Você está na página 1de 20

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

“Analisa E-Commerce dan UU Terkait E-Commerce”

Oleh.

I Wayan Widiana (1504505054)

I B Gd Krisna Veda Satwika (1504505066)

I Gede Sukawibawa (1504505072)

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
1. Pendahuluan
Dalam era teknologi seperti sekarang ini dimana teknologi terus mengalami
perkembangan dengan pesat. Teknologi masuk diseluruh aspek kehidupan manusia
dijaman sekarang tidak terkecuali dari segi bisnis. Apalagi dengan adanya internet yang
membuat semua selalu terhubung, menjadikan kebutuhan akan informasi selalu serba
cepat. Semua perusahaan berlomba-lomba memanfaatkan teknologi untuk memberikan
kemudahan serta kecepatan dalam pelayanan atau dalam pembelian sebuah produk. Begitu
banyak hal yang berubah, misalkan dulu sebuah perusahaan akan mengiklankan produk
mereka di radio, televisi, atau menyebar brosur. Namun berbeda dengan sekarang dimana
perusahaan lebih memilih mengiklankan di sosial media bahkan mengiklnkan disela-sela
streaming video, meskipun masih ada beberapa perusahaan yang mengiklankan produk
mereka melalui televisi.
Dengan kemajuan dan perubahan pola tersebutlah berbagai kegiatan manusia dapat
bergeser. Misalkan berbelanja, jika dulu berbelanja adalah hal yang dilakukan keluar
rumah untuk pergi ke toko atau pasar, namun sekarang sudah bisa dilakukan dirumah saja.
Dimana sudah banyak perusahaan jual beli yang berbasis online (e-commerce) sehingga
berbelanja menjadi sederhana tanpa banyak membuang waktu dan tenaga untuk pergi ke
toko atau pasar.
E-commerce menjadi suatu fenomena dikalangan masyarakat di jaman sekarang,
dimana e-commerce hadir sebagai solusi dari tuntutan gaya hidup modern manusia yang
menuntut kemudahan dan kecepatan dalam segala bidang, termasuk kegiatan berbelanja.
Bukan hanya pembeli yang dimudahkan, begitu juga dengan penjual yang lebih mudah
memasarkan produk mereka sehingga lebih dikenal masyarakat umum.
Walaupun dengan kemudahan yang ditawarkan, e-commerce tidak luput di dilandasi
oleh badan hukum atau undang-undang terkait dalam pelaksanaanya. Terkait dengan
pajak, sebuah e-commerce akan dikenakan pajak yang sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku, dimana pelaku usaha yang menawarkan secara elektronik sebuah barang
atau jasa kepada konsumen Indonesia wajib untuk tunduk kepada ketentuan perpajakan
yang berlaku di Indonesia karena dianggap memenuhi kehadiran secara fisik dan
melakukan kegiatan usaha secara tetap di Indonesia.
2. Pembahasan
Dalam pembahasan akan dibahas mengenai analisa e-commerce baik dalam dan luar
negeri berdasarkan topik (Bukalapak dan Walmart) serta hukum atau perundang-undangan
yang mengatur e-commerce.
A. Bukalapak
a. Sejarah Singkat
Bukalapak adalah sebuah online marketplace e-commerce murni terkemuka
yang beroprasi di Indonesia, yang menjembatani proses jual-beli antara pelapak atau
penjual dengan pembeli. Siapapun dapat memasarkan barang mereka di Bukalapak
atau dalam istilah di Bukalapak sendiri siapapun dapat membuka lapak dagangan
mereka disini. Dapat melayani pembeli diseluruh Indonesia untuk proses beli satuan
dan banyak, membuat pedagang atau pelapak dimudahkan dalam memasarkan
produk mereka.
Bukalapak sendiri berbasis di Jakarta dan didirikan oleh seorang bernama
Achmad Zaky pada periode tahun 2010. Dimana pada september 2011 Bukalapak
baru resmi berstatus sebuah PT (Perseroan Terbatas) yang dikelola manajemen yang
dipimpin sendiri oleh Achmad Zaky sebagai CEO (Chief Executive Office) dan
Nugroho Herucahyono sebagai CTO (Chief Technology Officer)[1].
Dengan Slogan “Jual-beli Online Mudah dan Terpercaya” membuat
Bukalapak dengan sekejap populer kalangan konsumen Indonesia, dimana dengan
slogan tersebut bermaksud bahwa Bukalapak memberikan jaminan 100% uang
kembali kepada konsumen jika barang yang mereka sudah bayar tidak dikirimkan
oleh pelapak. Jaminan pengembalian uang tersebut dilakukan setelah pelapak tidak
mengirimkan barang yang sudah dibayar oleh konsumen sesuai masa waktu yang
diberikan, proses pengembalian uang bisa ditransfer kembali ke rekening konsumen
