Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Berdasarkan tingkat ketuntasan klasikal SD Negeri Posodugih 01, suatu pembelajaran
dikatakan berhasil apabila 85% atau lebih siswa telah mencapai KKM yaitu 75. Menurut
ketentuan tersebut maka pembelajaran matemati di kelas I belum berhasil. Dari hasil tes formatif
18 siswa dari 41 siswa atau 44% belum mencapai KKM dan hanya 23 siswa atau 56% siswa
yang telah mencapai KKM. Fokus permasalahannya adalah pendekatan dan strategi yang kurang
tepat. Guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher centered
approach). Untuk itu penulis mengadakan perbaikan pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach ). Pendekatan yang penulis
pilih adalah Contextual Teaching and Learning( CTL).Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam mata pelajaran matematika
kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ? Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus
terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Nilai rata-rata tes formatif pada
siklus I adalah 84,1. Sedangkan tingkat ketuntasan klasikal adalah 78 %. Nilai rata-rata aktifitas
siswa mengikuti pembelajaran 7,7 atau B (baik). Nilai rata-rata siswa berdiskusi 86,3 atau B
(baik). Meskipun terdapat kenaikan yang signifikan, namun demikian belum mencapai tingkat
ketuntasan klasikal. Untuk itu penelitian dilanjutkan ke siklus II.Nilai rata-rata tes formatif pada
siklus II adalah 89. Sedangkan tingkat ketuntasan klasikal adalah 95 %. Nilai rata-rata aktifitas
siswa mengikuti pembelajaran 8,2 atau A (sangat baik). Nilai rata-rata aktifitas siswa berdiskusi
90,8 atau A (sangat baik). Pada siklus II tingkat ketuntasan klasikal sudah tercapai dan aktifitas
siswa selama pembelajaran sudah sangat baik. Maka penelitian pada siklus II ini dinyatakan
berhasil dan penelitian selesai. Sedangkan dua siswa yang belum tuntas akan diberi kegiatan
remedial.
Pendahuluan
Berdasarkan tingkat ketuntasan klasikal SD Negeri Posodugih 01, suatu pembelajaran
dikatakan berhasil apabila 85% atau lebih siswa telah mencapai KKM ( Kriteria Ketuntasan
Minimal ) yaitu 75. Menurut ketentuan tersebut maka pembelajaran matematika kompetensi
dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan yang
1
berhasil. Dari hasil tes formatif mata pelajaran matematika tersebut 18 siswa dari 41 siswa atau
44% belum mencapai KKM dan hanya 23 siswa atau 56% siswa yang telah mencapai KKM.
adalah pendekatan dan strategi yang kurang tepat. Pembelajaran pada prasiklus guru
menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru ( teacher centered approach).
Hal inilah yang menyebabkan siswa tidak termotivasi mengikuti pembelajaran dengan baik yang
pada akhirnya hasil belajar siswa rendah. Untuk itu penulis mengadakan perbaikan pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered approach ).
Pendekatan yang penulis pilih adalah Contextual Teaching and Learning ( CTL ).
Menurut Elaine B. Johnson (2009) CTL berhasil karena sistem ini meminta siswa untuk
bertindak dengan cara alami. Cara itu sesuai dengan fungsi otak, psikologi dasar manusia, dan
tiga prinsip alam semesta yang ditemukan para fisikawan dan ahli biologi modern. Prinsip-
merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
diilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan
and Learning dalam mata pelajaran matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ?
Ada pun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar siswa melalui
2
mengelola pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, serta meningkatkan
Namun demikian banyak siswa yang tidak memahami sehingga hasil belajar rendah. Hal tersebut
disebabkan pembelajaran matematika terpisah dari kondisi nyata yang dihadapi siswa.
mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata sehingga mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning ( CTL ).
