Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Aliri
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman
Korespondensi: aryanfaizya12@gmail.com
Abstract
This research was conducted in Wehea Protected forest in the district of East Kutai Regency
Kongbeng . The purpose of this study is to identify and assess the policies ( rules and activity
programs ) East Kutai regional government in managing Wehea forest .The research was using
GAP Method to analyze the policies implementation that applicable in central government and
East Kutai in relationship with the fact of Wehea Protected Forest management from some
aspects such as human resources, forest resources, institutional and social. Analysis revealed
that the policy of district government that published the decree No. 44/02.188.45/HK/II/2005)
which is supported by society and recommendation from few instances are effort to support
Wehea Forest Protected management. The substances of the policies that published by district
government and other instances more leads to manage this area in conservation function that
protected function. That policy did not reach the result as expected yet because the decree about
the determination of this area to be a protected forest from Department of Forestry was not
published yet.
Keyword : Wehea Forest Protections, Regional Policy, GAP Anilysis.
171
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 171-176
Juni 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN jenis jamur, jenis liana maupun jenis rotan.
Disisi lain terdapat pula beberapa jenis pohon
Deskripsi Umum Hutan Lindung Wehea yang merupakan sumber pendapatan bagi
1. Lokasi dan Topografi masyarakat lokal dan potensi pakan bagi
Letak kawasan hutan Wehea yang orangutan maupun beberapa primata lainnya.
diusulkan sebagai Hutan Lindung memiliki b. Potensi Fauna
luas 38.000 hektar dan secara administratif Kawasan hutan Wehea juga memiliki
terletak di wilayah Kecamatan Kongbeng, kekayaan potensi fauna yang cukup tinggi,
Kabupaten Kutai Timur. Dari aspek terutama adalah untuk golongan primata, dan
hidrologi, kawasan yang diusulkan berada mamalia. Beberapa potensi fauna pada
pada wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) kawasan lindung tersebut sebagian besar
Wahau, sub-DAS Melenyiu, sub-Das Sekong berada pada status dilindungi. Status
dan sub DAS-Seleq. perlindungan tersebut ditetapkan berdasarkan
Berdasarkan peta topografi diperoleh peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah
informasi kelerengan kawasan hutan Wehea Indonesia maupun oleh dunia international
cukup bervariasi mulai dari kelas kelerengan (IUCN).
landai (<8%) hingga sangat curam (>40%), 4. Desa-desa Sekitar kawasan Wehea
sebagian besar di wilayah bagian Barat yang Kawasan Hutan Wehea meliputi Desa
diusulkan sebagai Hutan Lindung Wehea Nehas Liah Bing, Miau baru dan SP-3
tersebut mempunyai kelerengan di atas 25%. (Makmur Jaya). Berdasarkan data BPS Kutim
2. Kondisi Penutupan Lahan 2010 menunjukkan bahwa jumlah
Umumya kondisi penutupan lahan masih penduduknya 9.714 jiwa dengan jumlah
sangat baik dan banyak didominasi oleh jenis kepala keluarga 3.811, yang terdiri atas 5.086
komersil dari Famili Dipterocarpaceae laki-laki dan 4.622 perempuan.
diantaranya terdapat jenis Meranti Merah Kebijakan Daerah dalam Pengelolaan
(Shorea leprosula), Meranti Kuning (S. Hutan Lindung Wehea.
potoiensis), Bangkirai (S. leavis), 1. Dukungan Kebijakan Pengelolaan
Tengkawang (S. gybertisiana) dan lainnya. Hutan Lindung Wehea.
3. Keanekaragaman Flora dan Fauna Sebagai tindak lanjutnya proses
a. Potensi Flora pengusulan penetapan Hutan Lindung Wehea
Kondisi biogeofisik dalam kawasan telah dilakukan dalam beberapa tahapan
sebagai kawasan yang diusulkan ternyata kegiatan mulai dari sosialisasi sampai dengan
memiliki potensi keanekaragaman jenis flora adanya dukungan dari beberapa stakeholders
yang tinggi baik jenis pohon, jenis anggrek, (tabel 1).
