Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SKRIPSI
ADILLA SHABARINA
220110130124
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2017
PARENTING STYLE DESCRIPTION
OF WORKING PARENTS ON TODDLERS
AT DAYCARE IN BANDUNG CITY
MINI THESIS
ADILLA SHABARINA
220110130124
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
NPM : 220110130124
Mengetahui,
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
i
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 220110130124
Menyetujui,
Hj. Henny Suzana Mediani, S.Kp.,M.Ng.,Ph.D. Ai Mardiyah, S.Kp.,M.Kes. Ikeu Nurhidayah, M.Kep.,Sp.Kep.An. Wiwi Mardiah, S.Kp.,M.Kes
NIP. 19650101 1996006 2 001 NIP. 19720430 199903 2 001 NIP. 19830405 200604 2 001 NIP. 19690430 199930 2 001
Mengetahui,
ii
LEMBAR PERNYATAAN
NPM : 220110130124
(plagiarism) atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko sanksi yang dijatuhkan
keilmuan ataupun adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Adilla Shabarina
220110130124
iii
ABSTRAK
Orang tua sebagai pendidik utama pada anak tentunya harus memberikan
pola asuh yang terbaik bagi anak guna menunjang proses perkembangan.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah kesibukan kedua orang tua yang bekerja
sehingga perkembangan anak tidak terpantau secara optimal dan memilih daycare
sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada anak balita yang dititipkan di
daycare.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
dengan jumlah responden 36 orang (salah satu orang tua anak antara ayah atau ibu
yang menitipkan anak di daycare). Penelitian ini menggunakan instrumen Pola
Asuh Anak Pada Usia Prasekolah yang diadaptasi dari teori Maccoby dan Martin
(1983) dan dikembangkan oleh Chodijah (2009). Instrumen ini terdiri dari 2
dimensi dengan 53 item pernyataan yang memiliki nilai validitas 0,768 dan nilai
reliabilitas 0,793. Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner. Data
yang terkumpul dianalisa dengan hasil ukur kategorisasi sehingga didapatkan
hasil bentuk pola asuh yang diterapkan.
Hasil dari penelitian ini adalah penerapan bentuk pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua pada anak usia prasekolah di Growing Tree Daycare
and Preschool dan Pusat Penitipan Anak (PUSPA) Sehat Universitas Padjadjaran
adalah pola asuh authoritative (100%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola
asuh yang diberikan oleh orang tua sudah baik dan perlu dipertahankan karena
pola asuh authoritative merupakan predictor dari bentuk pola asuh lainnya
sehingga penerapan warmth dan control pada anak seimbang.
Kata kunci : balita, daycare, orang tua bekerja, pola asuh orang tua
Kepustakaan : 43 , 1983-2017
iv
ABSTRACK
Parents as the main educator in children must certainly provide the best
parenting for supporting children developmental process. The phenomenon that
occurs today is the busyness of both parents leading to the developmental process
is not monitored optimally. Then, the parenting pattern that is applied cannot be
given optimally so that working parents tend to entrust their child in daycare so
that the child’s development process can be monitored properly. The purpose of
this study is to determine the description of parenting pattern in toddler who
entrusted in daycare.
The method used in this study is quantitative descriptive with 36
respondents (father or mother who entrust their child in daycare). This study used
Pediatric Parenting Instruments at Preschool adapted from Maccoby and Martin
theory (1983) and developed by Chadijah (2009). This instrument consists of 2
dimensions with 53 statements that has validity value 0.768 and reliability value
0.793. Data was collected by distributing questionnaires. The collected data were
analyzed by using the score value. Then, it will be categorized into the description
of parenting pattern applied.
The result of this study showed that the parenting pattern applied by
parents to their toddler at Growing Tree Daycare and Preschool and Pusat
Penitipan Anak (PUSPA) Sehat Universitas Padjadjaran were authoritative
parenting (100%). The conclusion of this study, the parenting pattern given by
parents is already good and need to be maintained because the authoritative
parenting is a predictor of other parenting forms, so that warmth and control that
applied on children is balanced.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti haturkan kepada Allah SWT atas segala
skripsi ini yang berjudul “Gambaran Pola Asuh Orang Tua Bekerja Yang
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dinantikan untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
Peneliti
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah hadiah kecil yang kupersembahkan untuk ibu dan bapak
Terima kasih sudah memberikan dukungan baik moril maupun materi untukku
Terima kasih untuk setiap doa yang selalu dipanjatkan untukku di setiap solat ibu
dan bapak
Terima kasih untuk kerja keras ibu dan bapak untukku sehingga apa yang ku
inginkan selalu terpenuhi
Teruntuk adikku
Teruntuk sahabatku
Terima kasih sudah memahami, menolong, bahkan menyita waktu kalian hanya
untuk bersama dengan ku
(Ibu Yune Setiani Sunaryo, Bapak Agus Herman, Fakhri Ghaffar, Ayu Fitri
Lestari, Riska Agriani, Rizkiani Dwi Putri, Putri Puspa Delima, Asih Siti Sundari,
dan Anggoro Susan Anggraeni)
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
terutama kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Med. Tri Hanggono Achmad, dr., selaku Rektor
Universitas Padjadjaran;
3. Ibu Hj. Henny Suzana Mediani, S.Kp., M.Ng., Ph.D., selaku dosen
penulis ucapkan atas segala kebaikan dan ketulusan ibu yang tidak dapat
arahan, bantuan, ilmu, dan motivasi yang tiada hentinya kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan atas segala
kebaikan dan ketulusan ibu yang tidak dapat penulis ungkapkan, semoga
ibu beserta keluarga selalu dalam berkah, rahmat, dan lindungan Allah
SWT;
viii
5. Ibu Ai Mardhiyah, S.Kp., M.Kes dan Ikeu Nurhidayah, S.Kep., Ners,
6. Ibu Tetti Solehati, S.Kp., M.Kep., selaku dosen wali yang selalu
8. Bapak Agus Herman dan Ibu Yune Setiani Sunaryo selaku orang tua yang
10. Ibu Hj. Mariah selaku nenek yang telah senantiasa memberikan dukungan,
11. Sahabat tersayang dan seperjuangan, Ayu Fitri Lestari, Riska Agriani,
Putri Puspa Delima, Rizkiani Dwi Putri, Asih Siti Sundari, dan Anggoro
dan semangat serta doa kepada penulis serta untuk persahabatan selama 4
tahun ini, semoga apa yang menjadi impian kita bisa terwujud dan ilmu
ix
12. Support system lainnya, Selly Desiani, Nida Luthfiyani, Nida Amalia, Siti
Fadlillah Arifah, Dinda Noviyanti dan Deta Nur Annisa, Teh Nurul Azmi
semangat, dan doa kepada penulis semoga kita dapat meraih cita-cita yang
kita inginkan.