Pendekatan ini dalam pelaksanaannya adalah mengaitkan materi pelajaran matematika
dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa terlibat lebih aktif dalam
pembelajaran dan lebih mudah memahami materi pelajaran. Selain itu pengetahuan yang
didapatkan akan lebih bermakna karena bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab
itu berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diduga melalui pendekatan Contextual
Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
matematika.
Berdasar kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat digambarkan dengan
Siklus I
Guru belum Hasil
1. belajar
Siswa siswa KD
berdiskusi di dalam
Kondisi menerapkan menyelesaikan masalah yang
kelas.
Awal pendekatan CTL berkaitan dengan penjumlahan
2.
dan Siswa menggunakan
pengurangan rendah benda-
benda konkret.
Guru menerapkan
Tindaka 3. Siswa menemukan masalah
pendekatan CTL
n yang berkaitan dengan
penjumlahan serta cara
pemecahannya. 3
4. Menyampaikan hasil diskusi
Siklus II
1. Siswa berdiskusi diikuti
Diduga melalui dengan kegiatan motorik.
penerapan pendekatan
Kondisi 2. Siswa menggunakan benda-
CTL dapat
Akhir benda konkret.
meningkatkan prestasi
belajar siswa 3. Siswa menemukan masalah
yangdalam
Berdasar hal tersebut di atas maka hipotesis tindakan berkaitan
PTKdengan
ini adalah melalui
pengurangan di lingkungan
pendekatan Contextual Teaching and Learning, maka prestasisekitar
belajarsekolah.
siswa pada mata pelajaran
4. berkaitan
matematika kompetensi dasar pemecahan masalah yang Menyampaikan
denganhasil diskusi dan
penjumlahan
5.
pengurangan akan meningkat.
Metode Penelitian
dilaksanakan akhir bulan Agustus sampai November 2010. Penelitian ini dilaksanakan pada
waktu tersebut karena berdasar hasil tes formatif pada materi menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan yang dilaksanakan tanggal 26 Agustus rendah
sehingga perlu segera diambil tindakan nyata untuk memperbaikinya. Agar penelitian ini tidak
sehari-hari. Sehingga waktu penelitian yang tepat adalah akhir September setelah libur Idul Fitri
dan awal Oktober dan di akhir bulan November laporan hasil penelitian telah selesai disusun.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I SD Negeri Podosugih 01 yang berjumlah 41.
Terdiri dari 21 siswa lak-laki dan 20 siswa perempuan. Sebagian besar berasal dari luar
kelurahan Podosugih dengan latar belakang keluarga yang beragam. Dari keluarga kurang
4
Sumber data berasal dari subjek penelitian yaitu siswa yang berupa nilai proses selama
mengikuti pembelajaran dan nilai tes formatif. Selain itu juga dari hasil pengamatan yang
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berbentuk tes maupun non tes.
Untuk tes menggunakan tes tertulis sedangkan non tes menggunakan pengamatan. Sedangkan
alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan butir soal tes tertulis untuk teknik tes,
sedangkan untuk teknik non tes menggunakan lembar pengamatan dan rubrik asesmen.
Validasi data diperlukan untuk memperoleh data yang valid. Untuk data kuantitatif yang
berupa nilai tes tertulis dilakukan validasi teoritik dengan cara memeriksa instrumen dan kisi
yang telah dibuat. Sedangkan untuk data kualitatif dilakukan validasi melalui triangulasi sumber
Analisis data kuantitatif yang berupa nilai tes dilakukan dengan menggunakan analisis
deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal atau prasiklus, nilai tes siklus I
dan nilai tes siklus II. Sedangkan data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis
deskripsi kualitatif.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah jika 85 % atau lebih siswa
Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdapat langkah-langkah perencanaan,
guru bercerita tentang kejadian sehari-hari yang mengandung masalah yang berhubungan dengan
yang ada dalam cerita guru. Cara yang telah ditemukan digunakan untuk memecahkan masalah
yang lain. Pertemuan kedua siswa mengamati satu kejadian yang pernah diamati. Dilanjutkan
siswa berdiskusi menemukan masalah dalam kejadian tersebut dan cara pemecahannya.
