Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
3a) Dalam metode ilmiah, seorang ilmuan pada suatu saat harus bersifat subjektiv tapi pada saat
yang lain harus bersifat objektif
Jawaban
Pendekatan objektif dan subjektif ini sekedar merujuk pada pandangan – pandangan berbeda
mengenai kehidupan, tidak ditujukan untuk menunjukkan mana yang lebih baik atau mana
yang lebih buruk.
a) Pendekatan Objektif, Pendekatan ini sering sebut kuantitatif. Dikatakan sebagai pendekatan
ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya
berdasarkan pandangan bahwa objek-objek, perilaku-perilaku dan peristiwa-peristiwa eksis
di suatu dunia yang dapat diamati oleh pancaindra (penglihatan, pendengaran, peraba, perasa,
dan pembau) serta dapat dikur dan diramalkan. Dalam penelitian, pendekatan objektif atau
kuantitatif bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,
teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Dalam penelitian
Objektif atau Kuantitatif yaitu, penelitian yang bersifat mengukur baik pengaruh maupun
hubungan antar variabel. seperti, Pengaruh X terhadap Y, hubungan X dengan Y atau
Pengaruh menonton Sinetron pada TV “A” terhadap tingkat Kecerdasar Siswa Sekolah
Dasar.
b) Pendekatan subjektif, atau disebut dengan kualitatif yakni Data yang dikumpulkan berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. cenderung memandang manusia yang mereka
amati sebagai aktif, dinamis, serta mampu melakukan perubahan lingkungan di sekeliling
mereka. Kaum ini menjelaskan makna perilaku dengan menafsirkan apa yang orang lakukan.
Interpretasi atas perilaku ini tidak bersifat kausal, dan tidak bisa dijelaskan melalui
generalisasi seperti yang dilakukan kaum objektivis. Perhatian kaum ini adalah bagian
perilaku manusia yang disebut tindakan (action), bukan sekedar gerakan tubuh, yang
mencakup ucapan, melompat bukan tejatuh; bunuh diri, bukan sekedar kematian akan tetapi
apa yang melatar belakangi itu semua terjadi. Dalam kata lain manusia berbeda dengan
hewan, tumbuhan, bebatuan, karena manusia mempunyai pikiran, kepercayaan, keinginan,
niat, maksud, dan tujuan. Semua hal itu memberi makna kepada kehidupan dan tindakan
mereka, dan membuat kehidupan dan tindakan tersebut dapat dijelaskan sebabnya. Misalnya,
Strategi Komunikasi Pemasaran dalam Media Online Detik.com dalam Memperoleh Iklan
dari Perusahan Multinasional
3b) bahasa lebih berfungsi simbolik daripada afektif maupun emotif
bahasa berfungsi simbolik bahwa bahasa dapat meyampaikan istilah sebagai sarana untuk
menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini
ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk
menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan. Simbolik dalam bahasa berarti bahwa
sesuatu yang dapat mewakilkan dan mewakili ide, perasaan, pikiraan, benda dan tindakan.
Karena bahasa yang berfungsi simbolik ini sudah mencangkup semua sifat afektif yang
berarti bahasa berkonotasi pada sikap dan emotif bahasa yang bersifat menyampaikan pesan
yang berkonotasi perasaan sehingga bahasa lebih bersifat simbolik meskipun fungsi emotif
dan afektif juga mempengaruhi arti bahasa. Fungsi komunikasi bahasa dapat diperinci
menjadi fungsi emotif, afektif dan penalaran. Perkembangan bahasa pada dasarnya adalah
pertumbuhan ketiga fungsi komunikatif tersebut agar mampu mencerminkan perasaan, sikap
dan pikiran suatu kelompok masyarakat yang mempergunakan bahasa tersebut.
Contohnya: kata merah, berarti menyimbolkan atau menyampaikan onformasi bahwa merah
mewakili salah satu bentuk warna, yang mana merah tidak dapat disimbolkan dalam arti
menggambarkan perasaan atau sikap.
