Você está na página 1de 2

Anatomi & Fisiologi Kelenjar Adenoid

1:36 PM AJUNK ARTAWIJAYA IGN NO COMMENTS


1. Anatomi
Adenoid adalah kelompok jaringan limfoid yang terletak pada atap dan dinding posterior nasofaring
(Ballinger, 1999). Nasofaring berada di belakang bawah dari soft palate dan hard palate. Bagian atas dari
hard palate merupakan atap dari nasofaring. Anterior nasofaring merupakan perluasan rongga hidung
posterior. Menggantung dari aspek posterior soft palate adalah uvula. Pada atap dan dinding posterior
nasofaring, diantara lubang tuba auditory, mukosa berisi masa jaringan limfoid yang disebut pharyngeal
tonsil (adenoid). (Ballinger, 1999). Nasofaring merupakan suatu ruangan yang terletak di belakang rongga
hidung di atas tepi bebas palatum molle. Berhubungan dengan rongga hidung dan ruang telinga tengah
masing-masing melalui choanae dan tuba eustachius (Susworo, 1987).
Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan limfoid yang sama dengan yang
terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut tersusun teratur seperti suatu segmen terpisah dari
sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya. Lobus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih
rendah di bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus. Adenoid terletak di dinding belakang nasofaring.
Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding atas dan posterior, walaupun dapat
meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba eustachius. Ukuran adenoid bervariasi pada masing-masing
anak (HTA Indonesia, 2004).

2. Fisiologi Kelenjar Adenoid


Adenoid bersama tonsil dan lingual tonsil membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran nafas
dan saluran pencernaan yang dikenal sebagai cincin Waldeyer. Bagian-bagian lain cincin ini dibentuk oleh
tonsil lidah dan jaringan limfe di mulut tuba Eustachius. Kumpulan jaringan ini pada pintu masuk saluran
nafas dan saluran pencernaan, melindungi anak terhadap infeksi melalui udara dan makanan. Seperti
halnya jaringan-jaringan limfe yang lain, jaringan limfe pada cincin Waldeyer menjadi hipertrofi pada masa
kanak-kanak dan menjadi atrofi pada masa pubertas. Karena kumpulan jaringan ini berfungsi sebagai suatu
kesatuan, maka pada fase aktifnya, pengangkatan suatu bagian jaringan tersebut menyebabkan hipertrofi
sisa jaringan (Parcy, 1989). Ukuran adenoid kecil pada waktu lahir. Selama masa kanak-kanak akan
mengalami hipertrofi fisiologis, terjadi pada umur 3 tahun. karena adenoid membesar, terbentuk
pernafasan melalui mulut. Pada umur 5 tahun, anak mulai sekolah dan lebih terbuka kesempatan untuk
mendapatkan infeksi dari anak yang lain. Hal ini menyebabkan pembesaran adenoid dan akan menciut
setelah usia 5 tahun. Adenoid akan mengalami atrofi dan menghilang keseluruhannya pada usia pubertas
(Parcy, 1989).

Você também pode gostar