Você está na página 1de 11

Menilai frekuensi denyut jantung bayi pada saat VTP

a) Frekuensi denyut jantung bayi dinilai setelah selesai ventilasi 15-20 detik pertama.
b) Frekuensi denyut jantung dihitung dengan cara menghitung jumlah denyut jantung dalam 6
detik dikalikan 10, sehingga diperoleh frekuensi jantung per menit.
c) Frekuensi denyut jantung bayi dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
⁻ Lebih dari 100 kali/menit.
⁻ Antara 60-100 kali/menit.
⁻ Kurang dari 60 kali/menit.
 Apabila frekuensi denyut jantung bayi >100 kali/menit.
Bayi mulai benafas spontan. Dilakukan rangsangan taktil untuk merangsang frekuensi dan
dalamnya pernafasan. VTP dapat dihentikan, oksigen arus bebas diberikan. Kalau wajah bayi
tampak merah, oksigen dapat dikurangi secara bertahap.
Apabila pernafasan spontan dan adekuat tidak terjadi, VTP dilanjutkan.
 Apabila frekuensi denyut jantung bayi antara 60-100 kali/menit.
VTP dilanjutkan dengan memantau denyut jantung bayi.
Apabila frekuensi denyut jantung bayi <80 kali/menit, dimulai kompresi dada bayi.
 Apabila frekuensi denyut jantung bayi < 60 kali/menit.
VTP dilanjutkan. Periksa ventilasi apakah adekuat dan oksigen yang diberikan benar 100%?
Segera dimulai kompresi dada bayi.

Memasang kateter orogastrik

Indikasi
a) VTP dengan balon dan sungkup lebih lama dari 2 menit harus dipasang kateter
orogastrik dan tetap terpasang selama ventilasi, oleh karena selama ventilasi udara
dari orofaring dapat masuk kedalam esophagus dan lambung yang dapat
mengakibatkan:
⁻ Lambung yang terisi udara akan membesar dan menekan diafragma
menghalangi paru-paru berkembang.
⁻ Udara dalam lambung dapat menyebabkan regurgitasi isi lambung yang
mungkin menimbulkan aspirasi.
⁻ Udara dalam lambung dapat masuk ke usus, menyebabkan perut kembung yang
akan menekan diafragma.
b) Alat yang dipakai adalah pipa orogastrik nomor 8F. semprit 20 ml.
c) Ukur panjang pipa yang akan dimasukkan dengan cara mengukur panjangnya mulai
dari pangkal hidung kedaun telinga bayi dan dari daun telinga ke prosesus sifoideus
(ujung bawah tulang dada) bayi.
d) Masukkan pipa melalui mulut (hidung untuk ventilasi).
e) Setelah pipa dimasukkan sesuai panjang yang diinginkan (sesuai pengukuran
sebelumnya), sambung dengan semprit 20 ml dan hisap isi lambung dengan cepat
dan halus.
f) Lepaskan semprit dari pipa. Biarkan ujung pipa terbuka agar ada lubang udara ke
lambung. Plester pipa ke pipi bayi untuk fiksasi ujung pipa.