172
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 171-176
Juni 2014
Dari penjelasan tersebut dapat Satwa. Bila rujukan yang digunakan adalah
disimpulkan bahwa upaya Pemerintah Daerah, kedua peraturan perundangan tersebut
Pemerintah Propinsi, Perguruan Tinggi dan tentunya hal ini akan bertolak belakang
Lembaga Adat dalam merekomendasikan dengan tujuan pengelolaan untuk menetapkan
kawasan Wehea menjadi Hutan Lindung kawasan Eks. IUPHHK PT Gruti III sebagai
Wehea sudah cukup maksimal. kawasan dengan fungsi lindung.
Dalam setiap isi surat rekomendasi yang Disharmonisasi Kebijakan Pengelolaan
diterbitkan baik dari Pemerintah Daerah, Hutan Lindung Wehea
DPRD Kutim, Pemerintah Propinsi dan Pada Tabel 3 penulis mencoba untuk
Perguruan Tinggi, sebagian besar isi surat menyajikan disharmonisasi kebijakan yang
lebih menitik beratkan pada pengelolaan dijadikan rujukan penegelolaan oleh
kawasan sebagai kawasan perlindungan dan Pemerintah Daerah Kutai Timur. Penjelasan
pelestarian habitat Orangutan. Bila mengacu Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pada isi surat ini maka penetapan status perbedaan tujuan rujukan pengelolaan antar
kawasan lebih mengarah pada pengelolaan kebijakan. Menelaah permasalahan tersebut
kawasan dengan fungsi konservasi. Dalam seharusnya dalam menentukan rujukan
hal ini rujukan peraturan perundangan yang kebijakan dalam pengelolaan kawasan hutan
digunakan adalah UU. 5 Tahun 1990 Tentang Wehea Pemerintah Kutai Timur dapat
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan menyesuaikan antara tujuan pengelolaan
Ekositemnya dan PP No. 7 Tahun 1999 dengan rujukan kebijakan yang digunakan.
Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
174
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 171-176
Juni 2014
dari pengelolaan itu bagi peningkatan dalam pengelolaan hutan. Berdasarkan hasil
kemakmuran masyarakat sekitar hutan. Bila wawancara dengan masyarakat disekitar
pengelolaan mengacu pada UU. No. 41 Tahun kawasan yang memiliki keinginan untuk dapat
1999 Pasal 70 poin a serta PP No. 6 Tahun berperan serta dalam pengelolaan diperoleh
2007 pasal 13 ayat 1 yang menjelaskan data seperti diperlihatkan pada Tabel 4.
tentang pelibatan peran serta masyarakat
Tabel 4. Keterlibatan Masyarakat dalam Kegiatan Pengelolaan Wehea
Sosialisasi Kegiatan Keterlibatan
f % f % f % f %
1. NL. Bing 22 73,3 8 26,6 22 73,3 8 26,6
175
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 2, Nomor 1 Hal: 171-176
Juni 2014
Aspek Filosofis
Masyarakat yang Hanya sebagian dari masyarakat Program pengelolaan Hutan Lindung
terkait dengan yang terkait dengan keberadaan Wehea yang bertujuan meningkatkan
keberadaan hutan hutan Wehea peran masyarakat hanya terbatas pada
Wehea memilki akses masyarakat adat Wehea.
dan memanfaatkan
fungsi hutan wehea
Aspek Sosiologis
Masyarakat memilki Pengamanan kawasan hutan Penumbuh kembangkan tanggung
tanggung jawab pada hanya dilakukan oleh masyarakat jawab masyarakat terhadap Hutan
kelestarian fungsi adat Wehea secara bergantian dan Lindung Wehea baru sebatas
Hutan Lindung Wehea teroganisir pengamanan kawasan.
Sumber: Data Primer
176