3c) Apa maksudnya isi antar bab dalam laporan ilmiah (pendahuluan, kajian pustaka,
metode, hasil maupun kesimpulan) harus sejalan? Beri contoh:
Maksud isi antar bab dalam laporan ilmiah harus sejalan adalah dalam mengungkapkan dan
membahas ide/gagasan/ data/ penjelasan harus mengalir dan memberikan kaitan antar
bagian.Topik-topik yang ingin dibahas dalam laporan harus muncul/ disinggung dalam tiap
bab.Tidak boleh ada topik yang tidak dibahas di bab sebelumnya lalu tiba-tiba muncul di
bab berikutnya.Sehingga bahasan dalam laporan mengalir dengan baik, tidak melompat-
lompat atau menimbulkan gap. Seluruh bagian laporan ilmiah harus dirangkai menjadi satu
kesatuan kerangka berfikir yang sistematis dan logis agar dapat menjalankan
fungsinya.Yaitu menyajikan logika penalaran yang logis sehingga dalam menjawab suatu
masalah memiliki dasar dan dapat memberikan jawaban benar. Dengan demikian isi laporan
ilmiah dapat meyakinkan pembaca.Apabila isi antar bab laporan ilmiah melompat-lompat,
maka pembaca akan sulit memahami isi laporan ilmiah.Bahasan di dalamnya tidak member
rangkaian logika dan dasar berfikir yang baik sehingga kesimpulan yang ditarik pada
akhirnya kurang dapat dipercaya dan diandalkan.
Contoh:
Laporan penelitian skripsi berjudul “Pengaruh Pendekatan Scientific-Chemo
entrepreneurship (Saintifik-CEP) terhadap Minat Berwirausaha, Motivasi, dan Hasil Belajar
Kognitif Siswa pada Materi Koloid”. Yang dibahas antara lain:
1. Pendahuluan : menyajikan latar belakang mengapa pendekatan scientific-chemo
entrepreneurship diperlukan, mengapa jiwa wirausaha perlu ditanamkan pada siswa, dan
bagaimana motivasi dan hasil belajar kognitif siswa pada pelajaran kimia (terutama koloid)
2. Kajian pustaka :membahas tentang teori-teori dan hasil penelitian yang berkaitan tentang
pendekatan scientific-chemo entrepreneurship,minat berwirausaha, motivasi, hasil belajar
kognitif, materi koloid. Juga menyajikan kaitan antara kelima topik-topik tersebut.
3. Metode : memuat langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data yang digunakan untuk mengukur motivasi, minat berwirausaha, dan hasil
belajar kognitif siswa
4. Hasil : memuat data yang telah dikumpulkan dan dianalisis serta membahas
hasil tersebut sesuai dengan teori/ hasil kajian pustaka
5. Kesimpulan : menjawab rumusan masalah yang ada pada pendahuluan dan jumlah poin
dalam kesimpulan adalah sama dengan jumlah rumusan masalah
3. d Apakah maksudnya dan berikan contohnya tulisan ilmiah harus bersifat reproduktif dan
impersonal!
Komunikasi ilmiah bersifat reproduktif artinya bahwa si penerima pesan benar-benar
mendapat kopian yang sama dengan apa yang ada dalam pikiran pemberi pesan. Komunikasi
ilmiah diarahkan pada penalaran, bukan penjiwaan. Tidak boleh ada penafsiran lain yang di
kandung dalam isi pesan tersebut. Oleh sebab itu setiap bentuk penyataan yang tidak jelas,
bermakna jamak, dan mengandung konotasi emosional harus dihindari.
Komunikasi ilmiah bersifat impersonal artinya tidak boleh menampilkan unsur subjek-
tivitas, dimana salah satu “tokoh” berperan dominan dalam penelitian dan penulisan ilmiah.
Kata ganti perorangan seperti saya, dia, kamu, diganti dengan kata ganti universal, seperti
ilmuwan, peneliti. Pada penulisan ilmiah tidak boleh dinyatakan “saya bermaksud
mengumpulkan data dengan menggunakan kuesioner”, melainkan menggunakan kalimat
impersonal seperti “data akan dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner”. Pernyataan ini
mengungkapkan bahwa yang mengumpulkan data adalah ilmuwan/ peneliti, walaupun tidak
diungkapkan secara tersurat.
4 d. Benar
Ilmu dan kebudayaan, keduanya saling munjang satu sama lain. Pengembangan ilmu disuatu
masyarakat tergantung dari dari kondisi kebudayaannya. Sedangkan di sisi lain pengembangan ilmu
akan mempengaruhi jalannya kebudayaan. Ilmu dirumuskan manusia, budaya dibentuk manusia, dan
keduanya memberikan sumbangann kepada manusia.
Contoh: Pengembangan ilmu disuatu masyarakat tergantung dari dari kondisi kebudayaannya
pada masyarakat pedalaman, budaya yang berkembang adalah budaya agraris. Ilmu yang
berkembang di masyarakat tersebut adalah ilmu pertanian.
Contoh pengembangan ilmu akan mempengaruhi jalannya kebudayaan ilmu pertanian akan
memberikan pandangan—pandangan baru terhadap budaya misalnya ritual—ritual khusus menjelang
panen, mata pencaharian sebagai petani, alat—alat pertanian,dll.