atau melalui fitur Bukadompet yang dimiliki Bukalapak.
Dengan populernya Bukalapak membuat perkembangan yang signifikan
dimana pada tahun 2016 berhasil mencatat jumlah transaksi harian yang mencapai
angka Rp. 50 Miliar dengan jumlah pengunjung yang mencapai 13,4 Miliar yang
melonjak dari hanya 800 Juta di tahun 2015. Achmad Zaky pernah mengatakan
perkembangan yang drastis tersebut disebabkan oleh bergabungnya para pelaku
UKM (Usaha Kecil Menengah) ke Bukalapak yang mengakibatkan pertumbuhan
pelapak yang awalnya hanya 400 Ribu di tahun 2015 menjadi 1,3 Juta di tahun
berikutnya[2].
b. Aturan Penggunaan Bukalapak
Demi keamanan dan kenyamanan bersama pihak Bukalapak membuat
peraturan-peraturan dalam menggunakan Bukalapak sebagai media jual beli online.
Peraturan tersebut berisi poin-poin yang harus ditaati oleh pengguna dalam menjual
barang, melakukan transaksi, penggunaan voucher, barang terlarang, sanksi, dan
pembatasan tanggung jawab.
Dari sisi pengguna, sama seperti biasanya diwajibkan untuk mengisi data diri
dengan lengkap dan jujur. Bertanggung jawab dengan keamanan akun pribadi dalam
penggunaan e-mail dan password. Pengguna juga dilarang menyebar fitnah,
mencemarkan nama baik, atau hal-hal lain yang bersifat merugikan dan
menyudutkan pihak tertentu. Kemudian pengguna dilarang mengirim e-mail spam
atau melakukan transfer tanpa melalui persetujuan pihak Bukalapak dan aturan-
aturan dasar lainnya.
Kemudian dari segi barang, dimana dalam menjual barang pelapak harus
mengkategorikan barang tersebut sesuai dengan kategori yang ada. Bukan hanya itu,
pelapak juga wajib menentukan harga sesuai dengan harga asli barang tersebut.
Pelapak juga wajib memberikan keterangan seperti judul, foto, stok, dan deskripsi
barang yang sesuai dengan sebenarnya. Pelapak dilarang keras memperjual belikan
barang terlarang seperti organ manusia, narkotika, senjata api, barang mistis dan
curian serta obat-obatan yang belum terdaftar Dinkes dan BPOM.
Dalam hal transaksi, pengguna wajib mentransfer sesuai total belanja dalam
waktu 1x10 jam melalui salah satu metode pembayaran yang disediakan, misalkan
transfer atm, melalui Indomart, Alfamart dan lain sebagainya. Jika dalam 1x10 jam
pembeli tidak menstransfer dana maka transaksi dianggap batal. Dalam setiap
transaksi melalui Bukalapak khusus pengguna metode transfer atm maka akan
dikenakan biaya operasional dalam bentuk kode unik yang harus ditanggung sendiri
oleh pembeli. Setelah status transaksi menjadi “Dibayar” maka pelapak wajib
mengirimkan barang dan memasukkan nomer resi barang yang dipesan dalam waktu
2x24 jam sejak dana dibayarkan oleh pembeli. Apabila dalam 2x24 jam barang tidak
dikirimkan maka pelapak otomatis dianggap menolak pesanan dan dengan otomatis
mendapat feedback negatif dari sistem, lalu pihak Bukalapak akan mengembalikan
seluruh dana ke pembeli. Berikutnya pihak pembeli tidak dapat membatalkan
transaksi jika telah melunasi pembayaran.
Segala hal yang dianggap melanggar aturan yang telah ditentukan pihak
Bukalapak maka akan dikenakan sanksi, misalkan satu feedback negatif apabila
tidak mengirim barang sesuai waktu yang diberikan, satu feedback negatif jika lima
kali menolak pesanan, dan sanksi lain berupa pembekuan akun, akun dinonaktifkan
bahkan dilaporkan ke pihak yang berwajib[3].
Untuk panduan menjual barang di Bukalapak sendiri, dapat dikatakan
prosesnya lumayan mudah. Hanya perlu membuat akun di Bukalapak lalu masuk ke
proses jual barang dan mengisi detail barang seperti deskripsi, harga, dan lain
sebagainya. Untuk pelapak sendiri ada beberapa status yang harus dipahami, yakni
“menunggu” artinya barang sudah dipesan oleh pembeli namun belum ada proses
pembayaran. “dibayar” dimana pembeli sudah melakukan pembayaran dan pelapak
sudah bisa mengirim barang ke pembeli. “dikirim” dengan menginputkan nomer resi
pengiriman status akan otomatis menjadi dikirim. Selanjutnya tinggal menunggu
konfirmasi dari pengguna mengenai sampainya barang[4].
c. Model Bisnis Bukalapak
Bukalapak merupakan salah satu contoh e-commerce dengan karakteristik
