Você está na página 1de 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NHT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN


PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
KUBUS DAN BALOK PADA SISWA KELAS VIII J
SMP NEGERI 3 GIANYAR
TAHUN PELAJARAN
2015/2016

Ida Ayu Ari Sucitrawati1

ABSTRACT
The aim of this research is to know whether there is improvement
in learning activity and achievement of students in cube and beam
learning through the implementation of NHT cooperative learning
model. This research subjects were 34 students of grade VIII J
Junior High School 3 Gianyar in academic year 2015/2016. The
data collected in this research covered: student’s learning activity
which was collected from observation and student’s achievement
data which was collected from test. This research conducted in 2
cycles. The result of this study shows that the student’s learning
activity in the cycle I is enough active and in the cycle II the
student’s learning activity was categorized as active. From the
achievement of the students it was found that the average score,
learning outcome and learning capacity from the cycle I and cycle
II consecutively are: 73.92, 64.79% and 73.92% and 80.98,
88.23%,, 80.98%. From the result of data analysis and discussion,
then it can be concluded that there is an improvement in learning
activity and student’s achievement in cube and beam learning
through the implementation of NHT cooperative learning model of
students in grade VIII J Junior High School 3 Gianyar in academic
year 2015/2016.
Kata Kunci: Penerapan, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
NHT, Aktivitas Belajar, Prestasi Belajar, Kubus dan Balok.

