Você está na página 1de 8

ARTIKEL

AGAMA BANGSA ARAB PRA-ISLAM


SEJARAH TIMUR TENGAH

Dosen Pemimbing:
Reka Seprina, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Neneng Azraini
A1A217022

PROGAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
Agama Bangsa Arab Pra-Islam
Jazirah Arab memiliki tanah yang tandus dan gersang, dikelilingi oleh air pada
tiga sisinya dan dibatasi oleh padang pasir pada sisi yang keempat. Dahulu negeri ini
merupakan sambungan padang pasir Sahara (kini terputus oleh lembah sungai Nil dan
laut Merah) dengan daerah padang pasir yang membujur melintasi Asia, Iran Tengah
dan padang pasir Gobi. Tapi negeri Arablah merupakan salah satu daerah yang paling
kering dan panas. Walaupun berbatasan dengan laut sebelah timur dan barat, tapi
tidak bisa mengimbangi udara yang bertiup dari daratan Afrika dan Asia yang tak
berhujan itu, Samudra India disebelah selatan memang membawa hujan hanya untuk
daerah pesisir dan tidak untuk daerah pedalaman.1
Mayoritas penduduk Jazirah Arab di masa Jahiliyah menyembah berhala,
sedangkan minoritas di antara mereka ada orang Yahudi di Yatsrib, dan orang Kristen
di Najran di Arabia selatan dan sedikit beragama Hanif di Mekkah.2
Bangsa Arab sebelum Islam mereka telah menganut agama yang mengakui
Allah sebagai tuhan mereka, kepercayaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, Quran
menyebut agama itu dengan Hanif yaitu kepercayaan yang mengakui keEsaan Allah
sebagai pencipta alam, tuhan yang menghidupkan dan mematikan, tuhan yang
memberi rezeki dan sebagainya. Agama Hanif yang menyimpang di sebut agama
Watsaniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan
penyembahan kepada, anshab ( batu yang belum memiliki bentuk), autsan (patung
yang terbuat dari batu) dan ashnam (patung yang terbuat dari kayu, perak, emas,
logam dan semua patung yang tidak terbuat dari batu).3
Penyimpangan itu terjadi perlahan-lahan, mereka menyatakan berhala-berhala
itu sebagai perantara terhadap Allah. Berhala itu perlambang malaikat, putra-putri
Tuhan. Berhala adalah kiblat atau penentu arah dalam penyembahan dan peribadatan.
Berhala itu tempat bersemayamnya roh nenek moyang mereka yang harus dihormati

1
Susmihara dan Rahmat, Sejarah Islam Klasik, (Yogyakarta: Ombak,2013), hal.2.
2
Nasution Syamruddin, Sejarah Peradaban Islam, (Riau: Yayasan Pustaka Riau, 2007), hal.15.
3
Susmihara dan Rahmat, op.cit., hal.11.

1
dan dipuja. Demikian juga di antara mereka ada yang mempertuhankan binatang dan
tumbuhan sebagai anasir yang memberi pengaruh terhadap alam semesta dan
kehidupan manusia.4
Belum diketahui dengan pasti bilamana bangsa arab itu menyebah Ashnam
yang merupakan awal dari penyimpangan terhadap agama Hanif itu. Hanya
penyembahan terhadap Autsan ada riwayat yang menyatakan mulai dilakukan sejak
abad pertama Sebelum Masehi, dan berlanjut dengan penyembahan terhadap Asham
mulai dilakukan pada akhir abad ke-2 M. Pada masa itu Umar bin Luhyi mengadakan
perjalanan dari Makkah ke negeri Syria. Di Balka sudah berdiri kerajaan Amaliqah.
Ia mendapati penduduk negeri itu menyembah berhala, sesuatu yang belum pernah
dilihat sebelumnya. Setelah bertanya apa yang disembah itu, ia memperoleh jawaban
bahwa yang disembah penduduk negeri tersebut adalah berhala yang memiliki tuah,
mampu mencurahkan hujan dan memberikan pertolongan. Ia meminta pada penduduk
negeri itu agar diberikan pula padanya sebuah berhala yang akan dibawanya pulang.
Mereka memberikan kepadanya sebuah patung yang bernama Hubal. Sesampai di
Makkah iapun menyuruh bangsanya menyembah patung itu.5 Diterima sebagai agama
baru oleh Bani Khuza’ah, saat itu pemegang kendali Ka’bah. Kemudian agama
berhala ini berkembang pesat sehingga menjadi agama mayoritas penduduk kota
Makkah.6
Setiap kabilah mempunyai berhala sendiri, tergantung pada persepsi mereka
tentang tuhannya. Berhala-berhala tersebut di pusatkan mereka di Ka’bah. Orang
Quraisy sebagai penguasa terakhir untuk Ka’bah memiliki beberapa berhala, yang
terbesar di antaranya adalah Hubal. Tercatat, bahwa Hubal adalah patung yang paling
diangungkan. Terbuat dari batu aqiq bewarna merah dan berbentuk manusia.7 Semula
tangan patung itu buntu. Nanti bangsa Quraisy yang menggantinya dengan emas
(Susmihara dan Rahmat, 2013:12)

