Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKALAH
Oleh
25.0518
F2
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "ANALISIS KEKUATAN POLITIK REGIONAL" dalam mata
kuliah Analisis Kekuatan Politik Regional. Kami ucapkan juga banyak terimakasih atas
bantuan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikiran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
C. BIROKRASI ....................................................................................................... 15
3
ANALISIS KEKUATAN POLITIK REGIONAL
A. KEKUATAN MILITER
Daftar Kehebatan Kekuatan Militer Indonesia Di Mata Dunia masuk dalam jajaran
12 besar negara terkuat di dunia. Indonesia mempunyai senjata yang canggih dan
tentara yang berkemampuan tinggi.
Kekuatan militer yang dimiliki Indonesia termasuk salah satu kekuatan militer yang
terkuat di dunia. Hal ditunjukkan dengan masuknya peringkat 12 besar Indonesia ke
dalam jajaran militer terkuat di dunia. Militer Indonesia memang tidak boleh dianggap
remeh, persediaan Senjata Buatan Indonesia dan kemampuan tentara sangat
disegani dan membuat gentar banyak tentara yang ada di dunia. Bahkan dalam
berbagai kontes militer Indonesia selalu mendapatkan juara umum. Selain itu,
kehebatan militer Indonesia Di Mata Dunia juga sudah mendunia dan banyak diakui
oleh negara-negara kuat di dunia.
4
b. Super Tecano EMB 314
Senjata canggih lainnya yang dimiliki oleh Indonesia adalah Super Tecano
EMB 314. Pesawat tempur ini mempunyai mesin tunggal yang dapat diandalkan
untuk pencegatan darat dan patroli darat. Selain itu, pesawat ini juga cocok untuk
digunakan dalam melakukan sabotase dan pengeboman. Senjata yang ada
dalam pesawat ini juga tergolong canggih dan mematikan.
c. Tank Marder
TNI juga mempunyai tank canggih yang membuat kekuatan militer Indonesia
di mata dunia semakin disegani yaitu tank marder. Tank ini merupakan tank
buatan Jerman yang mampu melakukan tembakan degan tenaga yang besar dan
tepat sasaran. Selain itu, tank ini juga mampu untuk melakukan pelacakan lawan
secara independen dan cepat. Senjata yang melengkapi tank ini juga cukup
banyak dan mematikan.
5
marinir dan tentara angkatan udara Indonesia juga mempunyai kemampuan diatas
rata-rata.
PBB yang merupakan organisasi perdamaian dunia ini sering kali menunjuk
tentara Indonesia untuk ditugaskan dalam mengemban misi perdamaian di
negara-negara rawan konflik. Kepercayaan PBB terhadap tentara Indonesia ini
membuktikan bahwa tentara Indonesia sangat bisa diandalkan.
Prestasi lainnya dari tentara Indonesia adalah militer Indonesia menjadi salah
satu acuan militer di Afrika dalam melatih para tentaranya. Hal ini membuktikan
bahwa negara lain pun ingin menjadi tentara yang kuat seperti Indonesia. Bahkan
tentara Indonesia juga melatih tentara Afrika selama beberapa bulan.
Prestasi militer Indonesia yang baru saja diraih adalah menjadi juara umum
AASAM tahun 2014 yang diadakan di Australia. Tentara Indonesia berhasil
menunjukkan kemampuan terbaiknya dan meraih juara umum untuk semua
kategori perlombaan.
Kepemilikan senjata yang canggih dan kemampuan tentara Indonesia yang diatas
rata-rata membuat Indonesia menjadi salah satu negara terkuat di dunia. Dengan
kekuatan militer yang dimilikinya ini Indonesia banyak disegani dan ditakuti oleh
negara-negara di dunia. Sebagai warga negara Indonesia yang baik, tentunya kita
patut bangga dengan prestasi dan kekuatan militer yang dimiliki oleh Indonesia.
6
Kondisi inipun didukung dengan sebuah artikel yang di bagikan oleh viva.co.id.
