Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
Ada 10 akun yang biasa digunakan dalam siklus pembelian dan
pembayaran seperti yang ditunjukkan dengan akun T pada gambar 15-1 di
atas. Untuk menyederhanakan, dalam gambar tersebut hanya ditunjukkan
akun kontrol untuk tiga kelompok besar beban yang umum digunakan pada
kebanyakan perusahaan. Untuk setiap akun kontrol, juga diberikan contoh
akun pembantu beban yang termasuk dalam akun kontrol yang
bersangkutan. Jelas kiranya bahwa banyak akun yang terlibat dalam siklus
ini. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila pengauditan siklus
pembelian dan pembayaran seringkali lebih menghabiskan waktu
dibandingkan siklus-siklus lainnya.
Gambar 15-1 menunjukkan bahwa setiap transaksi mempengaruhi
pendebitan ataupun pengkreditan terhadap akun utang usaha. Karena
banyak perusahaan melakukan pembelian langsung dengan check atau
melalui kas kecil, gambar ini memang sangat disederhanakan. Kita
berasumsi bahwa pembelian tunai (langsung dibayar per kas) diproses
dengan cara yang sama dengan pembelian secara kredit (melalui utang
usaha lebih dahulu).
2
Kolom ketiga tabel 15-1 di bawah ini memuat daftar empat fungsi
bisnis yang terjadi pada setiap bisnis dalam pencatatan tiga kelompok
transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran. Tiga fungsi pertama
adalah untuk pencatatan pembelian barang dan jasa secara kredit, dan
fungsi keempat adalah untuk pencatatan pengeluaran kas untuk
pembayaran ke pemasok. Untuk menyederhanakan, dalam ilustrasi ini tidak
akan dibahas tentang retur pembelian dan potongan pembelian, walaupun
kedua hal tersebut terjadi dalam siklus ini, tetapi jumlahnya tidak signifikan.
Selanjutnya kita akan membahas secara lebih detil keempat fungsi
tersebut, dengan ditekankan pada dokumen dan catatan yang digunakan,
sebagaimana tercantum pada kolom keempat Tabel 15-1
Tabel 15-1 Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta
Catatan untuk Siklus Pembelian dan Pembayaran
3
dalam pembelian persetujuan (approval) tergantung pada sifat barang dan
jasa serta kebijakan yang di tetapkan perusahaan. Dokumen-dokumen yang
biasa di gunakan meliputi:
Permintaan pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meninta barang dan jasa
oleh perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengajukan permintaan
pembelian (misalnya: Kepala Gudang atau Kepala Departemen Produksi).
pada perusahaan-perusahaan tertentu sering kali digunakan komputer
untuk melakukan pemesanan ketika persediaan barang di gudang
mencapai re-order point (titik pemesanan kembali) yang akan melakukan
pemesanan secara otomatis.
Order pembelian
Order pembelian adalah dokumen yang di gunakan untuk memesan
barang dan jasa dari pemasok. Dokumen ini berisi deskripsi, kuantitas, dan
informasi lain yang berhubungan dengan barang dan jasa yang diin ginkan
perusahaan untuk dibeli dan seringkali digunakan untuk menunjukkan
persetujuan pembelian. Perusahaan juga seringkali mengirimkan order
pembelian secara elektronik kepada pemasok yang telah membuat
persetujuan untuk melaksanakan electronic data interchange (EDI).
4
Dalam laporan tersebut di cantumkan keterangan mengenai barang, jumlah
yang di terima, tanggal penerimaan, serta data lain yang relevan.
Memo debet
Memo debet merupakan dokumen yang diterima dari pemasok dan
menunjukkan pengurangan atas jumlah yang terhutang yang disebabkan
karena adanya pengembalian barang (retur) barang ke pemasok atau
diterimanya pengurangan harga. Dokumen ini mirip dengan faktur, tetapi
menjadi pendukung atas pengurangan kewajiban, bukan menambah
utang.
5
Voucher
Voucher biasanya digunakan suatu organisasi untuk menetapkan cara yang
formal dalam pencatatan dan pengawasan pembelian, terutama dengan
membuat agar setiap transaksi pembelian bernomor urut. Voucher terdiri
dari amplop (cover atau folder) voucher untuk menyimpan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan pembelian, seperti misalnya order
pembelian, bukti pengiriman dari penjual, laporan penerimaan, dan faktur
dari penjual. Setelah dibayar, selembar salinan check ditambahkan ke
dalam amplop tersebut.
