Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Mengapa pasien mengeluh sesak napas bertambah berat disertai batuk berdahak kental?
•Komponen-komponen asap rokok ini merangsang perubahan-perubahan pada sel-sel
penghasil mukus bronkus dan silia. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami
kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel-sel
penghasil mukus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan
menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari
saluran nafas. Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab
infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema dan
pembengkakan jaringan. Ventilasi, terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat
dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya
peradangan.
Sumber : PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik), Pedoman Praktis Diagnosis dan
Penatalaksanaan di Indonesia, PDPI, Jakarta, 2003:1.
Dahak kental
Partikulat dalam asap rokok dan udara terpolusi mengendap pada lapisan mukus yang
melapisi mukosa bronkus ( menghambat aktivitas silia.
Pergerakan cairan yang melapisi mukosa berkurang, sehingga iritasi pada sel
epitel mukosa meningkat. Hal ini akan lebih merangsang kelenjar mukosa.
Keadaan seperti ini ditambah dengan gangguan aktivitas silia menimbulkan gejala batuk
kronik dan ekpektorasi.
Produk mukus yang berlebihan memudahkan timbulnya infeksi serta
menghambat proses penyembuhan (Cherniack et al., 1983).
2. Mengapa pada saat pemeriksaan fisik didapatkan puls lips breathing dan bisa terjadi
dada tong?
Dada tong :
Merokok( inflamasi(defisiensi α1-antitripsin( fungsi normalnya untuk menjaga
keseimbangan antara degradasi dan sintesis elastin dan untuk inhibitor protease yg
dikeluarkan neutrofil selama peradangan)(jika pada perokok ( protease meningkat krn
jmlah leukosit dan makrofag meningkat ( kerusakan alveolus ( proteolisis/ degradasi elastin
oleh enzim elastase( protease ) (Destruksi serat elastin merupakanpenyebab timbulnya
hilangnya daya elastisitas dari dinding alveoler, terjadi deposisi dan bentuk remodeling
kolagen, erjadilah pembesaran ruang udara ( volume residu paru meningkat ( rongga dada
membesar ( diameter AP > lateral ; sela iga melebar )( barel chest
Sumber :Prof. Dr. H. Suradi, dr. Sp. P (K), MARS.UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA.2007. PENGARUH ROKOKPADA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
(PPOK),TINJAUAN PATOGENESIS, KLINIS DAN SOSIAL dan Respirologi. Dr.R. Darmanto
Djojodibroto, Sp.P,FCCP.EGC
Pulse lips breathing :
Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal terjadi akibat
pengempisan (recoil) paru secara pasif setelah inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak
terjadi recoil pasif, maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps.
Selama inspirasi, lumen bronkiolus melebar sehingga udara dapat melewati penyumbatan
akibat penebalan mukosa dan banyaknya mucus. Tetapi sewaktu ekspirasi, lumen
bronkiolus tersebut kembali menyempit sehingga sumbatan dapat menghalangi keluarnya
udara, sehingga butuh waktu yang lebih lama saat ekspirasi. Kompensasi mengeluarkan CO2
berlebih dg mencucu, dimulut tekanan lebih besar
Sumber : PDPI. PPOK Pedoman Praktis Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia.
Jakarta: 2006. p. 1-18.
Nikotin
Dapat meracuni saraf, meningkatkan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah
perifer, membuat ketagihan, mengaktifkan trombosist dan menyebabkan adhesi
trombosit ke dinding pembuluh darah. Nikotin juga dapat melumpuhkan silia pada
permukaan sel epitel nafas yang secara normal terus bergerak untuk memindahkan
kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran nafas sehingga nanti banyak debris
berakumulasi dalam jalan nafas dan kesukaran nafas bertambah.
Karbonmonoksida
Memiliki afinitas terhadap hemoglobin 300 kali lipat dibandingkan O2
Tar
Merupakan bahan karsinogenik yang menyebabkan peradangan pada saluran nafas
karena tar cenderung menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada
saluran nafas, paru.
Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok dalam jangka panjang dapat
menyebabkan aneka efek, a.l. :
Mengganggu pergerakan rambut getar epitel saluran nafas (respiratory epithelial
cilliary)
Menghambat fungsi alveolar macrophages,
Menyebabkan hypertrophy dan hyperplasia kelenjar penghasil mukus;
Juga menghambat antiproteases dan menyebabkan leukosit melepaskan enzim
proteolitik secara akut
merusak elastin, suatu protein yang membangun kantong alveolar
Secara umum telah diketahui bahwa merokok dapat menyebabkan gangguan
pernafasan. Terdapat beberapa alasan yang mendasari pernyataan ini. Pertama, salah
satu efek dari penggunaan nikotin akan menyebabkan konstriksi bronkiolus terminal
paru, yang meningkatkan resistensi aliran udara ke dalam dan keluar paru. Kedua, efek
iritasi asap rokok menyebabkan peningkatan sekresi cairan ke dalam cabang-cabang
bronkus serta pembengkakan lapisan epitel. Ketiga, nikotin dapat melumpuhkan silia
pada permukaan sel epitel pernapasan yang secara normal terus bergerak untuk
memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran pernafasan. Akibatnya
lebih banyak debris berakumulasi dalam jalan napas dan kesukaran bernapas menjadi
semakin bertambah. Hasilnya, semua perokok baik berat maupun ringan akan
merasakan adanya tahanan pernafasan dan kualitas hidup berkurang (Guyton, 2006).
Zat2 yg terkandung (nikotin ,tar,dll)dlm rokok yg besarnya krg dr 5mmikron akan
merusak silia dan makrofag alveolus, N. vagus(tersensitasi shg aksi berlebihan
menyebabkan bronkospasme)( pd silia mnyebabkan hipersekresi mucus dan
Zat dalam rokok memicu proteolisi( merusak elastin2
Terdapat dua bahan utama zat
yang terkandung dalam setiap batang rokok yakni nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang
bersifat karsinogenik Selain kedua zat tersebut, masih terdapat zat-zat lain yang terkandung
dalam rokok dan berakibat buruk terhadap sistem tubuh. Nainggolan (2000) mengungkapkan
zat lain tersebut diantaranya :
Karbonmonoksida: merupakan sejenis gas yang tidak berbau yang dihasilkan dari
pembakaran zat arang atau karbon yang tidak sempurna. Gas ini memiliki sifat racun
yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen.
Arsenic: sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga. Nitrogen
oksida: Unsur kimia ini dapat mengganggu saluran pernafasan bahkan merangsang
kerusakan dan perubahan kulit tubuh.
Ammonium karbonat: zat ini membentuk plak kuning pada permukaan lidah dan
menggangu kelenjar makanan dan perasa yang terdapat dipermukaan lidah.
Ammonia: merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen.
Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Ammonia ini sangat mudah
memasuki sel-sel tubuh
Formic acid: jenis cairan yang tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat
mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk.
Acrolein: sejenis zat tidak berwarna, seperti aldehid. Zat ini diperoleh dengan
mengambil cairan dari gliserol dengan metode pengeringan. Cairan ini sangat
menganggu bagi kesehatan.
Hydrogen cyanide: sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki
rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk
menghalangi pernapasan.
Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit
saja cyanide dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.
Nitrous oksida: sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat menyebabkan
hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit.Formaldehyde: zat yang banyak
digunakan sebagai pengawet dalam laboratorium (formalin).
Phenol: merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari destilasi
beberapa zat organic seperti kayu dan arang, selain diperoleh dari ter arang. Phenol
terikat dengan protein dan menghalangi aktivitas enzim.
Acetol: hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas
bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol.
Hydrogen sulfide: sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang
keras. Zat ini menghalangi oxidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
Pyridine: cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan untuk
mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
Methyl chloride: adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu dimana hidrogen dan
karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah merupakan compound organic
yang dapat beracun.
Methanol: sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar.
Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan bahkan
kematian.
Tembakau - nikotin
Bahan lainnya :
Bahan lainnya :
- Tar
Bahan lainnya :
- PAH
6. Kanker esophagus - NNN - Etanol, diet
Bahan lainnya :
- Amin aromatic
Gejala:
• Gejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasi ini harus diperiksa
dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai gejala yang biasa terjadi pada proses
penuaan.
- Batuk kronik
• Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan yang tidak hilang dengan
pengobatan yang diberikan
- Berdahak kronik
• Kadang kadang pasien menyatakan hanya berdahak terus menerus tanpa disertai batuk
• Seringkali pasien sudah mengalami adaptasi dengan sesak nafas yang bersifat progresif
lambat sehingga sesak ini tidak dikeluhkan.
• Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, gunakan ukuran sesak napas sesuai skala sesak
(Tabel 1).
Tanda :
Gambaran Klinis
a. Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi
saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
b. Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
• Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher dan edema tungkai
Infeksi berulang
Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman,
hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Pada kondisi kronik ini imuniti menjadi lebih
rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limposit darah.
Kor pulmonal :
Ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit > 50 %, dapat disertai gagal jantung kanan
Sumber : http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi3.html
Sumber : www.usu.ac.id
Perbedaan Patogenesis Asma dan PPOK
Diagnosis Banding
DIAGNOSIS BANDING
• Asma
• SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis)
Adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis
dengan
lesi paru yang minimal