1
Ida Ayu Ari Sucitrawati adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Mahasaraswati Denpasar-Bali
PENDAHULUAN kualitas pendidikan khususnya
Pendidikan merupakan suatu matematika saat ini masih rendah dan
kebutuhan bagi setiap manusia, karena tidak bisa terlepas dari peringkat
dengan adanya pendidikan manusia bawah dunia.
dapat memperoleh pengetahuan, Meningkatkan kualitas
pengalaman dan keterampilan. pendidikan khususnya matematika
Pendidikan dapat diperoleh dan tentu tidak mudah. Kualitas
dilaksanakan dimana saja yang pendidikan terkait dengan guru, siswa,
terpenting pendidikan yang diperoleh metode pembelajaran, kurikulum,
adalah pendidikan yang baik, benar bahan ajar, alat bantu pembelajaran
dan menyejahterakan. Pendidikan dan manajemen sekolah. Guru
yang menyejahterakan adalah memegang peranan yang paling
pendidikan yang membebaskan penting dalam meningkatkan kualitas
terutama membebaskan dari pendidikan, betapapun canggihnya
kebodohan, keterbelakangan dan alat bantu dalam pembelajaran guru
kemiskinan. Dalam arti luas tetap diperlukan. Kemampuan guru
pendidikan memegang peranan yang dalam memilih dan menentukan
sangat strategis bagi setiap strategi atau metode pembelajaran
masyarakat, bahkan kualitas suatu matematika juga sangat berpengaruh
bangsa dapat diukur dari sejauh mana terhadap keberhasilan siswa dalam
kualitas pendidikan yang meningkatkan kualitas pendidikan.
diberlakukan. Namun, sebagian besar guru masih
Kualitas pendidikan di Indonesia saat kurang tepat dalam memilih dan
ini masih rendah. Menurut survei menentukan strategi atau metode
Political and Economic Risk pembelajaran matematika saat proses
Consultant (PERC), kualitas pembelajaran berlangsung yang
pendidikan di Indonesia berada pada mengakibatkan siswa menjadi pasif
urutan ke-12 dari 12 negara di Asia (datang, duduk, menonton, berlatih
Tenggara (Hakim dan Sani, 2012:74). dan lupa) sehingga berpengaruh pada
Indonesia menduduki posisi terbawah ketercapaian indikator yang kurang
dengan kualitas pendidikan yang maksimal. Hal tersebut pula yang
paling rendah dari negara-negara di terjadi di kelas VIII J SMP Negeri 3
Asia Tenggara. Kondisi pendidikan Gianyar.
seperti ini masih jauh dari kata Berdasarkan hasil wawancara
sempurna. Sama halnya dengan dengan salah seorang guru yang
pendidikan matematika, hasil bernama Anak Agung Sri Agung
penelitian The Trends International Udiani, S.Pd selaku guru mata
Mathematics and Science Study pelajaran matematika di kelas VIII J
(TIMSS) pada tahun 2011, SMP Negeri 3 Gianyar pada tanggal
menyebutkan bahwa prestasi 24 Februari 2016, diperoleh informasi
matematika siswa Indonesia kelas VIII bahwa rata-rata nilai (X), ketuntasan
berada pada posisi 5 besar dari bawah belajar (KB) dan daya serap (DS)
bersama Syria, Moroko, Oman dan siswa kelas VIII J SMP Negeri 3
Ghana yaitu urutan 38 dari 42 negara Gianyar semester II untuk mata
dengan nilai 386 (HSRC & IEA, pelajaran matematika pada tes sumatif
2012:4). Hal ini menunjukkan bahwa semester I tahun pelajaran 2015/2016
berturut-turut sebesar: 65,5; 41,17%; pembelajaran yang belum dimengerti;
65,5%. Pencapaian prestasi belajar (5) kurang adanya interaksi positif
yang diperoleh siswa kelas VIII J antar siswa dalam hal diskusi tentang
tersebut masih belum optimal, karena materi yang diajarkan; dan (6) hanya
berdasarkan standar acuan yang beberapa siswa yang terlihat
ditetapkan SMP Negeri 3 Gianyar, mengerjakan tugas yang diberikan
proses pembelajaran dikatakan guru, yang lainnya terlihat hanya
optimal jika rata-rata nilai prestasi menunggu untuk menyalin jawaban
belajar siswa (X)  75, ketuntasan temannya.
belajar (KB)  85% dan daya serap Berdasarkan hasil wawancara
(DS)  75%. Kemudian berdasarkan dan pengamatan yang telah diuraikan
hasil wawancara dengan siswa kelas di atas, rendahnya prestasi belajar
VIII J SMP Negeri 3 Gianyar tentang siswa disebabkan karena metode atau
pembelajaran matematika, diperoleh strategi pembelajaran yang tidak tepat,
anggapan siswa tentang pembelajaran kurang adanya inovasi pembelajaran
matematika meliputi: (1) siswa merasa sehingga pembelajaran terkesan
mata pelajaran matematika terlalu sulit monoton dan kurang adanya interaksi
dipahami; (2) siswa mengaku takut positif antar siswa yang membuat
bertanya kepada guru karena malu siswa menjadi pasif. Mengatasi
jikalau masalah yang ditanyakan permasalahan tersebut, maka
ternyata masalah yang mudah, (3) diperlukan model pembelajaran yang
siswa merasa bosan dan jenuh dengan mampu memacu minat siswa untuk
pembelajaran matematika; (4) siswa aktif dalam mengikuti pelajaran dan
mengaku saat pembelajaran kelompok mampu berinteraksi positif dengan