online marketplace C2C (Consumer to Consumer). C2C adalah suatu jenis e-
commerce yang mencakup transaksi secara online atau elektronik barang maupun
jasa antar konsumen. Dapat dikatakan Bukalapak menyediakan media elektronik
untuk melakukan proses transaksi jual beli[5].
Adapun beberapa kelebihan yang didapat dari model e-commerce C2C yakni
seperti beragamnya barang yang dijual dengan variasi harga, transaksi jual beli dapat
dilakukan dengan cepat, tidak membutuhkan banyak dana untuk membangun model
bisnis C2C karena tidak memerlukannya gudang penyimpanan stok. Serta juga
menawarkan kemudahan transaksi dengan pelapak manapun. Untuk kekurangannya
dimana pelapak baru sulit mendapat kepercayaan dari pembeli dimana belum
mendapat reputasi positif. Kemungkinan resiko penipuan terhadap barang yang tidak
sesuai dengan apa yang di posting.
Jadi jika model C2C dikaitkan dengan Bukalapak, dimana setiap akun
Bukalapak dapat bertindak sebagai pelapak atau konsumen. Dengan begitu kedua
peran tersebut dapat dikatakan sebagai Consumer dari Bukalapak yang berperan
sebagai online marketplace.
Berbicara tentang bagaimana Bukalapak memperoleh keuntungan,
keuntungan tersebut pihak Bukalapak peroleh dari berbagai cara. Misalnya dengan
fitur kode unik setiap transaksi yang terjadi melalui proses pembayaran atm, dimana
kode unik merupakan deret angka tiga digit setelah harga barang yang harus
dibayarkan sesuai total harga dan kode unik tersebut. Dengan melakukan pelayanan
dengan baik, pelapak akan mendapatkan feedback dari pembelinya, dimana
feedback tersebut dapat dijadikan acuan mengenai kualitas pelapak. Namun buat
pelapak baru yang tentunya belum mendapatkan feedback dari pelanggan dapat
memanfaatkan fitur push Bukalapak, fitur tersebut memungkinkan barang yang
dijual akan muncul dihalaman pertama ketika pembeli mencari keyword yang sesuai
dengan barang. Fitur push sendiri merupakan fitur yang berbayar serta menyediakan
tarif perklik dengan nominal rentang harga yakni Rp. 200 – Rp.10.000[6].
Jika dikaitkan dengan SCM, tentu Bukalapak mendapatkan suplai barang
dari pelapaknya, Bukalapak tidak memproduksi barang sendiri karena hanya
merupakan online marketplace sehingga tidak memerlukan gudang penyimpanan
stok sendiri. Pembeli dan pelapak dapat bekomunikasi langsung melalui chat di
Bukalapak sehingga lead time dapat dipersingkat.
d. Payment Gateway
Bukalapak sangat menawarkan kemudahan dalam proses pembayaran,
terbukti pada Bukalapak terdapat berbagai macam metode pembayaran barang yang
bisa dipilih salah satu oleh konsumen. Berikut metode-metode pembayaran pada
Bukalapak[7].
- BukaDompet
BukaDompet merupakan fitur unggulan yang dimiliki Bukalapak,
dimana bersifat sebagai dompet virtual yang dimiliki setiap pemilik akun
Bukalapak. Selain dapat dijadikan alternatif cara pembayaran barang
BukaDompet juga dapat dijadikan tempat menyimpan uang hasil
penjualan dan dapat dijadikan sebagai tujuan pengembalian uang
transaksi. Pencairan dana di BukaDompet maksimal dilakukan 1x sehari,
dimana minimal dana yang akan dicairkan sebesar Rp.25.000[8].
- CIMB Clicks
Metode pembayaran ini dpat dilakukan oleh user CIMB Clicks
dengan nilai transaksi minimal Rp. 10.000.
- Mandiri E-Cash
Pastikan terdaftar sebagai user Mandiri E-Cash untuk dapat
menggunakan metode ini.
- Mandiri ClickPay
Merupakan metode yang bisa dilakukan oleh user Mandiri
ClickPay.
- BCA KlikPay
Dapat digunakan oleh user BCA yang memiliki akses ke KlikBCA
Individu (layanan internet banking).
- Visa atau Mastercard
Pihak Bukalapak hanya menerima pembayaran dengan metode ini,
hanya dengan kartu Visa atau Mastercard yang dikeluarkan oleh pihak
bank dalam negeri.
- Transfer ATM
Dapat digunakan oleh konsumen yang memiliki kartu ATM dari
bank-bank di Indonesia. Khusus metode ini, konsumen akan dikenakan
biaya tambahan berupa kode unik sejumlah tiga digit setelah angka total
belanja.
- Indomaret dan Alfamart
Bagi konsumen yang tidak memiliki kartu ATM dan lain
sebagainya, transaksi pembayarannya dapat dilakukan di Indomaret dan
Alfamart terdekat dengan menunjukan nomor tagihan ke kasir Indomaret
dan Alfamart, metode ini dikenakan biaya admin Rp.2.500.
