Você está na página 1de 6

Alat berat (Ekipamentu Pezadu)

1. Introduction

Pengertian Umum
Penggunaan alat berat sebagai sumber informasi, baik bagi perencana maupun
pelaksana dalam penyelenggaraan suatu proyek yang relative besar, sesuai dengan
teknologi dewasa ini

Bagi Negara-negara maju yang telah dapat memproduksi sendiri berbagai jenis alat
berat dimana kesadaran mekanisasi pelaksanaan proyek juga sudah tinggi, maka hasil
yang diperoleh pasti lebih efisien dalam waktu dan lebih ekonomis dalam biaya. Tapi
Negara yang masih mengimpor alat berat (harga alat menjadi mahal), maka nilai
efisiensi dapat diimbangi dengan kemampuan operasional yang baik dan upah tenaga
kerja (man power) yang biasanya cukup murah.

Produsen

Konsumen

Fig 1. Mapa Produsen no Konsumen ba Ekipamentu Pezadu

Pada hakekatnya pekerjaan-pekerjaan yang dijumpai dalam peaksanaan


proyek-proyek besar, meliputi kegiatan:
1) Pekerjaan tanah
2) Pekerjaan batu
3) Pekerjaan beton (PC ataupun AC)
4) Pekerjaan konstruksi, membantu dalam melaksanakan kegiatan proyek.

Pekerjaan tanah umumnya paling dominan didalam suatu kegiatan proyek, biasanya
meliputi 30-50% dari seluruh kegiatan.

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah usaha-usaha
memindahkan/menyingkirkan tanah, menimbun dan memadatkannya ditempat lain
untuk keperluan suatu konstruksi. Sedangkan, pemindahan tanah sendiri meliputi
usaha-usaha penggalian, pemuatan, pengangkutan, dan peletakan kembali tanah
tersebut ditempat lain.

Pada pekerjaan jalan sering dijumpai pekerjaan pemotongan (CUT) dan pengurungan
tanah (FILL) yang sekaligus dipadatkan.

Pada pelaksanaan cut and fill, diusahakan supaya volume cut hampir sama/sama
dengan volume fill, sehingga akan diperoleh biaya pekerjaan yang relative murah.

Fig 2. Ezemplu Cut and Fill

Ukuran-ukuran hasil kerja pekerjaan tanah biasa dinyatakan dalam m3 atau cubic
yard (cuyd). Berhubung alat-alat berat yang digunakan di Timor-Leste saat ini
kebanyakan masih import, maka spesifikasinya sudah tentu dalam satuan Inggris.
Maka untuk mepermudah di dalam perhitungan, berikut ini adalah table komversi dari
satuan Inggris ke satuan metric.

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
Table 1. Conversion Table
1 Yard (yd) = 3 feet = 0,9144 meter
1 Foot (ft) = 12 inches = 0,305 meter
1 inch (in) = 0,0254 meter
1 cubic yard (cuyd) = 0,7646 m3
1 cubic foot (cuft) = 0,0283 m3
1 mile = 1760 yards = 1,609 km
1 square mile = 640 acres = 259 ha
1 acre = 4840 square yards = 4047 m2
1 US gallon = 8 pint = 3,78 liter
1 pound (lb) = 16 ounces
1 long ton = 1,016 ton (metric)
1 short ton = 2000 lbs = 0,907 ton
1 kip = 1000 lbs = 0,454 ton
1 mile/hour (mph) = 1,4 ft/sec (fps) = 27 m/minute
1 pound per in2 (psi) = 0,0703 kg/cm2
1 horse power (HP) = 33000 ft.lbs per minute = 75 kgm/minute

1.1. Sifat-sifat Tanah


Tanah yang dikerjakan akan mengalami perubahan volume (isi) dan kepadatannya,
sehingga untuk menyatakan suatu volume tanah perlu dinyatakan dalam keadaan
seperti dimaskud.

Keadaan tanah yang mempengaruhi volume antara lain:

a) ASLI, yaitu keadaan tanah yang belum diusik (alami). Ukurannya dinyatakan
dalam BM (bank measure). Keadaan ini meliputi pula untuk tanah yang dikerjakan,
jadi tidak perlu keadaan alam yang sebenarnya. Ukuran BM ini dipakai sebagai
dasar perhtungan dari volume tanah-tanah yang dikerjakan selanjutnya.

