Você está na página 1de 7

Analisis Laporan Keuangan

PT MIDI UTAMA INDONESIA Tbk

A. Rasio Likuiditas

1 Current Ratio = Aktiva Lancar X 100%


Utang Lancar

Aktiva Lancar Utang Lancar Current Ratio


2015 Rp 1,301,579 Rp 1,647,881 79%
2014 Rp 1,198,479 Rp 1,452,875 82%

Interpretasi :
Pada tahun 2015, current ratio sebesar 79% berarti perusahaan dalam keadaan
illiquid. Perbandingannya sebesar 0,79 : 1 hal ini berarti setiap satu rupiah utang lancar
hanya dijamin sebesar 0,79 rupiah aktiva lancar.
Pada tahun 2014, current ratio sebesar 82% berarti perusahaan dalam keadaan
illiquid. Perbandingannnya 0.82 : 1 hal ini berarti setiap satu rupiah utang lancar hanya
dijamin sebesar 0,82 rupiah aktiva lancar.
Current ratio dari tahun 2015 mengalami penurunan 3% dari tahun 2014.

2 Quick Ratio = Aktiva Lancar-Persediaan X 100%


Utang Lancar

Aktiva Lancar Persediaan Utang Lancar Quick Ratio


2015 Rp 1,301,579 Rp 758,064 Rp 1,647,881 33%
2014 Rp 1,198,479 Rp 740,589 Rp 1,452,875 32%

Interpretasi :

Quick ratio tahun 2015 mengalami kenaikan 1% dibanding tahun 2014.

Pada tahun 2015, quick ratio sebesar 33% berarti perusahaan dalam keadaan
illiquid. Perbandingannya sebesar 0,33 : 1 hal ini berarti setiap satu rupiah utang lancar
hanya dijamin sebesar 0,33 rupiah aktiva lancar tidak termasuk persediaan.
Pada tahun 2014, quick ratio sebesar 32% berarti perusahaan dalam keadaan
illiquid. Perbandingannya sebesar 0,32 : 1 hal ini berarti setiap satu rupiah utang lancar
hanya dijamin sebesar 0.32 rupiah aktiva lancar tidak termasuk persediaan.

3 Cash Ratio = Kas + Bank X 100%


Utang Lancar

Kas Utang Lancar Cash Ratio


2015 Rp 127,934 Rp 1,647,881 8%
2014 Rp 134,294 Rp 1,452,875 9%

Interpretasi :

Pada tahun 2015, cash rationya sebesar 8% berarti perusahaan dalam keadaan illiquid.
Perbandingannya sebesar 0.08 : 1 hal ini berarti setiap satu rupiah utang lancar hanya dijamin
sebesar 0.08 rupiah kas.

Pada tahun 2014, cash rationya sebesar 9% berarti perusahaan dalam keadaan illiquid.
Perbandingannya sebesar 0.09 : 1 hal ini berarti setiap satu rupiah utang lancar hanya dijamin
sebesar 0,09 rupiah kas.

Cash Ratio pada tahun 2015 turun sebesar 1% dibanding tahun 2014.

B. Rasio Aktivitas Usaha

1 Inventory Turn Over = HPP


Persediaan

HPP Persediaan Inventory Turn Over


2015 Rp 5,383,601 Rp 758,064 7.10
2014 Rp 4,519,552 Rp 740,589 6.10

Interpretasi :

Ratio Inventory Turn Over tahun 2015 mengalami kenikan 1% dari tahun
sebelumnya. Rasio tahun 2015 sebesar 7,10 kali. Asumsikan perhitungan 1 tahun adalah 360
hari. Maka lamanya dana tertanam dalam persediaan sebesar 51 hari (360/7,10). Tahun 2014
lama dana tertanam dalam persediaan sebesar 59 hari (360/6,10). Tingkat perputaran persediaan
semakin tinggi semakin baik. artinya dana tertanam dalam persediaan semula 59 hari menjadi 51
hari. Jadi, perputarannya lebih cepat.

2 Average Collection Period = Piutang


Penjualan per hari

Piutang Penjualan Average Collection Period


2015 Rp 237,837 Rp 7,171,904 12
2014 Rp 145,366 Rp 5,943,010 9

Interpretasi :

Rasio collection period 9 hari pada tahun 2014 berarti lamanya dana tertanam
dalam piutang adalah 9 hari. Hal ini kurang baik karena tahun 2015 rasio meningkat menjadi 12
hari yang berarti dana yang tertanam dalam piutang lebih lama kembali menjadi uang tunai.