e. Cara Belanja di Bukalapak
Berikut merupakan penjelasan tentang cara berbelanja di Bukalapak adalah
sebagai berikut.
- Masuk ke web Bukalapak.com atau juga bisa langsung mengunduh
aplikasi Bukalapak untuk smartphone.
- Buatlah akun, atau jika sudah punya bisa langsung login.
- Cari barang yang ingin dibeli di fitur search.
- Setelah menemukan barang yang dicari, tinggal langsung klik “Beli”.
- Kemudian barang berhasil masuk ke keranjang belanja, tentukan jumlah
barang barang yang hendak dibeli dan langsung lanjut ke pembayaran
untuk proses selanjutnya.
- Selanjutnya masuk ke shopping review, dimana pembeli wajib mengisi
isian berupa alamat, no telp, jasa pengiriman, catatat untuk pelapak dan
lain sebagainya.
- Lalu masuk ke proses pembayaran, pembeli dapat memilih salah satu
metode pembayaran yang disediakan pihak Bukalapak.
- Setelah status transaksi berubah menjadi “Dibayar”, hanya perlu
menunggu pelapak memproses pengiriman barang.
- Terakhir, jika barang sudah diterima lakukan konfirmasi barang diterima
dan berikan feedback kepada pelapak.
f. Fitur-fitur Bukalapak
Berikut dipaparkan beberapa fitur-fitur unggulan yang dimiliki Bukalapak
untuk memanjakan konsumennya.
- BukaDompet, merupakan sebuah dompet virtual yang dimiliki setiap
pengguna Bukalapak setelah membuat akun di Bukalapak. BukaDompet
berfungsi untuk menyimpan uang hasil penjualan untuk pihak pelapak.
Dan berfungsi sebagai tempat pengembalian jika transaksi gagal untuk
pembeli. BukaDompet juga dapat dijadikan metode pembayaran untuk
berbelanja di Bukalapak.
- BukaEmas, merupakan fitur yang memungkinkan konsumen membeli,
menjual, menyimpan dan menarik emas di Bukalapak yang telah dijamin
keasliannya.
- BukaReksa, adalah fitur yang relatif baru hasil kerja sama dengan
Bareksa dimana memungkinkan para penggunanya untuk melakukan
investasi di BukaReksa.
- Feedback, berfungsi untuk mengenali pelapak dan meminimalisir
penipuan barang yang tidak sesuai pesanan.
- Fitur transaksi pulsa, data paket, token listrik bahkan tiket kereta dan
pesawat juga terdapat di Bukalapak.
- Fitur Push, berfugsi untuk memasarkan barang yang memungkinkan
barang yang dijual pelapak muncul dihalaman pertama setelah keyword
yang dicari calon pembeli sesuai. Fitur push merupakan fitur yang
berbayar.
g. Partnership Bukalapak
Dalam hal partnership, tentu saja pihak Bukalapak menjalin kerjasama
dengan jutaan pelapak yang memasarkan barangnya melalui Bukalapak. Dimana
pelapak secara tidak langsung bertindak sebagai supplier barang untuk Bukalapak
yang hanya bersifat sebagai online marketplace yang menyediakan tempat
elektronik untuk menjembatani proses jual beli antara pelapak dan pembeli.
Bukalapak juga menjalin kerjasama dengan Indogold (PT. Sinar Rezeki
Handal) dalam menjalankan BukaEmas, Indogold menjual serta melayani penitipan
emas asli yang berasal dari Antam yang telah terakreditasi LBMA (London Bullion
Market Association) melalui Bukalapak[9].
Pihak Bukalapak juga bekerja sama dengan berbagai jasa pengiriman yang
beroprasi di Indonesia seperti JNE, TIKI, POS dan lainnya, guna memastikan barang
yang dibeli melalui Bukalapak sampai ke tangan konsumen dalam waktu tertentu.
Terbaru Bukalapak melakukan kerjasama dengan Bareksa sebagai agen
penjual reksa dana yang telah resmi terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan
CPAM (CIMB Principal Asset Management) untuk membuka BukaReksa sebagai
sarana investasi online untuk konsumen[10].
h. Kelebihan dan Kekurangan Bukalapak
Kelebihan.
- Selalu cepat berinovasi, dari segi desain aplikasi dan fitur-fitur terbaru.
- Manajemen jumlah stok produk yang otomatis membuat informasinya
lebih akurat.
- Berbagai pilihan jasa pengiriman
- Adanya diskon berupa potongan harga atau voucher belanja untuk
transaksi tertentu.
- Proses transfer cepat, dimana hanya membutuhkan waktu satu hari setelah
barang sampai ke pembeli.
- Tingkat keamanan bagus.
Kekurangan
- Pencairan dana BukaDompet masih terhitung lama.
- Fitur Push yang harganya makin tinggi.
- Tidak ada fitur pre-order
- Tidak ada blacklist kepada pembeli yang bermasalah