13. Teman-teman tutor 5, Mega, Puji, Eka, Trisvina, Dessy, Ria, Intan, dan
Ihsan . Terima kasih atas kebersamaan kita selama CCSA kemarin serta
kurang lebih 4 tahun yang telah dilalui bersama, tetap semangat untuk
15. Seluruh caregiver dan orang tua di daycare Growing Tree dan Pusat
Akhir kata, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat
x
DAFTAR ISI
xi
2.3.2 Dampak positif tempat penitipan anak ............................................... 26
2.3.3 Dampak negatif tempat penitipan anak .............................................. 27
2.3.4 Faktor-faktor yang mengharuskan anak dititipkan............................. 27
BAB III ................................................................................................................. 28
METODE PENELITIAN ................................................................................... 28
3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................... 28
3.2 Variabel dan Sub Variabel Penelitian ............................................................ 28
3.2.1 Variabel Penelitian ............................................................................. 28
3.2.2 Dimensi Penelitian ............................................................................. 28
3.3 Definisi Konseptual dan Operasional ............................................................ 29
3.3.1 Definisi Konseptual ............................................................................ 29
3.3.2 Definisi Operasional .................................................................................. 31
3.4 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 33
3.4.1 Populasi .............................................................................................. 33
3.4.2 Sampel ................................................................................................ 33
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 34
3.6 Uji Instrumen Penelitian ................................................................................ 34
3.6.1 Uji Validitas ....................................................................................... 34
3.6.2 Uji Reliabilitas.................................................................................... 35
3.7 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 38
3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................................... 39
3.8.1 Pengolahan Data ................................................................................. 39
3.8.2 Analisa Data ....................................................................................... 40
3.9 Tahapan Penelitian ........................................................................................ 41
3.10 Etika Penelitian .............................................................................................. 42
3.11 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 43
BAB IV ................................................................................................................. 43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 43
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................. 43
4.1.1 Karakteristik Demografi Responden .................................................. 43
4.1.2 Gambaran Pola Asuh Orang Tua ....................................................... 44
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 45
xii
4.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 50
BAB V................................................................................................................... 51
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 51
5.1 Simpulan ......................................................................................................... 51
5.2 Saran 51
5.2.1 Bagi Orang Tua Bekerja Yang Menitipkan Anak di Daycare ........... 51
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Kategorisasi Penilaian Item Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Pada Anak
Usia Prasekolah .................................................................................... 36
Tabel 3.3 Kategorisasi Alat Ukur Kuesioner Pola Asuh Orang Tua .................... 41
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gambaran bentuk pola asuh orang tua di daycare
Growing Tree dan PUSPA Sehat Universitas Padjadjaran .................. 45
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran penerapan dimensi kontrol (control) dan
kehangatan (warmth) ............................................................................ 45
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Pemikiran Gambaran Pola Asuh Orang Tua
Bekerja Yang Memiliki Anak Usia Prasekolah Yang Dititipkan di
Daycare Kota Bandung ................................................................... 11
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3. Surat Perijinan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandung
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini keberadaan daycare menjadi salah satu pilihan orang tua sebagai
sarana untuk menitipkan anak khususnya dikalangan orang tua yang sibuk
bekerja. Penelitian yang dilakukan oleh Cohn, Cowan, dan Pearson (2008) di
Amerika mengenai hubungan ayah dan ibu yang bekerja pada pola pengasuhan
anak memaparkan bahwa orang tua yang bekerja khususnya seorang ibu
memberikan dampak yang kurang hangat pada anak dan berkurangnya interaksi
dengan anak.
Kenyataan ini diperkuat oleh data statistik dari Badan Pusat Statistik
(BPS) tahun 2011 bahwa 93,44% keluarga berkarakteristik orang tua yang sibuk
orang tua bekerja jika terjadi pada orang tua laki-laki saja tidak terlalu
yang sama dengan laki-laki dan agar semakin memperkokoh pendapatan keluarga,
terbukti dari data statistik BPS tahun 2011 menyatakan bahwa dari 100% wanita,
82,68% adalah perempuan bekerja dan sisanya sebanyak 17,31% adalah tidak
bekerja (pengangguran).
Era globalisasi yang semakin maju dan berkembang dengan pesat seperti
sekarang ini, emansipasi wanita menjadi sebuah trend yang tergambarkan dengan
wanita karir atau wanita yang turut serta membantu suami bekerja. Selain menjadi
1
2
sebuah trend, tuntutan ekonomi yang semakin tinggi juga mempengaruhi keadaan
Wilson (2006) terbagi menjadi 3 yaitu, wanita yang ideal bukan hanya yang
selalu berada di rumah tetapi wanita yang bekerja pun dapat terlihat ideal dan
eksklusif, wanita yang bekerja dapat membantu suami dalam hal finansial serta
kemampuan yang dimilki wanita hampir setara dengan laki-laki sehingga tidak
Trend ibu yang bekerja ini tentunya akan memberikan dampak pada anak.
Hasil penelitian Yaacob dan Siew (2010) menyatakan bahwa ibu yang bekerja
membuat anak di usia balita bersikap agresif. Walaupun tidak ada perbedaan yang
signifikan antara ibu yang bekerja dan tidak bekerja pada sikap anak, tetapi para
ibu berpendapat bahwa memang perawatan penuhlah yang dibutuhkan anak usia
balita agar perkembangan anak dari segi sikap menjadi lebih baik untuk masa
perkembangan anak dalam daycare adalah perhatian yang diberikan orang tua
dirasa kurang sehingga lebih baik dititipkan. Selain itu orang tua tidak mau repot-
repot untuk mendidik atau mengajari beberapa keterampilan pada anak mereka
atau karena orang tua berpikir semakin cepat dimasukkan dalam program daycare,
Amerika tahun 2004, telah meneliti masalah ibu bekerja yang menitipkan anaknya
pada pengasuhan orang lain. Penelitian yang dilakukan terhadap 1000 keluarga
dititipkan pada pengasuhan orang lain sebelum usia 4,5 tahun, ternyata akan
Hasil penelitian Fristi, Indriati, dan Erwin (2013) ini menunjukkan bahwa
anak toddler yang diasuh selain orang tua beresiko mengalami keterlambatan
perkembangan, selain itu indeks BB/TB mayoritas anak berada pada kategori
tidak normal dari pada anak toddler yang diasuh orang tua. Selain itu pengasuhan
orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak usia toddler (1-3
tahun) karena orang tua atau keluarga merupakan tempat bersosialisasi pertama
memberikan fasilitas yang berguna bagi perkembangan motorik kasar dan halus
variabel yang sangat penting dalam perkembangan anak. Pola asuh orang tua akan
berdampak pada prestasi anak, rasa optimis, kepercayaan, motivasi, serta anak
perilaku dan sikap orang tua karena berkaitan pada psikologis anak. Artinya jika
4
pola pengasuhan orang tua terbentuk dengan baik tentunya akan berdampak baik
Maccoby dan Martin (1983) menjabarkan bahwa pola asuh orang tua
terdiri dari 2 dimensi, yaitu tinggi atau rendah nya kontrol (control) pada anak
serta tinggi atau rendah nya kehangatan (warmth) pada anak. Dari 2 dimensi ini
dibagi lagi menjadi 4 kategori tergantung pada orang tua menerapkan pola asuh,
Hasil studi Teti dan Candelaria (2002), mengemukakan bahwa pola asuh
authoritative lah yang umum diterapkan oleh orang tua dan berdampak positif
pada anak. Adapun menurut Darling dan Steinberg (1999), pola asuh yang baik
mempengaruhi sikap dan perilaku anak serta hubungan antara orang tua dan anak.