lebih memilih mengandalkan teman temannya sehingga dapat saling
yang pintar untuk mengerjakan dan membantu untuk menguasai materi
menjawab karena merasa tidak yang diajarkan oleh guru. Salah satu
mampu dan takut salah. model pembelajaran yang dapat
Berkenaan dengan hal tersebut, digunakan adalah model pembelajaran
maka dilakukan pengamatan di dalam kooperatif (cooperative learning).
kelas VIII J SMP Negeri 3 Gianyar. Melalui model pembelajaran
Dari hasil pengamatan yang dilakukan kooperatif (cooperative learning)
saat proses pembelajaran berlangsung siswa dapat saling bertukar pendapat,
terlihat bahwa: (1) saat proses mengemukakan pikirannya dan saling
pembelajaran berlangsung guru bekerja sama untuk mengatasi
menyampaikan materi dengan metode kesulitan dalam kelompok.
ceramah sehingga guru yang lebih Pembelajaran kooperatif
dominan di dalam kelas; (2) saat guru (cooperative learning) memiliki
akan mengarahkan pertanyaan siswa banyak variasi. Salah satu variasi
cenderung membungkukkan dalam model pembelajaran kooperatif
badannya; (3) pembelajaran yang (cooperative learning) adalah
dilakukan guru kurang bervariasi Numbered Heads Together (NHT).
sehingga siswa menjadi jenuh dan Model pembelajaran kooperatif tipe
mengantuk di kelas; (4) siswa terlihat NHT atau penomoran berpikir
malu dan ragu-ragu untuk bertanya bersama adalah suatu jenis
pada guru tentang materi pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola pembelajaran kooperatif tipe NHT
interaksi siswa yang beranggotakan 4 pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 3
sampai 6 orang. Guru mengajukan Gianyar tahun pelajaran 2015/2016.
pertanyaan kemudian siswa dalam Berdasarkan pada uraian latar
kelompok menyatukan pendapat dan belakang dan fokus penelitian yang
memastikan bahwa setiap anggota disampaikan diatas, maka dapat
kelompok mengetahui jawaban atas dirumuskan permasalahan sebagai
pertanyaan tersebut. Selanjutnya, guru berikut: (1) Apakah terjadi
memanggil nomor tertentu, kemudian peningkatan aktivitas belajar siswa
siswa yang nomornya sesuai dalam pembelajaran kubus dan balok
mengacungkan tangannya dan melalui penerapan model
mencoba menjawab pertanyaan untuk pembelajaran kooperatif tipe NHT
seluruh kelas. Ciri khas dari pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 3
pembelajaran kooperatif tipe NHT Gianyar tahun pelajaran 2015/2016
adalah hanya satu siswa yang dan (2) Apakah terjadi peningkatan
mewakili kelompoknya tetapi tanpa prestasi belajar siswa dalam
menginformasikan kepada kelompok pembelajaran kubus dan balok melalui
tersebut siapa yang akan menjadi penerapan model pembelajaran
wakilnya. Ciri khas tersebut kooperatif tipe NHT pada siswa kelas
memastikan keterlibatan penuh dari VIII J SMP Negeri 3 Gianyar tahun
seluruh siswa. Model pembelajaran pelajaran 2015/2016. Tujuan yang
kooperatif tipe NHT menekankan ingin dicapai dalam penelitian ini
siswa saling bekerjasama dalam adalah sebagai berikut: (1) Untuk
kelompok, sehingga masing-masing mengetahui apakah terjadi
anggota kelompok paham dengan peningkataan aktivitas belajar siswa
hasil kerja kelompoknya dan dalam pembelajaran kubus dan balok
bertanggung jawab terhadap hasil melalui penerapan model
diskusinya. Dengan sendirinya siswa pembelajaran kooperatif tipe NHT
merasa dirinya harus terlibat secara pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 3
aktif dalam proses pembelajaran. Gianyar tahun pelajaran 2015/2016
Berdasarkan uraian yang telah dan (2) Untuk mengetahui apakah
dipaparkan di atas, maka peneliti terjadi peningkatan prestasi belajar
tertarik untuk mengadakan penelitian siswa dalam pembelajaran kubus dan
dengan judul “Penerapan Model balok melalui penerapan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pembelajaran kooperatif tipe NHT
sebagai Upaya Meningkatkan pada siswa kelas VIII J SMP Negeri 3
Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Gianyar tahun pelajaran 2015/2016.
dalam Pembelajaran Kubus dan Balok Apabila melalui penelitian ini
pada Siswa Kelas VIII J SMP Negeri terjadi peningkatan aktivitas dan
3 Gianyar Tahun Pelajaran 2015/2016. prestasi belajar siswa dalam
Dari uraian pada latar belakang pembelajaran kubus dan balok melalui
masalah di atas, maka yang menjadi penerapan model pembelajaran
fokus penelitian adalah meningkatkan kooperatif tipe NHT, maka manfaat
aktivitas dan prestasi belajar siswa yang diperoleh dari penelitian ini
dalam pembelajaran kubus dan balok diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1)
melalui penerapan model Siswa yang menjadi subyek dalam
penelitian ini dapat meningkatkan rasa dari dasar (grounded theory); (6)