B. Walmart
a. Sejarah Singkat
Walmart merupakan sebuah perusahaan yang berpusat di Bentonville,
Arkansas, Amerika Serikat yang bergerak dalam bidang usaha industri ritel, toko,
dan supermarket. Didirikan oleh seorang yang bernama Sam Walton pada tahun
1962, dan mulai mencatatkan saham di Bursa Saham New York di tahun 1972.
Hingga menurut Fortune Global 500 di tahun 2008, Walmart merupakan sebuah
perusahaan publik terbesar didunia jika dinilai dari pendapatannya.
Walmart juga beroprasi di puluhan negara, seperti Argentina, Brasil, Inggris
(dengan nama ASDA), Jepang (Seiyu), Meksiko, Kanada (Walmex), Puerto Rico
hingga China. Walmart juga pernah beroprasi di Jerman dan Indonesia (di Supermall
Karawaci), namun tutup karena alasan merugi atau tidak menguntungkan[11].
Walmart dapat dikatakan sangat agresif dalam melakukan ekspansi, dimana
Walmart masuk ke suatu negara dengan mengambil alih atau membeli perusahaan-
perusahaan ritel nasional dan mengubahnya menjadi toko-toko Walmart, dengan
demikian Walmart mendapatkan keuntungan dengan hilangnya saingan atau
kompetitor di pasar bisnis mereka. Walmart juga berhasil menciptakan image yang
baik dengan kepuasan konsumen terhadap barang yang dijualnya, dimana barang-
barang yang ditawarkan Walmart memang dengan harga yang terjangkau terbukti
dengan moto mereka yakni “Every Day Low Price”.
Disamping memiliki store, Walmart juga membangun e-commerce untuk
melayani rata-rata 3 juta konsumen yang berbelanja perminggunya. Jika
dikategorikan Walmart masuk dalam perusahaan retail juga online retail[12].
b. Strategi Walmart
Dengan mengambil alih atau mengakuisisi ritel-ritel di berbegai negara,
membuat Walmart memiliki pasar hampir diseluruh dunia. Jika dari segi barang yang
dipasarkan, Walmart sendiri hanya memproduksi 8% dari total barang yang
dipasarkannya, dimana sisanya Walmart menggandeng supplier lokal untuk menjadi
pemasok barang. Dimana jika terdapat pembeli, maka supplier Walmart atau toko
Walmart yang terdekat dengan pembeli yang akan melayani proses transaksi
tersebut[13].
Walmart juga mempunyai strategi AAA (Adaptasi, Agregasi, Arbitrasi)
dimana strategi tersebut dapat dikatakan berhasil mewakili apa yang dimaksud
“Redefining Global Strategy”. Berikut penjelasan mengenai strategi AAA[13].
- Adaptasi (Penyesuaian Diri), dilakukan Walmart untuk menyesuikan diri
dengan latar belakang, budaya hingga geografis pasar yang berbeda
diseluruh dunia.
- Agregasi (Mengatasi Perbedaan), perbedaan tiap negara yang menjadi
pasar Walmart sendiri dapat diatasi dengan mengelompokkan negara-
negara tersebut berdasarkan karakteristik tertentu. Dimana Walmart juga
mengembangkan e-commerce untuk menyiasati batas-batas negara
tersebut.
- Arbitrasi (Menyiasati Jarak Harga), hal yang digemari masyarakat pada
Walmart adalah harga yang relatif murah dengan barang yang ditawarkan
memiliki kualitas baik. Jika dicermati, menurunkan marjin penjualan
membuat keuntungan relatif sedikit. Namun, jika kuantitas pembelian
untuk barang tersebut banyak di tiap negara, akan menghasilkan
keuntungan yang besar.
c. Model Bisnis Walmart
Walmart merupakan perusahaan yang menerapkan model bisnis e-commerce
B2C, dimana proses transaksi melibatkan perusahaan penjual (Walmart) dengan
konsumen melalui media online. Sebuah model bisnis B2C memiliki karakteristik
terbuka untuk umum. Dengan begitu mereka dengan mudah mengembangkan
bisnis mereka secara luas, selain itu model B2C juga memberikan kemudahan bagi
konsumen untuk langsung berinteraksi dengan perusahaan. Untuk kekurangan
tentu memakan dana yang lumayan, untuk memaintenance anak perusahaan dan
tentunya harus memiliki gudang penyimpanan barang.
Jika dilihat dari kasus SCM Walmart, dimana perusahaan yang memproduksi
barang akan memasarkan barangnya di Walmart, disamping mendapat pasokan
dari perusahaan lain, Walmart juga memproduksi sebagian kecil barang yang
dipasarkannya, sehingga disamping mendapatkan komisi dari kerja sama dengan
perusahaan yang memasarkan barangnya di Walmart, pihak Walmart juga
mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan barang yang mereka produksi
sendiri[5].
d. Cara Belanja di Walmart
Berikut dijelaskan secara singkat mengenai cara melakukan order di
Walmart, yakni sebagai berikut.
