Você está na página 1de 13

BAB I

LANDASAN TEORI

KEHAMILAN SEROTINUS

A. PENGERTIAN
1. Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih
dari 42 minggu.
( Sarwono Prawirohardjo, 2007 : 317 )
2. Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama 42
minggu, dihitung berdasarkan rumus Naegle dengan siklus haid rata – rata 28
hari.
( Sinopsis Obstetri jilid 1, 1998 : 221 )
3. Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan
belum terjadi persalinan.
( Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998 : 222 )
B. ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal,
yaitu kadar progesteron tidak cepat turun alaupun kehamilan telah cukup bulan,
sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain adalah faktor
herediter karena post maturitas sering dijumpai pada keluarga tertentu.
( Sinopsis Obstetri jilid 1 : 222 )
Menjelang persalinan terdapt penuruna progesteron, peningkatan oksitosin
tubuh, dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif
terhadap rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim
tidak sensitif terhadap rangsangan, karena ketegangan psikologis atau kelainan
dalam rahim.
( Prof. Dr. Ida bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998 : 224 )
C. MASALAH PERINATAL
Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian
mulai menurun terutama setelah 42 minggu, hal ini dapat dibuktikan dengan
penurunan kadar estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta
berkaitan dengan peningaktan kejadian gawat janin denagn resiko 3 kali. Akibat
dari penuaan plasenta maka pemasokan makanan dan oksigen akan menurun
disamping adanya spasme arteri spiralis. Janin akan mengalami pertumbuhan
terlambat dan penurunan berat, dalam hal ini disebut dismatur. Sirkulasi utero
plasenter akan berkurang mengakibatkan perubahan abnormal jantung janin.
Kematian janin akibat kehamilan lewat waktu ialah terjadinya pada 30% sebelum
persalinan, 55% dalam persalinan, dan 15% postnatal. Penyebab utama kematian
perinatal ialah hipoksia dan aspirasi mekonium. Komplikasi yang dapat dialami
oleh bayi baru lahir adalah suhu yang tidak stabil, hipoglikemia, polisitemia dan
kelainan neurologik.
( Sarwono Prawirohardjo, 2007 : 318 )
D. DIAGNOSIS
Tanda postterm dapat dibagi dalam 3 stadium :
1. Stadium 1
Kulit menunjukkan kehilangan vernik caseosa dan meserasi kulit kering, rapuh
dan mudah mengelupas.
2. Stadium 2
Gejala diatas disertai pewarnaan mekonium ( kehijauan ) apda kulit.
3. Stadium 3
Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, tali pusat.
Diagnosisi kehamilan lewat waktu biasanya dari perhitungan rumus Naegle setelah
mempertimbangkan siklus haid dan kelainan klinis. Bila terdapat keraguan, maka
pengukuran tinggi fundus uteri serial dengan sentimeter akan memberikan
informasi mengenai usia gestasi lebih tepat. Keadaan klinis yang mungkin
ditemukan adalah :
1. Air ketuban yang berkurang
2. Gerakan janin yang jarang
Bila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi serial terutama sejak trimester
pertama maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemerikasaan
yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan.
Pemeriksaan sitologi vagina ( indeks kariopiknotik > 20% ) mempunyai sensitifitas
75% dan tes tanpa tekanan kardiotokografi mempunyai sensitifitas 100% dalam
menentukan adanya disfungsi janin plasenta atau postterm. Kematangan serviks
tidak dapat dipaki untuk menentukan usia gestasi.
( Sarwono Prawirohardjo, 2007 : 318 )
E. BAHAYA KEHAMILAN LEWAT WAKTU
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenat tidak sanggup memberiakn
nutrisi dan pertukaran Co2 / O2 sehingga ajanin mempunyai resiko asfiksia sampai
kematian jain dalam rahim. Serta dapat membahayakan nyawa ibu dan janin.
 Pengaruh terhadap ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena
a) Aksi uterus tidak terkoordinir
b) Janin besar
c) Moulding ( molase ) kepala kurang
Hal diatas dapat menyebabkan
a) Partus lama
b) Kesalahan letak
c) Inersia uteri
d) Distosia bahu
e) Perdarahan postpartum
Hal ini akan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas
 Pengaruh terhadap janin
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 43 minggu 3 kali lebih
besar dari kehamilan 40 minggu. Karena postmaturitas pada janin
bervariasi, mulai dari barat badan janin dapat bertambah besar, tetap atau
berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu.
F. PENATALAKSANAAN
Kehamilan lewat waktu mwmwrlukan pertolongan, induksi persalinan atau
persalinan anjuran. Persalinan induksi tidak banyak menimbulkan penyulit bayi,
asalkan dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas yang cukup.
Dalam pertolongan persalinan lewat waktu, pengawasan saat induksi sangat penting
karena setiap saat dapat mengancam janin, yang memerlukan pertolongan segera.
Dengan demikian bila bidan menghadapi kehamilan lewat waktu maka merujuk
penderita merupakan sikap yang paling tepat.
Persalinan anjuran digunakan dengan metode :
a) Persalinan anjuran dengan infus pituitrin ( sintosinon )
Persalinan anjuran dengan infus oksitisin, pituitrin, atau sintosinon 5 unit dalam
500 cc glukosa 5%, banyak dipergunakan teknik induksi denagn infus glukosa
lebih sederhana, dan banyak mulai dengan 8 tetes, dengan maksimal 40 tetes /
menit. Kenaikan tetesan setiap 15 menit sebannyak 4 sampai 8 tetes sampai
kontraksi optimal tercapai, maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi
persalinan. Apabila kegagalan, ulangi persalinan anuran dengan selang waktu 24
sampai 48 jam.
b) Memecahkan ketuban
Memecahkan ketuban merupakan salah satu metode untk memeprcepat
persalinan. Setelah ketuban pecah, ditunggu sekitar 4 sampai 6 jam dengan
harapan kontraksi otot rahim akan berlangsung. Apabila belum berlangsung
kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi persalinan dengan infus glukosayang
mengandung 5 unit oksitodin.
c) Persalinan anjuran dengan menggunakan prostaglandin
Telah diketahui bahwa kontraksi otot rahim terutama dirangsang oleh
prostaglandin. Pemakaian prostaglandin sebagai induksi persalinan dapat dalam
bentuk infus intravena dan pervaginam ( prostaglandin vaginam supossitoria )
( Sinopsis Obstetri jilid 1, 1998 : 223 )
BAB II
ASKEB TEORI
KEHAMILAN SEROTINUS