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
b) LEPAS (loose), yaitu keadaan tanah setelah diadakan pengusikan. Misalkan,
tanah-tanah yang terdapat dalam ujung pisau dozer sewaktu bekerja, diatas truck
dan sebagainya. Ukuran tanah dalam keadaan lepas ini dinyatakan dalam LM
(loose measure) atau dalam % BM. Jadi LM > BM atau LM = (MB + Swell)
c) PADAT (compacted), yaitu keadaan tanah setelah ditimbungkan dan dipadatkan.
Ukurannya dinyatakan dalam CM (compacted measure). Besar CM bila
dibandingkan dengan BM bias lebih besar atau lebih kecil, tergantung dari usaha
pemadatan yang diberikan sesuai kebutuhan konstruksi.

Perubahan volume tanah dari suatu keadaan menjadi keadaan yang lain, dapat dilihat
pada table-tabel berikut ini.

Table 2. Representative swell for different classes of earth


Class of earth Swell (kembang) (%)
Clean sand or gravel (Pasir bersih/kerikil) 5-15
Top Soil (tanah permukaan asli) 10-25
Loamy soil 10-35
Common earth (tanah biasa) 20-45
Clay (lempung/tanah liat) 30-60
Solid rock (batu/batu karang) 50-60

Table 3. Faktor untuk menjadikan


Jenis Tanah Keadaan Faktor untuk menjadikan
sekarang Alam Lepas Padat
Pasir 1. Alam - 1,11 0,95
2. Lepas 0,90 - 0,86
3. Padat 1,05 1,17 -
Tanah biasa 1. Alam - 1,25 0,90
2. Lepas 0,80 - 0,72
3. Padat 1,11 1,39 -
Tanah liat 1. Alam - 1,43 0,90
2. Lepas 0,70 - 0,63
3. Padat 1,11 1,59 -
Note: Data-data ini hanya sebagai prediksi, jika percobaan laboratorium tidak dapat diketahui

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
Pada pengurungan tanah yang tanpa usaha pemadatan, akan terdapat rongga-rongga
diantara buir-butir tanahyang berisi udara atau air. Hal ini tidak baik untuk keperluan
suatu konstruksi. Pemadatan dimaksudkan guna mengurangi rongga-rongga tersebut.

Usaha pemadatan sebaiknya tidak dilakukan secara berlebihan (over compacting) yang
justru dapat merusak struktur tanah, sehingga susunan butir-butir tanah akan
berkurang daya dukungnya.

Usaha pemadatan dengan cara pembebanan yang disertai penggetaran dan pemberian
air menurut kebutuhan, akan membrikan hasil yang memuaskan. Adanya air diantara
butir-butir tanah adalah mutlak diperlukan bagi tercapainya kepadatan maksimal,
tetapi terlalu banyak air juga kurang baik. Biasanya air harus sedemikian senhingga
meliput butir-butir tanah dan cukup hanya sebagai pelican saja. Banyaknya air
optimal (optimum moisture content) ini berbeda untuk masing-masing jenis tanah,
biasanya berkisar antara 8-25% dari berat tanah. Pemadatan hendaknya dilaksanakan
lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis seemikian rupa, sehingga setiap bagian dari
lapisan dapat memperoleh tekanan muatan yang dibutuhkan.

Tanah pasir/kerikil mempunyai daya tahan yang baik terhadap pembebanan berat,
tetapi sukar sekali diberikan kepadanya daya ikat antara butir-butir sebagai
persyaratan untuk kestabilan massa tanah. Sebaliknya tanah lempung/liat dapat
stabil dalam keadaan kering, tetapi kestabilan tersebut akan hilang bila terendam air.
Maka suatu campuran pasir/kerikil dengan lempung/tanah liat pada proporsi yang
tepat (tes laboratorium) dapat menghasilkan suatu susunan massa tanah yang tahan
terhadap muatan berat dan stabil dalam keadaan kering maupun basah. Usaha
pencampuran berbagai tanah disebut “STABILISASI TANAH”, dimaksudkan untuk
meningkatkan daya dukung tanah agar mampu menahan berat konstruksi diatasnya.

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes
Fig 3. Soil stabilization

Dengan mengetahui sifat-sifat tanah kemudian dengan meninjau tentang factor


idealnya, maka belum tentu bekerja menggunakan alat adalah menjadi lebih murah.
Bahkan sering justru lebih murah bila menggunakan tenaga manusia. Dalam hal ini
memang perlu diadakan perhitungan yang seksama tentang untung/ruginya dari
kedua cara tadi. Tapi pada umumnya untuk pekerjaan-pekerjaan tanah yang cukup
besar, pemakaian alat berat sering lebih menguntungkan.

Ekipamentu Pezadu
Engenheria Civil- UNTL, 2018
Hugo Ximenes

Você também pode gostar