Misalnya, kedisiplinan yang ditentukan oleh orang tua bisa disampaikan dengan
Baumrind (1991) mengemukakan bahwa anak dengan pola asuh orang tua
pikirkan, dapat membuat keputusan sendiri, percaya diri, mandiri, serta mampu
bersikap tegas. Untuk pola asuh authoritarian anak akan tumbuh menjadi anak
dengan pola asuh indulgent akan bersikap manja, memberontak, dan dapat
5
anak dengan pola asuh indifferent akan menjadi anti sosial di lingkungan nya
serta merasa dirinya tidak penting (Baumrind , 1991; Maccoby & Martin, 1983).
tua di daycare. Pola asuh di daycare ditentukan dari kualitas pengasuhan, fasilitas
dan program yang dikembangkan oleh daycare. Pengasuh sebagai bagian dari
dalam perkembangan anak usia balita (Nursalam, Susilaningrum & Utami, 2005).
bagi ibu yang bekerja, peranan daycare bagi ibu yang bekerja di luar rumah dapat
menggantikan peran pengasuhan anak disaat ibu bekerja dan menggantikan peran
sosialisasi dan pendidikan pada anak saat ditinggal orang tua bekerja. Peran itu
(Kusumastuti, 2013).
Daycare and Preschool dan Pusat Penitipan Anak (PUSPA) Sehat Universitas
Padjadjaran. Growing Tree Daycare and Preschool merupakan salah satu daycare
diminati oleh orang tua di Kota Bandung. Program yang ada di daycare ini terdiri
dari layanan stimulasi anak, pemeriksaan kesehatan umum (gigi dan mulut),
pengukuran berat badan dan tinggi badan serta konseling mengenai psikologis
anak. Lokasi penelitian yang kedua adalah PUSPA yang merupakan daycare
keterpaduan antara pelayanan penitipan anak dan edukasi anak usia dini yang
6
semakin banyak orang tua yang sibuk bekerja. Fenomena yang terjadi di daycare
saat ini adalah beberapa orang tua cenderung mengikuti pola asuh yang diberikan
oleh pengasuh di daycare karena perilaku anak di rumah hampir sama dengan
perilaku anak ketika dititipkan di daycare, tetapi ada beberapa orang tua yang
justru kurang memperhatikan pola asuh pada anak karena pola asuh di daycare
sudah dianggap baik. Bentuk pengasuhan yang diberikan oleh pengasuh atau
Menurut pengasuh yang ada di daycare sikap dan perilaku anak di daycare
pun beragam sehingga pola asuh yang diterapkan pun harus disesuaikan dengan
keadaan anak. Beberapa anak mampu bekerja sama dengan temannya maupun
berbagi namun ada juga anak yang bersikap agresif serta menyendiri. Contoh
sikap anak yang dianggap negatif bisa terlihat ketika anak membentak, susah
diatur atau menganggu anak lainnya sehingga orang tua yang mempunyai anak
dengan sikap negatif merasa khawatir perilaku anaknya akan berimbas pada anak
lainnya.
7
Berdasarkan penjabaran diatas tentunya pola asuh orang tua sangat penting
dalam perkembangan anak usia balita dan akan berdampak pada sikap dan
perilaku anak. Namun belum ada penelitian yang menggambarkan pola asuh
orang tua yang menitipkan anak di daycare. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk mengetahui “gambaran pola asuh orang tua bekerja pada anak balita yang
Rumusan masalah yang ingin digali peneliti dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui “Gambaran Pola Asuh Orang Tua Bekerja Yang Memiliki
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola
asuh orang tua bekerja yang memiliki anak usia prasekolah yang dititipkan di
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar bagi pihak daycare untuk
mengetahui penerapan pola asuh yang diberikan orang tua itu sendiri sehingga
pihak daycare dapat mengimbangi pola asuh pada anak sesuai dengan pola asuh
selanjutnya yang berkaitan dengan penerapan pola asuh yang baik oleh orang tua
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi data awal bagi perawat / pengasuh
di daycare mengenai penerapan pola asuh yang sesuai dengan karakteristik anak
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi orang tua agar
menerapkan pola asuh yang terbaik bagi anak guna perkembangannya untuk masa
depan.
oleh para orang tua khusus nya pada orang tua yang bekerja. Beberapa alasan
yang dipaparkan oleh Wilson (2006) menyatakan bahwa wanita yang bekerja saat
9
ini menjadi sebuah trend dengan alasan wanita yang bekerja tidak kalah ideal nya
dengan ibu rumah tangga, dapat membantu suami dalam hal finansial serta
kemampuan wanita dalam hal bekerja hampir setara dengan laki-laki (Wilson,
2006).
Fenomena kedua orang tua yang bekerja saat ini dan menitipkan anak di
yang dipaparkan oleh NICHD (2004) mengenai masalah ibu bekerja yang
menitipkan anaknya pada pengasuhan orang lain, akan membuat anak bersikap
agresif serta tidak patuh. Selain itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fristi,
anak usia toddler yang diasuh selain oleh orang tua akan mengalami
Sehingga pola asuh yang optimal akan mengurangi dampak negatif pada anak.
Mengingat begitu pentingnya pola asuh orang tua pada anak, Maccoby dan
Martin (1983) mendefinisikan bahwa pola asuh merupakan pola pengasuhan yang
diberikan orang tua untuk membantu proses perkembangan anak. Selain itu,
Maccoby dan Martin (1983) memaparkan dua dimensi pola asuh yang merupakan
hasil dari teori Baumrind (1991) yaitu dimensi kontrol (control) dan dimensi
kehangatan (warmth).
Jika penerapan dimensi kontrol oleh orang tua sering diterapkan pada anak maka
dapat dikatakan kontrol semakin tinggi dan kehangatan rendah. Hasil dari
10
penerapan ini akan membuat anak tidak bahagia, bersikap cemas, serta menarik
orang tua mendukung dan sensitif pada kebutuhan anak-anaknya, sensitif terhadap
melakukan kegiatan bersama, serta bersedia untuk memberikan kasih sayang dan
pujian saat anak-anak mereka berprestasi atau memenuhi harapan mereka. Jika
penerapan dimensi kehangatan oleh orang tua sering diterapkan pada anak maka
dapat dikatakan kehangatan semakin tinggi dan kontrol rendah. Hasil penerapan
ini akan menghasilkan anak yang mudah diatur dan dididik serta memperhatikan
Penerapan pola asuh orang tua tentunya akan berbeda-beda dari segi penerapan
dimensi mana yang lebih tinggi atau rendah bahkan seimbang. Dengan demikian
kebiasaan cara atau gaya orang tua ketika mereka berinteraksi dengan anak-
anaknya menjadi hal yang penting. Maccoby dan Martin (1983) memaparkan
bentuk pola asuh hasil penjabaran dimensi kontrol dan dimensi kehangatan ini
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Pemikiran Gambaran Pola Asuh Orang Tua
Bekerja Yang Memiliki Anak Usia Prasekolah Yang Dititipkan
di Daycare Kota Bandung
Orang tua yang bekerja Sikap dan perilaku anak yang bersifat negatif jika
menitipkan anak usia diberi pengasuhan oleh orang lain
prasekolah di daycare di (perawat/pengasuh di daycare), yaitu
Kota Bandung 1. Agresif
2. Tidak patuh
3. Mengalami keterlambatan perkembangan
4. Indeks BB/TB anak mayoritas tidak normal
Dimensi Kehangatan
Dimensi Kontrol (control) (warmth)
1. Restrictiveness 1. Mendukung kebutuhan
(pembatasan) anak
2. Demandigness (tuntutan) 2. Sensitif terhadap emosi
3. Strictness (sikap ketat) anak
4. Instrusiveness (campur 3. Memperhatikan
tangan) kesejahteraan anak
5. Arbritary exercise of 4. Meluangkan waktu untuk
power (kekuasaan anak
sewenang-wenang) 5. Memberikan kasih sayang
dan dan pujian
Keterangan :
Sumber : NICHD, 2004; Maccoby & Martin, 1983; Fristi, Indriati, & Erwin, 2013
12
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pola asuh orang tua adalah penggambaran interaksi orang tua dan anak
yang didalamnya orang tua mengekspresikan sikap atau perilaku, minat dan
(Maccoby & Martin, 1983). Selain itu Baumrind (1991) menyatakan bahwa pola
asuh orang tua yaitu segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang
tua dan anak yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam keluarga yang akan
(2011) pola asuh orang tua merupakan sebuah interaksi mengenai aturan, nilai,
anak-anaknya.
orang tua dengan anak dapat digambarkan seperti proses pengasuhan, kebutuhan
lingkungan sekitar. Berdasarkan uraian mengenai pola asuh orang tua, dapat
disimpulkan bahwa pola asuh berarti interaksi orang tua dengan anak. Dalam
interaksi tersebut terdapat penanaman nilai, norma, dan aturan yang berlaku di
masyarakat, serta pengembangan minat dan bakat yang dimiliki anak. Pola asuh
juga berarti kegiatan orang tua untuk mendidik, merawat, membesarkan, dan
12
14
dan permissive-indulgent.
