Você está na página 1de 32

PROSES PENGAUDITAN SIKLUS PEMBELIAN DAN SIKLUS PEMBAYARAN

6.1 AKUN-AKUN DAN GOLONGAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PEMBELIAN DAN


PEMBAYARAN
Tujuan pengauditan atas siklus pembelian dan pembaran adalah untuk
menilai apakan akun-akun yang dipengaruhi oleh pembelian barang dan
jasa serta pengeluaran kas untuk pembelian tersebut telah disajikan secara
wajar sesuai dengan standar keuangan.
Ada tiga kelompok transaksi yang tercakup dalam siklus ini, yaitu:
1. Pembelian barang dan jasa
2. Pengeluaran kas
3. Retur pembelian dan potongan pembelian
Gambar 15-1 melukiskan bagaimana aliran informasi akuntansi melalui
berbagai akun di dalam siklus pembelian dan pembayaran.

1
Ada 10 akun yang biasa digunakan dalam siklus pembelian dan
pembayaran seperti yang ditunjukkan dengan akun T pada gambar 15-1 di
atas. Untuk menyederhanakan, dalam gambar tersebut hanya ditunjukkan
akun kontrol untuk tiga kelompok besar beban yang umum digunakan pada
kebanyakan perusahaan. Untuk setiap akun kontrol, juga diberikan contoh
akun pembantu beban yang termasuk dalam akun kontrol yang
bersangkutan. Jelas kiranya bahwa banyak akun yang terlibat dalam siklus
ini. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila pengauditan siklus
pembelian dan pembayaran seringkali lebih menghabiskan waktu
dibandingkan siklus-siklus lainnya.
Gambar 15-1 menunjukkan bahwa setiap transaksi mempengaruhi
pendebitan ataupun pengkreditan terhadap akun utang usaha. Karena
banyak perusahaan melakukan pembelian langsung dengan check atau
melalui kas kecil, gambar ini memang sangat disederhanakan. Kita
berasumsi bahwa pembelian tunai (langsung dibayar per kas) diproses
dengan cara yang sama dengan pembelian secara kredit (melalui utang
usaha lebih dahulu).

6.2 FUNGSI-FUNGSI BISNIS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN DALAM SIKLUS


PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN
Siklus pembelian dan pembayaran menyangkut pengambilan
keputusan dan proses untuk mendapatkan barang dan jasa untuk
menyelenggarakan suatu bisnis. Siklus biasanya di awali dengan pembuatan
permintaan pembelian oleh pejabat yang memiliki kewenangan untuk
mengajukan permintaan pembelian, dan diakhiri dengan pembayaran
utang susaha yang timbul dari pembelian tersebut.
Dalam pembahasan berikut digunakan ilustrasi pada sebuah
perusahaan manufaktur kecil yang menghasilkan barang untuk dijual
kepada pihak ketiga, tetapi prinsip yang tercakup disini bisa diterapkan juga
pada perusahaan jasa, entitas pemerintah, dan jenis organisasi lainnya.

2
Kolom ketiga tabel 15-1 di bawah ini memuat daftar empat fungsi
bisnis yang terjadi pada setiap bisnis dalam pencatatan tiga kelompok
transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran. Tiga fungsi pertama
adalah untuk pencatatan pembelian barang dan jasa secara kredit, dan
fungsi keempat adalah untuk pencatatan pengeluaran kas untuk
pembayaran ke pemasok. Untuk menyederhanakan, dalam ilustrasi ini tidak
akan dibahas tentang retur pembelian dan potongan pembelian, walaupun
kedua hal tersebut terjadi dalam siklus ini, tetapi jumlahnya tidak signifikan.
Selanjutnya kita akan membahas secara lebih detil keempat fungsi
tersebut, dengan ditekankan pada dokumen dan catatan yang digunakan,
sebagaimana tercantum pada kolom keempat Tabel 15-1
Tabel 15-1 Golongan Transaksi, Akun-akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta
Catatan untuk Siklus Pembelian dan Pembayaran

PEMBUATAN ORDER PEMBELIAN


Pengajuan permintaan untuk membeli barang atau jasa oleh pejabat
perusahaan klien adalah kegiatan awal siklus ini. Formulir yang digunakan

3
dalam pembelian persetujuan (approval) tergantung pada sifat barang dan
jasa serta kebijakan yang di tetapkan perusahaan. Dokumen-dokumen yang
biasa di gunakan meliputi:

Permintaan pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meninta barang dan jasa
oleh perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengajukan permintaan
pembelian (misalnya: Kepala Gudang atau Kepala Departemen Produksi).
pada perusahaan-perusahaan tertentu sering kali digunakan komputer
untuk melakukan pemesanan ketika persediaan barang di gudang
mencapai re-order point (titik pemesanan kembali) yang akan melakukan
pemesanan secara otomatis.

Order pembelian
Order pembelian adalah dokumen yang di gunakan untuk memesan
barang dan jasa dari pemasok. Dokumen ini berisi deskripsi, kuantitas, dan
informasi lain yang berhubungan dengan barang dan jasa yang diin ginkan
perusahaan untuk dibeli dan seringkali digunakan untuk menunjukkan
persetujuan pembelian. Perusahaan juga seringkali mengirimkan order
pembelian secara elektronik kepada pemasok yang telah membuat
persetujuan untuk melaksanakan electronic data interchange (EDI).

PENERIMAAN BARANG DAN JASA


Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan dari pemasok adalah saat
yang paing kritis dalam siklus ini, karena saat ini oleh kebanyakan
perusahaan dipakai pertama kali untuk mengakui pembelian dan utang
yang bersangkutan. Ketika barang diterima, agar kontrol berjalan baik,
diperlukan pemeriksaan tentang deskripsi, kuantitas, tanggal penerimaan,
dan kondisi barang yang diterima. Laporan penerimaan adalah dokumen
berupa kertas atau elektronik yang di buat pada saat barang di terima.

4
Dalam laporan tersebut di cantumkan keterangan mengenai barang, jumlah
yang di terima, tanggal penerimaan, serta data lain yang relevan.