Dilansir dari situs web viva.co.id militer Indonesia kerap dianggap sebelah mata.
Bahkan oleh sebagian publik di negara ini. Namun, menurut situs Global Fire Power,
kekuatan militer Indonesia ternyata mengungguli Israel. Jadi, jika kemungkinan terjadi
perang, secara hitungan, militer Indonesia lebih kuat dari Israel.
Untuk tahun 2017, situs ini mengunggulkan kekuatan militer Indonesia lebih tinggi
dibanding Israel. Meski tak semua komponen mengindikasikan Indonesia lebih unggul
dari Israel, namun jika ditotal dari seluruh komponen, maka nilai Indonesia lebih tinggi
dari Israel. Indonesia berada di peringkat 14, sedangkan Israel berada di peringkat 15.
Di antara data yang ditampilkan adalah usia personel militer yang bisa direkrut,
Indonesia dengan jumlah penduduk yang memang jauh lebih banyak dari Israel
memiliki potensi sebanyak 4,5 juta orang. Bandingkan dengan Israel yang hanya
memiliki 122.000 orang. Saat ini Indonesia memiliki personel aktif sebanyak 453.750
orang, sementara Israel hanya memiliki 168.250 orang.
Untuk komponen cadangan, Indonesia memiliki 540.000. Israel lebih banyak, yaitu
550.000 orang. Total personel militer Indonesia adalah 975.750 orang, sementara
Israel hanya 718.250 orang. Tapi untuk anggaran pertahanan, meski jumlah personel
lebih sedikit, namun Israel memiliki anggaran pertahanan yang jauh lebih besar dari
Indonesia. Indonesia menganggarkan US$6,9 miliar. Sedangkan Israel
menganggarkan US$15,5 miliar. Tapi untuk daya beli, Indonesia jauh menggungguli
Israel dengan menganggarkan dana hingga US$3,028 miliar, sedangkan Israel
menganggarkan hanya US$297 miliar.
7
Tapi, untuk kelengkapan alat perang di darat, Israel jauh lebih siap dibanding
Indonesia. Hampir semua jenis kendaraan dan alat perang dimiliki Israel dengan
jumlah yang jauh melampaui milik Indonesia. Misalnya, untuk aircraft, punya Israel
mencapai 652 buah. Sedangkan Indonesia hanya 441 buah. Untuk pesawat jenis
fighters atau interceptors, Indonesia hanya punya 39 buah. Milik Israel jauh lebih
banyak, yaitu 243 buah.
Begitu pula untuk jenis attack aircraft, Indonesia hanya memiliki 58 buah.
Sedangkan milik Israel lebih banyak yaitu 243 buah. Kepemilikan dengan selisih
sedikit hanya di helikopter. Israel memiliki 143 helikopter, hanya selisih sangat sedikit
dengan milik Indonesia yang berjumlah 147.
Jumlah attack helicopters, milik Indonesia hanya lima buah. Sedangkan Israel
memiliki 48 buah. Dalam hal kepemilikan tank, jumlah Israel kembali melampaui
Indonesia. Indonesia memiliki 418 buah tank, sedangkan Israel memiliki 2.620 buah.
Tapi jumlah kapal selam Israel sedikit lebih banyak, yaitu enam buah. Sementara
Indonesia hanya punya empat buah. Kedua negara sama-sama tak memiliki kapal
jenis destroyer. Total di bidang marinir, Indonesia memiliki 221 aset. Sedangkan Israel
hanya memiliki 65 aset.
Dengan kekuatan sebesar itu, militer Indonesia sudah tak layak lagi dipandang
sebelah mata. Kekuatan militer Indonesia di laut mengukuhkan negara ini sebagai
negara bahari dengan pertahanan militer yang mumpuni.
8
B. PARTAI POLITIK
Partai politik di Indonesia adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian ini tercantum dalam pasal 1 ayat
1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.