Martin (1983) yang mana mencetuskan 1 bentuk pola pengasuhan lagi yaitu
anak dengan cara penerimaan dan dukungan terhadap anak. Sedangkan parental
kematangan dan tanggung jawab dari anak. Aspek/indikator dalam dimensi ini
dengan melarang apa yang akan dilakukan oleh anak. Larangan yang diberikan
pada anak cenderung tidak beralasan sehingga anak akan merasa bahwa orang tua
tidak mencintainya. Pada aspek tuntutan, orang tua mengharapkan anak dapat
15
memenuhi standar perilaku, sikap, dan tanggung jawab yang sudah ditetapkan
orang tua. Tuntutan yang diberikan bervariasi tergantung sejauh mana orang tua
menjaga, mengawasi atau berusaha agar anak memenuhi tuntutan tersebut. Aspek
sikap ketat, orang tua bersikap ketat dan tegas dalam menjaga anak sehingga anak
harus memenuhi aturan yang diberikan dan tidak membantah. Pada aspek campur
tangan, orang tua selalu ikut campur dalam kegiatan anak sehingga anak tidak
Dampak pada anak adalah anak menjadi apatis, pasif, kurang inisiatif,
kurang termotivasi, bahkan mungkin dapat timbul perasaan depresif. Dan aspek
dalam pengasuhan anak dan penegakkan aturan. Orang tua mempunyai hak untuk
menghukum bila tingkah laku anak tidak sesuai yang diharapkan serta tidak ada
penjelasan dimana letak kesalahan anak. Akibatnya anak akan sulit menjalin
hubungan yang positif dengan teman sebaya, kurang mandiri, dan menarik diri
orang tua terhadap kebutuhan anak, meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan
bersama dengan anak, menunjukkan rasa antusia pada tingah laku yang
ditampilkan anak, dan peka terhadap kebutuhan emosional anak (Maccoby &
Martin, 1983),
indifferent (lalai).
High Low
High
Authoritative Authoritarian
Responsiveness
Low
indulgent Indifferent
mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari
anak, memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu
tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat dan mendorong anak
untuk mandiri namun menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka
tetapi juga menuntut perilaku yang baik, dan memiliki keinginan untuk
menjatuhkan hukuman yang bijaksana dan terbatas ketika hal tersebut dibutuhkan
Selain itu orang tua mengajarkan disiplin kepada anak agar anak dapat
yang memiliki orang tua yang otoritatif bersifat ceria, bisa mengendalikan diri,
bekerja sama dengan orang dewasa, dapat mengatasi stres dengan baik (Parke &
Gauvain, 2009). Teknik pola asuh ini adalah yang sangat disukai oleh anak. Anak
akan lebih kompeten bersosialisasi, mampu bergantung pada dirinya sendiri dan
bertanggung jawab secara sosial. Anak pun memiliki kebebasan berpendapat dan
Gaya pengasuhan pada pola asuh authoritarian (otoriter), orang tua akan
syarat. Orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan dan menghormati
pekerjaan dan upaya mereka. Menerapkan batas dan kendali yang tegas kepada
anak dan meminimalisir perdebatan verbal serta memaksakan aturan secara kaku
Orang tua dengan penerapan pola asuh ini cenderung tidak bersikap hangat
kepada anak sehingga anak dari orang tua otoriter seringkali tidak bahagia,
ketakutan, minder ketika membandingkan diri dengan orang lain, tidak mampu
Wendkos, & Feldman, 2008). Hal ini diperkuat oleh penelitian Pierre dan Forman
(2012) bahwa anak yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya
tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan
18
tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di
balik itu biasanya anak hasil didikan orang tua otoriter lebih bisa mandiri, bisa
menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggung
orang tua sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau
menerima sedikit bimbingan dari orang tua, sehingga anak sulit dalam
membedakan perilaku yang benar atau tidak. Serta orang tua menerapkan
Anak yang memiliki orang tua dengan pola asuh ini kesulitan untuk
Pola asuh indifferent (lalai) memiliki gaya pengasuhan dimana orang tua
kebutuhan mereka sendiri dibandingkan dengan kebutuhan anak. Anak dari orang
tua yang mengasuh dengan cara indifferent maka memiliki keterampilan sosial
yang rendah, kemandirian yang kurang baik, dan tidak termotivasi untuk
berprestasi (Parke & Gauvain, 2009). Tambahan lainnya bahwa anak yang diasuh
orang tuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi
anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki
kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang
menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah
Pola asuh yang diberikan orang tua pada anak usia balita tentunya
perawatan yang anak butuhkan agar sehat serta berpengaruh baik pada tumbuh
kembang anak. Sebuah laporan baru-baru ini mengatakan bahwa pola asuh
authoritative lah yang bisa dijadikan pedoman orang tua dalam pengasuhan.
serta kedisiplinan pada anak, memberikan buku agar anak dapat belajar serta
Disabilities, 2017).
Tridhonanto (2014) adalah usia orang tua, keterlibatan orang tua, pendidikan
orang tua, pengalaman dalam mengasuh anak, stress orang tua, dan hubungan
suami-istri. Sedangkan menurut Gunarsa (1983) sikap orang tua dalam mengasuh
dan mendidik anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman masa lalu
yang berhubungan dengan pola asuh orang tua, nilai-nilai yang dianut orang tua,
tipe kepribadian orang tua, kehidupan perkawinan orang tua, dan alasan orang tua
mempunyai anak.
asuh orang tua yaitu usia orang tua (orang tua yang berusia lebih muda akan
memilih pola asuh authoritative dan indulgent dibandingkan dengan orang tua
yang berusia lebih tua), budaya setempat (dalam hal ini mencakup segala macam
aturan, norma, adat dan budaya ynag berkembang didalamnya), ideologi yang
berkembang dalam diri orang tua (orang tua yang memiliki keyakinan dan
harapan bahwa nantinya nilai dan ideology tersebut dapat tertanam dan
dikembangkan oleh anak dikemudian hari), letak geografis dan norma etis
penduduk dataran rendah sesuai tuntutan dan tradisi yang dikembangkan pada
tiap-tiap daerah), dan orientasi religious dan perubahan budaya (orang tua yang
menganut agama dan keyakinan religius tertentu senantiasa berusaha agar anak
Monks dkk, mengartikan perkembangan sebagai “suatu proses ke arah yang lebih
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan
juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu
perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat
terulang kembali. Untuk anak usia balita, perkembangan yang baik dan akan
sebayanya.