Jurnal pembelian
Jurnal pembelian dihasilkan dari file transaksi pembelian dan biasanya
berisikan nama pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap
transaksi, seperti reparasi dan pemeliharaan, persediaan, atau kelompok
akun lainnya. Juga ditunjukkan apakah pembelian dilakukan secara tunai
atau kredit. Jurnal bisa mencakup satu periode tertentu, biasanya bulanan.
6
Transaksi yang sama yang dimasukkan ke dalam jurnal juga diposting secara
serentak ke dalam buku besar, dan apabila pembelian dilakukan secara
kredit, dicatat pula ke master file utang usaha.
7
PENGELOLAAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN KAS
Pada kebanyakan perusahaan, pembayaran untuk pembelian barang dan
jasa merupakan aktifitas yang signifikan. Aktivitas ini secara langsung akan
mengurangi saldo akun kewajiban, biasanya akun utang usaha. Dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan diperiksa
auditor meliputi:
Check
Dokumen ini biasa di gunakan ntuk pembayaran pembelan pada saat
kewajiban jatuh tempo. Banyak perusahaan menggunakan komputer untuk
menyiapkan check berdasarkan informasi yang tercantum dalam file
transaksi pembelian pada saat barang dan jasa diterima. Apabila
perusahaan menntapkan EDI, perushhaan mengirimkan pembayaran ke
pemasok secara elektronik melalui electronic funds transfer (EFT) antara bank
perusahaan klien dengan bank pemasok.
8
6.3 METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI
Dalam pengauditan pada umumnya, akun – akun yang paling banyak
menyerap waktu pemeriksaan adalah piutang usaha, persediaan, aset
tetap, utang usaha, dan akun beban. Empat dari lima akun diatas berkaitan
langsung dengan siklus pembelian dan pembayaran. Apabila auditor dapat
mengurangi pengujian rinci saldo dengan menggunakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk memeriksa efektivitas
pengendalian internal atas pembelian dan pengeluaran kas, maka waktu
yang bisa dihemat akan sangat signifikan. Pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk siklus pembelian dan pembayaran
sangat diperhatikan auditor, terlebih apabila klien memiliki pengendalian
internal yang efektif.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk siklus
pembelian dan pembayaran terbagi dalam dua bagian besar berikut:
1. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi
bisnis yang telah disinggung diatas, yakni: order pembelian,
penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang.
2. Pengujian pengeluaran kas, yang berkaitan dengan fungsi keempat,
yakni: pengelolaan dan pencatatan pengeluaran kas.
9
PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL
Pemahaman tentang pengendalian internal untuk siklus pembelian dan
pembayaran sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko, dapat diperoleh
auditor dengan mempelajari bagan alur yang berlaku pada perusahaan
klien, mereview daftar pertanyaan pengendalian internal, dan
melaksanakan pengujian mengikuti jejak transaksi pembelian dan
pengeluaran kas. Prosedur untuk mendapatkan pemahaman pengendalian
internal tentang siklus pembelian dan pembayaran serupa dengan prosedur
yang dilaksanakan untuk siklus lainnya.
10
waktu pencatatan dan review independen atas transaksi, serta otorisasi
pembayaran kepada pemasok.
Otorisasi Pembelian
Pemberian otorisasi yang tepat untuk pembelian menjamin bahwa barang
dan jasa yang dibeli sungguh-sungguh barang yang dibutuhkan
perusahaan, dan dengan demikian menghindarkan terjadinya pembelian
yang berlebihan atau tidak diperlukan. Banyak perusahaan mensyaratkan
berbagai tingkat otorisasi untuk pembelian yang berbeda atau menurut
jumlah rupiahnya. Sebagai contoh, pembelian aset tetap yang melebihi
batas jumlah rupiah tertentu membutuhkan persetujuan dari dewan
komisaris; pembelian untuk sesuatu yang jarang terjadi seperti polis asuransi
atau kontrak servis jangka panjang harus mendapat persetujuan dari
pejabat tertentu; perlengkapan dan servis yang harganya dibawah jumlah
tertentu yang ditetapkan harus mendapat persetujuan dari kepala bagian
atau kepala departemen. Sementara itu untuk beberapa jenis bahan baku
dan perlengkapan tertentu pembelian dilakukan secara otomatis, karena
sistem dirancang sedemikian rupa sehingga apabila saldonya telah sampai
dibawah batas tertentu, komputer akan langsung melakukan pemesanan
kepada pemasok yang telah tercantum dalam database perusahaan,
sering juga tersambung langsung dengan komputer pemasok, sehingga
otorisasi berlangsung otomatis.