kebersamaan serta interaksi siswa deskriptif; (7) lebih mementingkan
dalam kelompok, saling tukar proses daripada hasil; (8) adanya batas
informasi, siswa dapat pengalaman yang ditentukan oleh fokus; (9)
baru dalam pembelajaran kooperatif adanya kriteria khusus untuk
tipe NHT, siswa berlatih untuk keabsahan data; (10) desain yang
berpikir bersama dan bertanggung bersifat sementara dan (11) hasil
jawab; (2) Guru yang dilibatkan dalam penelitian dirundingkan dan disepakati
penelitian ini dapat menjadikan model bersama. Oleh karena penelitian yang
pembelajaran ini sebagai salah satu akan dilakukan ini memiliki beberapa
alternatif pilihan dalam penggunaan ciri-ciri yang sama dengan penelitian
metode pembelajaran matematika kualitatif , maka penelitian ini
untuk meningkatkan prestasi belajar menggunakan pendekatan kualitatif.
siswa dan (3) Sekolah yang dijadikan Jenis penelitian yang dilakukan
tempat penelitian dapat menjadikan adalah Penelitian Tindakan Kelas atau
Hasil penelitian ini diharapkan dapat classroom action research. Desain
memberikan sumbangan informasi atau model PTK yang digunakan
dalam memperbaiki dan dalam penelitian tindakan kelas ini
mengembangkan strategi dan model adalah desain PTK model Kemmis
pembelajaran, sehingga bermanfaat dan Mc Taggart. PTK model Kemmis
bagi peningkatan mutu pembelajaran dan Mc Taggart merupakan
matematika di SMP N 3 Gianyar. pengembangan dari konsep dasar yang
diperkenalkan oleh Kurt Lewin.
METODE Hanya saja, komponen tindakan dan
Pendekatan yang digunakan observasi dijadikan satu kesatuan
dalam penelitian ini adalah karena dalam kenyataannya
pendekatan kualitatif karena penelitian implementasi dari dua komponen
ini dilaksanakan di lapangan tempat tersebut tidak bisa dipisahkan, artinya
peristiwa pendidikan yang kedua kegiatan itu harus dilakukan
berlangsung secara alami, dengan data dalam satu kesatuan waktu (Suandhi,
yang dikumpulkan dari orang-orang 2006a:16). Ciri penelitian kualitatif
yang terlibat dalam tingkah laku adalah berlatar alami sehingga peneliti
alamiah. Suandhi (2006b:3) harus berupaya masuk ke tempat
menyatakan bahwa “Penelitian penelitian dan menjadi bagian dari
kualitatif adalah penelitian yang keutuhan kelas tersebut (Moleong,
dimaksudkan untuk mengungkapkan 2007:8 ). Untuk memenuhi syarat itu,
gejala secara holistik-kontekstual peneliti berperan sebagai guru,
melalui pengumpulan data dari latar pengumpul dan penganalisis data
alami dengan memanfaatkan diri selama penelitian dilaksanakan,
peneliti sebagai instrumen kunci.” dengan demikian kehadiran peneliti
Menurut Moleong (2007:8) penelitian sangatlah penting, dimana peneliti
kualitatif memiliki 11 ciri-ciri atau bertanggung jawab atas data yang
karakteristik yaitu: (1) berlatar diperoleh. Dalam penelitian ini,
alamiah; (2) manusia sebagai alat; (3) peneliti akan dibantu oleh guru dan
menggunakan metode kualitatif; (4) teman sejawat. Penelitian ini
analisis data secara induktif; (5) teori dilaksanakan di SMP N 3 Gianyar
yang berlokasi di jalan Peteluan, Desa analitik dengan pembimbing, penguji
Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten dan rekan-rekan sejawat (Moleong,
Gianyar. Subjek penelitian seluruh 2007:332). Dalam penelitian ini
siswa kelas VIII J SMP Negeri 3 triangulasi dan pemeriksaan sejawat
Gianyar tahun pelajaran 2015/ 2016 melalui diskusi dilakukan secara
sebanyak 34 orang yang terdiri dari 16 terpadu, yang melibatkan satu teman
siswa laki-laki dan 18 siswa sejawat dan seorang guru matematika
perempuan. Untuk mengecek yang kelasnya dijadikan obyek
keabsahan data dalam penelitian ini penelitian.
digunakan teknik triangulasi,
pemeriksaan sejawat melalui diskusi HASIL
dan konsultasi dengan dosen Pelaksanaan penelitian ini
pembimbing. Moleong (2007:330) dimulai dari tanggal 20 April 2016
menyatakan bahwa triangulasi adalah sampai dengan 13 Mei 2016, di kelas
teknik pemeriksaan keabsahan data VIII J SMP Negeri 3 Gianyar Tahun
yang memanfaatkan sesuatu di luar itu Pelajaran 2015/2016 dengan
untuk keperluan pengecekan atau melibatkan 34 siswa sebagai subjek
sebagai pembanding terhadap data itu. penelitian. Penelitian ini dilaksanakan
Triangulasi dilakukan dengan sampai dua siklus yang berlangsung
membandingkan data dari hasil tes dan selama enam kali pertemuan, dengan
pengamatan sehingga data yang rincian tiga kali pertemuan untuk
diperoleh adalah representatif. Teknik siklus I dan tiga kali pertemuan untuk
pemeriksaan sejawat melalui diskusi siklus II. Adapun jadwal pelaksanaan
dilakukan dengan cara mengekspos penelitian disajikan pada Tabel 01 di
hasil sementara atau hasil akhir yang bawah ini.
diperoleh dalam bentuk diskusi