21
dalam hal kesehatan dam perkembangan. Perkembangan yang sehat artinya anak
terpenuhi. Mendapatkan rasa aman dan penuh kasih di dalam rumah dan
sangatlah dibutuhkan pada masa awal perkembangan anak. Selain itu nutrisi yang
tepat, olahraga, dan tidur yang cukup tentunya sangatlah penting (Division of
Anak usia prasekolah adalah anak berusia 3-5 tahun yang merupakan
sosok individu, makhluk sosial kultural yang sedang mengalami suatu proses
5 tahun anak mengalami banyak perubahan baik fisik dan mental, dengan
rasa ingin tahu, imajinasi, belajar menimbang rasa, munculnya kontrol internal
jawab yang berat. Usia tersebut merupakan masa kritis perkembangan kognitif,
kemandirian, koordinasi motorik dan kreativitas. Orang tua harus menjadi guru
dan pembimbing yang penuh kasih sayang bagi anak-anak. Hal yang paling
berguna dalam mendidik anak adalah kasih sayang, rasa antusias, rasa humor,
kesabaran, keberanian bersikap tegas dan konsisten. Pola pengasuhan yang bisa
dan dengarkan pendapat anak, melatih anak mengenali diri sendiri dan
untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu
hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Dalam
hal ini, pengertian TPA hanya sebagai pelengkap terhadap asuhan orang tua dan
bukan sebagai pengganti asuhan orang tua. Selain itu, TPA dikatakan sebagai
anaknya (Direktorat Bina Kesejahteraan Anak, Keluarga, dan Lanjut Usia, 1999).
yang mencakup pertumbuhan dan kesejahteraan anak baik jasmani maupun rohani
dan sosialnya. Dengan adanya fungsi TPA tersebut tentunya harus ditunjang
dengan beberapa peranan penting agar perkembangan anak yang dititipkan lebih
optimal
23
Peranan dari TPA sendiri adalah sebagai pelayanan kesejahteraan anak dan
dengan tidak menelantarkan atau bersikap kasar, dan mencegah tumbuh kembang
yang menyimpang. Untuk peranan sebagai tempat konsultasi orang tua, pihak
Perbedaannya adalah:
bekerja dan bermain bersama dalam jangka waktu kurang lebih 3 (tiga)
jam
24
atau untuk anak yang tidak diawasi dalam waktu yang cukup lama.
1998).
b. Berdasarkan tempat/wadah
adalah:
Program ini paling baik untuk anak berusia di bawah 3 tahun karena anak-
anak tersebut masih harus mendapat perhatian dan kasih sayang penuh
karena kasih sayang emosional ibu-anak sangat penting dan sebaiknya rasa
perpisahan dengan orang tua mereka selama bekerja. Mereka juga dapat
klub, perjalanan pendidikan khusus (ke museum, dll) dan program rekreasi
(Henrietta, 1998).
hal-hal berikut :
2. TPA yang dibantu oleh negara (2/3) dan uang sekolah (1/3). Tujuannya
aktivitas sosial.
bersama sama pada seorang tetangga untuk bermain secara reguler (Todd
& Heffernan,1964).
kantor.
ruang) yang relatif lebih luas bila dibandingkan ruang mereka sendiri
dengan teman sebaya yang akan membantu perkembangan kerja sama dan
ketrampilan berbahasa
1. Faktor Ekonomi
28
lebih banyak menuntut persiapan mental dari pada pekerjaan biasa yang tidak
tua terutama ibu. Karena pertumbuhan anak sangat dinanti dan sangat dijaga
oleh semua ibu. Jika ada nenek atau kakek atau saudara lainnya berada
dirumah, belum temtu ia bisa merawat anak yang masih balita dengan benar.
Mungkin jika hanya memberi makan dan menidurkan bisa tetapi untuk
melatih yang lainnya mungkin kurang bisa. Jadi seorang ibu harus lebih bijak
METODE PENELITIAN
peneliti ingin mengetahui gambaran pola asuh orang tua yang bekerja pada anak
digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional dimana peneliti hanya
melakukan pengambilan data satu kali dari setiap responden (Arikunto, 2013).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola asuh orang
1. Kontrol (control)
- Restrictiveness (pembatasan)
- Demandigness (tuntutan)
28
29
2. Kehangatan (warmth)
bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak yang
di Amerika tahun 2004, telah meneliti masalah ibu bekerja yang menitipkan
Teori Maccoby dan Martin (1983) menjabarkan bahwa pola asuh orang
terbagi menjadi 2 dimensi, yaitu tinggi atau rendah nya kontrol (control) pada
anak serta tinggi atau rendah nya kehangatan (warmth) pada anak. Kombinasi dari
1983).
Martin, 1983).
melakukan kegiatan bersama dengan anak, menunjukan rasa antusias pada tingkah
laku yang ditampilkan anak, dan peka terhadap kebutuhan emosional anak
31,32,33,36,43,46,47,48,
50 dan 53.
33
3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua (ayah atau ibu) yang
bekerja dan menitipkan anaknya di daycare Growing Tree Daycare & Preschool
dan Pusat Penitipan Anak (PUSPA) Sehat Universitas Padjadjaran dengan usia
balita. Jumlah anak yang dititipkan di daycare Growing Tree Daycare &
3.4.2 Sampel
sampling dengan teknik total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan
sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan
mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Pada
penelitian ini, pengumpulan data dilakukan pada saat orang tua akan menjemput
anaknya di daycare. Orang tua yang menjadi sampel adalah ayah atau ibu yang
yang kembali karena orang tua cenderung tidak mau mengisi karena sedang sibuk
Kriteria yang diambil dalam sampel ini adalah orang tua yang bekerja dan
menitipkan anaknya di daycare Growing Tree Daycare & Preschool dan Pusat
Penitipan Anak (PUSPA) Sehat Universitas Padjadjaran dengan usia balita yang
ini adalah kuesioner baku Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Prasekolah yang
diadaptasi dari teori Maccoby & Martin (1983) dan dikembangkan oleh Chadijah
(2009).
variabel yaitu :
1. Authoritative
2. Authoritarian
3. Indulgent
4. Indifferent
Seluruh pernyataan diukur dengan skala likert 1-5 yang terdiri dari :
1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4 = sering
5 = selalu
diukur (Nursalam, 2013). Instrumen yang akan digunakan berupa kuesioner yang
diadaptasi dari teori Maccoby & Martin (1983), yang dikembangkan oleh
Chadijah (2009). Kuesioner ini terdiri dari 53 pernyataan yang ditujukan kepada
orang tua pada anak yang dititipkan di daycare dan keusioner ini terdiri dari
beberapa dimensi pola asuh orang tua. Sementara skala yang akan digunakan
adalah interval.