Setelah permintaan pembelian diotorisasi, segera disusul dengan
pembuatan order pembelian barang atau jasa. Order pembelian diterbitkan
kepada seorang pemasok untuk membeli barang atau jasa yang disebutkan
dalam order pada harga tertentu dan dikirimkan pada tanggal atau
sebelum tanggal yang disebut di dalamnya. Order pembelian yang bisa
dibuat dalam bentuk tertulis atau elektronik, biasanya dipandang sebagai
dokumen resmi, dan merupakan suatu permintaan untuk membeli barang
atau jasa.
11
Perusahaan biasanya membentuk suatu bagian pembelian untuk
menjamin diperolehnya barang dan jasa dengan kualitas yang baik dengan
harga yang rendah. Agar tercipta pengendalian internal yang baik, bagian
pembelian sebaiknya terpisah dari bagian yang memberi otorisasi dan yang
menerima barang. Semua order pembelian hendaknya bernomor urut
tercetak agar dapat dengan mudah diketahui berapa order pembelian
yang sudah diterbitkan dan harus dirancang untuk meminimumkan
kemungkinan hilangnya formulir secara tidak disengaja ketika barang sudah
dipesan.
12
harga, kuantitas, termin, dan biaya pengangkutan dalam faktur penjual
adalah benar. Bagian utang juga berkewajiban memeriksa kebenaran
perkalian, penjumlahan, dan pendistribusian akunnya. Dalam perusahaan
yang menerapkan akuntansi berbantuan komputer, perangkat lunak
komputer bisa memeriksa kesesuaian antar dokumen dan memeriksa
ketelitian faktur secara otomatis. Bagian utang juga harus memeriksa
penggunaan laporan penerimaan barang untuk memastikan bahwa tujuan
kelengkapan telah tercapai.
Pengendalian penting di bagian utang dan bagian teknologi informasi
mensyaratkan bahwa personel yang mencatat pembelian harus tidak
memiliki akses ke kas, surat berharga, dan aset lain. Dokumen dan catatan
yang cukup, prosedur yang tepat untuk pencatatan, dan pengecekan
independen atas kinerja, semua merupakan pengendalian yang penting
dalam fungsi utang usaha.
Otorisasi pembayaran
Pengendalian terpenting atas pengeluaran kas meliputi :
Penandatanganan check oleh individu yang diberi otorisasi oleh
perusahaan
Pemisahan tanggungjawab untuk menandatangani check dan
melaksanakan fungsi utang usaha
Pemisahan yang cermat atas dokumen pendukung oleh
penandatanganan check sebelum suatu check ditandatangani.
Check harus bernomor urut tercetak untuk memudahkan pengawasan
penggunaan check dan dicetak pada kertas khusus untuk mempersulit
pengubahan nama penerima atau jumlah rupiahnya, jika check tersebut
akan disalahgunakan seseorang. Perusahaan harus melakukan pengawasan
fisik atas blangko check, check yang dibatalkan, maupun check yang sudah
ditandatangani. Perusahaan juga harus mempunyai cara untuk mencegah
penggunaan kembali bukti pendukung yang telah digunakan, misalnya
dengan memberi tanda dengan di cap atau diperforasi. Metode yang lazim
13
dipakai adalah dengan menuliskan nomor check pada dokumen
pendukung sehingga terlihat bahwa dokumen tersebut telah digunakan
sebagai pendukung transaksi sebelumnya.
