Você está na página 1de 15

Anggota Kelompok:

Adit
Andreaz
Ersanda
Hafizh
Hanugrah
Humala
Garantung

Alat Musik Tradisional Garantung


Garantung (dibaca garattung) adalah salah satu alat musik Batak Toba, Sumatera Utara yang
merupakan pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada.
Klasifikasi instrument ini termasuk ke dalam kelompok xylophone.
Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa ritem variable pada
lagu-lagu tertentu, dimainkan dengan cara mamalu (memukul 5 bilah nada).
Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus sebagai
resonatornya. Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk tangan kiri dan
tangankanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi dan pembawa ritme,
yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan sekaligus dalam memainkan
sebuah lagu.
(Sumber : Wikipedia Indonesia)

Taganing

Alat musik taganing


Taganing adalah salah satu alat musik Batak Toba, yang terdiri lima buah gendang yang berfungsi
sebagai pembawa melodi dan juga sebagai ritem variable dalam beberapa lagu.
Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok membranophone, dimainkan dengan cara
dipukul membrannya dengan menggunakan palupalu (stik).
Taganing adalah drum set melodis (drum-chime), yaitu terdiri dari lima buahgendang yang
gantungkan dalam sebuah rak. Bentuknya sama dengan gordang, hanyaukurannya bermacam-
macam. Yang paling besar adalah gendang paling kanan, dan semakin ke kiri ukurannya semakin
kecil. Nadanya juga demikian, semakin ke kiri semakin tinggi nadanya. Taganing ini dimainkan oleh
satu atau 2 orang dengan menggunakan dua buah stik. Dibanding dengan gordang yang relatif
konstan, maka taganing adalah melodis.
Masuk dalam jenis alat musik membranphone yang berebentuk tabung, yang merupakan alat pukul
atau tabuh. Seperangkat (set) Taganing terdiri 5 buah. Didalam sebuah permainan, posisi Taganing
sangat penting. Selain tabuhan Taganing yang berpadu dengan melodi Serune, juga berfungsi
sebagai dirigen yang memberikan aba-aba, dan memberikan pengaruh semangat pada semua
musisi yang terlibat.
(Sumber : Wikipedia Indonesia)
Faritia
Alat musik Sumatera Utara berikutnya adalah Faritia. Alat musik tradisional Sumatera Utara ini mirip
sekali dengan gong, terbuat dari logam atau perunggu. Yang membedakan dengan faritia dari gong
adalah ukurannya lebih kecil dibanding gong pada umumnya yaitu berdiameter antara 20 - 30 cm.
Cara memainkannya juga sama seperti gong, yaitu dipukul dan memiliki bunyi yang khas.

Angklung Reog
Angklung reog
Angklung Reog merupakan alat musik untuk mengiringi tarian reog ponorogo di Jawa Timur.
Angklung Reog ini memiliki kekhasan dari segi suara yang sangat keras, memiliki dua nada serta
bentuk lengkungan rotan dibagian atas yang menarik dengan hiasan benang berumbai-rumbai
warna yang indah. Aksesoris dan pernik warna warni membuat lebih menarik dan senada dengan
pakaian para penari reog ponorogo.

Alat musik ini dibunyikan dengan cara membenturkan antara bambu dengan cuthik yang berfungsi
sebagai resonator. Angklung Ponorogo berbeda dengan angklung lainnya. Angklung Ponorogo
memiliki khas hiasan warna dominan merah dan kuning sebagai warna khas reog Ponorogo.

Saronen

Saronen
Saronen adalah merupakan alat musik dan sekaligus nama kesenian yang berasal dari Madura
Jawa Timur. Saronen berasal dari bahasa Madura " sennenan " ( Hari Senin ).

Sebagai alat musik - Saronen merupakan alat musik tiup berbentuk kerucut, terbuat dari kayu jati
dengan enam lobang berderet di depan dan satu lubang di belakang. Sebuah gelang kecil dari
kuningan mengaitkan bagian bawah dengan bagian atas ujungnya terbuat dari daun siwalan . Pada
pangkal atas musik itu ditambah sebuah sayap dari tempurung menyerupai kumis.
Sebagai kesenian - Kesenian musik saronen menggunakan 9 alat musik yang terdiri dari 1 saronen,
1 gong besar, 1 kempul, 1 kenong besar, 1 kenong tengahan, 1 kenong kecil, 1 korca, 1 gendang
besar, 1 gendang dik-gudik ( gendang kecil ).

Terompet Reog

Terompet Reog
Terompet reog ini dikenal berasal dari daerah Ponorogo Jawa Timur. Seperti namanya, terompet
Reog adalah sebuah alat musik tradisional Jawa Timur yang dimainkan dengan cara ditiup yang
digunakan untuk mengiringi kesenian reog di Jawa Timur.