- Buat terlebih dulu akun di Walmart.
- Mulai mencari barang yang hendak diorder.
- Klik add to chart pada item yang ingin dibeli.
- Selanjutnya melakukan pembayaran dengan memilih salah satu metode
pembayaran yang disediakan. Setelah itu memasukan data diri seperti
alamat, no telp dan lain sebagainya yang dapat dijadikan acuan dalam
shipping barang. Untuk shipping barang, Walmart hanya melayani
pengiriman untuk daerah U.S, Puerto Rico, Guam, Kepulauan Mariana,
American Samoa, Virgin Island[14].
e. Payment Gateway
Dalam metode pembayaran yang dapat dilakukan dalam proses membayar
barang yang dibeli dari Walmart adalah sebagai berikut[15].
- Credit Card
Merupakan metode yang dapat dilakukan oleh user yang mempunyai
sebuah credit card.
- Gift Card
Gift Card merupakan sebuah voucher belanja, yang dapt digunakan dalam
transaksi di Walmart.
- Paypal
Paypal dapat diibaratkan sebuah rekening, yang dapat dijadikan sebagai
alat pembayaran.
- Cash
Merupakan cara pembayaran yang paling sederhana, dimana dapat
dilakukan dengan langsung membayar ke Walmart Store terdekat.
f. Partnership
Walmart berkerja sama dengan jutaan supplier di seluruh dunia untuk
memasok barang ke perusahaan mereka. Disamping itu yang terbaru, Walmart
berkerja sama dengan Google untuk mencoba menggeser dominasi Amazon dalam
bisnis e-commerce. Walmart menggandeng Google untuk menawarkan barang-
barang dagangan Walmart lewat platform Google Assistant yang dapat dikontrol
dengan suara[16].
Jika dilihat dari pengamatan sebuah SCM, Walmart disamping berperan
sebagai supllier, juga berperan sebagai distributor dari barang yang dipasarkan
perusahaan lain di tempat mereka. Dengan begitu Walmart mampu menjalin
partnership yang baik dengan perusahaan produse barang untuk dipasarkan ditempat
mereka, keuntungan yang didapatkan dari perusahaan produsen tersebut adalah
barang mereka yang akan dipasarkan di Walmart Store yang hampir tersedia
diseluruh negara.
Untuk menjadi supplier Walmart, calon supplier akan dikualifikasi ke dalam
tiga tahap, yakni Registration dimana calon supplier harus mendaftar terlebih dahulu
untuk menjadi supplier di Walmart. Selanjutnya tahap Certification pada tahap ini
calon supplier melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan dan akan dilakukan
uji oleh pihak Walmart sendiri. Terakhir Acceptance setelah dianggap memenuhi
syarat calon supplier akan diterima menjadi supplier dan melanjutkan ke proses kerja
sama[17].
g. Fitur Walmart
- Walmart Pay
Berfungsi sebagai alternatif metode pembayarang, dimana pengguna hanya
perlu menggunakan smartphone mereka lalu melakukan login dengan
menyertakan credit card. Selanjutnya untu bertransaksi pengguna hanya perlu
scan QR kode barang yang dibeli[18].
- Order By Voice
Fitur ini dihasilkan berkat kerja sama Walmart dengan Google, dimana pada
fitur ini pengguna dapat melakukan order via suara[19].
h. Kelebihan dan Kekurangan Walmart
Berikut ini merupakan pemaparan beberapa kelebihan dan kekurangan dari
Walmart.
Kelebihan
- Harga Murah.
- Unggul dalam distribusi dan logistik, sehingga biaya menjadi lebih
efisien.
- Mendominasi pasar retail secara global.
- Mempunyai metode pembayaran yang beragam, seperti paypal, atm,
credit card, Walmart gift card dan lain sebagainya.
Kekurangan
- Tidak melayani international shipping.
- Strategi pemasaran yang pasif.
C. Perbandingan Bukalapak dan Walmart
Jika kedua perusahaan penyedia layanan e-commerce ini dibandingkan maka
akan terdapat perbedaan sebagai berikut.
a. Bukalapak hanya mempunyai kantor, tidak memiliki store resmi karena
memang peran Bukalapak yang hanya sebagai online marketplace. Sedangkan
Walmart mempunyai store resmi di puluhan negara.
b. Bukalapak masih mencakup pasar Indonesia saja, sedangkan Walmart sudah
lebih luas melayani pelanggan yang didaerahnya sudah terdpat Walmart Store.
c. Dari metode pembayaran, Bukalapak memiliki cara yang lebih beragam
daripada Walmart.
d. Bukalapak tidak memproduksi barang, dan Walmart setidaknya memproduksi
8% barangnya sendiri disamping mendapat pasokan dari perusahaan lain.
e. Bukalapak bekerja sama dengan perusahaan penyedia jasa pengiriman,
sedangkan Walmart mempunyai staff khusus untuk mengirim sendiri barang ke
konsumen dengan Walmart Pickup.