4
Ibid.
5
Susmihara dan Rahmat, op.cit., hal.12.
6
Nourouzzaman Shiddiqi, Pengantar Sejarah Muslim (Yogyakarta: Cakra Donya, 1981), hal.129-131.
7
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, c. 2, j.1 (Jakarta: Kalam Mulia,2016), hal. 123.

2
Tiga berhala yang terkenal lainnya adalah al-Lata terletak di Thaif, al-‘Uzza
bertempat Nakhlan sebelah timur Makkah, kedudukannya terbesar kedua setelah
Hubal, dan al-Manata bertempat di Yatsrib, lebih populer dikalangan suku Aus dan
Khazraj. Ketiga berhala ini disebut namanya dalam al-Quran surah al-Najm : (19-23).
Berhala-berhala itu mereka jadikan tempat menanyakan dan mengetahi nasib baik
dan nasib buruk.8
Menutut Susmihara dan Rahmat (2013:12) di samping tiga yang terkenal itu,
dikenal pula: Waddan, lambang kasih sayang; Suwaan, lambang kekerasan;
Yagulsan, lambang kesulitan dan Nasran lambang kekuatan dan kecepatan.
Setiap kabilah atau setiap keluarga memiliki berhala kesayangan yang
disimpan didalam rumah, dan di sembah pada waktu tertentu. Kabilah-kabilah arab
yang mendiami Jazirah Arab umumnya mempunyai Ashnam dan Autsan favorit yang
di pujanya. Kabilah himyar dan keturunan Balkis menyembah matahari. Kabilah
Thaiy menyembah binatang Tsurayah. Kabilah Tamin menyembah al-Dubran.
Kabilah Khuzaah dan Quraisy menyembah binatang Syura dan al-Abur. Kabilah
Rabiah menyembah bulan dan seterusnya.9
Tidak semua orang arab jahiliah itu penyembah “Watsaniyah”. Ada beberapa
kabilah menganut agama Yahudi dan agama Masehi. Agama Yahudi dianut oleh
bangsa Yahudi yang termasuk rumpun bangsa Samiyah (semit). Asal usul Yahudi
berpangkal pada Nabi Ibrahim as. Bangsa ini juga disebut bangsa Israel, yaitu
keturunan dari Nabi Ya’kub bin Ibrahim. Nabi Ya’kub disebut juga dengan Israil.
Nama Yahudi disandarkan kepada Yahuda, salah seorang dari dua belas putra Nabi
Ya’kub.10
Agama Yahudi sampai ke Jazirah Arab dibawah oleh bangsa Israil dari negeri
Asyur. Mereka diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi. Kejadian itu
diperkirakan terjadi sekitar abad pertama masehi. Pengusiran mereka dari negerinya
berlangsung terus menerus sehingga berangsur-angsur pula mereka mengungsi di

