Você está na página 1de 9

Skenario D blok 24 tahun 2018

A new born baby was delievered at private clinic, assisted by midwife. He was delivered
from a 30 years old woman, primigravida. Mrs. Anita, the baby’s mother has premature
ruptured of membrane 5 days ago. The liquor was thick, smelly, and greenish. She also had
fever since two days before delivery. The pregnancy was full term. The baby was not cried
spontaneously after birth. The midwife cleared the baby’s airway using manual suction and
stimulate the baby by patting his feet, and then he started to cry weakly 5 minutes later. After
2 hours observation the midwife saw the baby still breathing uneasily and had grunting. The
baby was refered to Moh Hoesin Hospital

Physical examination revealed body weight was 3500 grams. Body lenght 50 cms, head
circumference 34 cms. He looked hypoactive, tachypnoe, RR 86x/mitute. There was chest
indrawing, grunting could be heard using stethoscope, breathing sound was normal, satiration
80% using nasal oxygen. Sucking reflex was weak. HR 168x/minute. Abdomen was tender
with normal bowel sound. There were not meconeum staining at umbilical cord and skin.

Instruction

As GP what will you do to treat the baby?

I. Klarifikasi istilah
1. Primigravida: kehamilan untuk pertama kalinya.
2. Premature rupture membrane: kondisi membran kantung ketuban pecah sebelum
terjadinya proses melahirkan, yang membuat ketuban terbuka dan menyebabkan
cairan ketuban menyembur keluar atau bocor secara perlahan.
3. Full term pregnancy: bayi yang lahir pada umur kelahiran 37-42 minggu.
4. Hypoactive: penurunan abnormal aktivitas motorik dan kognitif yang ditandai
dengan melambatnya pemikiran, pembicaraan, dan pergerakan.
5. Chest indrawing: tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam terjadi ketika
dinding dada bagian bawah ditarik saat menarik nafas.
6. Mekonium: bahan berlendir yang berwarna hijau tua yang berada di dalam usus
bayi cukup bulan.
II. Identifikasi masalah
1. A new born baby was delievered at private clinic, assisted by midwife. He was
delivered from a 30 years old woman, primigravida. The pregnancy was full term.
The baby was not cried spontaneously after birth.
2. Mrs. Anita, the baby’s mother has premature ruptured of membrane 5 days ago.
The liquor was thick, smelly, and greenish. She also had fever since two days
before delivery .
3. The midwife cleared the baby’s airway using manual suction and stimulate the
baby by patting his feet, and then he started to cry weakly 5 minutes later. After 2
hours observation the midwife saw the baby still breathing uneasily and had
grunting. The baby was refered to Moh Hoesin Hospital
4. Pemeriksaan fisik
III. Analisis masalah
1. A new born baby was delievered at private clinic, assisted by midwife. He was
delivered from a 30 years old woman, primigravida. The pregnancy was full term.
The baby was not cried spontaneously after birth.
a. Bagaimana hubungan usia ibu dan status kelahiran dengan keluhan bayi?
b. Apa makna klinis dari bayi tidak meangis spontan setelah lahir?
c. Apa etiologi dan bagaimana mekanisme bayi tidak menagnis spontan terkait
kasus?
d. Apa tata laksana awal yang dapat dilakukan pada bayi yang tidak menangis
secara spontan?
e. Apa dampak yang dapat terjadi pada kejadian diatas jika tidak ditata
laksana segera?

Pada dasarnya penyebab bayi lahir tidak menangis karena gangguan pada sistem
pernapasan (yang utama adalah paru-paru). Mengakibatkan terganggunya oksigen
dalam tubuh bayi. Hal ini akan memberikan dampak bagi perkembangan
bayi kelak, yakni :

1. Edema otak & Perdarahan otak


Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut
sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan
menurun. Keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang
berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak.
2. Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan
transport O2 sehingga, penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan
pengeluaran karbondiokasida. Hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak
tersebut karena perfusi jaringan tidak efektif.

3. Anuria atau oliguria


Biasanya, bayi baru lahir akan kencing pada 48 jam pertama setelah lahir. Dalam
keadaan normal, setelah lahir produksi urin bayi berkisar 1-3 ml/kg BB/jam.
Dikatakan oliguria (produksi urin sedikit) pada bayi baru lahir apabila produksi
urin <0,5-1 ml/kg BB/jam. Sedangkan anuria (ketidakmampuan untuk buang air
kecil) pada bayi baru lahir pada 24 jam pertama biasanya masih dianggap normal.

2. Mrs. Anita, the baby’s mother has premature ruptured of membrane 5 days ago.
The liquor was thick, smelly, and greenish. She also had fever since two days
before delivery.
a. Apa makna klinis dari ketuban pecah dini terkait kasus?
b. Apa makna klinis dari air ketuban kental, berbau, dan berwarna hijau?
c. Apa penyebab dan mekanisme dari air ketuban kental, berbau, dan berwarna
hijau?
d. Apa perbedaan dari air ketuban normal dengan air ketuban pada kasus
(patologis)?
e. Apa makna klinis dari ibu mengalami demam sejak 2 hari sebelum
persalinan?
Ibu mengalami infeksi
f. Apakah ada hubungan antara riwayat ibu demam dengan kondisi bayi
(tidak menangis spontan)?

g. Apa saja penyebab terjadinya ketuban pecah dini (secara umum)?