D. UU dan Perpajakan Terkait E-Commerce


Terkait kemudahan yang ditawarkan oleh para penyedia layanan e-commerce,
mengakibatkan dengan sekejap proses transaksi online menjadi tren di masyarakat.
Dengan kemudahan yang ditawarkan dalam proses transaksi jual beli, bukan berarti e-
commerce luput dari landasan hukum yang menjadi acuan pelaksanaan bisnis e-
commerce itu sendiri dikalangan masyarakat. Hukum-hukum itu sendiri diharapkan
dapat mengatur dari segi pelaksanaan bahkan hingga segi perpajakan.
Di Indonesia terdapat dasar hukum yang secara khusus mengatur pelaku usaha
dan konsumen yakni UU No.11 Tahun 2008 dan PP No.82 Tahun 2012 tentang
penyelenggaraan transaksi elektronik tersebut. Disamping itu transaksi elektronik juga
diatur dalam UU No.7 Tahun 2014 (UU Perdagangan) dimana pada pasal 65 secara
khusus mengatur perdagangan elektronik[20].
Adapun UU No.11 Tahun 2008 berisi perlindungan hukum baik bagi pelaku
yang menjalankan usahanya secara elektronik dan konsumen. Dalam pasal 9 telah
dijelaskan mengenai pelaku usaha yang harus menyediakan informasi yang lengkap dan
benar. Selanjutnya perlindungan konsumen dari berita yang tidak benar dalam transaksi
diatur dalam pasal 28 ayat (1). Kemudian juga dapat melindungi pelaku usaha dari hal-
hal yang dianggap melanggar hukum seperti yang diatur pada pasal 30 ayat (3).
Memberikan perlindungan khusus bagi pelaku usaha lokal untuk menghadapi
persaingan pelaku usaha asing. Pemerintah diharapkan dapat menciptakan persaingan
usaha yang sehat untuk terus dapat memacu pengusaha lokal dalam menghadapi
gempuran dari pengusaha asing. Dimana perbuatan-perbuatan seperti pencemaran
nama baik, pemerasan dan lain sebagainya diatur didalam pasal 27. Melindungi sebuah
kepentingan umum dari resiko terjadinya kecurangan bisnis yang merugikan suatu
pihak. Misalnya sengketa penggunaan nama domain yang telah diatur dalam pasal 23.
Sedangkan pada PP No. 82 Tahun 2012, yang berisi diantaranya pasal 1 ayat (4)
dan (9) yang mengatur dengan jelas Penyelenggara atau pelaku usaha e-commerce dan
konsumen e-commerce[20].
Disamping peraturan diatas, sebuah usaha elektronik atau e-commerce juga
akan diatur masalah perpajakannya. Pihak kementrian perdagangan melalui
pernyataannya akan segera meluncurkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk mengatur
regulasi perpajakan e-commerce yang direncanakan terbit akhir Oktober 2017. Pihak
Kementrian Perdagangan mengaku masih kesulitan dalam menyusun PP e-commerce
tersebut, apakah nanti transaksi onlie akan dikenakan pajak atau tidak. Namun pihak
Ditjen Pajak menegaskan bahwa e-commerce merupakan proses perdagangan barang
atau jasa biasa namun memiliki perbedaan dalam cara dan alat yang digunakan dalam
transaksi. Sehingga e-commerce akan mendapat perlakuan pajak yang sama dengan
perdagangan barang atau jasa secara konvensional. Menjadi tantangannya disini adalah
bagaimana menerapkan cara yang efektif untuk mengatur transaksi e-commerce
tersebut, karena e-commerce memiliki potensi pajak yang sangat besar namun sering
luput dari pajak karena proses transaksinya yang bersifat unik.
Berdasarkan perkembangannya yang pesat Ditjen Pajak telah memetakan e-
commerce ke dalam empat model transaksi yakni, Online Marketplace, Daily Deals,
Classified Ads, dan Online Retail. Online Marketplace merupakan kegiatan yang
menyediakan tempat usaha secara elektronik yang dimana pendapatan dari penyedia
Online Marketplace berupa rent fee atau registration fee. Kemudian Classified Ads,
merupakan kegiatan sebagai penyedia tempat kepada pengiklan untuk memasang
iklannya pada situs yang disediakan penyedia Classified Ads. Daily Deals ini hampir
sama dengan Online Marketplace hanya saja metode pembayaran yang berupa voucher
belanja. Lalu model terakhir yakni Online Retail yang merupakan kegiatan menjual
barang atau jasa secara langsung oleh penyelenggara kepada konsumen di situs Online
Retail. dari keempat model tersebut, dapat dipastikan adanya pembayaran imbalan dan
penghasilan yang nantinya dapat dijadikan objek pajak.

Namun, transaksi jual beli yang terjadi pada e-commerce seringkali tidak
sederhana sebagaimana model yang disebutkan, dimana ada suatu kondisi yang
mengakibatkan e-commerce sulit dikenakan pajak. Pertama yakni transaksi e-
commerce yang dapat menembus batas geografis negara. Kedua, dari segi bentuk
barang yang tidak mempunyai bentuk fisik atau mempunyai format digital seperti
software, musik dan lain sebagainya. Ketiga, dimana transaksi yang e-commerce yang
terjadi begitu cepat diseluruh dunia. Ketiga kondisi tersebut menjadi tantangan bagi
pemerintah untuk dapat segera mengatur potensi pajak pada e-commerce.
Karena e-commerce tidak mengenal batas negara, sehingga pengenaan PPh dan
PPN harus memperhatikan beberapa hal, yakni dalam hal menentukan keberadaan
perusahaan e-commerce tersebut. Selanjutnya adalah negara mana yang berhak
memungut pajak pada e-commerce tersebut. Lalu pemerintah harus mampu
menentukan definisi objek pajaknya[21].

E. Pajak E-Commerce di India


Melihat sedikit ke India, dimana berkat kehadiran smartphone dan jaringan data
berhasil membawa peluang usaha dalam bidang e-commerce. Berdasarkan yang
diperkirakan NASSCOM (Asosiasi perusahaan dibidang teknologi), dimana pasar e-
commerce di India mencapai 33 miliar USD pada tahun 2017, dengan penjualan yang
mencapai 16 miliar USD dan diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan hingga tujuh
kali lipat di masa depan. Pada tahun 2020, e-commerce di India diharapkan menembus
angka 120 miliar USD dengan jumlah konsumen yang diperkirakan akan mencapai 100
juta di akhir tahun 2017 akibat perkiraan melonjaknya online retail 65% pada 2018.
Meningkatnya kinerja sektor e-commerce menjadikan petugas pajak bekerja
keras merancang undang-undang perpajakan untu mengatur proses dan alur
pemungutan pajak pada e-commerce di India. India sudah sejak lama memperhatikan
perkembangan teknologi, internet, dan kewirausahaan. Pemerintah India pun
menerbitkan GST (Goods and Services Tax) dengan tujuan mengatur pajak
perdagangan konvensional maupun perdagangan elektronik.
Prinsip GST, dimana semua pajak dipungut atas ketersediaan barang atau jasa.
India sendiri mengadopsi model dual GST. Untuk urusan transaksi didalam negeri
tunduk pada Integrated GST (IGST) sedangkan transaksi antar negara tunduk pada
Union Territory GST (UTGST) atau State GST (SGST). Dalam implementasinya,
pemerintah pusat dan swasta bersama mendaftarkan Goods and Services Tax Network
(GSTN) untuk menyediakan layanan infrastruktur TI untuk membangun dan
mengoprasikan sistem GST[22].
Pelaku usaha e-commerce bertanggung jawab untuk membayar pajak atas nama
supplier, GST memungkinkan registrasi khusus negara, sehingga semua pelaku e-
commerce harus mendaftarkan setiap negara bagian dari tempat pengadaan barang atau
jasa. Operator e-commerce diharuskan mengumpulkan sejumlah tarif sebesar satu
persen (0,5% CGST + 0,5% SGST) dari nilai bersih dari kena pajak dan pertimbangan
tersebut disebut Tax Collection at Source (TCS)[22].
3. Penutup
Dengan banyaknya penyedia layanan e-commerce yang beredar dimasyarakat,
dengan menawarkan berbagai macam keunggulannya. Konsumen juga diharapkan mampu
menggunakan dengan cerdas layanan tersebut. Walaupun terdapat payung hukum atas
tindakan yang merugikan suatu pihak dalam proses transaksi jual beli elektronik. Cerdas
dalam berbelanja, sehingga tidak adanya sifat kecanduan yang diakibatkan dari
kemudahan proses berbelanja seperti sekarang. Disamping itu juga cerdas untuk memilih
layanan, dan bahkan jasa pengiriman agar proses transaksi yang dilakukan berjalan aman
sesuai yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wikipedia, Bukalapak, (https://id.wikipedia.org/wiki/Bukalapak, diakses tanggal 16


