai distribusi biaya pada lembaga
terhadap penyampaian suatu barang dari tataniaga, maka makin besar sumbangan
Yusri usman, Analisis Keadilan Tata Niaga Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang | 11

lembaga tataniaga tersebut dalam diterima adalah sesuai dengan sum-


penyampaian barang dari produsen ke bangan atau jasa yang diberikan oleh
konsumen. Dari Tabel 3 pada saluran petani dan pedagang perantara dalam
tataniaga 1 terlihat distribusi biaya pada berproduksi dan menyampaikan barang
petani jauh lebih besar (74,81%) dari ke konsumen. Makin besar sum-
pedagang pengumpul (13,17%) dan bangan/jasa yang diberikan maka makin
pedagang pengecer (12,02). Persentase besar pulalah keuntungan yang seha-
distribusi biaya ini dari total keuntungan rusnya diterima dan sebaliknya makin
adalah merupakan keuntungan yang seha- kecil sum-bangan/jasa yang diberikan
rusnya diterima oleh petani dan pedagang maka makin kecil pulalah keuntungan
perantara. Keuntungan yang seharusnya yang seharusnya diterima.

Tabel 3. Distribusi Biaya Produksi dan Biaya Tataniaga pada petani Produsen dan
lembaga Tataniaga Komoditi Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang
No. Uraian Distribusi Biaya Pada Distribusi Biaya Pada
Saluran Tataniaga 1 Saluran Tataniaga 2
Rp/kg Persentase (%) Rp/kg Persentase (%)
A. Petani
1. Biaya produksi 622,62 961,91
2. Biaya tataniaga - 131,87
3. Jumlah 622,62 74,81 1.093,78 91,62
B. Pedagang pengumpul
1. Biaya panen 95,50
2. Biaya tataniaga 14,09
-
3. Jumlah 109,59 13,17 -
C. Pedagang pengecer
1. Biaya tataniaga 100,00 100,00
2. Jumlah 100,00 12,02 100,00 8,38
D. Total biaya 832,21 100,00 1.193,78 100,00

Pada Tabel 4, terlihat pada saluran terima. Selisih antara keuntungan yang
tataniaga 1 tidak satupun keuntungan diterima dengan yang seharusnya dite-
yang diterima oleh petani (Rp 127,38) dan rima lebih besar dari 5%.Untuk itu dapat
pedagang pengumpul (Rp 340,41/kg) disimpulkan bahwa saluran tataniaga 1 ini
serta pedagang pengecer (Rp 300,00/kg) tidak efisien.
sama dengan keuntungan yang Pada Tabel 4 pada saluran
seharusnya diterimanya yaitu Rp tataniaga 2 juga terlihat tidak satupun
574,38/kg untuk petani, Rp 101,12/kg keuntungan yang diterima oleh petani (Rp
untuk pedagang pengumpul dan Rp 93,72/kg) dan pedagang pengecer (Rp
92,29/kg untuk pedagang pengecer. 312,50/kg) sama dengan keuntungan yang
Terlihat bahwa petani mendapatkan seharusnya diterimanya yaitu sebesar Rp
keuntungan yang diterimanya jauh lebih 372,18/kg untuk petani, dan Rp 34,04/kg
kecil dari keuntungan yang seharusnya untuk pedagang pengecer. Terlihat bahwa
dia terima. Sedangkan pedagang pe- petani mendapatkan keuntungan yang
ngumpul dan pedagang pengecer mene- diterimanya juga jauh lebih kecil dari
rima keuntungan yang jauh lebih besar keuntungan yang seharusnya dia terima
dari keuntungan yang seharusnya dia
12 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan,Volume 3 No 1, November 2013, hal 1 - 14

dan pedagang pengecer menerima dengan yang seharusnya diterima lebih


keuntungan yang jauh lebih besar dari besar dari 5%. Untuk itu dapat pula
keuntungan yang seharusnya dia terima. disimpulkan bahwa saluran tataniaga 2 ini
Selisih antara keuntungan yang diterima juga tidak efisien.