14
Tabel 15-2 Ikhtisar Tujuan Audit Golongan Transaksi, Pengendalian Kunci,
Pengendalian Internal dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi untuk
Pembelian
Tujuan Audit Pengendalian Internal Pengujian Pengujian Substantif
Golongan Transaksi Kunci Pengendalian Golongan Transaksi
Pembelian terbukukan Permintaan pembelian, Memeriksa Mereview jurnal
adalah untuk barang dan order pembelian, dokumen dokumen pembelian, buku besar,
jasa yang diterima laporan penerimaan dalam paket master file utang usaha
(keterjadian) barang, dan faktur dari voucher untuk untuk memeriksa yang
penjual dilampirkan menguji berjumlah besar atau
pada voucher. keberadaan tidak biasa
15
dibukukan dan penggunaan order barang ke jurnal
(kelengkapan) dipertanggungjawabkan pembelian pembelian.
penggunaannya.
16
pembelian dan dibuat menelusur posting ke
ikhtisarnya dengan benar total master file atau Memeriksa ada buku besar dan ke master
(posting dan daftar utang usaha tidaknya paraf file utang usaha dan
pengikhtisaran) dibandingkan dengan pada akun buku persediaan
saldo di buku besar besar sebagai tanda
telah dilakukan
pembandingan
Transaksi pembelian Digunakan daftar akun Memeriksa manual Membandingkan
digolongkan dengan yang memadai prosedur dan daftar penggolongan dengan
benar (penggolongan) akun daftar akun dengan
Penggolongan akun mengacu ke faktur
diverifikasi internal Memeriksa ada penjual.
tidaknya verifikasi
internal
Transaksi pembelian prosedur mewajibkan Memeriksa manual Membandingkan tanggal
dicatat pada tanggal pencatatan segera prosedur dan pada laporan penerimaan
yang benar (saat) setelah barang atau jasa memeriksa apakah barang dengan faktur
diterima ada faktur penjual penjual dan tanggal pada
yang tak jurnal pembelian.
tanggal diverifikasi terbukukan.
secara internal
Memeriksa ada
tidaknya verifikasi
internal
17
tergantung pada kebenaran pencatatan transaksi dalam jurnal pembelian,
terutama yang berkaitan dengan empat tujuan ini.
1. Pembelian terbukukan adalah untuk barang dan jasa yang diterima
(keterjadian)
Apabila auditor puas bahwa pengendalian cukup untuk tujuan ini,
pengujian untuk memeriksa adanya transaksi yang tidak tepat dan
pencatatan transaksi yang tidak pernah terjadi bisa sangat dikurangi.
Pengendalian yang memadai bisa mencegah terjadinya pencatatan
transaksi yang tidak pernah terjadi secara tidak sengaja, terutama yang
berupa pencatatan pembelian ganda. Pengendalian yang memadai
juga bisa mencegah klien dari kesalahan mencatat beban bukan beban
perusahaan, atau transaksi penyalahgunaan aset atau hal-hal yang
mendatangkan keuntungan bagi manajemen atau karyawan
perusahaan dan bukan untuk kepentingan perusahaan yang diaudit.
Dalam keadaan tertentu, transaksi yang tidak tepat terlihat jelas,
seperti misalnya dalam hal terjadi pembelian barang untuk keperluan
pribadi yang dilakukan tanpa otorisasi. Dalam situasi lain, ketepatan
suatu transaksi sulit untuk dievaluasi, seperti misalnya pembayaran iuran
keanggotaan club golf, atau pembayaran beban perjalanan berlibur ke
luar negeri untuk manajemen dan keluarganya. Apabila pengendalian
atas transaksi yang tidak tepat atau transaksi yang tidak pernah terjadi
tidak memadai, diperlukan pemeriksaan yang lebih ekstensif atas bukti-
bukti pendukung.
18
auditor harus mengandalkan pada pengendalian dan pada pengujian
substantif golongan transaksi untuk tujuan ini. Tambahan pula, karena
audit utang usaha memakan waktu yang cukup lama, pengendalian
internal yang efektif dan pengujian yang tepat, bisa menurunkan biaya
audit cukup signifikan.
19
Auditor akan banyak membutuhkan waktu untuk melaksanakan
pengujian dokumen pembelian aset tetap dan akun-akun beban
periode ini guna memeriksa ketelitian dan kebenaran penggolongan.
