Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Sebelum adanya kemajuan computer, pengendali (atau CFO) biasanya bertanggung jawab
untuk memproses informasi yang dibutuhkan oleh sistem pengendalian manajemen. Sekarang ini
banyak perusahaan yang memiliki chief information officier (CIO) yang melaksanakan tanggung
jawab ini. Dalam sejumlah perusahaan, CIO melapor ke CFO, sementara pada beberapa
perusahaan lainnya, CIO memberikan laporan langsung kepada manajer senior.
a) Relasi ke Jajaran Organisasi
Fungsi pengendalian adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler biasanya bertanggung
jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan
informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen. Seorang
pengendali barangkali bertanggungjawab untuk mengembangkan dan menganalisis tolak ukur
yang digunakan untuk melakukan pengendalian serta merekomendasikan tindakan-tindakan yang
diperlukan ke pihak manajemen. Kemungkinan-kemungkinan lainnya mencakup memonitor
ketaatan pada batas-batas pengeluaran yang sudah ditetapkan oleh kepala eksekutif,
mengendalikan integritas sistem pencatatan serta menjaga aktiva perusahaan dari pencurian dan
penipuan.
b) Kontroler Unit Bisnis
Para kontroler unit bisnis mau tidak mau membagi loyalitas mereka.Pada suatu sisi,mereka
berutang kesetiaan pada pihak pengendalian secara keseluruhan perusahaan,yang memegang
tanggung jawab operasi sistem pengendalian secara keseluruhan. Pada satu sisi lain,mereka juga
berutang kesetiaan pada para manajer di unit mereka,yaitu pihak yang diberi bantuan para
stafnya.
Controller unit bisnis mempunyai dua pimpinan, yaitu corporate controller yang bertanggung
jawab pada system pengendalian secara keseluruhan dalam organisasi dan disisi lain dia juga
mempunyai tanggung jawab pada manajer unit bisnis yang dibantunya. Pada beberapa organisasi
controller unit bisnis melaporkan tugasnya pada manajer unit bisnis dan mereka dihubungkan
dengan garis putus-putus kekontroler korporat, bisa dikatakan hubungannya dengan corporate
controller tidak langsung. Ada juga organisasi yang menetapkan controller unit bisnis
melaporkan tugasnya pada corporate controller.
Contoh:
Profitabilitas ini lebih mengacu pada laba dalam jangka panjang,bukannya laba pada kuartal
atau tahun. Sejumlah CEO hanya menekankan aspek equasi pada kemampuan untuk
menghasilkan laba itu. Akan tetapi, CEO lain menekankan penghasilan dari alasan yang berbeda:
karena bagi mereka ukuran perusahaan adalah tujuan tersendiri. Sementara sejumlah CEO yang
lain lebih memfokuskan laba baik sebagai satuan jumlah uang maupun sebagai persentase
pendapatan.
2) Memaksimalkan Nilai Pemegang Saham
Istilah nilai pemegang saham pada tahun 1980 dan 1990-an sering muncul dalam literature
bisnis. Konsepnya adalah tujuan yang semestinya bagi sebuah perusahaan yang mencari laba
adalah memaksimalkan nilai pemegang saham. Akan tetapi, diyakini bahwa mencapai tingkat
laba yang memuaskan adalah cara yang lebih baik dalam menetapkan tujuan perusahaan,
alasannya adalah:
a) Pertama, istilah “memaksimalkan” mengisyaratkan bahwa selalu ada cara untuk
mendapatkan jumlah maksimum yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dengan
maksimalisasi ini pihak manajeman akan memikirkan untuk memilih sesuatu yang
diyakini dapat meningkatkan profitabilitas setinggi mungkin. Hal ini sangat jarang terjadi
dalam suatu manajemen perusahaan, sekalipun ada, manajemen yang mengidentifikasi
seluruh alternative yang ada maupun efek-efeknya terhadap profitabilitas. Lebih jauh
lagi, maksimalisasi laba mensyaratkan bahwa biaya-biaya marginal dan kurva permintaan
harus dihitung, dan biasanya pihak manajemen tidak mengetahui hal-hal ini.
b) Kedua, meskipun upaya mengoptimalkan nilai pemegang saham mungkin menjadi tujuan
utama, namun ini bukan berarti merupakan satu-satunya tujuan bagi banyak organisasi.