Masa ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di Indonesia
(waktu itu Hindia Belanda). Partai Politik yang paling pertama dibentuk di Indonesia
adalah De Indische Partij pada 25 Desemper 1912 oleh Douwes Dekker, Ki Hadjar
Dewantara, dan Tjipto Mangunkoesoemo.[3] Lahirnya partai menandai adanya
kesadaran nasional. Pada masa itu semua organisasi baik yang bertujuan sosial
seperti Budi Utomo dan Muhammadiyah, ataupun yang berasaskan politik agama
dan sekuler seperti Serikat Islam, PNI dan Partai Katolik, ikut memainkan peranan
dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka.
Di luar dewan rakyat ada usaha untuk mengadakan gabungan partai politik dan
menjadikannya semacam dewan perwakilan rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk
KRI (Komite Rakyat Indonesia) yang terdiri dari GAPI (Gabungan Politik Indonesia)
9
yang merupakan gabungan dari partai-partai yang beraliran nasional, MIAI yang
merupakan gabungan partai-partai yang beraliran Islam yang terbentuk tahun
1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia) yang merupakan gabungan organisasi
buruh.
Pada tahun 1939 di Hindia Belanda telah terdapat beberapa fraksi dalam
volksraad yaitu Fraksi Nasional, Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi-Putera, dan
Indonesische Nationale Groep. Sedangkan di luar volksraad ada usaha untuk
mengadakan gabungan dari Partai-Partai Politik dan menjadikannya semacam
dewan perwakilan nasional yang disebut Komite Rakyat Indonesia (K.R.I). Di
dalam K.R.I terdapat Gabungan Politik Indonesia (GAPI), Majelisul Islami A'laa
Indonesia (MIAI) dan Majelis Rakyat Indonesia (MRI). Fraksi-fraksi tersebut di atas
adalah merupakan partai politik - partai politik yang pertama kali terbentuk di
Indonesia.
Pada masa ini, semua kegiatan partai politik dilarang, hanya golongan Islam
diberi kebebasan untuk membentuk partai Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Partai Masyumi), yang lebih banyak bergerak di bidang sosial.
Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar, yaitu : Masyumi, PNI, NU dan
PKI. Masa tahun 1950 sampai 1959 ini sering disebut sebagai masa kejayaan
partai politik, karena partai politik memainkan peranan yang sangat penting dalam
kehidupan bernegara melalui sistem parlementer. Sistem banyak partai ternyata
tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak dapat melaksanakan fungsinya
dengan baik, sehingga kabinet jatuh bangun dan tidak dapat melaksanakan
program kerjanya. Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat berjaan dengan
10
baik pula. Masa demokrasi parlementer diakhiri dengan Dekret 5 Juli 1959, yang
mewakili masa masa demokrasi terpimpin.
Pada masa demokrasi terpimpin ini peranan partai politik mulai dikurangi,
sedangkan di pihak lain, peranan presiden sangat kuat. Partai politik pada saat ini
dikenal dengan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang diwakili oleh
NU, PNI dan PKI. Pada masa Demokrasi Terpimpin ini tampak sekali bahwa PKI
memainkan peranan bertambah kuat, terutama melalui G 30 S/PKI akhir
September 1965).
Setelah itu Indonesia memasuki masa Orde Baru dan partai-partai dapat
bergerak lebih leluasa dibanding dengan msa Demokrasi terpimpin. Suatu catatan
pada masa ini adalah munculnya organisasi kekuatan politik bar yaitu Golongan
Karya (Golkar). Pada pemilihan umum thun 1971, Golkar muncul sebagai
pemenang partai diikuti oleh 3 partai politik besar yaitu NU, Parmusi (Persatuan
Muslim Indonesia) serta PNI.
Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai politik.