PENGAKUAN KEWAJIBAN (UTANG)


Pengakuan kewajiban yang tepat atas barang dan jasa yang telah di terima
menuntut adanya pencatatan yang tepat dan akurat. Pencatatan
pertama kali mempengaruhi laporan keuangan dan pengeluaran kas yang
sesungguhnya. Oleh karena itu perusahaan harus seksama dalam
memasukkan semua transaksi pembelian, yaitu pembelian yang sungguh-
sungguh terjadi, dengan jumlah yang benar. Dokumen-dokumen dan
catatan yang lazim di gunakan adalah:

Faktur dari pemasok


Faktur dari pemasok adalah dokumen yang diterima dari penjual dan
menunjukkan jumlah yang terutang yang berasal dari pembelian barang
dan jasa. Dokumen tersebut menyebutkan deskripsi barang atau jasa,
kuantitas barang dan jasa yang diterima, harga (termasuk biaya
pengangkutan), ketentuan tentang potongan harga, tanggal faktur, dan
total harga faktur. Faktur dari pemasok sangat penting karena menunjukkan
jumlah yang akan dicatat dalam file transaksi pembelian. Pada perusahaan
yang menggunakan EDI, faktur dari pemasok ditransfer secara elektronik,
yang akan berpengaruh pada bagaimana auditor menilai bukti.

Memo debet
Memo debet merupakan dokumen yang diterima dari pemasok dan
menunjukkan pengurangan atas jumlah yang terhutang yang disebabkan
karena adanya pengembalian barang (retur) barang ke pemasok atau
diterimanya pengurangan harga. Dokumen ini mirip dengan faktur, tetapi
menjadi pendukung atas pengurangan kewajiban, bukan menambah
utang.

5
Voucher
Voucher biasanya digunakan suatu organisasi untuk menetapkan cara yang
formal dalam pencatatan dan pengawasan pembelian, terutama dengan
membuat agar setiap transaksi pembelian bernomor urut. Voucher terdiri
dari amplop (cover atau folder) voucher untuk menyimpan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan pembelian, seperti misalnya order
pembelian, bukti pengiriman dari penjual, laporan penerimaan, dan faktur
dari penjual. Setelah dibayar, selembar salinan check ditambahkan ke
dalam amplop tersebut.

File transaksi pembelian


File transaksi pembelian adalah file yang dihasilakan komputer yang
mencakup semua transaksi pembelian yang diproses oleh sistem akuntansi
suatu periode tertentu, misalnya satu hari, satu minggu, atau sebulan. File
tersebut berisi semua informasi yang dimasukkan ke dalam sistem dan
mencakup informasi untuk setiap transaksi, seperti nama pemasok, tanggal,
jumlah, klasifikasi akun, dan keterangan mengenai jumlah barang atau jasa
yang dibeli. File ini juga bisa meliputi retur dan pengurangan harga
pembelian, apabila hal tersebut tidak dimuat dalam file tersendiri.
Tergantung pada kebutuhan perusahaan, informasi dalam file transaksi
pembelian digunakan untuk berbagai catatan, daftar, atau laporan, seperti
misalnya jurnal pembelian, master file utang usaha, dan transaksi untuk saldo
akun tertentu atau divisi tertentu.

Jurnal pembelian
Jurnal pembelian dihasilkan dari file transaksi pembelian dan biasanya
berisikan nama pemasok, tanggal, jumlah, dan kelompok akun untuk setiap
transaksi, seperti reparasi dan pemeliharaan, persediaan, atau kelompok
akun lainnya. Juga ditunjukkan apakah pembelian dilakukan secara tunai
atau kredit. Jurnal bisa mencakup satu periode tertentu, biasanya bulanan.

6
Transaksi yang sama yang dimasukkan ke dalam jurnal juga diposting secara
serentak ke dalam buku besar, dan apabila pembelian dilakukan secara
kredit, dicatat pula ke master file utang usaha.

Master file utang usaha


Master file utang usaha mencatat transaksi pembelian, pengeluaran kas,
dan retur pembelian untuk setiap pemasok. Master file ini dimutahirkan
(updated) dari file transaksi komputer untuk pembelian, retur pembelian dan
pengeluaran kas. Total dari saldo-saldo individual dalam master file sama
dengan total saldo akun utang usaha dalam buku besar. Hasil cetakan
(printout) master file utang usaha menunjukkan saldo awal utang usaha,
setiap pembelian, retur pembelian, dan pengeluaran kas, serta saldo akhir
untuk setiap pemasok. Banyak perusahaan tidak menyelenggarakan master
file utang usaha per pemasok. Perusahaan-perusahaan tersebut membayar
atas dasar faktur dari penjual individual. Oleh karena itu, total faktur yang
belum dibayar dalam master file sama dengan total utang usaha.

Daftar utang usaha


Daftar utang usaha berisi daftar jumlah yang terutang kepada masing-
masing pemasok atau untuk setiap faktur atau voucher pada suatu saat
tertentu. Daftar ini dibuat langsung dari master file utang usaha.

Laporan dari pemasok (vendor's statement)


Laporan dari pemasok adalah dokumen yang dibuat oleh pemasok setiap
akhir bulan untuk menunjukkan saldo awal, pemelian, retur pembelian, dan
pembayaran ke pemasok tersebut, serta saldo akhir. Saldo dan aktivitas
tersebut adalah laporan yang dibuat pemasok (bukan klien). Jumlah saldo
menurut master file utang usaha seharusnya sama dengan saldo yang
ditunjukkan dalam laporan dari pemasok, kecuali bila ada kerancuan
diantara pemasok dengan klien atau bila ada selisih akibat faktor waktu.

7
PENGELOLAAN DAN PENCATATAN PENGELUARAN KAS
Pada kebanyakan perusahaan, pembayaran untuk pembelian barang dan
jasa merupakan aktifitas yang signifikan. Aktivitas ini secara langsung akan
mengurangi saldo akun kewajiban, biasanya akun utang usaha. Dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan diperiksa
auditor meliputi:

Check
Dokumen ini biasa di gunakan ntuk pembayaran pembelan pada saat
kewajiban jatuh tempo. Banyak perusahaan menggunakan komputer untuk
menyiapkan check berdasarkan informasi yang tercantum dalam file
transaksi pembelian pada saat barang dan jasa diterima. Apabila
perusahaan menntapkan EDI, perushhaan mengirimkan pembayaran ke
pemasok secara elektronik melalui electronic funds transfer (EFT) antara bank
perusahaan klien dengan bank pemasok.

File transaksi pengeluaran kas


File ini di hasilkan oleh komputer yang meliputi seluruh transaksi pengeluaran
kas yang diolah sistem akuntansi untuk suatu periode tertentu, mungkin per
hari, per minggu, atau per bulan. File ini berisi jenis informasi yang sama
seperti telah di bahas pada transaksi pembelian.

Jurnal pengeluaran kas


Ini adalah daftar atau laporan yang dihasilkan dari file transaksi pengeluaran
kas yang mencakup seluruh transaksi pada suatu periode waku tertentu.
Transaksi yang sama, termasuk semua informasi yang relevan, dimasukkan ke
dalam master file utang usaha dan buku besar.

