Você está na página 1de 12

OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi

Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Meningkatnya upaya kesehatan di Indonesia yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan pada semua tingkat usia
telah meningkatkan angka kesehatan di Indonesia. Peningkatan kesehatan itu
diikuti dengan peningkatan usia harapan hidup yaitu mencapai 72 tahun,
sehingga jumlah lansia meningkat.
Lansia merupakan individu yang berusia lebih dari 60 tahun, yang
mengalami berbagai penurunan fungsi tubuh. Perubahan yang terjadi akan
menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh proses
degenerasi. Masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada lansia adalah
masalah muskuloskletal yaitu osteoartritis. Osteoartritis merupakan penyakit
gangguan pada sendi gerak atau penyakit sendi degeneratif yang terutama
terjadi pada orang yang berusia lanjut yang ditandai oleh degenerasi kartilago.
Angka kejadian osteoartritis lebih banyak daripada reumatoid artritis (hasil
penelitian di enam negara Asia; Etical Digest, 2006).
Berdasarkan observasi yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha
Kasih Sayang Ibu Batusangkar, penyakit gangguan muskuloskletal merupakan
penyakit yang sering di jumpai pada lansia. Dari 70 orang lansia terdapat 27
orang lansia yang menderita gangguan muskuloskletal, yang di diagnosa
sebagai reumatoid artritis, sedangkan osteoartritis merupakan penyakit
muskuloskletal yang mempunyai tanda dan gejala yang hampir sama dengan
reumatoid artritis.
Penatalaksanaan osteoartritis dilakukan secara multifokal dan
individual untuk memperoleh keberhasilan yang memuaskan, namun jika
tidak dilaksanakan secara rutin maka akan mengakibatkan kelainan bentuk
tubuh (deformitas) yang akan mengganggu pergerakan yang berakhir dengan
kelumpuhan atau kecacatan.

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 1
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

Melihat fenomena dan angka kejadian gangguan muskuloskletal pada


lansia di PSTW Kasih Sayang Ibu Batusangkar serta akibat lanjut yang
ditimbulkan, maka kelompok merasa tertarik untuk membahas masalah
osteoartritis pada lansia.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran umum mengenai osteoartritis
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian osteoartritis
b. Mengetahui penyebab dan faktor risiko terjadinya osteoartritis
c. Mengetahui tanda dan gejala osteoartritis
d. Mengetahui penatalaksanaan osteoartritis
e. Mengetahui komplikasi osteoartritis
f. Mengetahui diet penderita osteoartritis

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 2
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit
bersifat kronik berjalan progresif lambat, tidak meradang dan ditandai oleh
adanya deteriorasi dan abrasi dari rawan sendi dan adanya pembentukan
tulang baru pada permukaan persendian (Price, 1995).
Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang terutama
terjadi pada orang yang berusia lanjut dan ditandai oleh degenerasi kartilago
artikularis, perubahan pada membran sinovial serta hipertropi tulang pada
tepinya (www.cigp.org.com).

B. PENYEBAB
Penyebab dari osteoartritis yang sebenarnya tetap tidak diketahui, tapi
kelihatannya peningkatan usia ada hubungannnya dengan perubahan-
perubahan dalam fungsi kondrosit, menimbulkan perubahan pada komposisi
rawan sendi yang mengarah pada perkembangan osteoartritis.

C. FAKTOR-FAKTOR RISIKO
1. Usia
Perubahan seluller atau matrik pada kartilago yang terjadi secara
bersamaan dengan penuaan.
2. Genetik
Faktor genetik memainkan peranan pada beberapa bentuk osteoartritis.
Perkembangan osteoartritis lebih sering ditemukan pada wanita daripada
pria. Hubungan antara esterogen dan pembentukan tulang serta prevalensi
osteoartritis pada wanita menunjukan bahwa hormon memainkan peranan
aktif dalam perkembangan dan progresivitas penyakit ini.