Oleh karena itu akan sangat menghemat waktu apabila pengendalian
internal efektif.
20
Contohnya adalah kesalahan penggolongan antara beban reparasi
dan pemeliharaan dan aset tetap. Akibatnya, auditor sering
menurunkan tingkat toleransi bisa diterima, terutama untuk atribut
penggolongan.
2. Dalam siklus ini sangat lazim diperlukan pertimbangan yang signifikan,
seperti misalnya dalam hal sewa guna dan biaya konstruksi.
Kebutuhan atas pertimbangan ini meningkatkan kemungkinan
terjadinya kesalahan penyajian. Akibatnya, auditor sering menurunkan
tingkat toleransi bisa diterima untuk atribut ketelitian.
3. Jumlah rupiah untuk transaksi individual, seringkali berjumlah sangat
besar. Akibatnya, auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar
dan tidak biasa seperti itu dan mengujinya 100%.
21
Gambar 15-3 di bawah ini meringkas metodologi untuk perancangan
pengujian rinci utang usaha.
Gambar 15-3 Metodologi untuk Perancangan Pengujian Rinci Saldo untuk
Utang Usaha
22
Upaya-upaya untuk merampingkan pembelian dan pembayaran
barang dan jasa, termasuk lebih meningkatkan pembelian persedian secara
just in time, meningkatkan berbagai informasi dengan pemasok, dan
penggunaan teknologi informasi dan e-commerce untuk transaksi bisnis,
telah mengubah semua aspek siklus pembelian dan pembayaran pada
banyak perusahaan. Perubahan-perubahan dan sistem tersebut bisa sangat
kompleks.
Perubahan-perubahan ini bisa meningkatkan risiko bisnis secara
signifikan. Sebagai contoh, pemasok bisa memiliki akses yang lebih besar
pada catatan utang usaha yang memungkinkan mereka untuk secara terus
menerus memonitor saldo utang usaha dan melakukan rekonsiliasi rinci
transaksi. Akses oleh pihak luar, seperti misalnya pemasok, atas catatan
akuntansi mengancam kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian
apabila akses tersebut tidak diawasi dengan baik.
Demikian pula, meningkatnya fokus dalam memperbaiki logistik
pergerakan fisik persediaan melalui rantai distribusi perusahaan bisa
meningkatkan kesulitan dalam menetapkan pisah batas saldo utang usaha
yang efektif pada akhir tahun. Auditor harus mengerti sifat perubahan sistem
tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian
manajemen terkait memengaruhi kemungkinan kesalahan penyajian
material dalam utang usaha.
23
MENILAI RESIKOPENGENDALIANDANMERANCANGSERTA PELAKSANAKAN
PENGUJIANPENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN
TANSAKSI (TAHAP I DAN II)
Setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren untuk
utang usaha, mereka menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman
atas penegndalian internal. Pengujian substantif yang dilakukan auditor
pada akhirnya akan tergantung pada efektivitas pengendalian internal
yang berkaitan dengan utang usaha. Oleh karena itu, auditor harus memiliki
pemahaman yang dalam tentang pemahaman yang dalam tentang
bagaimana pengendalian yang berhubungan dengan utang usaha.
Pengaruh pengendalian internal klien atas pengujian pengendalian
internal dapat dilukiskan dengan dua contoh berikut:
1. Misalkan klien memiliki pengendalian internal yang efektif atas
catatan dan pembayaran untuk pembelian. Penerimaan barang
didokumentasi melalui penggunaan laporan penerimaan barang
bernomor urut tercetak; voucher bernomor urut tercetak dibuat
dengan tepat dan efisien dan dicatat dalam file transaksi pembelian
dan master file utang usaha. Pengeluaran kas dilakukan dengan
tepat pada tanggal jatuhnya dan segera dicatat dalam file transaksi
pembayaran dan dalam master file utang usaha. Saldo utang usaha
individual dalam master file direkonsiliasi secara bulanan dengan
laporan dari pemasok, dan komputer secara otomatis merekonsiliasi
total master file dengan buku besar. Dalam situasi demikian, verifikasi
atas utang usaha hanya membutuhkan sedikit usaha dari auditor,
karena auditor berkesimpulan bahwa pengendalian internal telah
beroperasi dengan efektif.
