Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
B. Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
1. Umur.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama
pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih
banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran
hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Genetic
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya
terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya
osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia
dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang –
orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
5. Kegemukan
Timb
ul
laserasi
OSTEOARTRITIS
D. Menifestasi klinis
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa
kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi,
dan perubahan gaya berjalan.
E. Penatalaksanaan
1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan
mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti
inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi
sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses
patologis osteoartritis.
2. Perlindungan sendi
3. Diet
4. Dukungan psikososial
5. Persoalan Seksual
6. Fisioterapi
7. Operasi
Aktivitas/Istirahat
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress
pada sendi : kekakuan pada pagi hari.
Keletihan
Tanda: Malaise
Kardiovaskuler
Integritas Ego
Anoreksia
Higiene
Neurosensori
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Nyeri / Kenyamanan
Keamanan
Interaksi Sosial
B. ASUHAN KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Membantu dalam menentukan kebutuhan
managemen nyeri dan keefektifan
kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan program.
intensitas (skala 0 – 10). Catat faktor-faktor
yang mempercepat dan tanda-tanda rasa Matras yang lembut/empuk, bantal yang
sakit non verbal besar akan mencegah pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang tepat,
berikan matras atau kasur keras, bantal menempatkan setres pada sendi yang
kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai sakit. Peninggian linen tempat tidur
kebutuhan menurunkan tekanan pada sendi yang
terinflamasi / nyeri
biarkan pasien mengambil posisi yang
nyaman pada waktu tidur atau duduk di Pada penyakit berat, tirah baring mungkin
kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur
sesuai indikasi diperlukan untuk membatasi nyeri atau
cedera sendi.
dorong untuk sering mengubah posisi.
Bantu pasien untuk bergerak di tempat Mencegah terjadinya kelelahan umum dan
tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi,
di bawah, hindari gerakan yang menyentak mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi
anjurkan pasien untuk mandi air hangat Panas meningkatkan relaksasi otot dan
atau mandi pancuran pada waktu bangun. mobilitas, menurunkan rasa sakit dan
Sediakan waslap hangat untuk melepaskan kekakuan di pagi hari.
mengompres sendi-sendi yang sakit Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan
beberapa kali sehari. Pantau suhu air dan luka dermal dapat disembuhkan
kompres, air mandi
Meningkatkan elaksasi/mengurangi
berikan masase yang lembut tegangan otot
Beri obat sebelum aktivitas atau latihan tegangan otot, memudahkan untuk ikut serta
yang direncanakan sesuai petunjuk seperti dalam terapi.
asetil salisilat.
INTERVENSI RASIONAL
Pertahankan istirahat tirah baring/duduk Untuk mencegah kelelahan dan
jika diperlukan. mempertahankan kekuatan.
INTERVENSI RASIONAL
Kendalikan lingkungan dengan : Lingkungan yang bebas bahaya akan
Menyingkirkan bahaya yang tampak mengurangi resiko cedera dan
jelas, mengurangi potensial cedera membebaskan keluarga dari kekhawatiran
akibat jatuh ketika tidur misalnya yang konstan.
menggunakan penyanggah tempat tidur,
usahakan posisi tempat tidur rendah, Hal ini akan memberikan pasien merasa
gunakan pencahayaan malam otonomi, restrain dapat meningkatkan
agitasi, mengegetkan pasien akan
siapkan lampu panggil meningkatkan ansietas.
INTERVENSI RASIONAL
Madiri Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi
intervensi yang tepat.
Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan
biasanya dan perubahan yang terjadi. Meningkatkan kenyamaan tidur serta
dukungan fisiologis/psikologis
Berikan tempat tidur yang nyaman
Bila rutinitas baru mengandung aspek
Buat rutinitas tidur baru yang sebanyak kebiasaan lama, stress dan
dimasukkan dalam pola lama dan ansietas yang berhubungan dapat
lingkungan baru berkurang
Kriteri Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas per awatan sendiri secara
mandiri
. INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat fungsi fisik Mengidentifikasi tingkat
bantuan/dukungan yang diperlukan
Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap
nyeri dan progran latihan Mendukung kemandirian fisik/emosional
INTERVENSI RASIONAl
Mandiri Beri kesempatan untuk mengidentifikasi
rasa takut/kesal
Dorong pengungkapan mengenai
menghadapinya secara langsung.
masalah mengenai proses penyakit,
Mengidentifikasi bagaimana penyakit
harapan masa depan. mempengaruhi persepsi diri dan interaksi
dengan orang lain akan menentukan
Diskusikan arti dari kebutuhan terhadap intervensi atau
kehilangan/perubahan pada konseling lebih lanjut.
pasien/orang terdekat. Memastikan
bagaimana pandangan pribadi psien Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat
dalam memfungsikan gaya hidup sehari- dapat mempunyai pengaruh mayor pada
hari termasuk aspek-aspek seksual. bagaimana pasien memandang dirinya
sendiri.
Diskusikan persepsi pasien mengenai
bagaiman orang terdekat menerima Nyeri melelahkan, dan perasaan marah,
keterbatasan. bermusuhan umum terjadi.
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.