Empat partai politik Islam, yaitu : NU, Parmusi, Partai Sarikat Islam Indonesia
(PSII) dan Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) bergabung menjadi Partai
Persatuan Pembangunan (PPP). Lima partai lain yaitu PNI, Partai Kristen
Indonesia, Parati Katolik, Partai Murba dan Partai IPKI (ikatan Pendukung
Kemerdekaan Indonesia) bergabung menjadi Partai Demokrasi Indonesia. Maka
pada tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi keuatan politik Indonesia dan terus
berlangsung hinga pada pemilu 1997.
11
Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Partai Politik di Indonesia
sejak masa kemerdekaan adalah:
Disisi lain terjadi sebuah alienasi partai politik terhadap masyarakat sehingga
berakibat pada timbulnya jarak dan kesenjangan antara partai politik dengan
12
masyarakat. Jarak yang besar ini membuat masyarakat mulai berfikir bahwa mereka
bisa hidup tanpa partai politik. Yang paling menyedihkan adalah kekecewaan begitu
mendalam di masyarakat karena mereka merasa tidak pernah diperhatikan dan
diurusi oleh partai politik. Hal ini jelas akan menurunkan angka partisipasi politik
masyarakat, yang nantinya akan tercermin dari meningkatnya jumlah Golput.
“Kepercayaan rakyat terhadap elite politik hampir mencapai titik nadir. Ini
karena para pemimpin tidak lagi berpihak kepada rakyat. Akibatnya, rakyat apriori.
Golput akan meningkat, bahkan bisa jadi pemenang pada 2014, baik dalam pemilu
legislatif maupun pemilu presiden” demikian yang diungkapkan oleh pengamat politik
dari Universitas Indonesia, Jakarta, Arbi Sanit.
Tingkat partisipasi pemilih pada pemilu 1999 mencapai 93,33%, pemilu 2004
turun menjadi 84,9%, dan pemilu 2009 turun lagi menjadi 70,99%. Pemilu 2014,
diprediksi hanya tinggal 54%, namun prediksi optimis Lingkar Survei Indonesia (LSI)
masih pada angka 60%.
Angka Golput juga terus meningkat, pemilu 1999 angka golput 10,21%, pemilu
2004 naik menjadi 23,34%, dan pemilu 2009 naik lagi menjadi 29,01%. Untuk pemilu
presiden dan pemilu kepala daerah, angka golput juga tinggi. Pilpres 2004 angka
golput 21,5%, pilpres 2009 naik menjadi 23,3%. Sementara angka golput pemilukada
rata-rata 27,9%. Bila mereka yang tidak berpartisipasi dalam pemilu digabungkan
dengan golput, bisa jadi mereka akan menang pada 2014.
13
persiapan Pemilu 2014. Badan Anggaran DPR juga lekat dengan kasus korupsi untuk
kepentingan parpol. Penyaluran Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur
Daerah (DPID) juga diduga sarat korupsi yang berakhir pada pendanaan parpol,
kasus Wisma Atlet, dan juga Hambalang. Serta masih banyak kasus korupsi lainnya
yang disinyalir memiliki keterkaitan dengan parpol.
Disinyalir muara kasus korupsi politik adalah untuk pendanaan politik pemilu
tahun 2014. Partai politik umumnya enggan ketika dimintai laporan keuangan.
Sebagian besar tidak berkenan memberikan dengan dalih pendanaan parpol bukan
konsumsi publik, atau memberikan laporan yang tidak lengkap, bahkan ada parpol
yang tidak punya laporan keuangan.
Secara pribadi, penulis sangat tidak percaya bahwa moralitas dan mentalitas
merupakan faktor dominan yang menjadikan banyak diantara anggota parlemen
terlibat korupsi. Banyaknya orang baik yang menjadi jahat setelah menjadi anggota
legislatif adalah sebuah petunjuk untuk mengungkap tabir ini. Pengakuan dari
sejumlah narapidana korupsi bahwa mereka korupsi karena harus setor uang ke partai
politik adalah petunjuk lainnya. Jadi, ini sebenarnya menyangkut sistem. Maksudnya,
sistem politik dan kepartaian di Indonesia memang mendorong anggota legislatif dan
pejabat eksekutif untuk melakukan tindakan koruptif. Ada banyak yang tertangkap,
tetapi lebih banyak yang sukses karena berhasil mengakali peraturan. Sistem politik
Indonesia memang menciptakan biaya tinggi. Biaya tinggi ini yang harus ditanggung
partai politik, anggota legislatif, dan pejabat eksekutif.