8
6.3 METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI
Dalam pengauditan pada umumnya, akun – akun yang paling banyak
menyerap waktu pemeriksaan adalah piutang usaha, persediaan, aset
tetap, utang usaha, dan akun beban. Empat dari lima akun diatas berkaitan
langsung dengan siklus pembelian dan pembayaran. Apabila auditor dapat
mengurangi pengujian rinci saldo dengan menggunakan pengujian
pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk memeriksa efektivitas
pengendalian internal atas pembelian dan pengeluaran kas, maka waktu
yang bisa dihemat akan sangat signifikan. Pengujian pengendalian dan
pengujian substantif transaksi untuk siklus pembelian dan pembayaran
sangat diperhatikan auditor, terlebih apabila klien memiliki pengendalian
internal yang efektif.
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk siklus
pembelian dan pembayaran terbagi dalam dua bagian besar berikut:
1. Pengujian pembelian, yang berkaitan dengan tiga dari empat fungsi
bisnis yang telah disinggung diatas, yakni: order pembelian,
penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang.
2. Pengujian pengeluaran kas, yang berkaitan dengan fungsi keempat,
yakni: pengelolaan dan pencatatan pengeluaran kas.

Gambar 15-2 melukiskan metodologi untuk perancangan pengujian


pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk siklus pembelian dan
pembayaran. Metodologi ini sama dengan yang digunakan dalam bab-bab
sebelumnya. Dalam uraian selanjutnya akan dijelaskan bagian demi bagian
dari gambar 15-2 yang dimulai dengan pemahaman pengendalian internal.
Gambar 15-2 Metodologi untuk Perancangan Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif Transaksi untuk Siklus Pembelian dan Pembayaran

9
PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERNAL
Pemahaman tentang pengendalian internal untuk siklus pembelian dan
pembayaran sebagai bagian dari prosedur penilaian risiko, dapat diperoleh
auditor dengan mempelajari bagan alur yang berlaku pada perusahaan
klien, mereview daftar pertanyaan pengendalian internal, dan
melaksanakan pengujian mengikuti jejak transaksi pembelian dan
pengeluaran kas. Prosedur untuk mendapatkan pemahaman pengendalian
internal tentang siklus pembelian dan pembayaran serupa dengan prosedur
yang dilaksanakan untuk siklus lainnya.

MENILAI RISIKO PENGENDALIAN YANG DIRENCANAKAN


Selanjutnya pemeriksakan di lakukan atas pengendalian internal kunci untuk
setiap fungsi bisnis seperti: otorisasi pembelian, pemisahan antara
penyimpan barang yang diterima dari fungsi-fungsi lainnya, ketepatan

10
waktu pencatatan dan review independen atas transaksi, serta otorisasi
pembayaran kepada pemasok.

Otorisasi Pembelian
Pemberian otorisasi yang tepat untuk pembelian menjamin bahwa barang
dan jasa yang dibeli sungguh-sungguh barang yang dibutuhkan
perusahaan, dan dengan demikian menghindarkan terjadinya pembelian
yang berlebihan atau tidak diperlukan. Banyak perusahaan mensyaratkan
berbagai tingkat otorisasi untuk pembelian yang berbeda atau menurut
jumlah rupiahnya. Sebagai contoh, pembelian aset tetap yang melebihi
batas jumlah rupiah tertentu membutuhkan persetujuan dari dewan
komisaris; pembelian untuk sesuatu yang jarang terjadi seperti polis asuransi
atau kontrak servis jangka panjang harus mendapat persetujuan dari
pejabat tertentu; perlengkapan dan servis yang harganya dibawah jumlah
tertentu yang ditetapkan harus mendapat persetujuan dari kepala bagian
atau kepala departemen. Sementara itu untuk beberapa jenis bahan baku
dan perlengkapan tertentu pembelian dilakukan secara otomatis, karena
sistem dirancang sedemikian rupa sehingga apabila saldonya telah sampai
dibawah batas tertentu, komputer akan langsung melakukan pemesanan
kepada pemasok yang telah tercantum dalam database perusahaan,
sering juga tersambung langsung dengan komputer pemasok, sehingga
otorisasi berlangsung otomatis.
Setelah permintaan pembelian diotorisasi, segera disusul dengan
pembuatan order pembelian barang atau jasa. Order pembelian diterbitkan
kepada seorang pemasok untuk membeli barang atau jasa yang disebutkan
dalam order pada harga tertentu dan dikirimkan pada tanggal atau
sebelum tanggal yang disebut di dalamnya. Order pembelian yang bisa
dibuat dalam bentuk tertulis atau elektronik, biasanya dipandang sebagai
dokumen resmi, dan merupakan suatu permintaan untuk membeli barang
atau jasa.

11
Perusahaan biasanya membentuk suatu bagian pembelian untuk
menjamin diperolehnya barang dan jasa dengan kualitas yang baik dengan
harga yang rendah. Agar tercipta pengendalian internal yang baik, bagian
pembelian sebaiknya terpisah dari bagian yang memberi otorisasi dan yang
menerima barang. Semua order pembelian hendaknya bernomor urut
tercetak agar dapat dengan mudah diketahui berapa order pembelian
yang sudah diterbitkan dan harus dirancang untuk meminimumkan
kemungkinan hilangnya formulir secara tidak disengaja ketika barang sudah
dipesan.

Pemisahan Pemegang Aset Dari Fungsi Lainnya


Kebanyakan perusahaan memiliki bagian penerimaan yang harus membuat
laporan penerimaan barang sebagai bukti bahwa barang telah diterima
dan diperiksa. Salah satu copy biasanya dikirimkan ke gudang bahan baku
dan lembar lainnya dikirim ke bagian utang untuk memberi informasi yang
mereka butuhkan. Untuk mencegah pencurian dan penyalahgunaan,
barang harus diawasi secara fisik sejak barang tersebut diterima hingga
digunakan atau dijual. Personel yang ditugasi di bagian penerimaan harus
independen dari bagian gudang dan bagian akuntansi. Terakhir, catatan
akuntansi harus mengikuti perpindahan tanggungjawab atas barang setiap
saat ketika barang tersebut berpindah, dari penerimaan barang ke gudang,
dari gudang ke pabrik, dan seterusnya.

