Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
KELOMPOK III
1. PENGERTIAN UVEITIS
Uveitis adalah inflamasi yang terjadi pada salah satu dari ketiga struktur traktus uvea
yaitu iris,badan siliaris atau khoroid.
(Brunner & Suddarth,2002)
2. PENYEBAB
Faktor penyebab uveitis antara lain :
Alergen
Mikroorganisme spt: jamur,virus,bakteri
Bahan kimia dan trauma
Penyakit sistemik spt: sarkoidosis,colitis ulcerativa
3. PATOFISIOLOGI
Faktor etiologi spt bakteri,jamur,virus,alergen yang masuk ke dalam tubuh akan
menimbulkan suatu reaksi antara antigen dan antibody.Salah satu akibat dari reaksi
antara antigen dan antibody adalah dilatasi vaskuler uvea sehingga timbul
hiperemi.Kemudian akan terjadi eksudasi cairan ke Aqueus Humor (AH) yang
mengakibatkan peningkatan konsentrasi protein di Aqueus Humor (AH).Dari sini akan
memunculkan masalah PK (Potensial Komplikasi) : Infeksi . Peningkatan kadar
protein pada AH akan berdampak pada ke3 stuktur traktus uvea.Pada iris,akan terjadi
sinekia posterior/anterior dan suklusio pupil.Akibatnya akan mengganggu aliran dari
AH pada bilik mata sehingga iris terdorong kedepan dan menimbulkan odema
iris.Odema iris menyebabkanpenurunan kepekaan iris terhadap cahaya sehingga
akan memunculkan masalah Perubahan Sensori-Persepsi : Penglihatan.
Sedangkan odema iris sendiri akan merangsang nosiseptor sehingga memunculkan
masalah Nyeri Akut .Pada badan siliari akan menimbulkan dua dampak yaitu
peningkatan sekresi AH dan penurunan kontraksi otot siliaris.Peningkatan sekresi AH
dan akumulasi AH di bilik belakang mata yang merupakan dampak yang timbul
pada,kedua hal tersebut akan menyebabkan peningkatan tekanan bola mata atau
tekanan intra okuler (TIO) sehingga menimbulkan masalah PK (Potensial
Komplikasi) : Glaukhoma .Sedangkan penurunan kontraksi otot siliaris akan
menurunkan akomodasi mata sehingga dapat timbul masalah Risiko Cedera. Terakhir
dampak dari peningkatan kadar protein pada AH terhadap khoroid yaitu akan
menimbulkan gangguan vaskularisasi sehingga terjadi penurunan nutrisi ke retina
yang mengakibatkan penurunan fungsi retina sehingga muncul masalah Perubahan
Sensori-Persepsi : Penglihatan.
WOC :
Reaksi Antigen-Antibody
Hiperemi
PK:Infeksi
Eksudasi ke Aqueus Humor,↑konsentrasi protein di Aqueus Humor
Odema iris PK :
5. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan visus dgn Snellen Chart
Pemeriksaan lapang pandang
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Oftalmoskopi : terlihat adanya pembentukan jaringan parut dan adesi ke lensa
Tonografi : mengkaji TIO
Pemeriksaan DL,LED (pe↑ leukosit menunjukan adanya infeksi)
7. KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan manifestasi klinis yang
muncul dan hasil pemeriksaan penunjang yang mendukung.
8. PENATALAKSANAAN MEDIS
Kortikosteroid lokal
Steroid topikal dan injeksi
Steroid sistemik
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pohon masalah pada patofisiologi di atas dapat dirumuskan beberapa
diagnosa keperawatan yang mngkin muncul :
1. Nyeri Akut b.d odema iris d.d pasien mengatakan sakit pada mata,nyeri pada
mata saat terkena cahaya, mata berair saat terkena cahaya,pasien tampak
menghindar dari cahaya,meringis dan mengeluarkan air mata saat kontak
langsung dengan cahaya.
2. Perubahan Persepsi – Sensori : Penglihatan b.d kesalahan interpretasi sekunder
terhadap : penurunan kepekaan iris dan penurunan akomodasi d.d pasien
mengatakan pandangan mata kabur,pasien tampak menghindar dari cahaya,
menyipitkan bahkan menutup mata saat terkena cahaya,mengeluarkan air mata
saat kontak langsung dengan cahaya, pada pemeriksaan dengan oftalmoskopi
tampak jaringan parut dan adensi ke lensa mata.
3. Risiko terhadap cedera b.d kerusakan fungsi sensori penglihatan sekunder
terhadap penurunan akomodasi.
4. PK(Potensial Komplikasi): Infeksi
5. PK(Problem Kolaboratif): Glaukhoma
b. Rencana keperawatan
( Carpenito,2000 dan Wilkinson 2007)
1. Nyeri akut b.d odema iris
Tujuan : nyeri teratasi dengan menunjukan
tanda2 nyeri hilang atau terkontrol dan
penggunaan keterampilan relaksasi
Intervensi :
Pantau berat ringan nyeri yang dirasakan dengan
menggunakan skala nyeri.
4. EVALUASI
Evaluasi perkembangan klien dapat dilihat dari pencapaian tujuan dari
rencana tindakan yang ditetapkan.Dalam hal ini pada kasus Uveitis
evaluasinya sbb:
1. Nyeri teratasi dengan menunjukan tanda2 nyeri hilang atau terkontrol dan
penggunaan keterampilan relaksasi.
2. Ketajaman penglihatan dapat meningkat dalam batas situasi individu
3. Cedera tidak terjadi yang ditandai dengan kemampuan pasien meningatkan
kemampuan dan ketajaman penglihatan.
DAFTAR PUSTAKA