2. Misalkan perusahaan tidak menggunakan laporan penerimaan
barang, klien menunda pencatatan pembelian hingga dilakukan
pembayaran kas, dan karena kekurangan kas, tagihan dari pemasok
sering dibayar beberapa bulan setelah tanggal jatuhnya. Apabila
auditor berhadapan dengan situasi semacam itu, ada kemungkinan
24
terjadi kurang saji dalam utang usaha; oleh karena itu diperlukan
pengujian rinci yang ekstensif untuk memastikan apakah utang usaha
telah ditetapkan dengan tepat pada tanggal neraca.
25
modal, kreditur, dan pengguna lainnya setelah diterbitkannya laporan
keuangan auditn menentukan bahwa laba dan ekuitas pemilik telah lebih
saji material, maka tuntutan hukum kepada KPA layak untuk dilakukan.
Tujuan audit saldo yang diterapkan dalam mengaudit piutang usaha,
untuk pengauditan utang usaha dengan tiga modifikasi kecil berikut yaitu :
1. Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk liabilitas. Nilai
bersih bisa direalisasi hanya diterapkan untuk aset.
2. Aspek hak kepemilikan dari tujuan hak dan kewajiban tidak diterapkan
untuk lialibilitas. Untuk aset, auditor sangat menekankan pada hak klien
atas penggunaaan dan penghapusbukuan aset.
3. Untuk liabilitas, lebih ditekankan pada pencarian kurang saji daripada
atas lebih saji.
26
dokumen yang sangat berguna. Demikian pula, faktur penjual biasanya
menunjukan tanggal suatu jasa diberikan.
Auditor sering memeriksa dokumen-dokumen pendukung pengeluaran kas
yang dilakukan pada periode sesudah tanggal neraca beberapa minggu
sesudah tanggal neraca, terutama apabila klien sering tidak melakukan
pembayaran secara tepat waktu.
Semua barang yang diterima sebelum akhir tahun buku harus dimasukkan
sebagai utang usaha. Dengan menelusur laporan penerimaan barang yang
diterbitkan menjelang akhir tahun buku ke faktur penjual dan meyakinkan
bahwa semua telah dimasukkan sebagai utang usaha, auditor menguji ada
tidaknya utang yang tidak dicatat.
27
Apabila klien menyimpan arsip laporan bulanan dari pemasok, auditor
dapat menelususr setiap laporan yang menunjukkan saldo terutang pada
setiap tanggal neraca ke daftra utan usaha, untuk memastikan telah
dimasukkan sebagai utang usaha.
KEANDALAN BUKTI
Auditor harus memahami keandalan relatif tiga tipe utama bukti yang
biasa digunakan untuk memeriksa utang usaha, yaitu: faktur penjualan,
laporan dari penjual (pemasok), dan konfirmasi.
29
Berbeda dengan faktur penjuala, laporan dari penjual tidak begitu
diperlukan untuk memeriksa transaksi individual, karen alaporan dari harga,
biaya angkut dan data lain tidak tercantum dalam laporan itu.
Perbedaan antara Laporan dari Penjual dengan Konfirmasi
Perbedaan terpenting antara laporan dari penjualan dengan konfirmasi
utang usaha adalah sumber informasinya. Laporan dari penjual dibuat oleh
penjual (pihak ketiga yang independen) tetapi berada ditangan klien ketika
auditor memeriksanya. Hal ini bisa memberi kesempatan kepada klien untuk
merekayasa atau mengubah laporan dari penjual atau menyembunyikan
laporan dari auditor.
Jawaban atas permintaan untuk utang usaha pada umumnya harus
dikirim langsung ke kantor akuntan publik oleh penjual. Konfirmasi berisi
informasi yang sama dengan laporan dari penjual tetapi lebih bisa
dipercaya. Selain itu, konfirmasi utang usaha sering juga meminta informasi
lain, misalnya tentang utang wesel, atau barang konsinyasi yang merupakan
milik penjual tetapi disimpan di gudang klien.
Contoh suatu jenis konfirmasi utang usaha dapat dilihat pada gambar
15-4 di bawah ini.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
32