Pencatatan Tepat Waktu dan Review Independen Atas Transaksi


Pada sejumlah perusahaan, pencatatan utang yang timbul dari transaksi
pembelian dilakukan ketika barang atau jasa diterima. Pada perusahaan
lainnya, pencatatan ditangguhkan hingga faktur dari pemasok diterima.
Cara manapun yang dipakai, bagian utang bertanggungjawab untuk
mencermati ketepatan pembelian. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan rincian dalam order pembelian, laporan penerimaan
barang, dan faktur dari pemasok untuk menentukan bahwa uraian/deskripsi,

12
harga, kuantitas, termin, dan biaya pengangkutan dalam faktur penjual
adalah benar. Bagian utang juga berkewajiban memeriksa kebenaran
perkalian, penjumlahan, dan pendistribusian akunnya. Dalam perusahaan
yang menerapkan akuntansi berbantuan komputer, perangkat lunak
komputer bisa memeriksa kesesuaian antar dokumen dan memeriksa
ketelitian faktur secara otomatis. Bagian utang juga harus memeriksa
penggunaan laporan penerimaan barang untuk memastikan bahwa tujuan
kelengkapan telah tercapai.
Pengendalian penting di bagian utang dan bagian teknologi informasi
mensyaratkan bahwa personel yang mencatat pembelian harus tidak
memiliki akses ke kas, surat berharga, dan aset lain. Dokumen dan catatan
yang cukup, prosedur yang tepat untuk pencatatan, dan pengecekan
independen atas kinerja, semua merupakan pengendalian yang penting
dalam fungsi utang usaha.

Otorisasi pembayaran
Pengendalian terpenting atas pengeluaran kas meliputi :
 Penandatanganan check oleh individu yang diberi otorisasi oleh
perusahaan
 Pemisahan tanggungjawab untuk menandatangani check dan
melaksanakan fungsi utang usaha
 Pemisahan yang cermat atas dokumen pendukung oleh
penandatanganan check sebelum suatu check ditandatangani.
Check harus bernomor urut tercetak untuk memudahkan pengawasan
penggunaan check dan dicetak pada kertas khusus untuk mempersulit
pengubahan nama penerima atau jumlah rupiahnya, jika check tersebut
akan disalahgunakan seseorang. Perusahaan harus melakukan pengawasan
fisik atas blangko check, check yang dibatalkan, maupun check yang sudah
ditandatangani. Perusahaan juga harus mempunyai cara untuk mencegah
penggunaan kembali bukti pendukung yang telah digunakan, misalnya
dengan memberi tanda dengan di cap atau diperforasi. Metode yang lazim

13
dipakai adalah dengan menuliskan nomor check pada dokumen
pendukung sehingga terlihat bahwa dokumen tersebut telah digunakan
sebagai pendukung transaksi sebelumnya.

MENENTUKAN LUASNYA PENGUJIAN PENGENDALIAN


Setelah auditor mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
defisiensinya, auditor bisa menilai risiko pengendalian. Apabila auditor
bermaksud untuk mengandalkan pada pengendalian untuk mendukung
penilaian risiko pengendalian pendahuluan di bawah maksimum, auditor
melakukan pengujian penegndalian untuk mendapatkan bukti bahwa
pengendalian telah beroperasi denga efektif. Dengan telah beroperasinya
pengendalian secara efektif yang didukung dengan tambahan pengujian
pengendalian, auditor akan bisa menurunkan pengujian substantifnya.

MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


GOLONGAN TRANSAKSI UNTUK PEMBELIAN
Tabel 15-2 meringkas pengendalian internal kunci, pengujian pengendalian
yang lazim dilakukan, dan pengujian substantif golongan transaksi yang
biasa dilakukan untuk setiap tujuan audit transaksi. Dalam ilustrasi ini, kita
berasumsi bahwa perusahaan memiliki jurnal pembelian tersendiri untuk
mencatat semua transaksi pembelian.
Dalam memahami tabel 15-2 dibawah ini, anda harus:
 Menghubungkan setiap pengendalian internal dengan tujuan audit
transaksi.
 Menghubungkan pengujian pengendalian dengan pengendalian
internal.
 Menghubungkan pengujian substantif golongan transaksi dengan
tujuan audit transaksi setelah mempertimbangkan pengendalian dan
defisiensi dalam sistem.

14
Tabel 15-2 Ikhtisar Tujuan Audit Golongan Transaksi, Pengendalian Kunci,
Pengendalian Internal dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi untuk
Pembelian
Tujuan Audit Pengendalian Internal Pengujian Pengujian Substantif
Golongan Transaksi Kunci Pengendalian Golongan Transaksi
Pembelian terbukukan Permintaan pembelian, Memeriksa Mereview jurnal
adalah untuk barang dan order pembelian, dokumen dokumen pembelian, buku besar,
jasa yang diterima laporan penerimaan dalam paket master file utang usaha
(keterjadian) barang, dan faktur dari voucher untuk untuk memeriksa yang
penjual dilampirkan menguji berjumlah besar atau
pada voucher. keberadaan tidak biasa

Pembelian telah Memeriksa dokumen


disetujui oleh pejabat pendukung untuk
yang berwenang. memeriksa kewajaran
Memeriksa ada dan keabsahan (faktur
Komputer menerima tidaknya penjual, laporan
entry pembelian hanya persetujuan. penerimaan barang,
dari pemasok order pembelian, dan
terotorisasi dalam permintaan pembelian).
master file. Mencoba
menginput dengan Memeriksa master file
Dokumen diberi tanda pemasok pemasok untuk
batal untuk mencegah terotorisasi dan mmeriksa ada tidaknya
penggunaan ulang. pemasok tidak pemasok tak terotorisasi
terotorisasi.
Faktur penjual, laporan Menelusur pembelian
penerimaan barang, Memeriksa persediaan ke master file
order pembelian, dan dilakukan tidaknya persediaan.
permintaan pembelian pembatalan Memeriksa pembelian
diverifikasi internal. aset tetap.
Transaksi pembelian Order pembelian Memeriksa Menelusur dari suatu file
yang terjadi telah bernomor urut cetak keberurutan laporan penerimaan

15
dibukukan dan penggunaan order barang ke jurnal
(kelengkapan) dipertanggungjawabkan pembelian pembelian.
penggunaannya.