Kompresi dada
a) Kompresi dilakukan apabila setelah 15-30 detik melakukan VTP dengan oksigen
100% frekuensi denyut jantung bayi adalah kurang dari 60 kali/menit, atau 60-
80 kali/menit dann tidak bertambah.
b) Pelaksana menghadap ke dada bayi dengan kedua tangannya dalam posisi yang
benar.
c) Kompresi dilakukan di 1/3 bagian bawah tulang dada dibawah garis khayal yang
menghubungkan kedua puting susu bayi . hati-hati jajngan menekan prosesus
sifoideus.
d) Dengan posisi jari dan tangan yang benar, gunakan tekanan yan cukup untuk
menekan tulang dada ½-3/4 inci (kurang lebih 1,25-2 cm), kemudian tekanan
dilepaskan untuk memungkinkan pengisian jantung. Yang dimaksud dengan 1
kompresi (1 tekanan) ialah tekanan kebawah ditambah pembebasan tekanan.
e) Rasio kompresi dada dan ventilasi dalam 1 menit ialah 90 kompresi dada dan 30
ventilasi (rasio 3:1). Dengan demikian kkompresi dada dilakukan 3 kali dalam 1
½ detik dan ½ detik untuk ventilasi 1 kali. Ibu jari atau ujung-ujung jaris tetap
kontak dengan tempat kompresi dada sepanjang waktu, baik pada saat
penekanan maupun pada saat pelepasan penekanan.
f) Yang terpenting adalah menjaga agar dalam dan kecepatan penekanan tetap
konsisten untuk memastikan sirkulasi yang cukup. Setiap interupsi penekanan
akan menyebabkan penurunan tekanan darah karena peredaran darah terhenti.
g) Untuk mengetahui apakah darah mengalir secara efektif , nadi harus dikontrol
secara periodic dengan meraba nadi, misalnya di tali pusat, karotis, brakhialis,
dan femoralis.
h) Evaluasi frekuensi denyut jantung bayi. Pada awal, setelah 30 detik tindakan
kompresi dada frekuensi denyut jantung bayi harus dikontrol, oleh karena
setelah frekuensi denyut jantung mencapai 80 kali/menit atau lebih tindakan
kompresi dada dihentikan. Frekuensi denyut jantung bayi atau nadi dikontrol
tidak lebih dari 6 detik.
i) Keputusan untuk menghentikan resusitasi kardiopulmonal.
Resusitasi kardiopulmonal dihentikan apabila setelah 30 menit tindakan
resusitasi dilakukan tidak ada respon.
Intubasi endotrakeal

Indikasi
⁻ Apabila dipelukan VTP agak lama
⁻ Apabila ventilasi dengan balon dan sungkup tidak efektif
⁻ Apabila perlu melakukan penghisapan trakea
⁻ Apabila dicurigai ada hernia diafragmatika
⁻ Bayi lahir kurang bulan dengan berat badan < 1.000 g
a) Masukan daun laringoskop antara palatum dan lidah. Ujung daun
laringoskop dimasukkan menyusuri lidah secara perlahan ke pangkal
lidah sampai di vallecula (lekuk antara pangkal lidah dan epiglottis).
b) Sewaktu memasukan daun laringoskop, jikalau terdapat secret/lendir
menutupi jalan nafas, dilakukan penghisapan lendir menggunakan
kateter sampai epiglottis tampak dan untuk menghindarkan aspirasi
apabila bayi gasping.
c) Tindakan intubasi dibatasi 20 detik untuk menegah hipoksia. Pada
waktu berhenti, bayi di stabilkan dengan memompa balon dan
sungkup.
d) Masukkanlah pipa ET diantara pita suara, sampai sebatas garis tanda
pita suara, agar ujung pipa terletak dalam trakea di tengah antara
pipa suara dan carina. Sewaktu memasukan pipa ET, jangan kenai pita
suara dengan ujung pipa, karena dapat menyebabkan spasme pita
suara.
e) Laringoskop dikeluarkan dengan tangan kiri tanpa mengganggu atau
merusak pipa ET.
f) Cabut stilet dari pipa ET.
g) Sambil memegang pipa ET, pasang sambungan pipa balon resusitasi
dan lakukan ventilasi sambil memperhatikan dada dan perut bayi.
Apabila letak pipa ET betul akan terliht dada mengembang dan perut
tidak mengembung sewaktu vetilasi. Mintalah kepada orng lain
(pebantu) untuk mendengarkan suara nafas menggunakan stetoskop.
h) Tanda pipa ET terletak ditengah trakea.
i) Kedua sisi dada mengembang ketika dilakukan ventilasi. Suara nafas
terdengar sama dikedua sisi dada. Tidak terdengar suara lambung.
Perut tidak kembung.
j) Tanda pipa ET terletak di bronkus.
Suara nafas hanya terdengar di satu sisi paru-paru. Suara nafas
terdengar tidak sama keras. Tidak terdengar suara lambung. Perut
tidak kembung. Tindakan: tarik pipa ET kurang lebih 1 cm.
k) Tanda pipa ET terletak di esophagus.
Tidak terdengar suara nafas. Terdengar suara udara masuk ke
lambung. Perut tampak kembung. Tindakan: cabut pipa ET, diberi
oksigen melalui balon dan sungkup, masukkan lagi pipa ET.
l) Fiksasikan pipa ET ke wajah bayi dengan plesteratau dengan
pemegang pipa yang dapat di tempelkan ke wajah bayi. Sebelumya
wajah bayi harus dikeringkan. Larutan benzoin dapat digunakan untuk
melindungi kulit dan mempermudah letaknya plester.