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 3
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

3. Obesitas
Berat badan berlebihan (obesitas) menyebabkan terjadinya peningkatan
beban yang ditanggung oleh lutut sehingga menyebabkan terjadinya
desakan pada kartilago yang berakhir pada kerusakan kartilago.
4. Trauma
Trauma langsung ataupun tidak langsung pada tulang akan menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk tulang terutama terjadinya perubahan pada
kartilago. Perubahan ini bisa menimbulkan terjadinya osteoartritis baik
dalam waktu dekat ataupun lambat.
5. Pekerjaan dan Olahraga
Pekerjaan yang meningkatkan tahanan pada daerah lutut ataupun sendi
yang lain dapat mempercepat kerusakan pada kartilago. Sedangkan pada
beberapa jenis olahraga yang memerlukan gerakan yang berulang-ulang
dan dengan tahanan yang kuat menimbulkan kerusakan pada kartilago.
6. Kelainan Primer Persendian
Kelainan primer persendian misalnya artritis inflamatorik adalah kelainan
pada jaringan ikat sendi yang bersifat kronik. Artritis rematoid ini disertai
dengan adanya peradangan. Peradangan yang terjadi secara terus menerus
akan berdampak pada penyakit persendian dan tulang.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Nyeri Sendi
Merupakan keluhan utama yang sering kali membawa pasien datang ke
dokter. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang
dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu menyebabkan rasa sakit yang
berlebihan dibanding gerakan lain. Pada osteoartritis terdapat hambatan
sendi yang bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri. Nyeri berasal dari :
a. Peradangan
Nyeri yang berasal dari peradangan biasanya bertambah pada pagi hari
atau setelah istirahat beberapa saat dan berkurang setelah bergerak.

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 4
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

Hal ini karena sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan,


pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang menimbulkan
pembengkakan dan peregangan simpai sendi. Semua ini menimbulkan
rasa nyeri.
b. Mekanik
Nyeri akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan
keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak
berat. Nyeri biasanya terlokalisasi hanya pada sendi yang terkena,
tetapi dapat juga menjalar
2. Kaku Sendi
Merupakan keluhan pada hampir semua penyakit sendi dan osteoartritis
yang tidak begitu berat. Pada beberapa pasien, nyeri dan kaku sendi dapat
timbul setelah istirahat beberapa saat misalnya sehabis duduk lama atau
bangun tidur. Berlawanan dengan penyakit inflamasi sendi seperti artritis
rheumatoid, dimana pada artritis rheumatoid kekakuan sendi pada pagi
hari berlangsung lebih dari 1 jam,maka pada osteoartritis kekakuan sendi
jarang melebihi 30 menit.
3. Pembengkakan Sendi
Merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang
sendi. Biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan. Pada sendi yang
terkena akan terlihat deformitas yang disebabkan terbentuknya osteofit.
Tanda-tanda adanya reaksi peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan
gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) mungkin dijumpai
pada osteoartritis karena adanya sinovitis.
4. Perubahan Gaya Jalan
Salah satu gejala yang menyusahkan pada pasien osteoartritis adalah
adanya perubahan gaya jalan. Hampir pada semua pasien osteoartritis,
pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggulnya berkembang menjadi
pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain
merupakan ancaman besar untuk kemandirian pasien lanjut usia.

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 5
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

5. Gangguan Fungsi
Timbul karena ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi. Adanya
kontraktur, kemungkinan adanya osteofit, nyeri dan bengkak merupakan
penyebab yang menimbulkan gangguan fungsi. Pada osteoartritis tidak
terdapat gejala-gejala sistemik seperti kelelahan, penurunan berat badan
atau demam.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium, terdapat cairan sendi yang meningkat
jumlahnya, berwarna kuning transparan, kental, terdapat gumpalan musin,
jumlah leukosit kurang dari 2000/mm3 dengan proporsi sel normal (25%
PMN). Mungkin ditemukan kristal kalsium pirofosfat dan hidroksi-apatit
sebagai penyebab reaksi peradangan. Dapat juga ditemukan serpihan
tulang rawan pada tingkat lanjut penyakit.

2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis membantu diagnosis osteoartritis, tetapi adanya
kelainan radiologis tidak terlalu berarti bahwa ini sebagai penyebab satu-
satunya keluhan penderita. Kriteria radiologis osteoartritis adalah sebagai
berikut :
 Osteofit pada tepi sendi atau tempat melekatnya ligamen
 Adanya periartikuler ossicle terutama pada DIP dan PIP
 Penyempitan celah sendi disertai sklerosis jaringan tulang subkondrial
 Adanya kista dengan dinding yang sklerotik pada daerah subkondrial
 Perubahan bentuk tulang, misal pada caput femur.