Tabel 4. Rata-rata Keuntungan yang diterima dan Keuntungan yang Seharusnya


Diterima oleh petani dan Lembaga Tataniaga pada Komoditi Bengkuang di
Kecamatan Kuranji Kota Padang.
No. Uraian Keuntungan Keuntungan Keadilan
yang seharusnya Tataniaga
diterima diterima
(Rp/kg) (Rp/kg)
A. Saluran Tataniaga 1
1. Petani 127,38 574,38
2. Pedagang Pengumpul 340,41 101,12 Tidak adil
3. Pedagang Pengecer 300,00 92,29
B. Saluran Tataniaga 2
1. Petani 93,72 372,18 Tidak adil
2. Pedagang Pengecer 312,50 34,04

Pada kedua saluran tataniaga ini terlihat penekanan harga jual pada petani oleh
betapa lemahnya petani bertransaksi pedagang perantara.
dengan pedagang perantara, yaitu peda- 2. Ketakutan petani terhadap tidak
gang pengumpul dan pedagang pengecer terjualnya hasil produksinya sehingga
sehingga dia mendapatkan keuntungan dia menerima saja harga dan syarat
yang jauh lebih sedikit di-bandingkan menjual yang ditentukan oleh peda-
keuntungan yang seharusnya dia terima gang perantara. Hal ini disebabkan
dan sebaliknya pedagang perantara men- komoditi bengkuang punya sifat a)
dapatkan keun-tungan yang diterimanya produk perishable yaitu cepat busuk
jauh di atas keuntungan yang seharusnya dan mudah rusak, b) punya rentang
dia terima. Ada beberapa penyebab waktu panen yang pendek, dimana
mengapa hal ini terjadi : kalau diluar rentang waktu panen,
1. Terjadinya pasar monopsoni dalam mutu hasil produk akan menurun, c)
menjual bengkuang dari petani ke komoditi ini dikenal sebagai oleh-oleh.
pedagang pengumpul pada saluran Jadi konsumen yang diharap-kan
tataniaga 1 dan pasar oligopsoni dari membeli umumnya wisatawan kalau
petani ke pedagang pengecer pada berkunjung ke Kota Padang sehingga
saluran tataniaga 2. Petani yang banyak permintaannya tidak banyak dan hanya
jumlahnya terpaksa menjual hasil meningkat pada waktu liburan.
produksi bengkuangnya hanya kepada 1 3. Musim tanam umumnya serentak,
orang pedagang pengumpul dan hanya karena bengkuang adalah tanaman sela
beberapa pedagang pengecer. Hal ini yang ditanam di lahan sawah setelah
menjadikan petani lemah dalam ber- tanaman padi sehingga ditanam setelah
transaksi menyebabkan terjadinya padi dipanen. Serentaknya menanam
mengakibat-kan panennya juga sere-
Yusri usman, Analisis Keadilan Tata Niaga Bengkuang di Kecamatan Kuranji Kota Padang | 13

ntak, sehingga terjadi panen yang dari petani ke pedagang perantara.