Tabel 01. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Siklus Pertemu- Hari/Tanggal Materi Waktu
an ke-
I Rabu, 20 April 2016 Unsur-unsur kubus 2 x 40 menit
dan jaring-jaring
kubus
I II Jumat, 22 April 2016 Luas permukaan 3 x 40 menit
kubus dan volume
kubus
III Rabu, 27 April 2016 Tes Akhir Siklus I 2 x 40 menit
IV Jumat, 29 April 2016 Unsur-unsur balok 3 x 40 menit
dan jaring-jaring
balok
II V Rabu, 04 Mei 2016 Luas permukaan 2 x 40 menit
balok dan volume
balok
VI Jumat, 13 Mei 2016 Tes Akhir Siklus II 3 x 40 menit

Data yang dikumpulkan dalam belajar siswa, data prestasi belajar


penelitian ini meliputi data aktivitas siswa dan data keterlaksanaan
pembelajaran. Data aktivitas belajar prestasi belajar yang berbentuk tes
siswa dan data keterlaksanaan objektif dan tes uraian (essay). Hasil
pembelajaran diperoleh dari hasil pengumpulan data aktivitas dan
observasi oleh peneliti dan dibantu prestasi belajar siswa serta
oleh teman sejawat dengan keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan instrumen berupa kooperatif tipe NHT yang diperoleh
lembar observasi. Data prestasi belajar kemudian dianalisis dengan
siswa diperoleh dari tes akhir siklus, menggunakan metode analisis statistik
yang diberikan kepada siswa pada deskriptif. Hasil analisis data pada
akhir setiap siklus dengan penelitian ini disajikan sebagai
menggunakan instrumen berupa tes berikut.

Tabel 02. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa


Siklus Rata-rata Skor Kategori
I 10,36 Cukup aktif
II 12,69 Aktif

Tabel 03. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa


Prestasi Belajar
Siklus Rata-rata Nilai Prestasi Ketuntasan Daya Serap (DS)
Belajar Siswa ( ) Belajar (KB)
I 73,92 64,70% 73,92%
II 80,98 88,23% 80,98%

Tabel 04. Persentase Peningkatan Prestasi Belajar Siswa


Persentase Peningkatan Prestasi Belajar
Dari Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Ketuntasan Daya Serap
Siswa ( ) Belajar (KB) (DS)
Siklus I ke 9,55% 36,36% 9,55%
siklus II

Tabel 05. Hasil Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran


Siklus Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran (KP) Kategori
I 77,77% Cukup baik
II 94,44% Sangat Baik