Oktober 2017).
2. Infokomputer, Sejarah Bukalapak, (https://infokomputer.grid.id/tag/sejarah-
bukalapak/, diakses tanggal 16 Oktober 2017).
3. Bukalapak, Aturan Penggunaan Bukalapak, (https://www.bukalapak.com/terms,
diakses tanggal 16 Oktober 2017).
4. Komunitas Bukalapak, Cara Berjualan di Bukalapak,
(https://komunitas.bukalapak.com/news/24895-hirkeg, diakses tanggal 16 Oktober
2017).
5. ProgressTech, Jenis-jenis E-commerce dan Contohnya,
(http://www.progresstech.co.id/blog/jenis-e-commerce/, diakses tanggal 16 Oktober
2017).
6. Blog Bukalapak, Fitur Promoted Push, (https://blog.bukalapak.com/2016/06/fitur-
promoted-push/, diakses tanggal 4 November 2017).
7. Bukalapak, Panduan Pembeli, (https://panduan.bukalapak.com/buyer/4, diakses
tanggal 4 November 2017).
8. Blog Bukalapak, BukaDompet, (https://blog.bukalapak.com/2013/09/fitur-baru-
bukadompet-dompet-virtual-anda/, diakses tanggal 4 November 2017).
9. Bukalapak, BukaEmas, (https://www.bukalapak.com/bukaemas#bukaemas_more,
diakses tanggal 4 November 2017).
10. Bukalapak, BukaReksa, (https://www.bukalapak.com/bukareksa?blca=SEPRO-
RABRA&gclid=EAIaIQobChMI89_q1eSj1wIVAQ4rCh1yzQXQEAAYAiAAEgLb6
PD_BwE&gclsrc=aw.ds, diakses tanggal 4 November 2017).
11. Wikipedia, Walmart, (https://id.wikipedia.org/wiki/Walmart, diakses tanggal 16
Oktober 2017).
12. BisnisHack, Walmart, (http://www.bisnishack.com/2014/07/37-fakta-menarik-
tentang-walmart.html, diakses tanggal 04 November 2017).
13. AndiMulyana, Walmart, (https://www.slideshare.net/andimulyana008/walmart-
56684597, diakses tanggal 17 Oktober 2017).
14. Help Walmart, International Ordering and Shipping Restriction,
(http://help.walmart.com/app/answers/detail/a_id/7, diakses tanggal 4 November
2017).
15. Help Walmart, Payment Method,
(http://help.walmart.com/app/answers/detail/a_id/30, diakses tanggal 4 November
2017).
16. Kumparan, Walmart, (https://kumparan.com/jejaktekno/google-kerja-sama-dengan-
wal-mart-untuk-lawan-dominasi-amazon, diakses tanggal 17 Oktober 2017).
17. Corporate Walmart, Apply to be Supplier,
(https://corporate.walmart.com/suppliers/apply-to-be-a-supplier, diakses tanggal 4
November 2017).
18. Walmart, Walmart Pay, (https://www.walmart.com/cp/walmart-pay/3205993, diakses
tanggal 4 November 2017).
19. Nypost, Order By Voice Walmart, (http://nypost.com/2017/08/23/google-home-
launches-walmart-order-by-voice-feature/, diakses tanggal 4 November 2017).
20. Kanal Hukum, E-Commerce dan Perlindungan Konsumen,
(http://kanalhukum.id/kanalis/big-data-e-commerce-dan-perlindungan-hukum-
konsumen/37, diakses tanggal 4 November 2017).
21. Chandra Budi, Menyasar Pajak Transaksi E-commerce,
(https://www.kemenkeu.go.id/, diakses tanggal 18 Oktober 2017).
22. Mondaq, Goods and Services Tax Imperatives For E-Commerce,
(http://www.mondaq.com/india/x/635888/sales+taxes+VAT+GST/Goods+And+Servi
ces+Tax+Imperatives+For+ECommerce, diakses tanggal 8 November 2017).

Você também pode gostar