8
Nasution Syamruddin, op.cit., hal.16.
9
Susmihara dan Rahmat, op.cit., hal.13.
10
Ibid.

3
Yastrib dan sekitarnya. Pada abad ke-5 M kelompo-kelompok itu telah tersebar di
sebelah utara Jazirah Arab seperti di Taima, Khaibar, Yastrib, Wadiul Qura kemudian
meluas ke bagian selatan di Yaman dan Najran. Penyebaran mereka di Jazirah Arab
terutama melalui jalur perdangangan. Jatuhnya Himyariyah ke bawah kekuasaan
Persia dan Romawi, di samping itu mereka juga terkenal sebagai bangsa yang cerdas
dan licik, maka dengan kemampuan yang mereka miliki ajaran-ajaran agamanya di
sebarkan pula pada beberapa kabilha-kabilah Arab. Selain itu, ajaran-ajarannya itu
tidak ditentang oleh pemuka-pemuka kabilah sebab sejalan dengan pikiran
keagamaan bangsa Arab yang memang berakar pada ajaran Nabi Ibrahim. 11
Almasih (Nabi Isa as) dibangkitkan untuk menyeru kaum Bani Israil untuk
menyebah Allah, berbudi luhur, menyayangi si lemah, zuhud dari kehidupan dunia
dan memperbanyak amalan ukhrawiah. Ajaran-ajaran almasih disiarkan oleh sahabat-
sahabatnya. Sabda Almasih dan cerita kehidupannya dihimpun dalam kitab Injil.
Terkenal ada empat Injil yang diberi nama menurut nama pengarangnya, yaitu:
Matius ditulis 42 M, Markus ditulis 45 M atau 55 M, Lukas ditulis 53 M dan
Yohannes ditulis 65 M, dalam Injil tersebut dijelaskan ketuhanan Allah sebagai bapak
dan Almasih sebagai anak, dan begitu pula ajaran-ajaran Almasih lainnya. Agama ini
mulai tumbuh dalam kekuasaan kerajaan Romawi, terutama pada zaman Konstatin
Agung. Kerajaan ini pewaris kebudayaan Yunani yang menganut kepercayaan
Politeisme. Pertumbuhan agama Nasrani bermula dari Paestina kemudian tersiar ke
Benua Eropa kemudian tersebar pula di dalam wilayah Kerajaan Romawi di Afrika
bagian utara dan Asia kecil.12
Semenjak abad pertama Masehi bangsa Arab telah berhubungan dengan
pemeluk agama Masehi, sewaktu mengadakan perdagangan ke wilayah kerajaan
Romawi dan ke negeri Habsyi. Agama ini berkembang di kalangan bangsa Arab pada
abad ke-6 M. Beberapa kabilah menjadi pemeluknya, yaitu kabilah Taglib,
Gassasinah dan Qudhaah di sebelah utara Jazirah Arab dan Yaman di sebelah selatan.
Pada masa itu agama Masehi terpecah-pecah kepada beberapa aliran dan mazhab.

11
Ibid., hal.14.
12
Ibid.

4
Nusthuriyah tersiar di Hirah dan Yakubiyah di Gassasinah dan Syria. Kota yang
menjadi pusat penyiaran agama ini adalah Najran. Kota ini di kelilingi oleh wilayah
pertanian yang subur. Penduduknya ramai dengan mata pencaharian bertani, bertenun
sutra, menyamak kulit binatang dan membuat peralatan perang.13
Meskipun kehidupan keagamaan di kalangan bangsa Arab jahiliah beranekan
ragam menjelang kenabian, tetapi ada juga kelompok dalam masyarakat yang
terbebas dari pengaruh agama Watsaniyah, agama Yahudi dan agama Masehi.
Kelompok itu tetap berpegang teguh pada ajaran Hanif, menyeru untuk mengesakan
Allah dan melepaskan diri dari pengaruh adat jahiliah, seperti membunuh bayi
wanita, minum khamar dan bermain judi. Mereka yakin akan dekatnya masa
kebangkitan Rasul yang akan membawa kepada jalan yang benar dengan
melaksanakan kebajikan dan menghentikan kemungkaran. Di antara mereka itu
adalah Umayah bin Abi Shalat seorang penyair, Waraqah bin Naufal seorang yang
memiliki naskah kitab Injil, Qais bin Saodah Al Abadiy seorang yanga arib bijaksana,
ahli pidato dan hakim. Pada umumnya bangsa Arab dapat dikatakan tidak
meninggalkan agama Hanif itu. Beberapa ajaran tetap di pelihara dan dijalankan
dengan patuh. Hanya saja di baurkan denga upacara pemujaan kepada berhala-
berhala. Ka’bah sebagai rumah ibadah tetap dimuliakan dan Makkah tetap dianggap
sebagai kota suci dan pusat peribadatan. Tiap tahun mereka mengadakan ziarah dan
mengerjakan ibadah haji. Ditengah-tengah pelaksanaan ibadah itu mereka
mengadakan penyimpangan. Misalnya mereka tawaf mengelilingi Ka’bah tanpa
busana, dan sebagainya.14
Dengan demikian, Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim dengan anaknya
Isma’il menjadi berubah fungsi, dulu sebagai tempat ibadah agama Hanif, tapi orang
Arab dari berbagai penjuru setiap tahun datang berkunjung ke Makkah, seperti yang
diajarkan oleh Nabi Ibrahim, tetapi untuk menyembah berhala yang mereka
tempatkan di situ.