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi bahwa pencapian rata-rata nilai
awal di kelas VIII J SMP Negeri 3 prestasi belajar siswa (X) yang masih
Gianyar tahun pelajaran 2015/2016 kurang dari 75, ketuntasan belajar
diperoleh informasi tentang aktivitas (KB) di bawah 85% dan daya serap
dan prestasi belajar siswa pada kurang dari 75%. Berdasarkan hal
pelajaran matematika belum mencapai tersebut maka peneliti melakukan
hasil yang optimal. Hal ini penelitian tindakan kelas dengan
ditunjukkan dengan kurangnya menerapkan model pembelelajaran
antusias siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai salah satu
dan dilihat dari prestasinya didapat upaya untuk meningkatkan aktivitas
dan prestasi belajar siswa kelas VIII J hasil refleksi pada akhir siklus I yang
SMP Negeri 3 Gianyar tahun pelajaran akan dijadikan acuan dalam
2015/2016. pelaksanaan siklus II, yaitu: (1)
Berdasarkan hasil analisis data menjelaskan kembali langkah-langkah
aktivitas belajar siswa pada siklus I model pembelajaran kooperatif tipe
yang disajikan pada Tabel 02, NHT, (2) tidak tergesa-gesa dengan
diperoleh bahwa aktivitas belajar tetap memperhatikan alokasi waktu
siswa belum mencapai kategori aktif. dan menggunakan kalimat yang
Hasil analisis data prestasi belajar mudah dimengerti dalam menjelaskan
siswa pada siklus I yang disajikan materi, (3) memberikan pertanyaan
pada Tabel 03. juga menunjukkan secara lisan dan spontan kepada siswa
belum mencapai kriteria keberhasilan untuk memfokuskan perhatian siswa,
minimal, yaitu rata-rata nilai prestasi (4) membimbing siswa yang kurang
belajar siswa (X) ≥ 75, ketuntasan aktif dalam berdiskusi dan (5) guru
belajar (KB) ≥ 85% dan daya serap lebih efektif melakukan pengelolaan
(DS) ≥ 75%. Selain itu, berdasarkan kelas sehingga tidak kekurangan
Tabel 05. menunjukkan waktu. Setelah upaya-upaya perbaikan
keterlaksanaan pembelajaran (KP) ini ditetapkan, peneliti melaksanakan
baru mencapai kategori cukup baik siklus II.
sehingga belum mencapai kategori Berdasarkan penyempurnaan
minimal yaitu kategori baik. tindakan pada siklus II dan dari hasil
Berdasarkan hasil observasi observasi diperoleh bahwa secara
kegiatan pembelajaran pada siklus I keseluruhan siswa terlihat antusias
yang ditulis dalam buku catatan dalam mengikuti kegiatan
lapangan, ditemukan beberapa kendala pembelajaran. Hasil observasi pada
yang menyebabkan kurang optimalnya siklus II ini menunjukkan bahwa
pembelajaran pada siklus I, yaitu: (1) perbaikan yang telah dilakukan sudah
siswa masih bingung dengan model cukup berhasil. Hal ini dapat dilihat
pembelajaran kooperatif tipe NHT, (2) dari aktivitas belajar siswa yang sudah
guru terlalu tergesa-gesa dan mencapai kategori aktif dengan
terkadang menggunakan kalimat yang peningkatan rata-rata skor aktivitas
sulit dipahami dalam menjelaskan belajar siswa dari siklus I ke siklus II
materi, (3) beberapa siswa tidak yang cukup signifikan seperti yang
memperhatikan penjelasan guru, (4) diuraikan pada Tabel 02. Hasil analisis
beberapa siswa kurang aktif dalam data prestasi belajar siswa pada siklus
diskusi kelompok, (5) guru kurang II telah memenuhi kriteria
efektif dalam mengelola kelas keberhasilan minimal, yaitu rata-rata
sehingga waktu yang tersedia tidak nilai prestasi belajar siswa (X) ≥ 75,
dimanfaatkan dengan efektif oleh ketuntasan belajar (KB) ≥ 85%, daya
guru. serap (DS) ≥ 75%, dengan persentase
Berdasarkan hasil observasi peningkatan rata-rata nilai prestasi
tersebut, selanjutnya dilakukan belajar siswa (X), ketuntasan belajar
refleksi dengan rekan sejawat untuk (KB) dan daya serap (DS) dari siklus I
menentukan tindakan yang akan ke siklus II dapat dilihat pada Tabel
dilakukan dalam memperbaiki proses 04. Selain itu, keterlaksanaan
pembelajaran selanjutnya. Adapun pembelajaran mencapai kategori
sangat baik dari kategori minimal kelas VIII J SMP Negeri 3 Gianyar