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
Anamnesa
- Tanya jawab antara penderita dan pemeriksa
( DEPKES RI, BPPK : Hal 53 )
- Tanya jawab antara penderita dan petugas perawatan tentang sesuatu yang
diperlukan
( dr. Dra Christina S. Ibrahim : 83 )
1) Biodata
 Pada umumnya dapat terjadi pada sebagian besar ibu di pedesaan
karena tidak mengetahui dengan pasti tanggal terakhir, sehingga sulit
melakukan evaluasi
( Prof. Dr Ida bagus Gde Manuaba, Ilmu kebidanan penyakit
kandungan dan keluarga berencana : 222 )
 Kejadian kehamlan lewat waktu berkisar antara 10, 4 – 12%. Apabila
batas waktu 43 minggu frekuensinya adalah 3, 4 – 4%
( mochtar, rustam :1998 )
 Usia juga ikut berperan serta dalam mempengaruhi kehamilan lewat
waktu. Semakin bertambah usia saat hamil semakin besar pula
prosentase untuk mengalami kehamilan serotinus.
 Ras kulit putih lebih sering mengalami kehamilan lewat waktu daripada
ynag berkulit hitam.
( www. Kuliah bidan . blog spot. Com )
2) Keluhan utama
 Ibu khawatir dengan kehamilannya terutama bayinya
 Ibu takut karena bayinya terlambat lahir
( kapita selekta penatalaksanaan rutin obstetri ginekologi dan keluarga
berencana )