5
Pada siklus II diawali guru bercerita tentang kejadian sehari-hari yang mengandung
masalah yang berkaitan dengan pengurangan. Kemudian dilanjutkan siswa berdiskusi yang
disertai dengan kegiatan motorik. Dan pada pertemuan kedua siswa berdiskusi untuk
sekitar sekolah.
Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh pengamat yang mengamati semua kejadian
yang berlangsung dalam proses pembelajaran. Baik aktifitas yang dilakukan siswa maupun guru.
Pengamat mencatat semua kejadian di kelas dan mengisi lembar pengamatan yang telah
dipersiapkan.
Berikut ini adalah instrumen observasi yang digunakan oleh pengamat.
Lembar Observasi
Aktifitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung
Aspek
No. Nama
Keberanian Keberanian Jumlah
Keaktifan Bertanya dan Mengungkapkan
Menjawab Ide
Pertanyaan
3 2 1 3 2 1 3 2 1
Jumlah
Rata - rata
Rubrik Asesmen
Aktifitas Siswa Selama Diskusi
No Skor Kelompok
Aspek Skor Bobot
. Maksimal
6
1. Keaktifan
Sangat aktif 10 2 20
Aktif 8
Pasif 6
2. Kerja sama
Sangat baik 10 2 20
Baik 8
Kurang 6
3. Pemecahan Masalah
Terstruktur 10 2 20
Kurang terstruktur 8
Tidak terstruktur 6
4. Pelaporan
Lengkap dan benar 10 2 20
Kurang lengkap 8
Tidak lengkap 6
5. Presentasi
Lancar 10 2 20
Kurang lancar 8
Tidak lancar 6
Jumlah 100
Rata - rata
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang subjek peneliannya adalah siswa
kelas I SD Negeri Podosugih 01. Jumlah siswa kelas I adalah 41 terdiri dari 21 siswa laki-laki
dan 20 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas I ini aktif dan energik. Sehingga siswa cepat
bosan kalau hanya duduk dan mendengarkan. Pada umumnya mempunyai intelegensi yang rata-
KKM SD Negeri Podosugih 01 untuk mata pelajaran matematika adalah 75. Dan tingkat
ketuntasan adalah 85 % atau lebih siswa telah mencapai KKM. Pada pembelajaran matematika
7
Kompetensi Dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan
di kelas I pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2010 diperoleh rata-rata nilai 73. Sedangkanl 44 %
siswa atau 18 dari 41 siswa belum mencapai tingkat ketuntasan. Dan hanya 56 % siswa atau 23
Dalam pembelajaran matematika guru kurang dapat membuat suasana belajar yang
menarik dan menyenangkan. Pembelajaran berpusat pada guru. Metode pembelajaran yang
digunakan tidak variatif. Siswa tidak diberi kesempatan mencoba dan menemukan sendiri. Pada
saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa bermain sendiri. Sehingga banyak siswa yang
tidak memahami masalah yang harus diselesaikan. Selain itu juga banyak siswa yang tidak dapat
mengubah kalimat cerita ke dalam kalimat matematika. Akhirnya prestasi belajar siswa rendah.
Jika hal tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan dampak yang negatif terhadap
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diawali dengan guru memberi apersepsi. Guru
penjumlahan. Setelah siswa siap menerima pelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memberi motivasi agar siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Untuk menambah
Dalam kegiatan inti, guru mengawali dengan bercerita kejadian sehari-hari yang
didalamnya mengandung masalah yang berkaitan dengan penjumlahan. Masalah dalam cerita
tersebut bisa dipraktikkan sendiri oleh siswa. Kemudian guru menugasi siswa untuk menemukan
Semua siswa segera mempersiapkan diri bergabung dengan teman kelompoknya. Setiap
kelompok diberi gelas dan sedotan. Sedangkan alat yang lain siswa dipersilakan mengambil
8
sendiri sesuai dengan kebutuhan, Siswa melakukan diskusi untuk menemukan cara memecahkan
masalah tersebut. Setelah menemukan, cara tersebut digunakan untuk memecahkan masalah lain
yang ada di dalam LKS 01/S1. Sedangkan pada pertemuan dua siswa berdiskusi menemukan
masalah sehari-hari yang dijumpai yang berkaitan dengan penjumlahan serta cara pemecahannya
( LKS 02/S1 ).