banyak. Akibatnya penawaran lebih Kelompok Tani atau Koperasi Petani
besar dari per-mintaan sehingga harga bisa berperan sebagai pedagang pe-
jual pada petani jadi rendah. rantara yang bisa mencari pasar yang
4. Komoditi bengkuang bukan makanan baru seperti restoran, pengusaha jus
pokok yang tidak dikonsumsi kon- buah, pengusaha bengkuang olahan,
sumen terus menerus. Lagi pula beng- pengusaha kosmetik, mencari pasar di
kuang ini kebanyakan dijadikan oleh- luar kota atau luar provinsi dll.
oleh bagi wisatawan yang ber-kunjung 2. Mengembangkan informasi pasar,
ke Kota Padang. Akibatnya permi- seperti memberikan informasi harga
ntaannya rendah. Rendahnya permi- pasar dari komoditi bengkuang. Hal ini
ntaan menjadikan peneka-nan harga mengurangi resiko tertipunya petani
jual pada petani. dalam menentukan harga jual
5. Kurangnya informasi pasar dan penge- produksinya.
tahuan petani dalam menjual-kan hasil 3. Kelompok Tani atau Koperasi Petani
produksinya. Selain ke pedagang bekerjasama dengan pengusaha res-
pengu-mpul dan pedagang pengecer, toran, jus buah, bengkuang ola-han,
pe-tani bisa menjualkan bengkuangnya pengusaha kosmetik, baik dalam Kota
ke pengusaha resto-ran, pengusaha Padang ataupun luar Kota Padang,
buah segar, pengu-saha jus buah dan dalam menampung hasil produksi peta-
usaha pengolahan bengkuang seperti ni, sehingga adanya keterjaminan pasar
usaha keripik bengkuang, kosmetik dll. bengkuang. Adanya keterjaminan pasar
6. Kurang jalannya peran organisasi bengku-ang mengakibatkan petani te-
petani yang ada (Kelompok Tani dan rangsang untuk berproduksi secara
Koperasi Petani) dalam menjualkan kontinyu dan meningkatkan hasil pro-
hasil produksi anggotanya, sehingga duksi.
tidak terkoordinirnya penjualan hasil 4. Mencari pasar di luar Kota Padang
produksi. Petani terpaksa menjual hasil
produksinya secara sendiri-sendiri Kesimpulan Dan Saran
sehingga tidak ada kesatuan harga
1. Kesimpulan
dalam menentukan harga jual
bengkuang diantara petani. Sendiri- Tataniaga bengkuang di Kecamatan
sendirinya petani dalam menjual hasil Kuranji tidak adil, dimana petani men-
bengkuangnya mengakibatkan dia dapatkan keuntungan yang dite-
lemah dalam menentukan harga jual rimanya jauh lebih kecil dari keu-
terhadap pedagang perantara yang ntungan yang seharusnya dia terima.
jumlahnya tidak banyak. Sebaliknya pedagang pe-ngumpul dan
pedagang pengecer mendapatkan
Hal-hal di atas dapat diatasi dengan : keuntungan yang diterimanya jauh
1. Membentuk Kelompok Tani atau lebih besar dari keuntungan yang se-
Koperasi Petani. Kalau ini sudah ada harusnya di-terimanya.
maka organisasi ini perlu diaktifkan 2. Saran
sehingga ada yang mengkoordinir da-
lam penjualan hasil produksi, menya- Perlunya dilakukan penguatan ke-
tukan harga jual, sehingga terjadinya lembagaan baik yang berupa ke-
bentuk pasar monopsoni dan oli- lompok tani maupun koperasi petani
gopsoni dalam penjualan bengku-ang serta melakukan perbaikan dalam
14 | Jurnal Agribisnis Kerakyatan,Volume 3 No 1, November 2013, hal 1 - 14

prosedur dan teknis pemasaran agar Pertanian dan Kehutanan Kota


lebih berkeadilan. Padang.
Kantor Camat Kec. Kuranji, 2005.
“Laporan Tahunan Tahun 2004”.
Daftar Pustaka Padang: Kantor Camat Kuranji,
Cabang Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota
Kec. Kuranji, 2005. Data inding Lingga, Sarwono, Rahardi, Rahardja,
Cabang Dinas Pertanian dan Afriastini, Wudianto dan Harry
Kehutanan Kecamatan kuranji. Apriadji, 1990. Bertanam Ubi-
Padang: Dinas Pertanian dan ubian. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kehutanan
Mubyarto, 1984. Pengantar Ekonomi
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Padang, 1998. Petunjuk Teknis
Pengembangan Tanaman Pa- Usman, Yusri. 2009. Tataniaga Pertanian.
lawija dan Sayuran. Proyek (Diktat Kuliah). Padang: Jurusan
Peningkatan Produksi dan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pendapatan Petani. Padang: Dinas Pertanian Universitas Andalas.

Você também pode gostar