Terompet reog digunakan pada kesenian reog ponorogo. Terompet reog terbuat dari kayu dan
bambu serta tempurung kelapa, dibunyikan dengan cara ditiup. Bentuk terompet reog sangat unik
dengan ukuran besar diujung bawah dan mengerucut mengecil dibagian yang ditiup serta ada sekat
yang terbuat dari tempurung kelapa dengan bentuk menyerupai kumis sang peniup terompet reog.
Terompet reog memiliki 6 lubang yang berfungsi untuk mengatur nada serta 1 lubang dipangkal
untuk meniup.

Karinding
Karinding adalah alat musik tradisional Jawa Barat khususnya suku Sunda. Karinding ini berasal dari
beberapa tempat di Jawa Barat seperti dari Citamiang, Pasir Mukti, Tasikmalaya, Malangbong (Garut)
dan Cikalong Kulon (Cianjur), provinsi Jawa Barat. Di daerah tadi biasanya alat musik tradisional
karinding dibuat dari pelepah kawung (pohon aren) sedangkan dibeberapa tempat seperti di
Limbangan dan Cililin, kebanyakan alat musik karinding dibuat dari bambu.

Alat musik tradisional karinding dari Jawa Barat ini sangat unik, selain dari asal daerah pembuatan
karinding, ternyata pemakai karindingpun mempengaruhi bahan pembuat karinding itu sendiri. Untuk
karinding yang dibuat dari bambu digunakan oleh perempuan. Bentuknyapun sedikit kecil dan
memanjang, konon alat musik ini juga digunakan sebagai susuk yang diselipkan dalam gelungan
rambut pemakainya. Sedangkan untuk karinding yang terbuat dari pelepah kawung digunakan oleh
pria. Bentuknyapun lebih pendek agar mudah disimpan pada tempat bako (tembakau)
Cara memainkan karinding ini sangat unik, pertama karinding yang memiliki 3 ruas ini didekatkan
kemulut. Kemudian salah satu sisinya dipukul dengan jari tangan, dan akibat pukulan tersebut akan
menghasilkan vibrasi suara. vibrasi suara inilah yang akan diolah oleh pemainnya hingga
menghasilkan nada-nada.

Berikut ini beberapa video penggunaan alat musik tradisional karinding, dimana alat musik
tradisional karinding ini bisa digunakan dan dikolaborasikan dengan alat musik lainnya baik
tradisional maupun

Tarawangsa

Tarawangsa adalah alat musik tradisional Jawa Barat yang dimainkan dengan cara di gesek. Alat
musik tradisional tarawangsa ini keberadaannya lebih tua dari alat musik rebab. Terbukti alat musik
tradisional tarawangsa disebutkan dalam naskah kuno abad ke 18 sewaka darma.

Alat musik ini dapat ditemui di beberapa daerah di Jawa Barat dan Banten. Yaitu di daerah
Rancakalong (Sumedang), Cibalong dan Cipatujah (Tasikmalaya), Banjaran (Bandung) dan
Kanekes (Banten)

Walaupun alat musik ini memiliki 2 dawai, namun hanya satu dawai saja yang dibunyikan dengan
cara digesek. Selebihnya dawai tersebut dibunyikan dengan dipetik dengan jari telunjuk tangan kiri.
Tarawangsa sebagai salah satu alat musik tradisional ini sering dimainkan dengan diiringin oleh alat
musik sejenis kecapi yang disebut dengan Jentreng.

Pemain tarawangsa hanya terdiri dari dua orang, yaitu satu orang pemain tarawangsa dan satu
orang pemain jentreng. Semua Pemain Tarawangsa terdiri dari laki-laki, dengan usia rata-rata 50 –
60 tahunan.modern:
KACAPI

Sumber gambar : Datasunda.org

Kacapi adalah merupakan alat musik tradisional Jawa Barat. Kacapi merupakan alat musik utama
dalam tembang sunda atau mamaos cianjuran.

Alat musik tradisional yang merupakan salah satu icon dari Jawa Barat ini dipergunakan dengan
cara dipetik. Menurut fungsinya dalam mengiringi musik, kacapi dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu kacapi indung (kacapi induk) dan kacapi rincik (kacapi anak).

Alat musik kacapi dapat ditemui hampir diseluruh wilayah di Jawa Barat. Dan sampai saat ini alat
musik kacapi masih sering dipergunakan dan dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya orang
sunda.

Diduga alat musik tradisional kacapi ini sudah ada sebelum abad ke 15, dimana kacapi indung
dipergunakan untuk mengiringi pantun sunda.