Nah, biaya politik yang demikian tinggi itulah yang harus ditanggung partai
politik dan kader-kadernya yang duduk di legislatif maupun eksekutif. Pertama,
mereka harus mengumpulkan uang untuk membayar utang dari pemilu yang lalu.
Kedua, mereka juga harus mengumpulkan uang untuk persiapan pemilu yang akan
14
datang. Dari mana mereka mendapatkan uang jika tidak memanfaatkan jabatan yang
didudukinya.
C. BIROKRASI
15
kepentingan yang akan diberdayakan termasuk dalam misi untuk melayani
organisasi itu sendiri harus melalui perhitungan pencapaian pada tujuan,
perlakuan secara impersonal idenya agar memperlakukan semua pelaksana dan
kepentingan diperlakukan secara sama sama dan tidak boleh dipengaruhi oleh
perbedaan individu, bekerja berdasarkan kualifikasi teknis merupakan
perlindungan bagi pelaksana agar dapat terhindar dari pemecatan sewenang-
wenang dalam saat menjalankan tugasnya. Akan tetapi, menurut Cyril Northcote
Parkinson seorang sejarawan angkatan laut Inggris yang menulis bahwa Weber
kurang menyadari bahwa manajemen dan staf profesional akan cenderung
tumbuh mengikuti pada tingkat yang tidak diprediksi oleh garis organisasi,
sedangkan David Osborne dan Ted Gaebler menyarankan bahwa birokrasi harus
berubah menjadi birokrasi yang lebih memperhatikan partisipasi masyarakat,
adanya kerja tim serta kontrol rekan sekerja (peer group) dan atasan bukan lagi
merupakan dominasi atau kontrol. Berikut rangkuman dari teori-teori birokrasi.
16
Belanda, pemerintahan sendiri seperti raja, pangeran dengan melalui kesepakatan
politik dengan pemerintah kolonial namun ada pula daerah yang dikuasai secara
langsung dimana pemerintahan kolonial ikut membentuk birokrasi yang
berdampingan dengan birokrasi pemerintahan lokal seperti yang terlihat pada
administratif pemerintahan di pulau Jawa dan Madura sekitar tahun 1829
bersamaan dengan mulai dikenalkan konsep birokrasi Eropa terutama dalam
sangkutan dengan komoditas ekspor. kebijakan cultuurstelsel berangsur-angsur
berubah dengan demikian sektor swasta mulai bermunculan antara lain
perkebunan dan perindustrian dengan kedatangan pekerja penduduk Eropa di
bidang perkebunan, perdagangan komersial dan industri bersamaan dengan itu
budaya politik saat itu mulai ikut menumbuhkan gerakan nasionalisme di
Indonesia.