Sebagian besar siswa ikut terlibat aktif dalam diskusi, namun ada beberapa anak yang
menggunakan sedotan untuk bermain. Dan sebagian lagi bercerita dengan temannya. Guru
segera mengingatkan agar aktif mengikuti diskusi. Ada empat kelompok yang langsung dapat
menemukan cara memecahkan masalah. Sedangkan empat kelompok yang lain harus diberi
sendirian bisa ditemani salah satu teman kelompoknya atau semua teman kelompoknya maju.
Kelompok lain memberi komentar dan masukan. Setiap kelompok yang sudah maju diberi
semangat dengan bertepuk tangan. Saat presentasi, lima kelompok mempresentasikan dengan
baik. Sedangkan yang lain masih perlu dibahas dan dilengkapi oleh siswa lain dengan bantuan
guru.
Untuk menguatkan pemahaman siswa, guru memberi soal-soal latihan dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Ada beberapa siswa yang masih kesulitan
Pada kegiatan akhir siswa dengan dibantu guru menyimpulkan pelajaran. Kemudian
mengerjakan tes formatif. Pada saat mengerjakan tes formatif, siswa terlihat tenang. Ada
beberapa siswa yang terlihat kesulitan mengerjakan. Sehingga menoleh ke teman sebelahnya
atau belakangnya. Guru segera mengingatkan agar mengerjakan dengan jujur. Banyak yang
mengerjakan dengan cepat sekali dan wajah mereka terlihat sangat puas.
9
Sebelum pembelajaran diakhiri, siswa melakukan penilaian terhadap diri sendiri dengan
cara mengisi nilai pada instrumen yang telah disiapkan guru. Dalam kegiatan ini ternyata ada
dengan memberi apersepsi. Guru mengadakan tanya jawab yang memungkinkan siswa menggali
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi motivasi agar siswa mengikuti pembelajaran
Dalam kegiatan inti, guru mengawali dengan bercerita kejadian sehari-hari yang
didalamnya mengandung masalah yang berkaitan dengan pengurangan. Masalah dalam cerita
tersebut bisa dipraktikkan sendiri oleh siswa. Kemudian guru menugasi siswa untuk menemukan
cara memecahkan masalah yang ada di dalam cerita dengan berdiskusi. Untuk penyelesaiannya
siswa harus satu per satu mengambil kartu bilangan yang sudah disediakan dan menempelkan di
Semua siswa segera mempersiapkan diri bergabung dengan teman kelompoknya. Siswa
melakukan diskusi untuk menemukan cara memecahkan masalah dari guru. Setelah menemukan,
cara tersebut digunakan untuk memecahkan masalah lain yang ada di dalam LKS 01/S2. Setiap
kelompok tampak bergegas segera berlari mengambil kartu bilangan yang diperlukan.
Sedangkan pada pertemuan dua siswa berdiskusi menemukan masalah sehari-hari yang dijumpai
di lingkungan sekitar sekolah yang berkaitan dengan pengurangan serta cara pemecahannya
( LKS 02/S2 ). Agar tidak bingung, masing-masing kelompok diarahkan untuk menuju kantin
Semua siswa nampak gembira dan semangat berdiskusi. Enam kelompok dengan cepat
menemukan masalah yang berkaitan dengan pengurangan. Sedangkan dua kelompok lain masih
kebingungan. Kebetulan ada beberapa burung yang bertengger di pohon mangga. Segera
10
kelompok tersebut diarahkan oleh guru untuk mengamati burung tersebut. Sedangkan satu
kelompok lagi telah mendapat ide untuk mencari selisih jumlah warna pot bunga yang berwarna
sendirian bisa ditemani salah satu teman kelompoknya atau semua teman kelompoknya maju.