Memberikan Obat-Obatan

Obat-obatan diperlukan untuk bayi baru lahir yang tidak memberikan respon
terhadap ventilasi yang adekuat dengan oksigen 100% dan kompresi dada.

Obat-obat diperlukan apabila :

⁻ Frekuensi jantung bayi tetap di bawah 80 per menit walaupun telah


dilakukan ventilasi adekuat (dengan oksigen 100%) dan kompresi dada
paling sedikit 30 detik atau
⁻ Frekuensi jantung nol.

Obat-obat dan volume expanders diberikan selama prosedur resusitasi untuk:

⁻ Stimulasi jantung
⁻ Meningkatkan perfusi jaringan
⁻ Memperbaiki keseimbangan asam basa

Obat-obat spesifik dan kebutuhan untuk mengulangi dosis tersebut ditentukan


oleh kondisi bayi setelah pemberian setiap obat atau volume expanders.

Dosis obat didasarkan pada berat bayi. Di kamar bersalin resusitasi selalu
dilakukan sebelum bayi ditimbang. Dalam hal ini berat badan harus ditaksir
dengan melihat bayi tersebut atau dari prakiraan berat bayi sebelum lahir.
Setiap orang yang terlibat dalam resusutasi bayi baru lahir harus membiasakan
diri dengan cara pemberian obat yang digunakan.

Obat dapat diberikan melalui:

⁻ Vena umbilikalis
⁻ Vena perifer
⁻ Pipa endotrakeal

Vena umbilikalis adalah tempat yang dipilih untuk pemberian obat dikamar
bersalin karena mudah dicari dan mudah dipasang kateter. Kateter umbilikalis
3,5 F atau 5 F dengan satu lubang di ujungnya dan petanda radio-opak hrus
digunakan. Untuk penggunaan darurat kateter dimasukkan kedalam vena
umbilikalis sampai ujung kateter sedikit dibawah batas kulit, tetapi aliran darah
tetap lancer. Apabila insersi kateter terlalu dalam, terdapat resiko masuknya
cairan ke dalam hati dan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan.

Epinefrin

Epinefrin adalah obat pertama yang di berikan. Apabila respons terhadap


epinefrin tidak adekuat, volume expanders atau natrium bikarbonat diperlukan.
Epinefrin hidroklorid (kadang-kadang disebut sebagai adrenalin klorid) adalah
suatu stimulant jantung. Epinefrin meningkatkan kekuatan dan kecepatan
kontraksi jantung dan menyebabkan vasokontriksi perifer, yang berperan
penting dalam peningkatan aliran darah melulai arteri-arteri coroner dan aliran
darah ke jaringan otak.

Indikasi

Epinefrin harus diberikan apabila:

⁻ Frekuensi jantung tetap dibawah 80 per menit walaupun telah paling


sedikit 30 detik VTP adekuat dengan oksigen 100% dan kompresi dada;
atau
⁻ Frekuensi jantung nol
Apabila detak jantung tidak dapat di deteksi, epinefrin harus segera di
berikan dan pada saat yang sama VTP dan kompresi dada dimulai.