Laporan penerimaan Memeriksa Menelusur dari suatu file


barang bernomor urut keberurutan faktur penjual ke jurnal
tercetak dan penggunaan pembelian
dipertanggungjawabkan laporan
penggunaannya. penerimaan
barang.
Voucher bernomor urut
tercetak dan Memeriksa
dipertanggungjawabkan keberurutan
penggunaannya. voucher
Transaksi pembelian Perhitungan dan Memeriksa ada membandingkan
terbukukan secara akurat jumlah-jumlah tidaknya verifikasi pembelian terbukukan
(ketelitian) diverifikasi internal. internal dalam jurnal pembelian
dengan faktur penjual,
Total per batch Memeriksa total laporan penerimaan
dibandingkan dengan dalam file batch barang, dan dokumen
laporan dari komputer untuk memastikan pendukung lainnya.
ada tidaknya paraf
petugas pemeriksa; Menghitung utang untuk
Bandingkan total memeriksa ketelitian
dengan laporan dalam faktur penjual,
dari komputer termasuk potongan dan
biaya pengangkutan
Pembelian mendapat Memeriksa ada
persetujuan harga dan tidaknya
potongan persetujuan
Transaksi pembelian isi master file utang Memeriksa ada Memeriksa ketelitian
dibukukan dalam master usaha diverifikasi tidaknya verifikasi penulisan dengan
file utang usaha dan internal internal. mentotal jurnal dan

16
pembelian dan dibuat menelusur posting ke
ikhtisarnya dengan benar total master file atau Memeriksa ada buku besar dan ke master
(posting dan daftar utang usaha tidaknya paraf file utang usaha dan
pengikhtisaran) dibandingkan dengan pada akun buku persediaan
saldo di buku besar besar sebagai tanda
telah dilakukan
pembandingan
Transaksi pembelian Digunakan daftar akun Memeriksa manual Membandingkan
digolongkan dengan yang memadai prosedur dan daftar penggolongan dengan
benar (penggolongan) akun daftar akun dengan
Penggolongan akun mengacu ke faktur
diverifikasi internal Memeriksa ada penjual.
tidaknya verifikasi
internal
Transaksi pembelian prosedur mewajibkan Memeriksa manual Membandingkan tanggal
dicatat pada tanggal pencatatan segera prosedur dan pada laporan penerimaan
yang benar (saat) setelah barang atau jasa memeriksa apakah barang dengan faktur
diterima ada faktur penjual penjual dan tanggal pada
yang tak jurnal pembelian.
tanggal diverifikasi terbukukan.
secara internal
Memeriksa ada
tidaknya verifikasi
internal

Bukti audit untuk suatu perikatan audit akan bervariasi tergantung


pada pengendalian internal serta keadaan lainnya. Efisiensi audit yang
signifikan akan tercapai dalam audit apabila pengendalian beroperasi
secara efektif.
Empat dari enam tujuan audit golongan transaksi pantas untuk
mendapatkan perhatian khusus oleh karena itu akan dibahas lebih dalam
dibawah ini. Kebenaran kebanyakan akun aset, liabilitas, dan beban

17
tergantung pada kebenaran pencatatan transaksi dalam jurnal pembelian,
terutama yang berkaitan dengan empat tujuan ini.
1. Pembelian terbukukan adalah untuk barang dan jasa yang diterima
(keterjadian)
Apabila auditor puas bahwa pengendalian cukup untuk tujuan ini,
pengujian untuk memeriksa adanya transaksi yang tidak tepat dan
pencatatan transaksi yang tidak pernah terjadi bisa sangat dikurangi.
Pengendalian yang memadai bisa mencegah terjadinya pencatatan
transaksi yang tidak pernah terjadi secara tidak sengaja, terutama yang
berupa pencatatan pembelian ganda. Pengendalian yang memadai
juga bisa mencegah klien dari kesalahan mencatat beban bukan beban
perusahaan, atau transaksi penyalahgunaan aset atau hal-hal yang
mendatangkan keuntungan bagi manajemen atau karyawan
perusahaan dan bukan untuk kepentingan perusahaan yang diaudit.
Dalam keadaan tertentu, transaksi yang tidak tepat terlihat jelas,
seperti misalnya dalam hal terjadi pembelian barang untuk keperluan
pribadi yang dilakukan tanpa otorisasi. Dalam situasi lain, ketepatan
suatu transaksi sulit untuk dievaluasi, seperti misalnya pembayaran iuran
keanggotaan club golf, atau pembayaran beban perjalanan berlibur ke
luar negeri untuk manajemen dan keluarganya. Apabila pengendalian
atas transaksi yang tidak tepat atau transaksi yang tidak pernah terjadi
tidak memadai, diperlukan pemeriksaan yang lebih ekstensif atas bukti-
bukti pendukung.

2. Pembelian yang terjadi telah dibukukan (kelengkapan)


Kegagalan mencatat pembelian barang dan jasa yang diterima
menyebabkan utang usaha kurang saji dan mengakibatkan laba bersih
dan ekuitas pemilik lebih saji. Oleh karena itu, auditor harus
memandanga hal ini sebagai tujuan yang penting. Dalam situasi audit
tertentu, kadang-kadang sulit untuk melakukan pengujian rinci atas saldo
untuk menentukan apakah ada transaksi yang tidak dicatat, sehingga

18
auditor harus mengandalkan pada pengendalian dan pada pengujian
substantif golongan transaksi untuk tujuan ini. Tambahan pula, karena
audit utang usaha memakan waktu yang cukup lama, pengendalian
internal yang efektif dan pengujian yang tepat, bisa menurunkan biaya
audit cukup signifikan.

3. Pembelian dicatat dengan akurat (ketelitian)


Luas pengujian rinci pada kebanyakan akun neraca dan akun beban
tergantung pada evaluasi auditor tentang efektivitas pengendalian
internal atas ketelitian pencatatan transaksi pembelian.
Sebagai contoh, apabila auditor yakin bahwa transaksi aset tetap
dicatat dengan benar dalam jurnal pembelian, maka bisa diterima
apabila auditor memutuskan untuk memeriksa dokumen pendukung
pembelian periode ini yang lebih sedikit selama melakukan pengujian
rinci saldo dibandingkan dengan apabila pengendalian tidak memadai.
Apabila klien mengunakan catatan persediaan perpetual, pengujian
rinci saldo juga dapat dikurangi secara signifikan seandainya auditor
percaya bahwa catatan perpetual adalah akurat. Pengendalian atas
pembelian yang terkandung dalam catatan perpetual biasanya diuji
sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif
golongan transaksi pembelian.

4. Pembelian digolongkan dengan benar (penggolongan)


Pengujian rinci akun individual tertentu dapat dikurangi apabila auditor
yakin bahwa pengendalian internal mencukupi untuk dapat memberikan
keyakinan yang memadai mengenai penggolongan yang benar dalam
jurnal pembelian. Meskipun semua akun terpengaruh sampai pada
tingkatan tertentu oleh efektivitas pengendalian untuk penggolongan,
dua bidang yang paling terpengaruh adalah pembelian aset tetap
periode ini, dan semua akun beban, seperti beban reparasi dan
pemeliharaan, beban listrik&gas, dan beban advertensi.

