Você está na página 1de 6

Kode Etik Profesi Akuntansi

Dalam dunia lembaga akuntansi ada namanya kode etik profesi akuntansi,
kode etik adalah suatu peraturan etika yang harus diterapkan bagi para profesi
akuntansi. Kode etik sendiri diperlakukan agar mencegah prilaku-perilaku
penyimpangan para angota maupun kelompok yang tergabung dalam profesi
akuntansi yang dapat mencoreng instasi akuntansi. Di Indonesia sendiri mempunyai
instasi dibidang akuntasi IAI, dan setiap Negara juga mempunyai instasi akuntasi,
dan memiliki etika-etika akuntansi tersendiri. Setiap profesi yang memberikan
pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan
seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika professional (Agnes, 1996).
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik,
penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo,
2002). Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk
melindungi kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua
sasaran pokok dalam dua kode etik ini yaitu Pertama, kode etik bermaksud
melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara
disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode etik
bertujuan melindungi keluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang
tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan
antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara
profesi dengan masyarakat. Kode etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai
panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor,
bekerja di lingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan. Etika profesional bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (Sihwajoni dan Gudono, 2000).
1. Kode Perilaku Profesional
Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :
a. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.
Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk
melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua budaya. Sebuah
tujuan utama profesional komputasi adalah untuk meminimalkan konsekuensi
negatif dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan dan
keselamatan.
b. Hindari menyakiti orang lain.
“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak
diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak
lingkungan yang tidak diinginkan.
c. Bersikap jujur dan dapat dipercaya
Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan
suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.
d. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi,
menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam mengatur
perintah.
e. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.
Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian
lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.
f. Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual.
Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan
intelektual.
g. Menghormati privasi orang lain
Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan
pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya
dalam sejarah peradaban.
h. Kepercayaan
Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu
telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit,
saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas
seseorang.
Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan
pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan,
dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab
profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku
profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan
dengan pengorbanan keuntungan pribadi.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi
kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat 4 (empat)
kebutuan dasar yang harus dipenuhi :
ü Kredibilitas.
Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
ü Profesionalisme.
Diperlukan individu yang denga jelas dapat diindentifikasikan oleh pamakai jasa
akuntan sebagai profesional dibidang akuntansi.
ü Kualitas Jasa.
Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan stndar kinerja yang tinggi.
ü Kepercayaan.
Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemebrian jasa oleh akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:
ü Prinsip Etika,
ü Aturan Etika, dan
ü Interpretasi Aturan Etika.
2. Prinsip – Prinsip Etika IFAC, AICPA, dan IAI
ü Kode perilaku profesional AICPA
Kode Perilaku Profesional AICPA terdiri atas dua bagian:
a) Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyatakan tindak – tanduk dan perilaku
ideal.
b) Aturan Perilaku menentukan standar minimum.
Prinsip-prinsip Perilaku Profesional menyediakan kerangka kerja untuk Aturan
Perilaku.Pedoman tambahan untuk penerapan Aturan Perilaku tersedia melalui:
a) Interpretasi Aturan Perilaku (Interpretations of Rules of Conduct)
b) Putusan (Rulings) oleh Professional Ethics Executive Committee.
Enam Prinsip-prinsip Perilaku Profesional:
a) Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota harus
melaksanakan pertimbangan profesional dan moral dalam seluruh keluarga.
b) Kepentingan public
Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dalam suatu cara yang akan
melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen pada profesionalisme.
c) Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, anggota harus
melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan perasaan integritas
tinggi.
d) Objektivitas dan Independesi
Anggota harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari konflik penugasan
dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional.
e) Kecermatan dan keseksamaan
Anggota harus mengamati standar teknis dan standar etik profesi.
f) Lingkup dan sifat jasa
Anggota dalam praktik publik harus mengamati Prinsip prinsip Perilaku Profesional
dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.
ü Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC :
a) Integritas
Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua
hubungan bisnis dan profesionalnya.
b) Objektivitas
Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias,
konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehinggamengesampingkan
pertimbangan bisnis dan profesional.
c) Kompetensi profesional dan kehati-hatian
Seorang akuntan profesionalmempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan
dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan
untuk menjaminseorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang
kompeten yangdidasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini.
Seorangakntan profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-
standar profesional haus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar
profesionaldan teknik yang berlaku dalam memberikan jasa profesional.
d) Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaaninformasi
yangdiperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnisserta tidak
boleh mengungapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izinyng enar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk
mengungkapkannya.
e) Perilaku Profesional
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan
yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapatmendiskreditkan profesi.