Awal kemerdekaan
17
Jenderal, antara Kantor Urusan Pegawai (KUP) dan Djawatan Urusan Umum
Pegawai (DUUP) masing-masing melaksanakan kegiatannya sendiri-sendiri
hingga terdapat dualisme dalam birokrasi di Indonesia, kemudian karena adanya
pengakuan kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 dibentuklah Kantor Urusan Pegawai
(KUP) guna menyatukan Kantor Urusan Pegawai (KUP) dan Djawatan Urusan
Umum Pegawai (DUUP) dan berada di bawah dan bertanggugjawab kepada
perdana menteri akan tetapi karena suasana perpolitikan saat itu, Kantor Urusan
Pegawai (KUP) yang akan menata birokrasi tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya disusul pada tanggal 17 Agustus 1950, terjadi pergantian konstitusi RIS
berubah menjadi UUDS 1950 yang berakibat terjadinya perubahan bentuk negara
kembali ke negara kesatuan. Tahun seribu sembilan ratus lima puluh tiga 1953
T.R. Smith membantu menyusun laporan untuk Biro Perancang Negara berjudul
Public Administration Training, setahun kemudian dua orang profesor dari Cornell
University, School of Business and Public Administration Amerika yang diundang
ke Indonesia yaitu Edward H. Lichtfeld dan Alan C. Rankin yang berhasil
menyusun laporan rekomendasi yang berjudul Training for Administration in
Indonesia[5][6]. Pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956 - 9 April
1957) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1957 dibentuk Panitia
Negara untuk menyelidiki Organisasi Kementerian-kementerian atau Panitia
Organisasi Kementerian (PANOK) sebagai pengganti Kantor Urusan Pegawai
(KUP) serta ikut dibentuk Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang bertugas
menyempurnakan administratur negara atau birokrasi keduanya berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada perdana menteri.
18
dibentuk Komando Tertinggi Retooling Aparatur Revolusi (KONTRAR) merupakan
kelanjutan dari Panitia Retooling Aparatur Negara (PARAN), retooling atau
"pembersihan" dalam dua kepanitian terakhir ini lebih bernuansa politis dengan
penyingkiran birokrat yang tak sehaluan dengan partai yang sedang memerintah
(the ruling party) atau yang dianggap tidak sejalan dengan kebijakan pemerintahan
republik.
19
Proyek 13 disusul dengan Keppres Nomor 16 Tahun 1968 yang kemudian
disempurnakan dengan Keputusan Presiden Nomor 199 Tahun 1968, Proyek 13
ini kemudian berganti nama menjadi Sektor Penyempurnaan dan Penertiban
Administrasi Negara yang lebih dikenal dengan nama Sektor P' dengan anggota
terdiri dari Lembaga Administrasi Negara (LAN), Badan Administrasi Kepegawaian
Negara (BAKN), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),
Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, Departemen Tenaga Kerja, serta
Departemen Transmigrasi dan Koperasi. yang diketuai oleh Awaloeddin Djamin
yang menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dengan tugas agar dapat
menyempurnakan administrasi pemerintahan.
20
efektif sejak tanggal 1 Oktober 1995 sebagai akibat dari sistem pembinaan Karier
PNS, pertumbuhan nol pegawai negeri sipil (PNS) (Zero Growth) seta
perampingan organisasi.
Setelah tahun 1998 yang dikenal sebagai gerakan reformasi maka melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 mengenai keberadaan pegawai
negeri sipil (PNS) sebagai anggota partai politik lalu diubah melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 1999 yang membuat pegawai negeri sipil (PNS)
kembali tertutup dari kemungkinan untuk ikut berkiprah sebagai keanggotaan
dalam partai politik apapun.
Wajah birokrasi dari suatu penyelengaraan negara Indonesia akan tercermin pada
hasil produk yang berupa adanya standar pelayanan terhadap publik atau masyarakat
dalam rangka merasionalisasi birokrasi akan dapat terwujudnya dengan adanya
batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban, dan
kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik,
terdapat sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak dan sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik dengan terpenuhinya
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan pengaturan dalam peraturan
perundang-undangan dan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
memperoleh penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan pada kepentingan umum
serta adanya kepastian hukum dalam kesamaan hak disamping keseimbangan hak
dan kewajiban meliputi keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakuan/tidak
diskriminatif, keterbukaan, akuntabilitas, penyedian fasilitas dan perlakuan khusus
bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan.