19
Auditor akan banyak membutuhkan waktu untuk melaksanakan
pengujian dokumen pembelian aset tetap dan akun-akun beban
periode ini guna memeriksa ketelitian dan kebenaran penggolongan.
Oleh karena itu akan sangat menghemat waktu apabila pengendalian
internal efektif.

PERANCANGAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


GOLONGAN TRANSAKSI UNTUK PENGELUARAN KAS
Tabel 15-3 untuk pengeluaran kas menggunakan format yang sama
dengan tabel 15-2 untuk pembelian. Untuk pengendalian dan prosedur-
prosedur audit ini kita berasumsi bahwa terdapat jurnal khusus pembelian
dan pengeluaran kas.
Auditor biasanya melaksanakan pengujian pembelian dan pengeluaran
kas pada saat yang sama. Untuk transaksi-transaksi tertentu yang dipilih dari
jurnal pembelian untuk diperiksa, faktur penjual, laporan penerimaan
barang, dan dokumen pendukung lainnya diperiksa pada saat yang sama.
Dengan demikian verifikasi dilakukan secara efisien tanpa mengurangi
efektivitas pengujian.

SAMPLING ATRIBUT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN


SUBSTANTIF GOLONGAN TRANSAKSI
Mengingat betapa pentingnya pengujian pengendalian dan pengujian
golongan transaksi untuk pembelian dan pembayaran, maka penggunaan
sampling atribut menjadi sangat lazim dilakukan.
Ada tiga hal yang berbeda pada siklus pembelian dan pembayaran
dibandingkan dengan siklus-siklus lainnya :
1. Siklus ini menyangkut banyak akun, baik yang berupa akun-akun laba
rugi, maupun akun neraca. Dampaknya ialah kemungkinan terjadinya
kesalahan dalam penggolongan menjadi tinggi, bahkan beberapa
diantaranya berpengaruh terhadap laba bersih.

20
Contohnya adalah kesalahan penggolongan antara beban reparasi
dan pemeliharaan dan aset tetap. Akibatnya, auditor sering
menurunkan tingkat toleransi bisa diterima, terutama untuk atribut
penggolongan.
2. Dalam siklus ini sangat lazim diperlukan pertimbangan yang signifikan,
seperti misalnya dalam hal sewa guna dan biaya konstruksi.
Kebutuhan atas pertimbangan ini meningkatkan kemungkinan
terjadinya kesalahan penyajian. Akibatnya, auditor sering menurunkan
tingkat toleransi bisa diterima untuk atribut ketelitian.
3. Jumlah rupiah untuk transaksi individual, seringkali berjumlah sangat
besar. Akibatnya, auditor menggabungkan unsur-unsur yang besar
dan tidak biasa seperti itu dan mengujinya 100%.

6.4 METODOLOGI UNTUK PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO UNTUK


UTANG USAHA
Hampir semua transaksi dalam siklus pembelian dan pembayaran
mengalir melalui akun utang usaha, akun ini sangat kritikal dalam setiap
audit atas siklus pembelian dan pembayaran. Utang usaha adalah
kewajiban yang belum dibayar yang timbul akibat pembelian barang dan
jasa yang telah diterima dalam kegiatan normal perusahaan.
Utang usaha meliputi kewajiban yang timbul dari pembelian bahan
baku, peralatan, listrik, reparasi dan masih banyak jenis barang dan jasa
lainnya yang diterima sebelum akhir tahun buku. Kebanyakan utang usaha
dapat juga diidentifikasi melalui keberadaan faktur dari penjual yang
menunjukkan kewajiban perusahaan.
Utang usaha harus dibedakan dari utang biaya dan kewajiban utang
bunga. Kewajiban merupakan utang usaha hanya apabila total kewajiban
diketahui dan terutang pada tanggal neraca. Apabila kewajiban
menyangkut pembayaran bunga, maka harus dicatat sebagai utang wesel,
utang kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi.

21
Gambar 15-3 di bawah ini meringkas metodologi untuk perancangan
pengujian rinci utang usaha.
Gambar 15-3 Metodologi untuk Perancangan Pengujian Rinci Saldo untuk
Utang Usaha

Apabila pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan


transaksi menunjukkan bahwa pengendalian internal beroperasi secara
efektif, dan prosedur analitis menunjukkan hasil yang memuaskan, auditor
pada umumnya akan menurunkan pengujian rinci saldo. Namun, karena
pada kebanyakan perusahaan, utang usaha cenderung menjadi material,
auditor hampir selalu melakukan pengujian rinci saldo.

MENGINDETIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG MEMENGARUHI UTANG USAHA


(TAHAP 1)

22
Upaya-upaya untuk merampingkan pembelian dan pembayaran
barang dan jasa, termasuk lebih meningkatkan pembelian persedian secara
just in time, meningkatkan berbagai informasi dengan pemasok, dan
penggunaan teknologi informasi dan e-commerce untuk transaksi bisnis,
telah mengubah semua aspek siklus pembelian dan pembayaran pada
banyak perusahaan. Perubahan-perubahan dan sistem tersebut bisa sangat
kompleks.
Perubahan-perubahan ini bisa meningkatkan risiko bisnis secara
signifikan. Sebagai contoh, pemasok bisa memiliki akses yang lebih besar
pada catatan utang usaha yang memungkinkan mereka untuk secara terus
menerus memonitor saldo utang usaha dan melakukan rekonsiliasi rinci
transaksi. Akses oleh pihak luar, seperti misalnya pemasok, atas catatan
akuntansi mengancam kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian
apabila akses tersebut tidak diawasi dengan baik.
Demikian pula, meningkatnya fokus dalam memperbaiki logistik
pergerakan fisik persediaan melalui rantai distribusi perusahaan bisa
meningkatkan kesulitan dalam menetapkan pisah batas saldo utang usaha
yang efektif pada akhir tahun. Auditor harus mengerti sifat perubahan sistem
tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian
manajemen terkait memengaruhi kemungkinan kesalahan penyajian
material dalam utang usaha.

MENETAPKAN MATERIALITAS KINERJA DAN MENILAI RISIKO INHEREN (TAHAP 1)


Sejumlah besar transaksi bisa memengaruhi utang usaha. Saldo seringkali
berjumlah besar dan meliputi sejumlah pemasok dan biasanya akan mahal
bila harus mengaudit semua akun tersebut. Karena alasan tersebut, auditor
biasanya menetapkan materialitas kinerja untuk utang usaha relatif tinggi.
Auditor sering menilai risiko inheren pada tingkat medium atau tinggi. Mereka
biasanya menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan dan tujuan saldo
pisah batas karena potensi terjadinya kurang saji dalam saldo utang usaha.