Untuk alat ukur pola asuh pada anak yang dititipkan di daycare, Chadijah
(2009) telah melakukan uji validitas instrumen ini dengan menggunakan bantuan
software SPSS (Statistical Package for Social and Science) versi 12.0 for
53 dari 80 item pernyataan dinyatakan valid dengan nilai validitas 0,768 yang
berarti instrumen tersebut memiliki validitas yang tinggi. Tujuan dilakukan uji
validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya agar data yang diperoleh
(Sugiyono, 2007).
yang sama yang digunakan pada beberapa penelitian dalam waktu yang berbeda
(Sugiyono P. D., 2014). Hasil uji reliabilitas kuesioner pola asuh orang tua pada
memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,739. Hal tersebut berarti alat ukur ini telah
memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat ukur penelitian, seperti yang telah
36
dikemukakan oleh Brown & Thompson, bahwa jika nilai a ≥ 0,70 maka
Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Prasekolah akan
memberikan kesempatan pada responden untuk memilih salah satu dari lima
jawaban yang bergerak antara satu sampai lima. Adapun bentuk kelima pilihan
(Jarang) dan TP (Tidak Pernah). Jawaban diberikan pada kolom yang sudah
Tabel 3.2 Kategorisasi Penilaian Item Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Pada
Positif) Negatif)
SL (Selalu) 5 1
SR (Sering) 4 2
KK (Kadang- 3 3
kadang)
JR (Jarang) 2 4
TP (Tidak Pernah) 1 5
banyak melakukan
melakukan sama
kuesioner. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari teori Maccoby & Martin
penelitian dan uji etik kepada instansi terkait, dalam hal ini penelitian akan
dilakukan di daycare Growing Tree Daycare & Preschool dan Pusat Penitipan
consent, peneliti meminta persetujuan kepada orang tua anak untuk menjadi
39
secara langsung mengingat waktu orang tua ketika menjemput anak tidak banyak.
Bagi responden yang memang tidak bersedia mengisi kuesioner peneliti akan
memaklumi dan tidak memaksa responden untuk mengisi lembar kuesioner yang
diberikan. Untuk itu kerjasama dengan pihak daycare dibutuhkan agar saat
yang telah diisi dan dikumpulkan oleh responden. Pemeriksaan kuesioner yang
Pada tahap ini peneliti akan memberikan skor terhadap jawaban dari
responden.
Pada tahap ini, peneliti memasukkan data berupa skor jawaban kuesioner ke
Pada tahap ini peneliti memeriksa kembali kesesuaian data yang telah masuk
pada program komputer dengan data pada jawaban kuesioner responden. Hal ini
ketidaklengkapan.
pola asuh orang tua pada anak yang dititipkan di daycare ini dilihat dari masing-
sebagai berikut :
control
2. Menghitung median atau nilai tengah dari masing-masing dimensi warmth dan
dimensi control
3. Menentukan tinggi atau rendahnya skor dari masing-masing dimensi warm dan
Berdasarkan hasil analisa data diatas terhadap kedua dimensi, warmth dan
control, kemudian data responden akan dikategorikan dalam empat tipe pola asuh
sebagai berikut :
41
Tabel 3.3 Kategorisasi Alat Ukur Kuesioner Pola Asuh Orang Tua
Control
140 - 85
84 - 28
Authoritarian Indifferent
Sumber : Chadijah (2009)
1. Tahap persiapan
penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
a. Pelaksanaan penelitian,
3. Tahap akhir
agar responden mengerti tujuan, kegunaan, cara pengumpulan data, hak dan
pasien menjadi responden, dan bila orang tua bersedia peneliti meminta pasien
Peneliti menjamin kerahasiaan data yang diberikan responden. Data hanya akan
memberikan manfaat bagi orang tua. Pada penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi orang tua dengan memberikan informasi mengenai pola asuh yang
baik untuk diterapkan pada anak yang dititipkan di daycare. Untuk prinsip non-
oleh prosedur yang dilakukan selama penelitian. Peneliti bertanggung jawab atas
apa yang terjadi selama penelitian. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian dan
Seluruh responden memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan secara adil dan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
mengenai gambaran pola asuh orang tua bekerja pada anak balita yang dititipkan
menggunakan analisis deskriptif secara statistik yaitu semua data yang diperoleh
Tabel 5
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Orang Tua di
Karakteristik Responden F %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 2 5,6
Perempuan 36 94,4
Usia
Dewasa Awal (18-39) 32 88,9
Madya (40-59) 4 11,1
Suku
Sunda 24 66,7
Jawa 9 25
Minang 3 8,3
Pendidikan Terakhir
SMA/SMK 3 8,3
43
44
Karakteristik Responden F %
Diploma 2 5,6
Sarjana (S1,S2,S3) 31 86,1
Pekerjaan
PNS 16 44,4
Karyawan/Peg.Swasta 9 25
Wiraswasta 3 8,3
Lain-lain 8 22,2
jumlah 34 orang tua (94,4%), memiliki rentang usia 18-39 tahun dengan jumlah
32 orang tua (88,9%), berasal dari suku sunda 24 orang tua (66,7%), pendidikan
terakhir sarjana berjumlah 31 orang tua (86,1%), dan sebanyak 16 orang tua
Gambaran pola asuh orang tua pada penelitian meliputi bentuk pola asuh
penerapan dimensi control dan warmth. Dibawah ini merupakan penyajian tabel
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi gambaran bentuk pola asuh orang tua di
Pola Asuh f %
Authoritative 36 100
Authoritarian 0 0
Indugent 0 0
Indifferent 0 0
45
asuh orang tua di daycare Growing Tree dan PUSPA Sehat UNPAD bahwa
semua responden dengan jumlah 36 orang tua menerapkan pola asuh authoritative
pada anaknya.
Tabel 6
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi gambaran penerapan dimensi kontrol (control)
dimensi pola asuh control dan warmth. Penerapan pola asuh di Growing Tree
dan PUSPA UNPAD, orang tua cenderung memberikan penerapan dimensi pola
asuh warmth dengan nilai median 120,5, min 100, dan max 133.
4.2 Pembahasan
Pola asuh orang tua merupakan bentuk dan proses interaksi yang terjadi
antara orang tua dan anak dengan pola pengasuhan tertentu dalam keluarga yang
cara untuk mengoptimalkan pola pengasuhan pada anak dengan kondisi orang tua
yang sibuk bekerja adalah dengan menitipkan anak di tempat penitipan anak
(daycare).
Berdasarkan hasil penelitian ini, penerapan pola asuh yang diberikan oleh
orang tua yang menitipkan anaknya di daycare Growing Tree dan PUSPA Sehat
pemberian pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak
46
gaya pengasuhan yang optimal karena pola asuh ini merupakan predictor dari
pola asuh lainnya dimana memuat keseimbangan antara penerapan kasih sayang
kelamin, usia, budaya, pekerjaan orang tua (Hurlock, 2011) dan pendidikan orang
pola asuh adalah pengalaman semasa muda orang tua terkait pola asuh, agama,
tipe kepribadian orang tua, kehidupan perkawinan, serta alasan orang tua
dominasi oleh perempuan (ibu) dan usia responden antara 18-39 tahun. Hal ini
mungkin terjadi karena pada penerapan pola asuh authoritative, ibu cenderung
lebih dekat dan berperan cukup aktif pada anak terutama pada usia balita karena
masa balita adalah waktu yang sangat penting dalam perkembangan anak dan
pengasuhan anak (Rinaldi & Howe, 2012; Vyas & Bano, 2016). Meskipun pada
dasarnya pola asuh yang diberikan oleh ayah dan ibu harus berdampingan tetapi
pada sebagian besar anak merasa bahwa kasih sayang ibu, waktu bersama ibu, dan
bentuk tindakan verbal seperti menunjukkan kasiih sayang dan bersikap hangat
oleh ibu lebih nyaman dibandingkan dengan ayah (Papalia, Wendkos, & Feldman,
tua berada di usia 18-39 tahun. Usia muda pada orang tua mungkin menjadi salah
47
satu faktor dalam penerapan pola asuh authoritative. Dalam pola asuh
authoritative, orang tua akan lebih banyak menerapkan dimensi control seperti
memberikan punishment tetapi tetap dibarengi dengan alasan positif mengapa hal
itu diberikan, sehingga dimensi warmth dan control bernilai tinggi (Halpenny &
Nixon, 2010).