21
Pendulum kekuasaan di Indonesia selalu bergulir dari waktu-ke waktu, bergerak
antara eksekutif dan parlemen serta peran kekuatan bersenjata yang ikut mewarnai
kekuasaan para pelaku hampir tidak mengalami perubahan yakni berputar antara
partai politik yang satu kepada partai politik yang lain, pada kurun waktu tertentu lokus
kekuasaan akan bergeser pada pihak eksekutif dimana partai politik pemerintah akan
lebih kuat dan menunjukkan supremasi kekuasaan katimbang kelembagaan negara
lainnya yang dengan demikian penggunaan kekuasaan akan terfokus dan bermuara
di satu tempat, saat kurun waktu yang lain, kekuasaan berada pada pihak legislatif,
partai politik lain yang berada di legislatif akan memainkan peran yang sentral dalam
fokus penggunaan kekuasaan membuat stabilitas pemerintahan tidak bisa tercapai,
sementara itu profesionalisme baik pada pihak legsilatif maupun pihak eksekutif tidak
juga pernah bisa terwujudkan, politik tarik-menarik dari lokus dan fokus penggunaan
kekuasaan akan selalu silih berganti berada di kedua pihak tersebut.
22
terhadap segala macam pemborosan, inkomptensi dan kecerobohan yang mungkin
atau yang dilakukan oleh aparatur administrasi publik yang berakibatkan kerugian bagi
publik.
D. KELOMPOK PEMUDA
Janji Indonesia merdeka dari pihak Jepang pertama kali terdengar pada akhir Juli
1945. Untuk mempersiapkan kemerdekaan, pada 7 Agustus 1945 Pemerintah Jepang
membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menggantikan Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada 12
Agustus 1945, Marsekal Terauci, Panglima Tertinggi Angkatan Perang Jepang di Asia
Tenggara menerima Soekarno, Hatta dan Radjiman di Dalat, Vietnam. Dalam
pertemuan Terauci menyatakan pemerintah Jepang telah memutuskan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia yang pelaksanaannya diserahkan kepada PPKI.
23
pendukung taktik kerjasama dengan Jepang dengan sosok sentral pada Soekarno
dan Hatta. Sementara kaum revolusioner yang dimotori kelompok pemuda menolak
taktik kerjasama dengan Jepang. Kaum muda ini mewakili berbagai spektrum
revolusioner seperti kelompok Sjahrir, pengikut Tan Malaka dan pemuda revolusioner
yang membangun kembali PKI seperti DN. Aidit dan pemuda revolusioner lainnya
yang berbasis di Asrama Mahasiswa Kedokteran di Prapatan 10, Asrama Angkatan
Baru di Menteng 31 dan Asrama Indonesia Merdeka di Jalan Bungur Besar.
Namun terlepas dari perdebatan yang terjadi, menurut Adnan Buyung Nasution,
proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan hasil kompromi antara yang berjuang untuk
kemerdekaan sambil bekerjasama dengan Jepang dengan mereka yang bekerja
dibawah tanah selama pendudukan Jepang. Kaum muda dan kaum tua menjadi
“sepasang sayap revolusi” yang saling melengkapi satu sama lain (Buyung Nasution,
1995 : 13).
24
kemerdekaan tanpa terburu-buru bahkan menantang pemuda untuk mengumumkan
sendiri kemerdekaan.
Menurut Sidik Kertopati, Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, apa yang dilakukan
pemuda ini adalah upaya “pengamanan tokok nasional” untuk memberi kebebasan
pemimpin aksi mengorganisir revolusi. Karena menurut rencana akan diadakan
pemberontakan dan proklamasi yang akan diumumkan kaum muda pada 16 Agustus
1945, namun pemberontakan tidak pernah terjadi karena perencanaannya kurang
matang (Kertapati, 2000 : 80).
25
Menurut Adam Malik, Riwayat Proklamasi Agustus 1945, di Rengasdengklok Soekarni
menjelaskan bahwa maksud membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok adalah
untuk menyiapkan kedua tokoh pergerakan nasional tersebut menyatakan proklamasi
kemerdekaan secepatnya atas nama seluruh rakyat karena keadaan sudah
mendesak dan memuncak (Adam Malik, 1956 : 42).