13
Ibid., hal.15.
14
Ibid.

5
Agama Yahudi dibawa masuk ke semenanjung Arabia oleh orang Israel dari
Palestina. Mereka menetap di Yaman, Khaibar dan Yastrib. Karena pengaruh
merekalah orang-orang Arab, suku Aus dan Khazraj bergegas masuk Islam
menyongsong Nabi ke Makkah. Sebab antara mereka selalu terjadi percekcokkan dan
perselisihan. Agama Kristen dianut suku-suku yang terdapat di sebelah utara Jazirah
Arab yang dikembangkan pendeta-pedeta kerajaan Bizantium. Di Yaman, sebelah
selatan Jazirah Arab terutama Najran terdapat penduduk Arab beragama Kristen.
Agama Kristen di sebelah selatan ini datang dari kerajaan Habsyi (Ethiopia).15
Sementara itu terdapat perorangan yang meninggalkan penyembahan berhala
serta kebiasaan jahilyah lainnya, serta percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
serta hari berbangkit. Di antaranya Waraqah ibn Nanfal, seorang tua yang hapal Injil,
yang percaya bahwa Muhammad adalah Nabi yang disebut dalam kitab suci itu.16
Dikalangan orang Badwi, mereka menyembah pohon, bulan dan bintang,
sebab menurut mereka kehidupan mereka diatur oleh bulan dan bintang bukan
matahari, bahkan matahari menurut mereka merusak tanaman dan ternak mereka.17
Al-Quran diturunkan oleh Allah kepada Nabi muhammad dengan perantara
malaikat Jibril. Abdul Mutthalib meminang Aminah untuk anaknya Abdullah, sama-
sama memiliki nasab keturunan yang terhormat dan sifat terpuji. Keduanya menikah,
pada rahim Aminah lahirlah seorang bayi laki-laki pada subuh hari senin 12 Rabiul
awal, tahun gajah.18
Ketika memasuki usia 40 tahun Muhammad di angkat menjadi Nabi dan
Rasul, dakwah Rasul pertama kali adalah memperkenalkan Allah (tauhid), perubahan
mendasar mulai dari pemahaman tauhid yang benar. Dan banyak penolakan terhadap
ajarannya. Nabi muhammad dan pengikutnya mengadakan hijrah ke Habsyi dan Thaif
tetapi kurang berhasil. Kemudian hijrah ke Yastrib, di sini Nabi Muhammad dan
pengikutnya berhasil membangun dasar-dasar peradaban Islam.19

15
Nasution Syamruddin, op.cit., hal.16.
16
Ibid., hal.17.
17
Yusuf Rahman, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Pekanbaru: AIAN Susqa Pekanbaru, 1987), hal.5.
18
Tahun dimana abraha dan tentara bergajahnya menuju Makkah untuk menghancurkan Ka’bah.
19
Susmihara dan Rahmat, op.cit., hal.62.

6
Bangsa Arab sebelum kedatangan Islam disebut bangsa jahiliah, bukan bodoh
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, mereka sudah memiliki ilmu Astronomi yang
cukup tinggi menentukan arah mata angin dalam perjalanan di tengah padang pasir
yang seakan-akan tidak bertepi, dan mereka juga mengenal ilmu sastra.
Bangsa Arab disebut bangsa jahiliah karena kebodohannya dalam hal
ketauhidan. Pada masa itu, mereka menyembah berhala, di samping itu mereka masih
di kuasai adat balas dendam darah atas pembunuhan yang dilakukan antara mereka.
Dalam kasus seperti itu keluarga yang menerima musibah berhak menuntut balas atas
pembunuhan itu dengan balas pembunuhan.20
Islam yang diturunkan di Jazirah Arab telah membawa bangsa Arab yang
semula terbelakang, bodoh, tidak tidak dikenal dan diabaikan oleh bangsa-bangsa
lain, menjadi bangsa yang maju dan berperadaban. Ia sangat cepat bergerak
mengembangkan dunia membina suatu kebudayaan dan peradaban yang sangat
penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Bahkan kemajuan bangsa
Barat pada mulanya bersumber dari peradaban islam yang masuk ke Eropa memalui
Spanyol.21

20
Ibid., hal.23.
21
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993), hal.2.

Você também pode gostar