yaitu kategori baik yang dapat dilihat tahun pelajaran 2015/2016 pada
pada Tabel 05. Mengacu pada BAB pembelajaran kubus dan balok. Hal ini
III, bahwa pembelajaran dikatakan ditunjukkan dengan persentase
optimal apabila aktivitas belajar siswa peningkatan rata-rata nilai prestasi
minimal mencapai kategori aktif, rata- belajar siswa (X), ketuntasan belajar
rata nilai prestasi belajar siswa (X) ≥ (KB), dan daya serap (DS) dari siklus
75, ketuntasan belajar (KB) ≥ 85% I ke siklus II berturut-turut sebesar:
dan daya serap (DS) ≥ 75%. 9,55%, 36,36%, dan 9,55%.
Berdasarkan hasil analisis data
yang diperoleh pada siklus II, maka Saran
pembelajaran pada siklus II dapat Berdasarkan simpulan di atas, maka
dikatakan telah optimal karena saran yang dapat disampaikan sebagai
memenuhi kriteria ketuntasan minimal berikut: (1) Kepada guru matematika
yang telah ditetapkan, sehingga di SMP Negeri 3 Gianyar, disarankan
penelitian ini dihentikan sampai pada agar melaksanakan pembelajaran
siklus II. Dengan demikian, dengan menerapkan model
pelaksanaan penelitian tindakan kelas pembelajaran kooperatif tipe NHT
yang difokuskan untuk mengetahui sebagai alternatif lain dalam
apakah terjadi peningkatan aktivitas pembelajaran untuk dapat
dan prestasi belajar siswa dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi
pembelajaran kubus dan balok melalui belajar matematika siswa; (2) Kepada
penerapan model pembelajaran peneliti lain yang memilih model
kooperatif tipe NHT pada siswa kelas pembelajaran kooperatif tipe NHT
VIII J SMP Negeri 3 Gianyar tahun sebagai salah satu upaya untuk
pelajaran 2015/2016 dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
dikategorikan berhasil. belajar siswa, diharapkan untuk
senantiasa melakukan penelitian lebih
SIMPULAN DAN SARAN lanjut mengenai model pembelajaran
Simpulan kooperatif tipe NHT dalam
Berdasarkan hasil analisis data dan pembelajaran matematika baik di
pembahasan, maka dapat disimpulkan sekolah yang berbeda atau pada pokok
sebagai berikut: (1) Melalui penerapan bahasan yang berbeda sehingga
model pembelajaran kooperatif tipe aktivitas dan prestasi belajar siswa
NHT, terjadi peningkatan aktivitas dapat terus ditingkatkan dan (3)
belajar siswa kelas VIII J SMP Negeri Kepada sekolah, agar model
3 Gianyar tahun pelajaran 2015/2016 pembelajaran kooperatif tipe NHT
pada pembelajaran kubus dan balok. dapat dijadikan pedoman dalam upaya
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatkan aktivitas dan prestasi
peningkatan kategori aktivitas belajar belajar siswa dalam pembelajaran
siswa pada siklus I yang tergolong matematika khususnya pada materi
cukup aktif meningkat menjadi aktif kubus dan balok.
pada siklus II dan (2) Melalui
penerapan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
kooperatif tipe NHT, terjadi Hakim, Luqmanul & Sani, Ridwan A.
peningkatan prestasi belajar siswa 2012. The Effect of Hard Work
Character and Problem Based
Learning Model Toward Physics
Learning Outcomes Students at
SMP N 4 Sei Suka. Jurnal
Inpafi, (Online), Vol.2, No.4,
(http://jurnal.unimed.ac.id/2012/
index.php/inpafi/article/viewfile/
2124/1794, diakses 1 Januari
2016).
HSRC & IEA. 2012. Highlights from
TIMSS 2011, The South African
Persepective, (Online),
(http://www.hsrc.ac.za/uploads/
pageContent/2929/TIMSSHighli
ghts2012Dec7final.pdf, diakses
1 Januari 2016).
Moleong, Lexy J. 2007 Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rusdakarya.
Suandhi, I Wayan. 2006a. Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom
Action Research). Bahan
perkuliahan (tidak diterbitkan).
Denpasar: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar.
Suandhi, I Wayan. 2006b. Penulisan
Karya Tulis Ilmiah. Bahan
perkuliahan (tidak diterbitkan).
Denpasar: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas
Mahasaraswati Denpasar.

Você também pode gostar