3) Riwayat kesehatan ibu


 Apakah selama hamil ibu mengalami penurunan berat badan, karena
hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya kehamilan lewat
waktu.
 Apakah ibu pernah mengalami pada trimester I kehamilan.
 Ibu yang mempunyai riwayat kehamilan serotinus sebelumnya bisa
terjadi faktor predisposisi pada kehamilan selanjutnya.
( www. Kuliah bidan . blog spot. Com )
4) Riwayat kesehatan keluarga
 Ditanyakan untuk megetahui apakah ada kehamilan serotinus dalam
keluarga. Karena factor genetic juga memiliki peran dalam kejadian
kehamilan serotinus
(www. Kuliah bidan . blog spot. Com )
5) Riwayat menstruasi
 Haid sangat menentukan dalam penghitungan umur kehamilan yang
dihitung dari hari pertama haid dengan rumus Neagle.
( Obstetri Patologi edisi 2 : 12 )
6) Riwayat kehamilan sekarang
 Kehamilan serotinus lebih sering terjadi pada primi gravid muda dan
primigravida tua atau pada grande multiparitas.
( Obstetri Patologi edisi 2 : 12 )
 Selain daari haid, penentuan umur kehmailan dapat dibantu secara
klinis dengan mengavaluasi kembali umur kehamilan dari pertama kali
ibu datng. Makin awal pemeriksaan kehamilan dilakukan, umur
kehamilan makin mendekati kebenaran.
 Menanyakan kapan terasa pergerakan anak.
( Obstetri Patologi edisi 2 : 13 )
7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
 Jumlah persalinan dan kehamilan sebelumnya merupakan predisposisi
terjadinya kehamilan serotinus.
 Jenis kelamin anak laki – laki juga merupakan factor pendukung
kejadian kehamilan serotinus.
(www. Kuliah bidan . blog spot. Com )
8) Riwayat psikososial dan spiritual
Keadaan jiwa ibu yang sedang hamil mempengaruhi jiwa individu yang
dikandungnya. Rasa takut akibat bayinya terlambat lahir, rasa takut
menjalani operasi dengan akibatnya.
( Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG. Kapita selekta penatalaksanan
Rutin obstetric dan Ginekologi dan keluarga Berencana : 227 )
B. DATA OBYEKTIF
 Hasil pemerikasaan dapat dijumpai
 Berat badan ibu mendatar atau menurun
 Air ketuban terasa berkurang
 Gerak janin menurun
( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
pendidikan bidan : 225 )
Hasil pemeriksaan fisik diketahui bahwa tinggi fundus uteri dapat menentukan
usia kehamilan.
Kehamlan serotinus dapat mengakibatkan gawat janin ( fetal distress ), DJJ
lebih dari 160x / menit atau kurang dari 120x / menit.
( Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 2002, 306 )
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan lebih akurat
bila dilakukan sebelum trimester II.
(www. Kuliah bidan . blog spot. Com )

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Dalam langkah ini dituliskan data subyektif dan data obyektif yang mendukung
diagnosa.
a. Data subyektif
- Ibu mengatakan hamil ke…usia kehamilan…
- HPHT
- Keluhan ibu : - kehamilan belum berakhir setelah melewati 2
mingu dari hari perkiraan persalinan.
- gerak janinnya makin berkurang dan kadang – kadang
berhenti sama sekali.
( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk pendidikan bidan : 225 )
b. Data obyektif
- Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa :
 Berat badan ibu mendatar atau menurun
 Air ketuban terasa berkurang
 Janin mengalami fetal distress
 Gerak janin berkurang
( Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
pendidikan bidan : 225 )
c. Diagnosa
G…P….dengan kehamilan serotinus
d. Masalah
Masalah yang mungkin timbul pada kehamilan serotinus adalah kelainan cairan
amnion yang dapat menyebabkan fetal distress, ibu cemas apabila persalinan
berakhir dengan tindakan seksio caesarea.
(www. Kuliah bidan . blog spot. Com )
e. Kebutuhan
- Dukungan psikologis pada ibu
- Pendampingan secara terus menerus
(www. Kuliah bidan . blog spot. Com )