Kelompok lain memberi komentar dan masukan. Setiap kelompok yang sudah maju diberi
semangat dengan bertepuk tangan. Saat presentasi, tujuh kelompok mempresentasikan dengan
baik. Sedangkan satu kelompok masih perlu dibahas dan dilengkapi oleh siswa lain dengan
bantuan guru.
Untuk menguatkan pemahaman siswa, guru memberi soal-soal latihan dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Jika ada teman kelompoknya belum bisa yang lain
agar membantunya. Karena kelompok yang mendapat nilai rata-rata tertinggi akan menjadi juara.
Pada kegiatan akhir siswa dengan dibantu guru siswa menyimpulkan pelajaran.
Kemudian mengerjakan tes formatif. Pada saat mengerjakan tes formatif, siswa terlihat tenang.
Banyak yang mengerjakan dengan cepat sekali dan wajah mereka terlihat sangat puas.
Sebelum pembelajaran diakhiri, siswa melakukan penilaian terhadap diri sendiri dengan
cara mengisi nilai pada instrumen yang telah disiapkan guru. Sebelumnya guru mengingatkan
agar siswa berlatih bersikap jujur terhadap diri sendiri. Hal ini diharapkan agar siswa menilai apa
Berdasar hasil penelitian baik dari tes tertulis maupun pengamatan dapat diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Dari hasil tes tertulis terdapat kenaikan nilai rata-rata yang cukup tinggi, yaitu 73,4 pada
prasiklus menjadi 84,1 pada siklus I dan menjadi 89 pada siklus II.
2. Tingkat ketuntasan klasikal juga mengalami kenaikan yaitu dari 56 % pada prasiklus
11
3. Berdasar hasil pengamatan aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran juga terdapat
kenaikan yaitu dari nilai rata-rata 7,7 ( baik ) pada siklus I menjadi 8,2 ( sangat baik ) pada
siklus II.
4. Berdasar hasil pengamatan aktifitas siswa selama diskusi juga terdapat kenaikan yaitu dari
nilai rata-rata 86,3 ( baik ) pada siklus I menjadi 90,8 ( sangat baik ) pada siklus II.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan Contextual Teaching and
Learning, maka prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar pemecahan masalah yang berkaitan
dengan penjumlahan dan pengurangan akan meningkat. Dugaan ini didasari oleh teori-teori
mungkin dengan situasi dunia nyata. Dan pembelajaran tersebut adalah pembelajaran
kontekstual.
12
Hasil penelitian yang dilakukan di Kelas I SD Negeri Podosugih 01 ini telah
menghasilkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Yaitu nilai rata-rata tes 73,4 pada prasiklus
menjadi 84,1 pada siklus I dan menjadi 89 pada siklus II. Berdasar hasil pengamatan tentang
aktifitas siswa selama dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan. Pada siklus II
aktifitas siswa mengikuti pembelajaran sangat baik. Tingkat ketuntasan klasikal juga mengalami
kenaikan yaitu dari 56 % pada prasiklus menjadi 78 % pada siklus I dan pada siklus II
menjadi 95 %.
Karena telah mencapai tingkat ketuntasan klasikal yaitu 85 % atau lebih siswa telah
mencapai KKM yaitu 75, maka penelitian ini dinyatakan berhasil dan penelitian selesai. Dan
hipotesis yang penulis ajukan terbukti. Dua siswa yang belum tuntas diberi kegiatan remedial.
Simpulan
1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning hasil belajar baik yang berupa hasil
memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya
dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
Daftar Pustaka
Johnson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar
Terbuka.
Suharsimi Arikunto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta :
Pustaka pelajar.
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka.
13
Wardani, I.G.A.K ; Wihardit, Kuswaya ; Nasution, Noehi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas.
14