3 Total Asset Turn Over = Penjualan


Total Aktiva

Penjualan Total aktiva Total Asset Turn Over


2015 Rp 7,171,904 Rp 3,232,642 2.22
2014 Rp 5,943,010 Rp 2,575,859 2.31

Interpretasi :

Terjadi penurunan Total Asset Turn Over pada tahun 2014 yaitu 2,31 kali menjadi
2,22 kali di tahun 2015.

C. Rasio Solvabilitas

1 Debt to Total Assets = Total Utang X 100%


Total Aktiva
Total Utang Total Aktiva Dent to Total Assets
2015 Rp 2,496,937 Rp 3,232,642 77%
2014 Rp 1,945,764 Rp 2,575,859 76%

Interpretasi ;

Pada tahun 2015 rasionya sebesar 77% naik 1% dibanding tahun 2014.
Rasio tahun 2015 sebesar 77% hal ini berarti bahwa kreditur telah “menyumbang” sebesar 77%
terhadap total aset perusahaan. Rasio ini termasuk insolvable karena nilainya terlalu tinggi
dibanding rata-rata industry yakni 40,1%.

2 Debt to Equity = Total Utang X 100%


Modal Sendiri

Total Utang Modal sendiri Debt to Equity


2015 Rp 2,496,937 Rp 735,705 339%
2014 Rp 1,945,764 Rp 630,095 309%

Interpretasi :

Rasio tahun 2015 sebesar 339% naik 30% dibanding tahun 2014. Hal ini
terlihat lebih besar utang perusahaan dibanding modal perusahaan. Rasio ini tergolong
insolvable.

D. Rasio Profitabilitas

Laba Bersih Setelah


1 Profit Margin = Pajak X 100%
Penjualan

Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan Profit Margin


2015 Rp 140,551 Rp 7,171,904 2%
2014 Rp 145,945 Rp 5,943,010 2%
Interpretasi :
Rasio profit margin sebesar 2 % dan bersifat tetap selama 2 tahun. Ini artinya
dalam transaksi penjualan satu rupiah tersedia 0.02 rupiah laba bersih.

2 Return on Investment = Laba Bersih Setelah Pajak X 100%


Total Aktiva

Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva Return on Investment


2015 Rp 140,551 Rp 3,232,642 4%
2014 Rp 145,945 Rp 2,575,859 6%

Interpretasi :
ROI pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 2% dibanding tahun 2014.
ROI tahun 2015 sebesar 4% berarti bahwa setiap investasi sebesar satu rupiah
menghasilkan laba bersih 0,04 rupiah. Dalam keadaan ini perusahaan mendapatkan
keuntungan lebih besar pada tahun sebelumnya.

3 Return on Equity = Laba Bersih Setelah Pajak X 100%


Modal Sendiri

Laba Bersih Setelah


Pajak Modal Sendiri Return on Equity
2015 Rp 140,551 Rp 735,705 19%
2014 Rp 145,945 Rp 630,095 23%

Interpretasi :
ROE pada tahun 2015 sebesar 19% artinya bahwa setiap modal sendiri satu rupiah
yang tertanam dalam perusahaan telah menghasilkan laba bersih sebesar 0.19 rupiah.
Rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 4%. Rasio tahun
2015 tergolong lebih rendah dibanding tahun 2014 yang berarti laba perusahaan semakin
kecil. Laba perusahaan dipengaruhi oleh beban keuangan yang cukup tinggi di tahun
2015.
E. Rasio Pasar

1 Earning per Share = Laba Bersih Setelah Pajak


Jumlah Lembar Saham

Laba Bersih Setelah


Pajak Jumlah Lembar Saham Earning per Share
2015 Rp 140,551 Rp 2,882 48.76
2014 Rp 145,945 Rp 2,882 50.63

Interpretasi ;
Earning per Share tahun 2015 sebesar 48.76 yakni mengalami penurunan sebesar
1,87dari tahun 2014. Data ini berarti bahwa jumlah saham yang beredar kurang diminati
akibat laba bersih yang tergolong rendah dibanding tahun 2014

2 Price Earning Ratio = Harga Saham


EPS

Harga Saham EPS Price Earning Ratio


2015 Rp 100 48.76 2.05
2014 Rp 100 20.14 4.97

Interpretasi :
Price Earning Ratio pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 2,92.
MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISA RASIO PT MIDI UTAMA INDONESIA Tbk

NI PUTU SHINTA OKTAVIANI

( 1515351131 / 42 )

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

Você também pode gostar