23
MENILAI RESIKOPENGENDALIANDANMERANCANGSERTA PELAKSANAKAN
PENGUJIANPENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN
TANSAKSI (TAHAP I DAN II)
Setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren untuk
utang usaha, mereka menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman
atas penegndalian internal. Pengujian substantif yang dilakukan auditor
pada akhirnya akan tergantung pada efektivitas pengendalian internal
yang berkaitan dengan utang usaha. Oleh karena itu, auditor harus memiliki
pemahaman yang dalam tentang pemahaman yang dalam tentang
bagaimana pengendalian yang berhubungan dengan utang usaha.
Pengaruh pengendalian internal klien atas pengujian pengendalian
internal dapat dilukiskan dengan dua contoh berikut:
1. Misalkan klien memiliki pengendalian internal yang efektif atas
catatan dan pembayaran untuk pembelian. Penerimaan barang
didokumentasi melalui penggunaan laporan penerimaan barang
bernomor urut tercetak; voucher bernomor urut tercetak dibuat
dengan tepat dan efisien dan dicatat dalam file transaksi pembelian
dan master file utang usaha. Pengeluaran kas dilakukan dengan
tepat pada tanggal jatuhnya dan segera dicatat dalam file transaksi
pembayaran dan dalam master file utang usaha. Saldo utang usaha
individual dalam master file direkonsiliasi secara bulanan dengan
laporan dari pemasok, dan komputer secara otomatis merekonsiliasi
total master file dengan buku besar. Dalam situasi demikian, verifikasi
atas utang usaha hanya membutuhkan sedikit usaha dari auditor,
karena auditor berkesimpulan bahwa pengendalian internal telah
beroperasi dengan efektif.
2. Misalkan perusahaan tidak menggunakan laporan penerimaan
barang, klien menunda pencatatan pembelian hingga dilakukan
pembayaran kas, dan karena kekurangan kas, tagihan dari pemasok
sering dibayar beberapa bulan setelah tanggal jatuhnya. Apabila
auditor berhadapan dengan situasi semacam itu, ada kemungkinan

24
terjadi kurang saji dalam utang usaha; oleh karena itu diperlukan
pengujian rinci yang ekstensif untuk memastikan apakah utang usaha
telah ditetapkan dengan tepat pada tanggal neraca.

Sebagai tambahan atas pengendalian-pengendalian tersebut, pada


setiap bulan seorang karyawan yang independen atau program
komputer harus merekonsiliasi laporan dari pemasok dengan liabilitas
dalam pembukuan, serta master file utang usaha dengan buku besar.
Setelah menilai risiko pengendalian, auditor merancang dan
melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
golongan transaksi atas pembelian dan pengeluaran kas.

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS (TAHAP III)


Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus
pembelian dan pembayaran seperti halnya dalam siklus yang lain terutama
dalam menemukan kesalahan penyajian dalam utang usaha. Auditor harus
membandingkan total beban tahun ini dengan tahun sebelumnya untuk
menemukan kesalahan penyajian dalam utang usaha maupun dalam akun
beban. Karena penggunaan pembukuan berpasangan (double entry
accounting), suatu kesalahan penyajian dalam akun beban biasanya juga
akan berakibat kesalahan penyajian yang sama pada akun utang
usaha.Oleh karena itu, pembandingan beban tahun ini dengan beban
tahun sebelumnya merupakan prosedur yang efektif dalam menganalisis
utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun relatif stabil.

MERANCANG DAN MELAKSANAKAN PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN UTANG


USAHA (TAHAP III)
Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah
saldo utang usaha telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan
tepat. Ada perbedaan penting dalam penekanan audit atas lialibilitas dan
aset. Perbedaan penekanan dalam audit aset dan kewajiban berakibat
langsung pada kewajiban hukum akuntan publik. Apabila penanaman

25
modal, kreditur, dan pengguna lainnya setelah diterbitkannya laporan
keuangan auditn menentukan bahwa laba dan ekuitas pemilik telah lebih
saji material, maka tuntutan hukum kepada KPA layak untuk dilakukan.
Tujuan audit saldo yang diterapkan dalam mengaudit piutang usaha,
untuk pengauditan utang usaha dengan tiga modifikasi kecil berikut yaitu :
1. Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan untuk liabilitas. Nilai
bersih bisa direalisasi hanya diterapkan untuk aset.
2. Aspek hak kepemilikan dari tujuan hak dan kewajiban tidak diterapkan
untuk lialibilitas. Untuk aset, auditor sangat menekankan pada hak klien
atas penggunaaan dan penghapusbukuan aset.
3. Untuk liabilitas, lebih ditekankan pada pencarian kurang saji daripada
atas lebih saji.

Pengujian Liabilitas Sesudah Tanggal Neraca


Karena penekanan auditpada kurang saji dalam akun-akun liabilitas
pengujian sesudah tanggal neraca sangat penting artinya bagi utang
usaha. Luasnya pengujian untuk menemukan utang yang tidak dicatat,
sangat tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas
saldo potensial dalam akun yang bersangkutan. Prosedur audit yang sama
yang digunakan untuk mencari utang tidak dicatat diterapakan pula untuk
tujuan ketelitian.
Berikut adalah prosedur-prosedur yang lazim dilakukan yaitu :
Periksalah dokumen pendukung untuk pengeluaran kas sesudah tanggal
neraca

Auditor memeriksa dokumen pendukung untuk pengeluaran kas sesudah


tanggal neraca untuk menentukan apakah pengeluaran kas itu untuk
membayar utang dari periode ini (periode yang diperiksa). Apabila
pembayaran itu untuk pembayaran utang periode ini, auditor harus
menelusur ke daftar utang usaha untuk memastikan apakah utang
termaksud tercantum dalam daftar utang usaha. Laporan penerimaan
barang menunjukkan tanggal barang diterima dan oleh karena itu menjadi

26
dokumen yang sangat berguna. Demikian pula, faktur penjual biasanya
menunjukan tanggal suatu jasa diberikan.
Auditor sering memeriksa dokumen-dokumen pendukung pengeluaran kas
yang dilakukan pada periode sesudah tanggal neraca beberapa minggu
sesudah tanggal neraca, terutama apabila klien sering tidak melakukan
pembayaran secara tepat waktu.