Kriteria diagnosis radiologis, yaitu :


1. Meragukan : bila ditemukan 1 dari 5 kriteria diatas
2. Osteoartritis ringan : bila ditemukan 2 dari 5 kriteria diatas
3. Osteoartritis moderate : bila ditemukan 3 dari 5 kriteria diatas
4. Osteoartritis berat : bila ditemukan 4 dari 5 kriteria diatas

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 6
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

F. DIAGNOSIS
Diagnosis osteoartritis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan jasmani, radiologis, dan bila perlu dengan pemeriksaan
laboratorium tertentu. Diagnosis bandingnya terutama dengan penyakit sendi
yang sering ditemui dalam praktek sehari-hari, yaitu artritis gout dan artritis
rheumatoid.

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Osteoarthritis haruslah bersifat multifokal dan
individual. Tujuan dari penataklaksanaannya adalah untuk mencegah atau
menahan kerusakan yang lebih lanjut pada sendi tersebut, dan untuk
mengatasi nyeri dan kaku sendi guna mempertahankan mobilitas.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan antara lain :


 Meyakinkan penderita bahwa penyakitnya tidak progresif karena biasanya
penderita takut sekali menjadi lumpuh atau cacat. Rencana pengobatan
selanjutnya dijelaskan dan disesuaikan dengan keadaan umum penderita,
sendi-sendi yang terkena, keluhan dan sikap hidup sehari-hari.
 Istirahat atau proteksi terhadap sendi yang terkena
 Koreksi semua faktor-faktor yang menimbulkan stress berlebihan pada
rawan sendi. Tindakan ini bukan saja akan mengurangi beban pada rawan
sendi, tetapi juga memperlambat proses degenerasi sehingga akan lebih
memberi kesempatan proses regenerasi berlangsung.
 Diet, selain untuk mengurangi berat badan, tidak ada bukti bahwa diet
berperan langsung terhadap pengobatan osteoartritis. Dengan
menghilangkan kegemukan penderita osteoartritis sendi penyokong berat
badan maka akan mengurangi keluhan.
 Fisioterapi, terutama pemanasan dan latihan yang adekuat. Pemanasan
badan (moist health) lebih nyaman daripada pemanasan kering. Massage,
penggunaannya sangat terbatas karena hanya berefek pada otot yang

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 7
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

melingkupi sendi, sedang sendinya sendiri tidak dapat dicapai. Massage


berguna untuk mengurangi nyeri karena spasme otot.
 Alat bantu, misalnya traksi atau pemakaian soft collar untuk spondilosis
leher, korset untuk spondilosis lumbal, tongkat untuk osteoartritis lutut
atau pinggul.

Pengobatan yang diberikan adalah :


 Obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID) seperti preparat piroxicam
10mg 2x1 hari, preparat naproxen 250-500 mg 2x1 hari,tetapi harus
mewaspadai efek yang timbul di lambung dan reaksi alergi.
 Penggunaan injeksi sodium hyaluronate yang berfungsi sama seperti
cairan sinovial pada rongga sendi dapat juga digunakan. Dosis yang
dipakai adalah 1 X 2 ml/minggu selama 5 minggu berturut-turut.
 Kombinasi Chondroitin Sulfate (CS) dan Glucosamine Sulfate (GS).
 Golongan cox-2 inhibitors berperan dalam menghambat enzim
siklooksigenase yang berfungsi mengubah asam arakidonat menjadi
prostaglandin yang berperan dalam timbulnya inflamasi dan nyeri
sehingga mengurangi terjadinya perdarahan lambung dan gangguan pada
ginjal.