oleh Surdaningsih (2015) mengenai pola asuh anak di tempat penitipan anak, para
caregiver lebih banyak memberikan bentuk pola asuh authoritative agar tumbuh
kembang anak bisa tetap optimal meskipun tidak secara langsung diasuh oleh
orang tua. Melihat penerapan pola asuh di daycare seperti itu dan perkembangan
anak terlihat cukup baik, pada akhirnya orang tua yang bekerja cenderung akan
penerapan pola asuh yang diberikan apalagi dibarengi dengan kesibukan orang tua
siginifikan antara tingkat pendidikan orang tua dan penerapan pola asuh. Jika
tingkat pendidikan orang tua semakin tinggi, maka pola asuh yang diterapkan
akan semakin baik. Orang tua yang berpendidikan sarjana, tentu lebih
memberikan efek positif karena di latarbelakangi oleh hasil keilmuan yang telah
banyak diperoleh oleh orang tuanya semasa studi di perguruan tingi, persoalan
kehidupan yang dikaitkan dengan teori lalu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Orang tua dengan predikat sarjana akan lebih berhati-hati dan selektif dalam
48
kembangnya anak-anak di kemudian hari. Selain itu, orang tua seperti ini akan
mampu menyesuaikan penerapan pola asuh yang terbaik sesuai dengan usia atau
pengisian kuesioner “Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Usia Prasekolah” oleh
responden adalah dimensi warmth meskipun hasil dari dimensi control tidak
terlalu berbeda secara signifikan. Penerapan dimensi warmth dan control dalam
bentuk pola asuh tentu penerapannya akan berbeda-beda. Untuk bentuk pola asuh
dimensi warmth tinggi dan control rendah, serta indifferent penerapan dimensi
warmth dan control rendah (Halpenny & Nixon, 2010). Jika dikaitkan dengan
memberikan penerapan dimensi pola asuh dengan nilai warmth dan control
pada anak usia dini sangat dianjurkan karena pada pola asuh ini orang tua
berdampak positif pada tumbuh kembang anak. Pola asuh ini bersifat demokratis
karena ketika anak merasa salah satu aturan dirasa kurang diterima, orang tua
Bentuk pola asuh lainnya jika dikaitkan dengan anak usia dini kurang
memberikan dampak yang cukup baik apalagi pada tumbuh kembang anak.
authoritative and authoritarian parenting pada pola asuh authoritarian, orang tua
akan cenderung lebih banyak memberikan aturan cukup keras pada anak dan
orang tua tidak bersedia menjelaskan mengapa memberikan aturan seperti ini
sehingga anak mau tidak mau mengikuti aturan yang diperintahkan. Selain tu,
untuk pola asuh indulgent, orang tua cenderung terlalu memanjakan anak
sehingga dimasa yang akan datang anak ketergantungan dengan orang lain dan
kurang mandiri. Untuk pola asuh indifferent, orang tua akan cenderung kurang
peduli dengan tumbuh kembang anak sehingga setelah dewasa anak akan
dibebaskan begitu saja tanpa aturan bahkan dalam kasus yang ekstrim orang tua
akan menolak keberadaan anak dan tidak peduli akan kebutuhan anak (Wood &
Lambin, 2013)
memberikan pola asuh sesuai dengan jadwal kegiatan anak usia prasekolah, Pada
pola pengasuhan bermain, istirahat, belajar, dan makan yang diberikan oleh
anak harus sesuai dengan apa yang mereka inginkan tetapi harus bersikap sabar
dan memberi pemahaman kepada anak mengapa harus melakukan kegiatan yang
cukup optimal dan orang tua tidak ragu untuk menitipkan anak di daycare serta
Keterbatasan pada penelitian ini adalah terkait jumlah orang tua yang
menjadi responden di daycare Growing Tree dan Pusat Penitipan Anak (PUSPA)
Sehat Universitas Padjadjaran. Pada bulan April-Mei 2017 jumlah anak yang
tua yang menjadi responden pun berkurang padahal metode yang digunakan
orang tua memilih untuk mengisi dirumah dibandingkan secara langsung mengisi
ditempat serta tidak segera mengembalikan kuesioner karena waktu orang tua saat
menjemput terbatas dan beralasan sibuk. Dengan hasil penerapan pola asuh 100%
bias karena saat pengisian kuesioner tidak langsung terpantau oleh peneliti.
BAB V
5.1 Simpulan
tentang gambaran pola asuh orang tua bekerja pada anak balita yang dititipkan di
daycare di Kota Bandung, dapat disimpulkan bahwa bentuk pola asuh yang
diberikan oleh orang tua adalah pola asuh authoritative. Selain itu jika dilihat dari
kontrol (control) tinggi pada anaknya. Hasil ini tentunya dikatakan baik dan
penerapan pola asuh ini harus di pertahankan. Untuk karaktreistik responden yang
5.2 Saran
bekerja yang menitipkan anaknya di Growing Tree and Preschool serta Pusat
Saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah pemberian pola asuh
authoritative pada anak usia balita sangat dianjurkan karena pola asuh
authoritative merupakan predictor dalam pemberian bentuk pola asuh. Pada pola
asuh ini, antara kehangatan dan kontrol seimbang sehingga dalam penerapan pola
asuh orang tua akan memberikan hasil yang optimal pada tumbuh kembang anak.
51
52
Selain itu pemantauan anak selama di daycare bisa dilakukan dengan cara
penelitian bisa menjadi gambaran dalam penelitian mengenai pola asuh orang tua
yang menitipkan anak di daycare. Data awal dari penelitian ini bisa dikaitkan
dengan hubungan pola asuh dengan kemandirian anak ataupun faktor-faktor yang
mempengaruhi pola asuh anak. Pada aspek metodologi penelitian dari segi teknik
kembali agar jumlah responden maupun hasil lainnya sesuai dengan rancangan
awal.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2011). Retrieved Januari 2017, from BPS - Statistics
Indonesia: www.bps.go.id
Januari 2017
Chadijah, S.R. (2009). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Konsep Diri
Maret 2017
http://www.athealth.com/Practitioner/ceduc/parentingstyles.html.
Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia & Direktorat Jenderal Bina
https://www.cdc.gov/ncbddd/childdevelopment/facts.html
53
54
Fristi, W., Indriati, G., & Erwin. (2013). Perkembangan Tumbuh Kembang Anak
Toddler Yang Diasuh Orang Tua Dengan Diasuh Selain Orang Tua.
Hetherington, E., & Parke, R. (1999). Child Psychology (5 ed.). (McGraw, Ed.)
