Você está na página 1de 6

Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1. DS: - Infeksi / pneumonia Gangguan
Klien mengeluh sesak napas - Polusi pertukaran gas
DO: - Usia
a) pO2 : 75 mmHg (↓) - Ekonomi rendah
b) pCO2 : 50 mmHg (↑) - Merokok
c) SO3 : 100%

Defisiensi enzim alfa-1-antitripsin, enzim


protease

Inflamasi

- Elastisitas paru menurun


- Destruksi
jaringan paru

Pelebaran ruang udara di dalam paru


(bronkus terminal
menggembung)

CO2 meningkat / udara terperangkap


dalam paru

- Sesak
- RR > 20 x/menit
- CO2 à hiperkapnia
- O2 à hipoksia

Gangguan pertukaran gas Pola napas tidak


2. DS : efektif
Klien mengeluh berat saat bernapas
DO : Destruktif kapiler paru
- Retraksi otot bantu napas
- RR : 30 x/menit - Penurunan perfusi O2
-Sianosis

Penurunan perfusi jaringan perifer


Penurunan ventilasi
3.
Peningkatan upaya menangkap O2

Peningkatan RR

Retraksi otot bantu napas


4.
DS :
Klien mengeluh adanya rasa penuh di Pola napas tidak efektif Bersihan jalan
tenggorokan napas tidak efektif
DO :
- Produksi sekret meningkat karena Sesak (dyspnea)
klien tidak bisa batuk efektif.
- Ditemukan suara napas ronchi Nyeri dyspnea

Reflek batuk menurun


DS :
Klien selalu mengeluh kelelahan dan Sekret tertahan
lemas Intoleransi aktivitas
DO ;
- RR meningkat setelah melakukan Ronchi
aktivitas
- Cepat lelah saat beraktivitas
Perfusi jaringan perifer menurun

Ventilasi menurun

Upaya menangkap O2 meningkat

RR meningkat

Retraksi otot bantu napas

Kelelahan

Intoleransi aktivitas

3.6 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan alveoli yang reversible.
2. Pola pernapasan berhubungan dengan ventilasi alveoli.
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen.
3.7 INTERVENSI
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1. Gangguan pertukaran 1. Pertukaran gas pasien
gas berhubungan kembali normal
dengan kerusakan 2. Tidak terjadi perubahan
alveoli yangreversible fungsi pernapasan. 1. Ajari pasien tentang
3. Pasien bisa bernapas teknik penghematan
normal tanpa energi.
menggunakan otot 2. Bantu pasien untuk
tambahan pernapasan. mengidentifikasi tug
4. Pasien tidak mengatakan tugas yang bisa
nyeri saat bernapas. diselesaikan.
5. PCO2 , PO2, dan
SO2normal
6. Lakukan latihan
pernapasan dalam dan 1. Kolaborasi :
tahan sebentar untuk • Berikan oksigen se
membiarkan diafragma indikasi
mengembangkan secara • Berikan penekan S
optimal. (anti ansietas sedatif
7. Posisikan pasien dengan atau narkotik) denga
posisi semi fowler agar hati-hati sesuai indik
pasien bisa melakukan
respirasi dengan
sempurna.
8. Kaji adanya nyeri dan
tanda vital berhubungan
dengan latihan yang
diberikan.

2. Pola pernapasan tidak 1. Tidak terjadi perubahan


efektif berhubungan dalam frekuensi pola
dengan ventilasi alveoli pernapasan. 1. Latih pasien napas
2. Tekanan nadi (frekuensi, perlahan-lahan,
irama, kwalitas) normal. bernapas lebih efekt
3. Pasien memperlihatkan
frekuensi pernapasan
yang efektif dan
mengalami perbaikan
pertukaran gas pada 1. Jelaskan pada pasien
paru. bahwa dia dapat
4. Pasien menyatakan mengatasi hipervent
faktor penyebab, jika melalui kontrol
mengetahui. pernapasan secara
sadar.
5. Pastikan pasien bahwa 2. Kolaborasi:
tindakan tersebut
dilakukan untuk Pemberian obat-obatan sesu
menjamin keamanan. indikasi dokter (ex.
6. Alihkan perhatian pasien bronkodilator)
dari pemikiran tentang
keadaan ansietas (cemas)
dengan meminta pasien
mempertahankan kontak
mata dengan perawat.

3. Bersihan jalan nafas Mengatasi masalah Sekret encer dan 1. Berikan posisi yang
tidak efektif ketidakefektifan jalan napas jalan napas bersih nyaman (fowler/ sem
berhubungan dengan fowler)
meningkatnya sekret
atau produksi mukus.

1. Anjurkan untuk min


air hangat
2. Bantu klien untuk
melakukan latihan
batuk efektif bila
memungkinkan
3. Lakukan suction bil
diperlukan, batasi
lamanya suction kur
dari 15 detik dan
lakukan pemberian
oksigen 100% sebel
melakukan suction
4. Pasien lebih nyaman
karena dapat memba
kelancaran pola
nafasnya
5. Air hangat dapat
mengencerkan sekre
6. Batuk efektif akan
membantu
mengeluarkan sekre
7. Jalan nafas bersih.

4. Intoleransi aktivitas 1. Pasien bernafas dengan 1. Ukur tanda vital saa


berhubungan dengan efektif. istirahat dan segera
ketidakseimbangan 2. Mengatasi masalah setelah aktivitas sert
antara kebutuhan intoleransi aktivitas pada frekuensi, irama dan
dan suplai oksigen. pasien kualitas.
1. Pasien bisa 2. Hentikan aktifitas bi
mengidentifikasi respon klien : nyeri
kan faktor-faktor dada, dyspnea,
yang vertigo/konvusi,
Menurunkan frekuensi nadi,
toleransi pernapasan, tekanan
aktivitas. darah sistolik menur
2. Pasien 3. Meningkatkan aktifi
memperlihatkan secara bertahap.
kemajuan,
khususnya dalam
hal mobilitas.
1. Ajarkan klien metod
penghematan energi
untuk aktifitas. ubah
posisi setiap 2 samp
jam
2. Mengakaji periode
istirahat
3. Mendapatkan tanda
vital pasien normal,
baik saat istirahat
ataupun setelah
beraktifitas.
4. Masalah intoleransi
aktivitas pada pasien
dapat teratasi untuk
mengukur
tingkat/kualitas nyer
guna intervensi
selanjutnya

3.8 Implementasi
Lakukan tindakan sesuai dengan intervensi yang akan diberikan.

3.9 Evaluasi
1. Diagnosa 1 : a. Pasien bisa bernapas normal tanpa menggunakan otot tambahan pernapasan
b. Pasien tidak mengatakan nyeri saat bernapas.
2. Diagnosa 2: a. Pasien memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif dan mengalami
perbaikan pertukaran gas pada paru.
b. Pasien menyatakan faktor penyebab, jika mengetahui.
3. Diagnosa 3: Sekret encer dan jalan napas bersih
4. Diagnosa 4: a. Pasien bisa mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleran
aktivitas.
b. Pasien memperlihatkan kemajuan khususnya dalam hal mobilitas.
c. Pasien memperlihatkan turunnya tanda-tanda

Você também pode gostar