ü Aturan etika IAI-KASP memuat tujuh prinsip-prinsip dasar IAI, yaitu :
a) Integritas
Integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena menjunjung
tinggi kebenaran dan kejujuran. Integritas tidak hanya berupa kejujuran tetapi
juga sifat dapat dipercaya, bertindak adil dan berdasarkan keadaan yang
sebenarnya. Hal ini ditunjukkan oleh auditor ketika memunculkan keunggulan
personal ketika memberikan layanan profesional kepada instansi tempat auditor
bekerja dan kepada auditannya.
b) Obyektivitas
Auditor yang obyektif adalah auditor yang tidak memihak sehingga independensi
profesinya dapat dipertahankan. Dalam mengambil keputusan atau tindakan, ia
tidak boleh bertindak atas dasar prasangka atau bias, pertentangan
kepentingan, atau pengaruh dari pihak lain. Obyektivitas ini dipraktikkan ketika
auditor mengambil keputusan-keputusan dalam kegiatan auditnya. Auditor yang
obyektif adalah auditor yang mengambil keputusan berdasarkan seluruh bukti yang
tersedia, dan bukannya karena pengaruh atau berdasarkan pendapat atau
prasangka pribadi maupun tekanan dan pengaruh orang lain.
c) Kompetensi dan Kehati-hatian
Agar dapat memberikan layanan audit yang berkualitas, auditor harus memiliki dan
mempertahankan kompetensi dan ketekunan. Untuk itu auditor harus selalu
meningkatkan pengetahuan dan keahlian profesinya pada tingkat yang diperlukan
untuk memastikan bahwa instansi tempat ia bekerja atau auditan dapat
menerima manfaat dari layanan profesinya berdasarkan pengembangan
praktik, ketentuan, danteknik-teknik yang terbaru. Berdasarkan prinsip dasar ini,
auditor hanya dapat melakukan suatu audit apabila ia memiliki kompetensi yang
diperlukan atau menggunakan bantuan tenaga ahli yang kompeten untuk
melaksanakan tugas-tugasnya secara memuaskan.
d) Kerahasiaan
Auditor harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang diperolehnya
dalam melakukan audit, walaupun keseluruhan proses audit mungkin harus
dilakukan secara terbuka dan transparan. Informasi tersebut merupakan hak milik
auditan, untuk itu auditor harus memperoleh persetujuan khusus apabila akan
mengungkapkannya, kecuali adanya kewajiban pengungkapan karena peraturan
perundang-undangan. Kerahasiaan ini harus dijaga sampai kapanpun bahkan
ketika auditor telah berhenti bekerja pada instansinya. Dalam prinsip kerahasiaan
ini juga, auditor dilarang untuk menggunakan informasi yang dimilikinya untuk
kepentingan pribadinya, misalnya untuk memperoleh keuntungan finansial.
e) Prinsip kerahasiaan tidak berlaku dalam situasi-situasi berikut:
Pengungkapan yang diijinkan oleh pihak yang berwenang, seperti auditan dan
instansi tempat ia bekerja. Dalam melakukan pengungkapan ini, auditor harus
mempertimbangkan kepentingan seluruh pihak, tidak hanya dirinya, auditan,
instansinya saja, tetapi juga termasuk pihak-pihak lain yang mungkin terkena
dampak dari pengungkapan informasi ini.
f) Ketepatan Bertindak
Auditor harus dapat bertindak konsisten dalam mempertahankan reputasi profesi
serta lembaga profesi akuntan sektor publik dan menahan diri dari setiap tindakan
yang dapat mendiskreditkan lembaga profesi atau dirinya sebagai auditor
profesional. Tindakan-tindakan yang tepat ini perlu dipromosikan melalui
kepemimpinan dan keteladanan. Apabila auditor mengetahui ada auditor lain
melakukan tindakan yang tidak benar, maka auditor tersebut harus mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi masyarakat, profesi, lembaga
profesi, instansi tempat ia bekerja dan anggota profesi lainnya dari tindakan-
tindakan auditor lain yang tidak benar tersebut.
g) Standar teknis dan professional
Auditor harus melakukan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, yang
meliputi standar teknis dan profesional yang relevan. Standar ini ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia. Pada instansi-
instansi audit publik, terdapat juga standar audit yang mereka tetapkan dan berlaku
bagi para auditornya, termasuk aturan perilaku yang ditetapkan oleh instansi
tempat ia bekerja. Dalam hal terdapat perbedaan dan/atau pertentangan antara
standar audit dan aturan profesi dengan standar audit dan aturan instansi, maka
permasalahannya dikembalikan kepada masing-masing lembaga penyusun
standar dan aturan tersebut.