Tentu saja, jika sebuah perusahaan tidak bisa menghasilkan laba, setidaknya setara
dengan biaya modalnya, dan kecuali perusahaan mampu melakukan hal tersebut ia tidak
bisa dituntut untuk melakukan tanggung jawab yang lain. Tetapi, kinerja ekonomi
bukanlah satu-satunya tanggung jawab dari perusahaan, begitu juga dengan nilai
pemegang saham. Banyak manager yang ingin berprilaku secara etis, dan banyak dari
mereka merasakan adanya kewajiban yang harus mereka emban kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder) lainnya, disamping kepada para
pemegang saham.
3) Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya dalam meraih laba
sangat dipengaruhi oleh kemauan pihak manajemen untuk mengambil resiko. Tingkat
pengambilan resiko sangat bervariasi, disesuaikan dengan masing-masing orang di jajaran
manajemen. Akan tetapi, selalu ada batas maksimum; sejumlah organisasi perusahaan secara
terang-terangan menyatakan bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga aset-aset
perusahaan, di mana kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba hanya menjadi tujuan
sekunder.
4) Pendekatan Multiple Stakeholder
Organisasi-organisasi terlibat dalam tiga jenis pasar, yaitu pasar modal, pasar produk, dan
pasar factor. Sebuah perusahaan mencari dana melalui pasar modal (capital market), dimana para
pemegang saham merupakan konstituen yang sangat penting. Perusahaan menjual barang dan
jasa di pasar produk (product market), dimana para konsumenlah yang menjadi konsituennya.
Sementara, perusahaan berkompetisi untuk memperoleh sumber daya, seperti sumber daya
manusia, bahan-bahan mentah pada pasar faktor (factor market), dimana yang menjadi
konstituen utamanya adalah pegawai perusahaan dan para pemasok serta berbagai komunitas
yang menyediakan sumber daya dan menjadi tempat beroperasinya perusahaan.
Sebuah perusahaan bertanggung jawab kepada multiple stakeholders ini, yaitu para pemegang
saham, konsumen, para pegawai, para pemasok, dan berbagai komunitas. Secara ideal,sistem
pengendalian manajemennya harus mengidentifikasi tujuan-tujuan dari setiap kelompok ini dan
mengembangkan sistem penilaian untuk menilai performa mereka.
Konsep Strategi
Walaupun definisi berbeda satu sama lain, ada kesepakatan umum bahwa strategi
mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.
Setiap organisasi yang dikelola dengan baik memiliki 1 strategi / lebih, walaupun mungkin tidak
dinyatakan secara eksplisit. Selebihnya dari bab ini membahas jenis-jenis umum strategi yang
dapat membantu organisasi mencapai tujuannya.
Perusahaan mengembangkan strateginya dengan mencocokkan kompetensi intinya dengan
peluang industri. Tampilan di bawah ini menggambarkan secara sistematis pengembangan
strategi. Suatu perusahaan Kenneth R. Andrews mengajukan konsep dasar ini. Menurut Andrews,
perumusan strategi merupakan proses yang digunakan oleh para eksekutif senior untuk
mengevaluasi keunggulan & kelemahan sehubungan dengan peluang & ancaman yang ada dalam
lingkungan & kemudian memutuskan strategi yang menyesuaikan antara kompetensi inti
perusahaan dengan peluang lingkungan. Banyak perhatian selama 3 dasawarsa terakhir
difokuskan pada pengembangan kerangka yang lebih tepat untuk melakukan analisis lingkungan
(mengidentifikasi peluang & ancaman) & analisis internal (mengidentifikasi kompetensi inti).
Tingkatan
Opsi Strategi Organisasi
Tingkatan Strategi Isu Strategi Kunci
Generik Primer yang
Terlibat
Strategi korporat adalah mengenai keberadaan di tengah-tengah bauran bisnis yang tepat.
Oleh karena itu, strategi korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan di mana sebaiknya bersaing
& bukannya bagaimana bersaing dalam industri tertentu ; yang merupakan strategi unit bisnis.
Pada tingkat korporat, masalahnya adalah: (1) Definisi bisnis di mana perusahaan akan
berpartisipasi, dan (2) Penugasan sumber daya antar bisnis-bisnis tersebut. Analisis strategi
tingkat korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang akan ditambah, bisnis
yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan, bisnis yang akan dikurangi perhatiannya,
& bisnis yang didivestasi (dijual).