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 8
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

Pembedahan
 Indikasi bedah dilakukan bila nyeri dan pengurangan fungsi masih ada
setelah pemberian obat-obat anti inlamasi non steroid, suntikan steroid ke
dalam sendi dan penggunaan bidai kecil. Osteoarthritis lanjut pada
persendian perifer sering memerlukan pembedahan untuk meringankan
rasa nyeri dan memperbaiki fungsi sendi, misalnya tindakan menyatukan
sendi atau arthroplasti reseksi untuk menyumbat rongga sendi, osteotomi
untuk menghasilkan kembali keseimbangan berbagai gaya mekanis, atau
artroplasti penggantian sendi secara total untuk membentuk kembali
permukaan artikulasi sendi.

H. AKIBAT LANJUT
1. Deformitas
Pada sendi yang terkena akan terlihat deformitas atau kelainan bentuk
yang disebabkan terbentuknya osteofit dan atropi.
2. Cacat atau kelumpuhan
Akibat adanya deformitas dan pembentukan spur pada persendian, maka
akan terjadi gangguan pergerakkan atau rentang gerak yang berakhir pada
kelumpuhan.

I. DIET
Selain mengurangi berat badan, tidak ada bukti bahwa diet berperan
langsung terhadap pengobatan osteoartritis. Akan tetapi ada beberapa jenis
makanan yang dianjurkan dan dikurangi.
Makanan yang dianjurkan, seperti;
1. Sumber asam lemak omega 3 berupa berbagai ikan laut (sarden tenggiri)
dan minyak ikan.
2. Sumber antioksidan, seperti : ubi jalar, wortel, labu kuning, mangga, daun
singkong, jambu biji dan sawi
3. Jahe : karena mempunyai anti peradangan
4. Sumber serat : sereal, kacang hijau, apel, sayur-sayuran

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 9
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

5. Buah-buahan yang mengandung flavonoid sebagai anti peradangan,


seperti melon , anggur, jeruk, pepaya, mangga dan jambu

Makanan yang harus dikurangi, seperti;


1. Daging berlemak
2. Susu dan produk olahan yang tinggi lemak.
3. Bawang dan kopi

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 10
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang terutama
terjadi pada orang yang berusia lanjut dan ditandai oleh degenerasi kartilago
artikularis, perubahan pada membran sinovia serta hipertropi tulang pada
tepinya (http://www.fajar.co.id).
Keluhan yang paling sering adalah nyeri pada persendian pada saat
digerakkan dan adanya kekakuan pada sendi tersebut. Beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dan keterbatasan gerak baik secara
medis dan nonmedis. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah berupa:
pemakaian es atau kompres panas pada sendi yang menghilangkan bersifat
sementara. Latihan mempertahankan jangkauan gerak juga dapat membantu
mengurangi nyeri dan keterbatasan gerak disamping upaya penurunan berat
badan yang dapat menurunkan beban pada persendian.

B. SARAN
Setelah pembahasan makalah ini diharapkan :
1. Pihak manajemen/pengelola Panti lebih
memperhatikan keadaan lingkungan untuk menghindari cidera, seperti
memasang pegangan pada kamar mandi wisma.
2. Pengasuh dapat lebih memperhatikan keadaan
lingkungan untuk menghindari cidera, seperti memperhatikan kebersihan
lantai ruangan dan kamar mandi, serta alas kaki yang digunakan oleh
WBS.
3. Klinik panti perlu melakukan kerjasama dengan ahli
fisiotherapi dalam rangka mengurangi nyeri dan mengurangi keterbatasan
gerak pada lansia dengan osteoartritis.

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 11
OSTEOARTRITIS PADA LANSIA Praktek Profesi
Keperawatan Gerontik
PSIK FK UNAND

DAFTAR PUSTAKA

2006, Etical Digest, Jakarta


Noer, Sjaifoellah.1996. Buku ajar penyakit dalam. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Price, Sylvia Anderson, 1995. Patofisiologi:Konsep klinis proses-proses
penyakit. Jakarta:EGC
Gangguan sistem muskuloskeletal pada lanjut usia. Diakes dari
http://www.cigp.org.com.Tanggal 11 Juni 2006
2006. Cara alami mengatasi nyeri artritis. Diakses dari
http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=21574. Tanggal 11 Juni 2006

Doni, Zul, Desi, Reni, Leni,, Sri, Fera, Rahmi, Sitah, Meta, Yanti 12

Você também pode gostar