Dosis

Dosis 0,1 – 0,3 ml/kg untuk larutan 1:10.000.

Kadar dalam yang dianjurkan 1:10.000. epinefrin secara komersial terdapat


dalam larutan berkadar 1:10.000, sehingga tidak perlu mengencerkan lagi. Obat
di siapkan 1ml dalam semprit.

Sebagian anak dan orang dewasa yang tidak memberikan respons , dengan dosis
standar eoinefrin akan memberikan respon dengan dosis 0,2 mg/kg (2ml/kg),
tetapi dat ini tidak cukup untuk mengevaluais efikasi dan keamanan dosis
tersebut pada bayi baru lahir.

Cara pemberian

Intraven (IV) atau melalui pipa endotrakeal

Pertimbangkan pemberian dosis yang lebih tinggi yaitu 0,1-0,2mg/kg (1-2 ml/kg
epinefrin melalui ppa ET apabila secara intravena tidak memungkinkan dan
apabila bayi baru lahir tidak memebrikan respon terhadap dosis standar.
Apabila diberikan melalui pipa ET, epinefrin diencerkan dengan cairan garam
fisiologis sampai volume 1-2 ml dan diberikan dengan cepat.

Efek :

 Meningkatkan kekuatan dn kecepatan kontraksi jantung


 Menyebabkan vasokontriksi perifer.

Tanda tanda yang diharapkan

Frekuensi jantung harus naik sampai 100 kali per menit atau lebih dalam 30
detik setelah epinefrin diberikan melalui infus.

Tindak lanjut

Apabila frekuensi jantng tetap dibawah 100 kali per menit, diprtimbngaka
pemberian:

 Epinefrin diberikan lagi, dapat diulang setiap 3-5 menit apabila


diperlukan.
 Volume expanders, apabila terdapat kehilangan darah akut dengan
tanda-tanda hipovolemia
 Natrium bikarbonat, untuk apnu yang lama yang tidak emmeberikan
respon terhadap terapi lain.

volume expanders digunakan untuk menanggulangi efek hipovolemia denan


meningkatkan volume vaskuler dan kemudian perfusi jaringan. Hipovolemia
perlu dipertimbangkan pada setiap bayi yang membutuhkan resusitsi. Penting
untuk disadari bahwa tanda tanda hpovolemia karena kehilangan darah pada
bayi sering tidak tampak. Bayi dapat menderita kehilangan 10%-15% dari
volume darah total dan menunjukkan tidak lebih dari penurunan sedikit pada
tekanan darah sistemik yang pada umumnya tidak tampak dikamar bersalin.
Kehilangan 20% atau lebih volume darah total menyebabkan tanda tanda
berikut:

 Pucat yang menetap setelah oksigenasi


 Nadi yan lemah dengan fungsi jantung yang baik
 Respon yang buruk terhadap usaha resusitasi
 Penurunan tekanan darah (mungkin ditemukan )

Pada kehilangan darah akut, penentuan kdar hemoglobin dan hematocrit dapat
disalah artikan karena nilai-nilai ini pada awalnya mungkin normal.
Indikasi

Volume expanders digunakan dalam resusitasi apabila terdapat kejadian atau


diduga adanya kehilangan darah akut dengan tanda-tanda hypervolemia.

Empat jenis expanders yang dapat diberikan:

 Darah /whole blood (darah O yang telah diperiksa silang dengan darah
ibu)
 Cairan albumin-salin 5% (atau penggant plasma yang lain)
 Larutan garam fisiologis (NaCl fisiologis)
 Cairan ringer laktat.