h. Apa saja dampak yang terjadi dari ketuban pecah dini terhadap ibu dan bayi?
i. Bagaimana tata laksana awal dari ketuban pecah dini terhadap ibu dan bayi?
3. The midwife cleared the baby’s airway using manual suction and stimulate the
baby by patting his feet, and then he started to cry weakly 5 minutes later. After 2
hours observation the midwife saw the baby still breathing uneasily and had
grunting. The baby was refered to Moh Hoesin Hospital.
a. Apa indikasi dari tindakan yang dilakukan oleh bidan?
b. Apa tata laksana lain yang dapat dilakukan selain dari tindakan pada
kasus?
Menggunakan resusitasi
c. Apa makna klinis dari keadaan bayi setelah ditata laksana?
d. Apa yang perlu dimonitoring dari keadaan bayi dan indikasi perbaikan setelah
dilakukan tindakan tersebut?
e. Apa indikasi bayi tersebut dirujuk ke Moh Husein hospital?
4. Pemeriksaan fisik
Physical examination revealed body weight was 3500 grams. Body lenght 50 cms,
head circumference 34 cms. He looked hypoactive, tachypnoe, RR 86x/mitute.
There was chest indrawing, grunting could be heard using stethoscope,
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
1) Body weight was 3500 grams. Body length 50 cms, head circumference 34
cms. (sertakan kurva lubchenko)

Gambar 1: Kurva Lubchenco


Pemeriksaan Kasus Normal Interpretasi
Berat Badan 3500 g BB : 2500-4000 g Sesuai dengan Usia
Kehamilan (AGA)
Panjang 50 Aterm (37 minggu) Sesuai dengan Usia
Badan cms  Kehamilan (AGA)
Lingkar 34 Aterm (37 minggu) Sesuai dengan Usia
Kepala cms  Kehamilan (AGA)
Tabel 1 : Hasil Pemeriksaan I

2) He looked hypoactive and tachypnoe, respiratory rate 86 breaths perminute,


there were chest indrawing, grunting could be heard using stethoscope,
breathing sound was normal, saturation 80 % using nasal oxygen.
Pemeriksaan Interpretasi
Hypoactive Abnormal, kurangnya oksigen ke ekstremitas bayi
Tachypnoe menyebabkan bayi terlihat hipoaktif.
Invasi bakteri ke parenkim paru menimbulkan konsolidasi
eksudatif jaringan ikat paru yang bisa lobular
(bronkhopneumoni), lobar, atau intersisial. Pneumonia bakteri
dimulai dengan terjadinya hiperemi akibat pelebaran pembuluh
darah, eksudasi cairan intra-alveolar, penumpukan fibrin, dan
infiltrasi neutrofil, yang dikenal dengan stadium hepatisasi
merah. Konsolidasi jaringan menyebabkan penurunan
compliance paru dan kapasitas vital. Peningkatan aliran darah
yamg melewati paru yang terinfeksi menyebabkan terjadinya
pergeseran fisiologis (ventilation-perfusion missmatching)
yang kemudian menyebabkan terjadinya
hipoksemia. Selanjutnya desaturasi oksigen menyebabkan
peningkatan kerja jantung
Pemeriksaan Normal Interpretasi
RR 86 x <60 x/ menit Respyratory distress
menit
Chest Tidak ada Abnormal, pada keadaan hipoksia otot-otot
indrawing chest dinding dada ikut berkontraksi lebih kuat
indrawing untuk mendapat kan oksigen dengan baik.
Grunting Tidak terdapat Abnormal. Suara grunting keluar akibat
grunting adanya usaha meningkatkan oksigen pada
bayi dengan tertutupnya glottis selama
ekspirasi sehingga dapat meningkatkan akhir
ekspirasi pada paru.
Saturation Target saturasi Menunjukkan adanya hipoksemia
80 % using 10 menit ; 85-
nasal 95 %
oxygen
Tabel 2 : Hasil Pemeriksaan II

3) Sucking reflex was weak. Heart rate was 168 beats perminute. Abdomen was
tender with normal bowel sound. There were not meconium staining at
umbilical cord and skin.
Pemeriksaan Interpretasi
Sucking reflex was Abnormal, sucking refleks merupakan salah satu
weak refleks normal bayi baru lahir. Refleks hisap yang
lemah menunjukkan adanya gangguan neurologis,
kondisi bayi letargi dapat menyebabkan refleks hisap
bayi menurun. Hal ini dapat ditemukan pada kasus-
kasus infeksi pada neonatus
Heart rate was 168 Ketuban pecah dini  terjadi perubahan pH vagina
beats perminute dari asam ke basa  berpindahnya bakteri
chorioamniotis  infeksi yang terjadi di paru 
bronkopneumonia dan sepsis onset cepat  distress
pernapasan  Hipoaktif, merintih, Sulit bernafas,
Tidak menangis, HR dan RR meningkat, Sucking
reflex lemah, Retraksi dinding dada
Abdomen was tender Normal
with normal bowel
sound
There were not Normal
meconium staining at
umbilical cord and skin
Tabel 3 : Hasil Pemeriksaan III
b. Bagimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik?
5. Breathing sound was normal, satiration 80% using nasal oxygen. Sucking reflex
was weak. HR 168x/minute. Abdomen was tender with normal bowel sound.
There were not meconeum staining at umbilical cord and skin.
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
b. Bagimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik?
c. Bagaimana gambaran dari mekoneum terkait kasus?
d. Pemeriksaan apa saja yang dapat dilakukan terkait kasus?

Hipotesis: bayi baru lahir menderita sepsis neonatorum dengan distress pernapasan

a. DD
b. How to diagnose
c. WD
d. Definisi
e. Epidemiologi
f. Etiologi
g. Faktor resiko
h. Patofisiologi atau patogenesis
i. Klasifikasi
j. Manifestasi klinis
k. Tata laksana
l. Pemeriksaan penunjang
m. Komplikasi
n. Pencegahan
o. Prognosis
p. SKDI
IV. Learning issues
1. Bronkopneumonia
2. Sepsis neonatorum
3.

Você também pode gostar