Namun dalam bukunya, Sekitar Proklamasi, Hatta menyangkal semua fakta yang
menyatakan telah terjadi semacam perundingan atau kesepakatan. Menurutnya
selama di Rengasdengklok mereka didiamkan di rumah seorang tuan tanah Tionghoa
bernama Djiauw Kie siong hingga kembali pulang malam hari ke Jakarta. Hal utama
yang dikerjakan adalah bergantian menggendong guntur yang agak rewel karena
susunya ketinggalan di mobil para pemuda. Bahkan celana Hatta basah terkena
kencing Guntur sehingga tak dapat menunaikan ibadah sholat (Hatta, 1970).
Dari narasi sekitar peristiwa proklamasi ini terdapat dua klaim di sekitar peristiwa
Rengasdengklok. Klaim pertama menyatakan ada perundingan dan kesepakatan di
Rangasdengklok, seperti dinyatakan oleh kaum muda sebagaimana ditulis oleh Adam
Malik dan Sidik Kertapati. Klaim kedua, menyatakan tidak terjadi perundingan dan
kesepakatan apa-apa di Rengasdengklok, seperti ditulis oleh Hatta.
Meskipun hanya mengirim dua utusan dalam pertemuan tersebut, kaum muda
telah mengubah jalannya proklamasi. Pertama, proklamasi bukan lagi sebagai hadiah
dari Jepang, tapi sebagai usaha dari rakyat dan bangsa Indonesia. Dalam pembukaan
rapat, Chaerul Saleh menyatakan menolak pertemuan tersebut sebagai pertemuan
PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan karena akan berbau buatan Jepang.
26
Soekarno menerima usulan itu dan menyatakan, “Rapat ini bukanlah rapat PPKI, rapat
ini adalah rapat wakil-wakil bangsa Indonesia” (Kertapati, 2000 : 94).
27
Bacaan Anak 1001buku, melakukan kampanye-kampanye literasi dan
memperkokoh jiwa kerelawanan di seluruh nusantara.
2. Indonesia Mangajar
Akademi Berbagi adalah gerakan sosial nirlaba yang bertujuan untuk berbagi
pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung
sehingga para peserta bisa meningkatkan kompetensi di bidang yang telah
dipilihnya. Bentuknya adalah kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan
praktisi di bidangnya masing-masing. Kelasnya pun berpindah-pindah sesuai
dengan ketersediaan ruang kelas yang disediakan oleh para donatur ruangan.
4. Card To Post
Ini masih sebagian kecil dari komunitas komunitas inspiratif di Indonesia. Hal
ini membuktikan bahwa pemuda Indonesia masih memiliki kepedulian terhadap
lingkungan sekitarnya. Jadi jangan salah kaprah bahwa pemuda Indonesia itu
tahunya keluyuran dan buang buang waktu sebab mereka bisa memberdayakan
energinya untuk kegiatan kegiatan yang positif.Salam sukses dan selamat
berkreasi bagi seluruh kaum muda di seluruh Indonesia.YANG MUDA,YANG
MEMBERI INSPIRASI.
28
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU :
Miriam Budiardjo. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
SUMBER INTERNET :
https://www.beranijujur.net/id/content/tahun-korupsi-politik-2013
https://www.merdeka.com/khas/pemilu-sumber-korupsi-partai-politik-kolom-
pemilu.html
https://indonesia-web.blogspot.com/2013/08/rakyat-tak-percaya-elite-politik-
2014.html
https://www.garudamiliter.net/kehebatan-kekuatan-militer-indonesia-di-mata-dunia/
http://www.viva.co.id/berita/dunia/942403-berbanggalah-kekuatan-militer-indonesia-
ungguli-israel
https://id.wikipedia.org/wiki/Birokrasi_di_Indonesia
http://muda.kompasiana.com/2013/01/11/inilah-20-komunitas-gerakan-pemuda-
inspiratif-di-indonesia-523631.html
29