Walaupun darah yang cocok merupakan volume expenders yang terbaik, tetapi
kemungkinan darah ini sulit didapatkan dengan segera. Kenalilah setiap volume
expenders dalam kemasannya. Setiap volume expenders disiapkan untuk
diberikan. Beberpa jenis membutuhkan filter. Masukkan 40 ml kedalam semprit
atau perangkat infus.

Pemberian

Dosis 10ml/kg.

Cara peberian intra vena

Kecepatan pemberian selama 5- 10 menit.

Efek

Meningkatkan volume vaskuler

Menurunkan asidosis metabolic dengan meningkatkan perfusi jaringan

Tanda tanda yang diharapkan

Tekanan darah meningkat, nadi menjadi kuat, da warna pucat menghilang.

Tindak lanjut

 Dapat diulang apabila tanda tanda hipovolemia menetap


 Apabila perbaikan hanya sedikit atau tidak ada:
- Dipertimbnagkan adanya asidosis metabolic dan perlunya natrium
bikarbonat
- Dengan menurunnya tekanan darah yang menetap,
dipertimbnagkan penggunaan dopamine.

Natrium bikarbonat

Pada afiksia yang lama, brkurangbya oksigenasi haringan akan menyebabkan


timbuknya asam laktat, yang menyebabkan terjadinya sidosis metabolic.
Meningkatnya asidosis metabolic secara progesif akan diperlambat dengan
memastikan adanya oksigenasi dalam darah, menghilangkan karbon dioksida,
dan menimbulkan perfusi jaringan yang adekuat. Walaupun natrium bikarbonat
berguna dalam mengatasi asidosis metabolic, efeknya dipengaruhi oleh adanya
ventilasi dan perfusi yang adekuat.

Tidak ada bukti bahwa obat ini berguna pada fase akut resusitasi bayi baru
lahir.

Penggunaan natrium bikarbonat tidak menguntungkan dalam resusitasi jantung


paru yang cepat, tetapi mungkin menguntungkan dalam apnu yang lama yang
tidak memberikan respon terhadap terapi lain.

Indikasi

Natrium bikarbonat digunakan apabila terdapat apnu yang lama yang tidak
memebrikan respon terhadap terapi lain.

Natrium bikarbonat haya diberikan apabila VTP sudah dilakukan.

Dosis

Dosis 2 mEq/kg.

Kadar dalam larutan yang dianjurkan 0,5 mEq/ml = 4,2% cairan. Airan 4,2%
natriu bikarbonat terdapat dalam semprit 10 ml.

Cara pemberian

Intravena (IV)

Masukkan 20 ml natrium bikarbonat kedalam semprit atau siapan 2 sempit


berisi masing-masing 10 ml natrium bikarbonat. Kecepatan pemberian perlahan
lahan, paling cepat dalam waktu 2 menit ( 1 mEq/kg per menit )

Efek

- Memperbaiki asidosis metabolic dengan meningkatkan pH darah


apabila ventilasi adekuat.
- Menimbulkan penambahan volume disebabkan oleh cairan garam
hipertonik.

Tanda-tanda yang diharapkan

Frekuensi jantun harus meningkat sampai 100 kali atau lebih per menit dalam
30 detik setelah obat diberikan.

Tindak lanjut

 Apabila frekuensi jantung dibawah 100 kali permenit,


dipertimbangkan pemberian lang epinefrin dan dilanjutkan dengan
volume expanders, VTP dan kompresi dada.
 Apabila terdapat hipotensi yang menetap
dipertimbngkanpemberian dopamine

Peringatan

 VTP yang efetif harus mendaului dan menyertai pemberian natium


bikarbonat.
 Untuk mengurangi resiko perdarahan intraventrikuler, natrium
bikarbonat diberikan dalam kadar dan kecepatan yang dianjurkan.
 Natriu bikarbonat dapat berguna pada resusitasi yang lama untuk
membantu mengatasi asidosis metabolic yang diketahui atau
mungkin terjadi,tetapi penggunaannya kurang berhasil pada henti
jantung untuk waktu singkat atau episode bradikardia yang tidak
lama.