Periksalah dokumen pendukung untuk faktur tagihan yang belum dibayar


sampai beberapa minggu setelah akhir tahun

Auditor melakukan prosedur ini di periode berikutnya dengan cara yang


sama seperti prosedur lainnya untuk tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda
dengan yang di atas, yaitu dalam hal kewajiban ini belum dibayar sampai
menjelang akhir audit, bukan kewajiban yang sudah dibayar.
Sebagai contoh, dalam suatu audit untuk tahun yang berakhir tanggal 31
Maret, dimisalkan auditor memeriksa dokumen pendukung untuk check
yang dibayar melewati tanggal 28 Juni. Tagihan yang masih belum dibayar
pada tanggal 28 Juni harus diperiksa untuk menentukan apakah merupakan
kewajiban pada tanggal 31 Maret.

Telusuri laporan penerimaan barang yang diterbitkan sebelum akhir tahun


dengan faktur penjual yang bersangkutan

Semua barang yang diterima sebelum akhir tahun buku harus dimasukkan
sebagai utang usaha. Dengan menelusur laporan penerimaan barang yang
diterbitkan menjelang akhir tahun buku ke faktur penjual dan meyakinkan
bahwa semua telah dimasukkan sebagai utang usaha, auditor menguji ada
tidaknya utang yang tidak dicatat.

Telusuri laporan dari pemasok yang menunjukkan saldo terutang ke daftar


saldo utang usaha

27
Apabila klien menyimpan arsip laporan bulanan dari pemasok, auditor
dapat menelususr setiap laporan yang menunjukkan saldo terutang pada
setiap tanggal neraca ke daftra utan usaha, untuk memastikan telah
dimasukkan sebagai utang usaha.

Pengiriman konfirmasi kepada pemasok yang memiliki hubungan bisnis


dengan klien

Meskipun pengiriman konfirmasi untuk utang usaha tidak begitu lazim


dibandingkan dengan konfirmasi untuk piutang usaha, namun auditor dapat
mengguanakan prosedur ini jika dipandang perlu untuk menguji nama
pemasok tidak tercantum dalam daftar utang, atau ada transaksi yang
dihilangkan atau saldonya tidak sesuai dengan catatan pemasok.
Pengiriman konfirmasi kepada pemasok aktif yang saldonya tidak tercantum
dalam daftar utang adalah cara yang efektif untuk mengungkapkan utang
tidak dicatat. Jenis konfirmasi ini biasanya disebut konfirmasi saldo nol (zero
balance confirmation).

Pengujian Pisah Batas


Pengujian pisah batas utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah
transaksi yang dibutuhkan beberapa hari sebelum dan beberapa hari
sesudah tanggal neraca telah dibukukan pada periode yang tepat. Lima
pengujian audit liabilitas yang telah dikemukakan di atas semua merupakan
pengujian pisah batas untuk pembelian, tetapi semuanya ditekankan untuk
menemukan kurang saji. Tiga prosedur pertama juga bermanfaat untuk
memeriksa dokumen pendukung sebagai pengujian untuk lebih saji utang
usaha.
Sebagai contoh, prosedur pengujian ketiga untuk kurang saji (utang tidak
dicatat) dengan menelusur laporan penerimaan barang yang diterbitkan
sebelum akhir tahun buku kepada pemasok yang bersangkutan. Untuk
menguji lebih saji pisah batas, auditor harus menelusuri laporan penerimaan
barang yang diterbitkan setelah akhir tahun buku ke faktur yang
28
bersangkutan untuk meyakinkan bahwa transaksi yang bersangkutan tidak
dimasukkan sebagai utang usaha.
Hubungan antara pisah batas dengan observasi fisik persediaan
Dalam menentukan apakah pisah batas sudah benar, sebaiknya pisah batas
dikoordinasikan dengan observasi penghitungan fisik persediaan. Satu-
satunya cara agar auditor bisa mengetahui tipe kesalahan penyajian mana
yang telah terjadi adalah dengan mengkoordinasikan pengujian pisah batas
dengan observasi persediaan.

Persediaan dalam perjalanan (Inventory in transit)


Dalam menentukan utang usaha, auditor harus membedakan antara
pembelian persediaan yang dilakuakn atas dasar FOB Destination dengan
yang dilakukan atas dasar FOB Origin. Untuk FOB destination hak kepemilikan
atas barang berpindah kepada pembeli apabila barang telah diterima
pembeli. Jadi hanya persediaan yang diterima sebelum atau tepat pada
tanggal neraca yang harus dimasukkan ke dalam persediaan dan utang
usaha pada akhir tahun. Apabila pembelian dilakuakan atas dasar FOB
origin, perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha yang
bersangkutan pada periode ini apabila pengiriman telah dilakukan sebelum
atau tepat pada tanggal neraca.

KEANDALAN BUKTI
Auditor harus memahami keandalan relatif tiga tipe utama bukti yang
biasa digunakan untuk memeriksa utang usaha, yaitu: faktur penjualan,
laporan dari penjual (pemasok), dan konfirmasi.

Perbedaan antara Faktur dari Penjual dengan Laporan dari Penjual


Auditor mendapat bukti tentang transaksi individual dengan keandalan
tinggi ketika ia memeriksa faktur dari penjual beserta dokumen
pendukungnya, seperti laporan penerimaan barang dan order pembelian.

29
Berbeda dengan faktur penjuala, laporan dari penjual tidak begitu
diperlukan untuk memeriksa transaksi individual, karen alaporan dari harga,
biaya angkut dan data lain tidak tercantum dalam laporan itu.
Perbedaan antara Laporan dari Penjual dengan Konfirmasi
Perbedaan terpenting antara laporan dari penjualan dengan konfirmasi
utang usaha adalah sumber informasinya. Laporan dari penjual dibuat oleh
penjual (pihak ketiga yang independen) tetapi berada ditangan klien ketika
auditor memeriksanya. Hal ini bisa memberi kesempatan kepada klien untuk
merekayasa atau mengubah laporan dari penjual atau menyembunyikan
laporan dari auditor.
Jawaban atas permintaan untuk utang usaha pada umumnya harus
dikirim langsung ke kantor akuntan publik oleh penjual. Konfirmasi berisi
informasi yang sama dengan laporan dari penjual tetapi lebih bisa
dipercaya. Selain itu, konfirmasi utang usaha sering juga meminta informasi
lain, misalnya tentang utang wesel, atau barang konsinyasi yang merupakan
milik penjual tetapi disimpan di gudang klien.
Contoh suatu jenis konfirmasi utang usaha dapat dilihat pada gambar
15-4 di bawah ini.

30
31
DAFTAR PUSTAKA

AL. Haryono Jusup. 2014. Auditing. Yogyakarta: STIE YKPN.


https://munawaroh2893.wordpress.com/2013/11/10/audit-siklus-pengadaan-
pembelian-pembayaran/
https://taenyoli.blogspot.co.id/2016/06/pengauditan-siklus-pembelian-
dan.html

32

Você também pode gostar