Demung

Demung
Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Demung adalah
saron yang berukuran besar. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul
khusus. Ada 2 jenis demung yang biasanya dimainkan, yaitu demung Slendro dan demung Pelog.
Perbedaan keduanya terletak pada ukuran dan bunyi yang dihasilkan.

Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog dan slendro.
Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan ukuran fisik
yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada
wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat
dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron.

Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara
demung 1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti pola
tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang
dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan
misalnya, demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer,
demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam
kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras.

Gamelan

Gamelan
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan
gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan
utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa
gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda.

Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang,
dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan bunyi gong, kenong dan
alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan mencerminkan keselarasan hidup,
sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya oleh masyarakat Jawa

Gong
Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul, instrumen (waditra) yang terbuat dari perunggu atau logam
lain, berbentuk bundar dan besar seperti kuali. Sebagai waditra berpenclon yang sangat besar, gong
mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Di atas mistranya diberi variasi ular naga yang dibuat dari
kayu. Dalam kesenian Betawi instrumen gong juga tergabung dalam Gambang Rancag, mengiringi
tari Topeng Gong, dan sebagainya. Dipukul dengan alat pemukul yang empuk bunyinya sangat
rendah dan bergelombang suara, digantung dengan mempergunakan tali (digayor). Waditra tersebut
berfungsi sebagai tanda akhir kalimat lagu atau sebagai tanda pada bentuk-bentuk gending.
Talempong

Talempong
Talempong merupakan alat musik yang tersusun dari beberapa gong kecil
dengan ukurannya yang beraneka ragam dan menghasilkan nada-nada
melodis ketika dipukul. Talempong di Tanah Jawa disebut dengan nama
"bonang". Bahan pembuatan dari alat musik ini terbuat dari besi atau kuningan.
Umumnya Talempong akan dimainkan bersama dengan alat musik tradisional
Provinsi Sumatera Barat lainnya dalam satu pertunjukan acara adat.
Bansi

Bansi
Bansi merupakan alat musik suling khas suku Minang, Sumatera Barat yang
terbuat dari bahan dasar bambu dengan 7 (tujuh) buah lubang nada pada
bagian sisinya. Alat musik ini termasuk kedalam jenis alat musik aerophon
dikarenakan membutuhkan udara (tiupan) guna menghasilkan irama.
Dibandingkan dengan alat musik tiup tradisional lainnya di Indonesia, Bansi
khas Minang ini cenderung lebih mudah dimainkan.
Saluang

Saluang

Saluang merupakan alat musik yang bentuknya menyerupai suling. Hanya


saja, pada alat musik tradisional khas Provinsi Sumatera Barat ini hanya
mempunyai 4 (empat) buah lubang saja. Meskipun demikian, Saluang bisa
menghasilkan bunyi dengan baik ketika ditiupnya, maupun ketika menarik
nafas dari dalamnya (2 arah) seperti ketika sedang memainkan alat musik
harmonika.
Burdah atau Gendang Oku

Burdah atau Gendang Oku


Burdah merupakan alat musik tradisional sejenis gendang berukuran besar
serta terbuat dari bahan dasar kulit hewan dan kayu nangka. Alat musik Burdah
pertama kali ditemukan di dalam kebudayaan masyarakat Ogan Komering Ulu
(OKU), oleh sebab itu banyak pula orang yang menyebut instrumen ini dengan
nama "Gendang Oku".

Burdah umumnya kerap dimainkan dalam acara-acara adat sebagai alat musik
ritmis. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan cara ditepuk pada bagian
kulit membrannya memakai telapak tangan. Di dalam latihan pencak silat,
upacara pernikahan, ataupun ketika ada upacara adat Palembang kita akan
dengan sangat mudah menemukan alat musik Burdah ini.
Tenun

Tenun
Tenun merupakan alat musik tradisional yang dahulunya kerap dimainkan oleh
para wanita disaat sedang bekerja menenun kain. Alat musik ini adalah sebagai
sarana hiburan dan juga pelipur rasa bosan bagi para kaum wanita yang
bekerja sehari-hari. Cara memainkannya alat musik ini pun cukup mudah, yakni
dengan cara dipukul memakai kayu di bagian-bagian tertentu yang akan
menghasilkan bunyi atau nada berbeda-beda.
Gambus

Gambus

Gambus memang lebih dikenal sebagai alat musik tradisional dari Provinsi
Riau. Tetapi hal tersebut bukan berarti bahwa alat musik satu ini tidak
dimainkan oleh masyarakat suku Melayu di Kota Palembang Provinsi
Sumatera Selatan. Gambus Palembang ini terbuat dari kayu dengan 6 (enam)
dawai dan dimainkan dengan cara dipetik. Selain bisa berfungsi sebagai alat
musik melodis, alat musik gambus ini juga dapat berfungsi sebagai alat musik
harmonis.

Você também pode gostar