Nalakson hidroklorid

Nalakson hidroklorid, dikenal dengan nama narcan, adalah suatu antagonis


narkotika yang melawan depresi pernafasan yang disebabkan oleh beberapa
obat narkotika. Pada bayi baru lahir, deprsi pernaasan akibat narkotika paling
sering terjadi apabila ibumendapatkan narkotika daam 4 jam sebelum
persalinan. Pada bayi baru lahir dengan depresi pernafasan akibat narkotika ibu,
apabila ventilasi diberikan tepat pada waktu dan efektif, nalokson seringkali
merupakan satu satunyaobat lain yang diperlukan.

Indikasi

 Depresi pernafasan yang berat atau,


 Riwayat pemberian nrkotika pada inu dalam 4 jam sebelum
persalinan.
Dosis

Dosis 0,1 mg/kg

Kadar 0,4 mg/ml atau 1,0 mg/ml cairan. Siapkan 1 ml dalam semprit.

Cara pmberian

Diutamakan melalui ipa ET atau IV.

Dapat diberikan IM atau SC tetapi mulai bekerjanya lambat. Disuntikkan dengan


cepat.

Efek

Antagonis narkotik

Tanda tanda yang diharapkan

Pernafasan spontan

Tindak lanjut

Pantau pernafasan dan frekuensi jantung dengan ketat. Nalakson ulang


diberikan apabila depresi pernafasan timbul lagi.

Catatan

Lama kerja nalakson 1 jam sampai 4 jam. Lama kerja narkotika sering lebih lama
aripada nalakson, sehingga memerlukan dosis ulangan nalakson.

Hati-hti dalam memberikan nalakson kepada bay dari ibu pecandu narkotika,
karena dapat mengakibatkan kejang kejang berat.

Obat obat yang diperlukan bayi baru lahir

obat kadar persiapan Dosis/cara catatan


epinefrin 1: 1 ml 0.1-0.3 ml/kg Diberikan cepat
10.0000 IV/ET Dapat diencerkan
dengan larutan garam
fisiologis sampai 1-2
ml apabila diberikan
melalui pipa ET
volume Darah 40 ml 10 ml/kg Diberikan selama 5-
expanders ( lengkap IV 10menit.
KRISTALOID) albumin Diberikan melalui
salin 5% semprit atau tetesan
Larutan intravena.
garam
fisiologis
RL
Natrium 0,5 20 ml 2 mEq/kg Diberikan pelan pelan
bikarbonat mEq/ml atau 2 IV ( 4 ml/kg ) dalam waktu paling
( cairan buah spuit sedikit 2 menit.
4,2% ) 10ml yang Diberikan apabila bayi
telah diisi. sudah dalam ventilasi
efektif.
Nalakson 0,4 mg/ml 0, mg/kg IV, ET, IM, SC Diberikan cepat
hidroklorit ( 0,25 Diutamakan IV, ET
ml/kg ) IM, SC dapat
1,0 mg/ml 0,1 mg/kg dilakukan.
1 ml ( 0,1 ml/kg )
IV, ET, IM, SC

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR DIRUMAH DENGAN SUNGKUP DAN TABUNG

Sungkup dan tabung resusitator

Esusitator bayi baru lahir dengan sungkup dan tabung resuscitator merupakan
cara baru menolong pernafasan bayi baru lahir dengan cepat. Alat ini hanya
digunakan untuk meniupkan udara ke paru-paru bayi baru lahir. Alat ini tidak
menggantikan dan tidak boleh mengubah langkah-langkah resusitasi yang
benar. Tindakan membersihkan jalan lahir nafas dan langkah-langkah resusitasi
yang benar. Tindakan memebersihkan jalan lahirnafas dan langkah-langkah
selanjutnya tetap tiak boleh ditinggalkan.

Você também pode gostar