Desember 2016
K. Vyas, S. Bano. (2016). Child’s Gender and Parenting Styles. Delhi Psychiatry
Kordi, A. (2010). Parenting Attitude and Style and It's Effect on Children School
Maccoby, E., & Martin, J. (1983). Socialization in The Context of The Family:
Parent-Child Interaction (4th ed., Vol. 4). (P. Mussen, & E. Hetherington,
National Institute of Child Development. (2004). Study of Early Child Care and
Nixon, E., & Halpenny, A. (2010). Children's Perspective on Parenting Styles and
Nursalam, Susilaningrum, & Utami. (2005). Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan
Papalia, D., Wendkos, S., & Feldman, R. (2008). Human Development. Jakarta:
Februari 2017
2017
2017
Sudarningsih. (2015). Pola Asuh Anak di Tempat Penitipan Anak (Studi Kasus di
Maret 2017
Maret 2017
child_development.html/context/1149
57
West, E.S & Todd, W.C. (1964). Text Book of Biochemistry. New York: The
Wilson, D.S. (2006). A New Look at The Affluent Worker : The Good Working
https://doi.org/10.1093/tcbh/hw1008
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (6 ed.). (A. Sutarna,
Yaacob, N., & Siew, H. (2010). Mother Working Status and Physical Agressive
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara
di Growing Tree Daycare and Preschool
Bandung
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Adilla Shabarina
NPM : 220110130124
Adilla Shabarina
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara
di Pusat Penitipan Anak (PUSPA) Sehat Universitas Padjadjaran
Bandung
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Adilla Shabarina
NPM : 220110130124
Adilla Shabarina
Lampiran 6. Surat Persetujuan Menjadi Responden
Nama (inisial) :
Jenis Kelamin :
Usia :
“Gambaran pola asuh orang tua bekerja pada anak balita yang dititipkan di
(_________________________)
Lampiran 7. Intrumen Penelitian
ANGKET
ALTERNATIF JAWABAN
NO PERNYATAAN SL SR KK JR TP
kehendak saya
inginkan
NO PERNYATAAN SL SR KK JR TP
akan dipenuhi
teman sebaya
kesenangan anak
NO PERNYATAAN SL SR KK JR TP
kebutuhan anak
sendiri
tanggung jawabnya
peraturan
di sekolah
NO PERNYATAAN SL SR KK JR TP
mereka kerjakan
anak
akan dipakainya
orang lain
kejadian di sekolah
NO PERNYATAAN SL SR KK JR TP
pantang dibantah
NO PERNYATAAN SL SR KK JR TP
padat
anak saya
aturan tersebut
keputusan
anak
Lampiran 8 Kisi-kisi Instrumen
(+) (-)
(+) (-)
Sunda Pegawai
14 K 34 P Ibu Kandung UNPAD S1
No Pernyataan
N Kate
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 Skor gori
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
1 Autho
2 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 4 4 5 5 5 4 2 2 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 2 5 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 226 ritativ
e
2 Autho
4 4 5 5 4 1 5 4 4 4 5 5 4 5 2 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 3 5 4 4 5 5 1 4 5 4 4 221 ritativ
e
3 Autho
4 4 5 4 4 4 5 3 4 3 4 3 3 3 2 5 4 4 5 2 4 4 3 4 3 1 3 4 1 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5 5 202 ritativ
e
4 Autho
5 4 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 3 5 5 3 3 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 236 ritativ
e
5 Autho
5 3 5 4 4 4 5 3 4 3 5 5 5 3 1 2 5 3 5 5 5 3 4 5 2 3 5 5 3 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 5 5 3 5 4 5 4 5 4 3 5 219 ritativ
e
6 Autho
5 4 5 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4 4 1 5 5 5 5 3 5 3 4 5 4 4 5 5 1 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 230 ritativ
e
No Pernyataan
N Kate
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 Skor gori
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
7 Autho
4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 3 3 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 2 5 4 2 2 4 5 4 4 2 5 4 4 4 212 ritativ
e
8 Autho
5 3 4 4 3 4 5 3 4 4 5 4 4 3 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 2 5 4 3 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 226 ritativ
e
9 Autho
5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 247 ritativ
e
10 Autho
5 3 5 4 3 5 4 3 4 4 5 5 1 5 1 5 5 5 5 4 4 4 5 5 3 3 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 227 ritativ
e
11 Autho
5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 248 ritativ
e
12 Autho
5 3 5 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 1 1 3 3 3 1 5 2 5 5 2 5 3 5 5 5 3 3 3 3 5 5 2 3 5 5 5 3 5 1 5 5 205 ritativ
e
No Pernyataan
N Kate
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 Skor gori
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
13 Autho
4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 5 4 4 4 2 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 3 5 4 5 3 2 4 5 5 216 ritativ
e
14 Autho
5 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 198 ritativ
e
15 Autho
4 3 5 5 3 3 4 2 4 3 5 5 5 5 3 5 5 4 5 3 2 3 2 5 3 3 5 4 1 3 5 3 3 2 5 4 1 3 5 1 4 2 5 5 3 4 5 5 2 5 4 5 5 198 ritativ
e
16 Autho
2 4 5 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 2 2 5 5 5 5 3 4 5 4 5 3 3 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 227 ritativ
e
17 Autho
5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 1 5 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 2 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 1 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 5 212 ritativ
e
18 Autho
5 3 5 5 5 1 5 4 4 4 4 4 3 5 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 3 5 4 3 4 3 4 5 3 5 4 5 4 4 4 1 4 4 5 4 219 ritativ
e
No Pernyataan
N Kate
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 Skor gori
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
19 Autho
4 4 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 3 3 5 4 4 5 5 2 5 4 4 4 213 ritativ
e
20 Autho
4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 3 3 2 1 4 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 230 ritativ
e
21 Autho
5 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 2 1 5 5 5 5 4 4 4 5 5 2 2 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 232 ritativ
e
22 Autho
5 3 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 245 ritativ
e
23 Autho
5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 5 4 5 5 1 3 1 5 5 5 5 5 4 1 3 3 5 4 3 4 5 5 5 3 3 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 2 5 1 5 5 222 ritativ
e
24 Autho
5 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 2 1 5 5 5 5 4 4 4 5 5 2 2 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 234 ritativ
e
No Pernyataan
N Kate
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 Skor gori
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
25 Autho
5 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 2 5 5 5 5 2 4 4 3 5 3 4 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 230 ritativ
e
26 Autho
5 3 5 2 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 4 4 3 4 5 3 4 4 2 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 5 1 4 5 5 5 2 4 2 4 4 200 ritativ
e
27 Autho
5 3 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 3 1 5 2 3 5 5 5 4 4 2 4 1 5 3 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 1 3 3 4 4 3 5 4 5 3 4 4 4 5 210 ritativ
e
28 Autho
2 4 5 5 2 3 5 4 4 4 5 3 5 2 2 5 4 4 3 2 5 3 4 5 2 1 5 4 1 2 5 1 5 3 4 4 1 3 2 1 3 3 3 1 4 5 5 5 1 5 5 5 5 184 ritativ
e
29 Autho
5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 2 5 5 5 4 2 5 5 4 5 2 2 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 1 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 226 ritativ
e
30 Autho
5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 3 2 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 237 ritativ
e
No Pernyataan
N Kate
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 Skor gori
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3
31 Autho
5 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 1 5 5 5 4 3 5 4 4 5 1 1 5 5 3 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 2 5 5 5 5 221 ritativ
e
32 Autho
5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 233 ritativ
e
33 Autho
2 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 4 4 5 5 5 4 2 2 4 5 5 4 5 2 5 5 5 5 4 4 2 5 5 4 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 226 ritativ
e
34 Autho
4 4 5 5 4 1 5 4 4 4 5 5 4 5 2 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 3 5 4 4 5 5 1 4 5 4 4 221 ritativ
e
35 Autho
4 4 5 4 4 4 5 3 4 3 4 3 3 3 2 5 4 4 5 2 4 4 3 4 3 1 3 4 1 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5 5 202 ritativ
e
36 Autho
5 4 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 4 5 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 3 5 5 3 3 5 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 236 ritativ
e
Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
NPM : 220110130124
Agama : Islam
No HP : 085722666925
Email : adilla.shabarina7@gmail.com
Pendidikan
Padjadjaran