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


 Makrosomia
 Keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekonium
 Oliohidramnion, dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi
meninggal.
( Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 2002, 307 )

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter obgyn
V. INTERVENSI
Sebelum melakukan interensi, kita harus menilai kembali tentang kehamilannya untuk
memperoleh umur kehamilan yang benar. Pemeriksaan USG janin sangat bermanfaat
untuk memeriksa adannya kelainan konenital, kondisi plasenta, volume cairan
amnion. Pemeriksaan USG tidak bias menentukan umur kehamilan secara tepat apbila
kehamilannya sudah lanjut.
( Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal : 2002, 306 )
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilannya
Rasional : ibu mengetahui kondisi janin yang dikandungnya
2. Jelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan postmatur
Rasional : ibu mengerti bahaya terhadap dirinya dan bayi yang dikandungnya
3. Lakukan pemeriksaaan dalam untuk menilai kematangan serviks
Rasional : matnagnya serviks menandakan bolehnya dilakukan induksi persalinan
4. Motivasi ibu untuk segera mengakhiri kehamilannya
Rasional : ibu mengerti bahwa kwhamialn postmatur dapat membahayakan diri
dan janin yang dikandungnya
5. Rujuk ibu ke Rumah Sakit
Rasional : ibu mendapatkan perawatan segera
6. Pantau persalinan secara pervaginam
Rasional : bayi mendapatkan perawatan segera bila terjadi kegawat daruratan
7. Anjurkan ibu untuk mempertimbnagkan operasi seksio cesarean
Rasional : menghindari kematian janin dalam rahim
VI. IMPLEMENTASI
Merupakan pemberian tindakan sesuai dengan intervensi dan kondisi ibu.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Tindakan yang dilakukan berdasarkan prosedur tetap yang lazim dilakukan.
2. Pengamatan secara cermat dan tepat sesuai criteria evaluasi yang dilakukan.
3. Pengendalian keadaan pasien secara berangsur – angsur.

VII. EVALUASI
Langkah terakhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana bidan
melakukan evaluasi sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan dalam rencana
kegiatan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
tindakan kebidanan yang dilakukan.
ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny “ H “ GVP30012 USIA KEHAMILAN 43 – 44 MINGGU

DENGAN KEHAMILAN SEROTINUS

Di BPS NASYA TAGGAL 27 NOVEMBER 2008

Hari / tanggal : 27 November 2008

Jam : 15.45 WIB

Tempat : BPS Nasya

Oleh : Dewi Anjarwati

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
ANAMNESA
1) Biodata
Nama ibu : Ny “ H “ Nama suami : Tn “ S “
Umur : 25 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaaan :IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Anjung Alamat : Anjung

2) Keluhan utama
- Ibu khawatir dengan kehamilannya terutama bayinya
- Ibu takut karena bayinya terlambat lahir
3) Riwayat kesehatan ibu
Ibu pernah memiliki riwayat kehamilan serotinus pada kehamilan
sebelumnya.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ada yang pernah mengalami kehamilan serotinus

5) Riwayat menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari / 7 ahri
Jumlah / warna : banyak / merah segar
Dysminorhea : hari pertama haid
HPHT : 28 Februari 2008
HPL : 04 November 2008
6) Riwayat kehamilan sekarang
- GvP30012
- Usia kehamilan : 10 bulan
- ANC : tempat : BPS Nasya
Berapa : 5x
TT : TT1 : tanggal 20 juni 2008
TT2 : tanggal 18 juli 2008
Terapi: kalk 1x1, B komplek 1x1, Fe 1x1 Suprabion
- Keluhan hamil muda :-
- Keluhan hamil tua :-
- Gerakan anak dirasakan sejak : kehamilan 5 bulan
7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas

No
Umur
Suami Kehamilan Jenis Penolong Tempat JK AS BB/TB Penyulit Masalah Lak Ket
Kehamilan

1. 1 1 11 bulan Spt B dukun rumah pr - 3kg/49 - - Ya -

2 9 bulan Spt B dukun rumah lk - 3,5kg/50 - - ya -

3 Abortus

4 9 bulan spontan bidan BPS pr - 2,8kg/48 - - ya -

8) Riwayat psikososial dan spiritual


- Ibu takut karena bayinya terlambat lahir
- Ibu takut menjalani operasi akibat kehamilan lewat waktu

B. DATA OBYEKTIF
 Berat badan ibu mendatar atau menurun
 Air ketuban terasa berkurang
 Janin mengalami fetal distress
 Gerak janin berkurang
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Data subyektif:
Ibu mengatakan hamil ke 5 usia kehamilan 10 bulan
HPHT 28 Februari 2008
Keluhan ibu : - kehamilan belum berakhir setelah melewati 2 mingu dari hari
perkiraan persalinan.
- gerak janinnya makin berkurang dan kadang – kadang berhenti
sama sekali.

Data obyektif:
Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa :
 Berat badan ibu mendatar atau menurun
 Air ketuban terasa berkurang
 Janin mengalami fetal distress
 Gerak janin berkurang

Diagnose :

GvP30012 denagn kehamilan serotinus


Masalah :
Ibu cemas apabila persalinan berakhir dengan tindakan seksio caesarea.

Kebutuhan :
Dukungan psikologis pada ibu
Pendampingan secara terus menerus

III. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA POTENSIAL


- Makrosomia
- Keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekonium
- Oliohidramnion, dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai
bayi meninggal.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter obgyn

V. INTERVENSI
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilannya
Rasional : ibu mengetahui kondisi janin yang dikandungnya
2. Jelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan postmatur
Rasional : ibu mengerti bahaya terhadap dirinya dan bayi yang dikandungnya
3. Lakukan pemeriksaaan dalam untuk menilai kematangan serviks
Rasional : matnagnya serviks menandakan bolehnya dilakukan induksi persalinan
4. Motivasi ibu untuk segera mengakhiri kehamilannya
Rasional : ibu mengerti bahwa kwhamialn postmatur dapat membahayakan diri
dan janin yang dikandungnya
5. Rujuk ibu ke Rumah Sakit
Rasional : ibu mendapatkan perawatan segera

VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi kehamilannya karena ibu dan janinnya
karena ibu dan janinnya memerlukan pengawasan lebih lanjut.
2. Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan postmatur yang dapat
mengakibatkan kematian janin dalam rahim, infeksi pada ibu, perdarahn
postpartum dan partus lama.
3. Melakukan pemeriksaan dalam menilai kematangan serviks, jika sudah matang
boleh dilakukan induksi persalinan denagn atau tanpa amniotomi.
4. Memotivasi ibu untuk segera mengakhiri kehamilannya karena kehamilan 43
minggu harus segera diakhiri dengan induksi persalinan atau seksio sesarea.
5. Merujuk ibu ke rumah sakit untuk segera dilakukan pengakhiran kehamilan.

VII. EVALUASI
tanggal : 27 November 2008 jam : 16.30 WIB
ibu mengatakan sudah mengerti akan nasehat yang diberikan bidan, hal itu
dibuktikan dengan ibu mau dirujuk ke rumah sakit. Ibu diberi surat rujukan ke
rumah sakit untuk mendapatkan tindakan lanjutan.
ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny “ H “ GVP30012 DENGAN KEHAMILAN SEROTINUS
Di BPS NASYA Ny. YAYUK YULIATIN
Patereman – BANGKALAN
TANGGAL 27 NOVEMBER 2007

Disusun oleh :
DEWI ANJARWATI
NIM P 27824307008

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BANGKALAN
2008 - 2009

Você também pode gostar