3. Aturan dan Interpretasi Etika
Aturan Etika Akuntan Publik Indonesia telah diatur dalam SPAP dan berlaku
sejak tahun 2000. Aturan etika IAI-KAP ini memuat lima hal:
 Standar umum dan prinsip akuntansi
 Tanggung jawab dan praktik lain
 Tanggung jawab kepada klien
 Independensi, integritas, dan objektivitas
 Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
 Interpretasi Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang
dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-
pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika,
tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika
Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan
Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan
sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya
pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh
adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila
diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya. Jika perlu, anggota juga harus
memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang
mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan
klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Você também pode gostar

  • SIA SAP 4 Fix
    SIA SAP 4 Fix
    Documento8 páginas
    SIA SAP 4 Fix
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Lembaga-Lembaga Penyusun Standar Akuntansi
    Lembaga-Lembaga Penyusun Standar Akuntansi
    Documento4 páginas
    Lembaga-Lembaga Penyusun Standar Akuntansi
    Mutya Armika
    100% (4)
  • Flowchart Penjualan
    Flowchart Penjualan
    Documento4 páginas
    Flowchart Penjualan
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Laporan Keuangan Manajemen Keu
    Analisis Laporan Keuangan Manajemen Keu
    Documento7 páginas
    Analisis Laporan Keuangan Manajemen Keu
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Tgs Sia
    Tgs Sia
    Documento9 páginas
    Tgs Sia
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Ta Sap 5
    Ta Sap 5
    Documento6 páginas
    Ta Sap 5
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • RMK Audit Sap 9
    RMK Audit Sap 9
    Documento7 páginas
    RMK Audit Sap 9
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Sia Sap 5
    Sia Sap 5
    Documento8 páginas
    Sia Sap 5
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Sia Ke 2
    Sia Ke 2
    Documento33 páginas
    Sia Ke 2
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Sap 9 Fix
    Sap 9 Fix
    Documento8 páginas
    Sap 9 Fix
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Sia Sap 5
    Sia Sap 5
    Documento8 páginas
    Sia Sap 5
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Sap 1 Persekutuan
    Sap 1 Persekutuan
    Documento2 páginas
    Sap 1 Persekutuan
    Desak Januari
    Ainda não há avaliações
  • Landasan Konseptual Sistem Informasi Akuntansi
    Landasan Konseptual Sistem Informasi Akuntansi
    Documento9 páginas
    Landasan Konseptual Sistem Informasi Akuntansi
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Tgs Sia
    Tgs Sia
    Documento9 páginas
    Tgs Sia
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • SAP 2 Fix
    SAP 2 Fix
    Documento2 páginas
    SAP 2 Fix
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Metodelogi Penelitian Pertemuan 12
    Metodelogi Penelitian Pertemuan 12
    Documento14 páginas
    Metodelogi Penelitian Pertemuan 12
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Metodelogi Penelitian Pertemuan 10
    Metodelogi Penelitian Pertemuan 10
    Documento8 páginas
    Metodelogi Penelitian Pertemuan 10
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Sia Sap 11 Fix
    Sia Sap 11 Fix
    Documento8 páginas
    Sia Sap 11 Fix
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Sia Sap 5
    Sia Sap 5
    Documento8 páginas
    Sia Sap 5
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Sia Sap 5
    Sia Sap 5
    Documento8 páginas
    Sia Sap 5
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • SAP 2 Point 4
    SAP 2 Point 4
    Documento4 páginas
    SAP 2 Point 4
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Konsinyasi Bagian Widya
    Konsinyasi Bagian Widya
    Documento12 páginas
    Konsinyasi Bagian Widya
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Proses Dan Kronologis Penetapan Sfas
    Proses Dan Kronologis Penetapan Sfas
    Documento5 páginas
    Proses Dan Kronologis Penetapan Sfas
    Azizi Ahmad
    Ainda não há avaliações
  • Sia Sap 11 Fix
    Sia Sap 11 Fix
    Documento8 páginas
    Sia Sap 11 Fix
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Akl Sap 7
    Akl Sap 7
    Documento8 páginas
    Akl Sap 7
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Paper Fix
    Paper Fix
    Documento25 páginas
    Paper Fix
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Standar Costing
    Standar Costing
    Documento82 páginas
    Standar Costing
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Akuntasi Biaya Standar
    Akuntasi Biaya Standar
    Documento26 páginas
    Akuntasi Biaya Standar
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações
  • Cover AKBI
    Cover AKBI
    Documento2 páginas
    Cover AKBI
    widyahariguna
    Ainda não há avaliações