Berkaitan dengan strategi tingkat korporat, perusahaan dapat diklasifikasikan ke dalam salah
satu dari 3 kategori, yaitu:
a) Perusahaan dengan industri tunggal beroperasi dalam 1 lini bisnis. Perusahaan yang
menggunakan strategi industri tunggal meliputi Maytag (peralatan rumah tangga besar),
Wrigley (permen karet), Perdue Farms (unggas), & NuCor (baja). Perusahaan industri
tunggal menggunakan kompetensi intinya untuk mencapai pertumbuhan dalam industri
tersebut.
b) Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan beroperasi dalam beberapa
industri, dan unit-unit bisnis tersebut memperoleh manfaat dari seperangkat kompetensi
inti yang umum serta bisnisnya saling berhubungan satu sama lain melalui sinergi
operasi. Perusahaan-perusahaan ini disebut sebagai perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan. Contohnya adalah Procter & Gamble (P&G) di mana perusahaan ini
memiliki unit-unit bisnis dalam popok (Pampers), deterjen (Tide), sabun (Ivory), pasta
gigi (Crest), shampoo (Head & Shoulders), & produk konsumen bermerek lainnya. P&G
memiliki 2 kompetensi inti yang menguntungkan semua unit bisnisnya: yakni
Keterampilan inti dalam beberapa teknologi kimia & Keahlian distribusi serta pemasaran
produk konsumen bermerek dengan harga rendah melalui supermarket.
c) Perusahaan dengan bisnis yang tidak berhubungan beroperasi dalam bisnis yang
tidak saling berhubungan satu sama lain ; hubungan antara unit-unit bisnis bersifat murni
finansial. Contohnya adalah Textron. Perusahaan ini beroperasi dalam bisnis yang sangat
terdiversifikasi seperti dalam alat tulis, helikopter, gergaji besar, komponen mesin
pesawat terbang, forklift, alat mesin, penghubung khusus, & mesin turbin gas.
Rekomendasi
Perusahaan Rendell dapat mempertahankan struktur organisasi saat ini dengan menerapkan
sistem kontrol tambahan untuk mengatasi permasalahan budget. Sistem kontrol tersebut adalah:
a. Adanya transparansi dalam hal pelaporan keuangan yang menyebabkan adanya
penurunan tingkat pertumbuhan perusahaan.
b. Adanya pembagian antara divisi yang jelas sehinga masing-masing memiliki
tugas dan wewenang masing-masing.
c. Perlu pemahaman dan pelaksanaan secara riil dan konkret dari aturan-aturan yang
yang telah dibuat.
d. Pengendali divisi masin-masing dibuat per unit dan sub divisi yang
memungkinkan adanya pengendalian yang lebih baik dak terstruktur.
e. Utamakan keselamatan dan kenyamanan bagi karyawan, karena SDM memiliki
peranan penting dalam mengoptimalkan perusahaan, Terdapat lima faktor yang
penting dalam mempengaruhi perkembangan perusahaan, yakni SDM.
f. Sistem dan pernghargaan bagi karyawan, hal ini dugunakan sebagai salah satu
cara untuk memotivasi karyawan dalam erprestasi.
Prospek perusahaan
a) Jika perusahaan ingin terus berkembang, maka pihak manajemen harus mempercayai
informasi yang diberikan oleh divisi pengendali.
b) Jika sistem pengendalian dan manajemen perusahaan sudah baik dan tidak lagi terjadi
pembengkakan dalam anggaran, maka barulah perusahaan memikirkan untuk
membuat elektronik yang lebih canggih dibandingkan kompetitornya, sehingga tidak
hanya mendapatkan laba tetapi angka pertumbuhan perusahaan juga meningkat.
Kesimpulan
Rendell Company sebagai perusahaan besar yang sudah lama berdiri memilik berbagai
permasalahan yang sangat kompleks, salah satunya yang terdapat dalam pengendalian divisi dan
pengawasan penggunaan divsi. Oleh karena itu perlu adanya koordinatif antar divisi terutamanya
dalam hal pengawasan dan transparansi anggaran.
Saran
Untuk sementara waktu Rendell company tidak masalah masih menggunakan sistem yang
lama, karena ketika menggunakan Martex akan banyak hal yang terjadi terutamanya dalam hal
ketidakefisiensian penggunaan anggaran dan terbatasnya waktu dalam hal pembenahan dan
penggunana metode yang baru ini. Dikawatirkan akan terjadi disfungsional dan
ketidakseimbangan antara bebagai keputusan dari masing-masing divisi, tentunya akan
memperparah keadaan teruatamanya dalam hal pertumbuhan.